Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA


DIRI RENDAH DI RSJD SURAKARTA

Disusun Oleh :
Anggita Dewi Saputri
(201601067)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III - KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan pendahuluan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri
Rendah di RSJD Surakarta” telah diselesaikan oleh mahasiswa Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang bernama ANGGITA DEWI SAPUTRI
(20160167), dan telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ponorogo, 31 Agustus 2018

Penyusun,

Anggita Dewi Saputri

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


Akper Pemkab Ponorogo, RSJD Surakarta,

_________________________ __________________________
LAPORAN PENDAHULUAN

MASALAH UTAMA
Harga Diri Rendah

PROSES TERJADINYA MASALAH


A. PENGERTIAN
Harga diri rendah juga adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri, dan sering disertai dengan kurangnya perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak menunduk,
berbicara lambat dan nada suara lemah (Keliat, 2010).
B. RENTANG RESPONS KONSEP DIRI
Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif
dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah,
kekacauan identitas, dan depersonalisasi.

Rentang respons konsep diri yang paling adaptif adalah aktualisasi diri. Menurut
Maslow karakteristik aktualisasi diri meliputi :
1. Realistik,
2. Cepat menyesuaikan diri dengan orang lain,
3. Persepsi yang akurat dan tegas,
4. Dugaan yang benar terhadap kebenaran/kesalahan,
5. Akurat dalam memperbaiki masa yang akan datang,
6. Mengerti seni, musik, politik, filosofi,
7. Rendah hati,
8. Mempunyai dedikasi untuk bekerja,
9. Kreatif, fleksibel, spontan, dan mengakui kesalahan,
10. Terbuka dengan ide-ide baru,
11. Percaya diri dan menghargai diri,
12. Kepribadian yang dewasa,
13. Dapat mengambil keputusan,
14. Berfokus pada masalah,
15. Menerima diri seperti apa adanya,
16. Memiliki etika yang kuat,
17. Mampu memperbaiki kegagalan.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis
(Fitria, 2009).
Menurut (yusuf, Fitryasari, & Endang, 2015) menjelaskan tentang faktor
predisposisi harga diri rendah adalah :
a. Penolakan
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
d. Persaingan antara keluarga.
e. Kesalahan dan kegagalan berulang.
f. Tidak mampu mencapai standar.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor prepitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang
menurun (Yosep, 2014).
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009 h 6). Menjelaskan faktor – faktor
prepitasi meliputi gangguan konsep diri : harga diri rendah :
a. Mengkritik diri sendiri/orang lain
b. Produktivitas menurun.
c. Gangguan berhubungan.
d. Merasa diri paling penting.
e. Destruktif pada orang lain.
f. Merasa tidak mampu.
g. Merasa bersalah dan khawatir.
h. Mudah tersinggung/marah.
i. Perasaan negatif terhadap tubuh.
j. Ketegangan peran
k. Pesimis menghadapi hidup.
l. Keluhan fsik.
m. Penolakan kemampuan diri
n. Pandangan hidup bertentangan.
o. Destruktif terhadap diri.
p. Menarik diri secara sosial.
q. Penyalahgunaan zat.
r. Menarik diri dari realitas
E. TANDA DAN GEJALA
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yaitu faktor
lingkugan sekitar dan perilaku seseorang dalam menghadapi masalah juga
bermacam-macam. Berikut adalah tanda dan gejala menunjukan seseorang
memiliki harga diri rendah yang dikemukakan oleh Keliat, B.A, Panjaitan R.U &
Helena N, 2006, hlm.2). perilaku-perilaku seperti dibawah ini diantaranya :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktifitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan berkurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah
13. Merusak/melukai orang lain
14. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup
15. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi
16. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas
17. Sulit bergaul
18. Menunda keputusan
19. Mengalami gejala fisik, misal : tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat.

POHON MASALAH
Perubahan Penampilan Peran
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Situasional (Core Problem)

Gangguan Citra Tubuh

MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala harga
diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data subyektif
dan obyektif, seperti tertera dibawah ini
Data Subjektif
Pasien mengungkapkan tentang:
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
Data Objektif
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan koping keluarga inefektif.
4. Gangguan konsep diri: identitas personal berhubungan dengan perubahan
penampilan peran.

RENCANA TINDAKAN
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah
Tujuan :
Pasien mampu :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya

Tindakan Keperawatan :
SP 1 Pasien
1) Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.
 Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasienyang disukai.
 Tanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini.
 Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
 Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
 Tunjukkan sikap empati terhadap klien.
 Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan.
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :
 Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
daftar kegiatan)
 Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif
setiap kali bertemu dengan klien.
3) Membantu pasiendapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan klien.
4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar
kegiatan yang dapat dilakukan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
 Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
 Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
 Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
klien.
SP 2 Pasien
5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan
menyusun rencana kegiatan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
 Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasiensetiap hari.
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
 Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasiendan keluarga.
 Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
 Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klien.

b. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri Rendah


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi klien.
Tujuan :
Keluarga mampu:
a) Mengenal masalah harga diri rendah
b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
c) Merawat harga diri rendah
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien

Tindakan Keperawatan :
SP 1 Keluarga
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat klien.
c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
SP 2 Keluarga
e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
meningkatkan harga diri klien
f) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, B. K., & Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional jiwa. Jakarta:
buku kedokteran EGC.

Hermawan, D., & Suerni, T. (2014). PENGARUH TAK STIMULASI PERSEPSI;


BERCERITA TENTANG PENGALAMAN POSITIF YANG DIMILIKI
TERHADAP HARGA DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RSJD
Dr. AMINO GONDOHUTOMO. Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)
Vol…No… , 1-12.
W, G. S., Anna, B. K., & Pasaribu, J. (2013). Prinsip dan Praktik KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA STUART. SINGAPURE: Wisland house 1.
Widianti, E., Anna, B. K., & Yulia, I. W. (2017). APLIKASI TERAPI SPESIALIS
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA
DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT. Pendidikan Keperawatan
Indonesia. , 83–99.
Yusuf, A., Fitryasari, R. P., & Endang, H. N. (2015). BUKU AJAR KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA. JAKARTA SELATAN: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai