Antropologi Sosial merupakan studi tentang ilmu antropologi guna mempelajari kebudayaan
masyarakat pada suatu etnis.
Ilmu ini juga mempelajari mengenai manusia dari sisi keberagamannya serta fisik seperti
perilaku, tradisi, dan juga nilai-nilai budaya. Sehingga bisa dikatakan jika pengertian antropologi
sosial merupakan kajian mengenai apa saja peristiwa di dalam kehidupan manusia.
Dalam arti luas, paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik.
Sedangkan, emtnolinguistik, prehistori, dan entologi disebut antropologi budaya.
Persamaan : mempunya tujuan yang sama yaitu mecaa pengertan mengenai asas-asas
hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.
Perbedaan : mempunya asal mula dan sejarah yang berbeda, perbedaan pengkhususan
kepada pokok dan bahan penelitian, dan berkembang metode dan masalah yang khusus pada
ilmu masing-masing.
1. antropologi dengan geologi : ilmu geologi dibutuhkan oleh sub ilmu paleo-antropologi dan
prehistori untuk menetapkan umur relative dari fosil-fosil manusia, artefak, dan berkas-berkas
kebudayaan lainnya.
2. antropologi dan paleontology : bantuan dari paleotologi sebagai ilmu yang meneliti fosil
makhluk dari kata-kata dahulu untuk membentuk suatu rekontruksi tentang proses evolusi
manusia.
3. antropologi dengan anatomi : ilmu anatomi sangan di perlukan karena ciri-ciri dari berbagai
bagian rangka manusia menjadi obj penelitian yang terpenting dari seorang antropologi-fisik
untuk mendapat pengertian soal asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antar ras
di dunia.
4. antropologi dengan ilmu kesehatan masyarakat : data mengenai konsepsi dan sikap
penduduk tentang kesehatan, tetang sakit, terhadap duku, terhadap obat-obatan tradisional,
dan sebagainya dibutuhkan ilmu antropologi.
5. antropolgi dengan ilmu linguistic : ilmu linguistik telah berkembang menjadi suatu ilmu yang
berusaha mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode untuk mengupas segala
macam bentuk bahasa apapun dan dari daerah manapun di dunia. Dengan demikian dapat
dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari tiap bahasa di dunia secara cepat dan
mudah. Tentu kita mudah mengerti bagaimana bahan maupun metode-metode dan teori-teori
yang dikembangkan oleh etnolinguistik itu tidak dapat diabaikan oleh ilmu lingusitik klasik.
6. antropologi dengan ilmu arkeologi : Ilmu arkeologi meneliti sejarah dari kebudayaan-
kebudayaan kuno dalam zaman purba. Ini dibutuhkan oleh sub-ilmu dari antropologi yang
bernama prehistori, dengan menggunakan sebagaian bahan penelitian sisa-sisa benda
kebudayaan manusia yang tertinggal dalam lapisan-lapisan bumi. Penelitian-penelitian itu
dilakukan oleh sub-ilmu dari antropologi yang bernama prehistori, dengan menggunakan
sebagaian bahan penelitian sisa-sisa benda kebudayaan manusia yang tertinggal dalam lapisan-
lapisan bumi.
7. antopologi dengan ilmu sejarah : Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi menyerupai
hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi. Antropologi memberi bahan prehistori
sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Dengan demikian seorang
sarjana antropologi seringkali harus juga memiliki pengetahuan tentang metode-metode untuk
merekontrusikan sejarah dari suatu rangkaian peristiwa.
8. antropologi dengan ilmu geologi : seorang sarjana antropologi juga memerlukan sekedar
pengertian tentang geografi, karena banyak masalah kabudayaan manusia mempunyai sangkut
paut dengan keadaan lingkungan alamnya.
9. antropologi dengan ilmu ekonomi : seorang ahli antropologi yang hendak membangun
ekonomi di negara-negara serupa itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai
misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotong-royong pokonya bahan
komparatif tentang berbagai unsur dari sistem kemasyarakatan di negara-negara tadi.
10. antropologi dengan ilmu hukum adat indonesia : . Konsepsi dari antropologi ini, yang
menganggap hukum sebagai salah satu aktivitas kebudayaan dalam lapangan social control itu,
menyebabkan bahwa seorang ahli antropologi harus juga mempunyai pengetahuan umum
tentang konsep-konsep hukum pada umumnya.
11. antropologi dengan ilmu politik : Seorang ahli antropologi dalam hal ini mempelajari suatu
masyarakat untuk menulis sebuah deskriptif etnografi tentang masyarakat tersebut. Sebaliknya
tentu akan juga menghadapi sendiri kekuatan dan proses politik lokal, serta aktivitas dari
cabang-cabang partai politik nasional di situ untuk menganalisa gejala-gejala itu ia perlu
mengetahui konsep-konsep dan teori-teori ilmu politik juga.
3. verifikasi : menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat
"pengertian" yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau dalam masyarakat yang
hidup. proses berpikir berjalan secara deduktif dari perumusan-perumusan umum, kembali ke
arah fakta-fakta yang khusus.