Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah indikator status kesehatan yang
peka dalam menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah
kesehatan utama di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian bayi.
Secara umum, kematian bayi dan anak dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi
pada individu dan masyarakat. Variabel antara yang mempengaruhi kematian
bayi meliputi faktor maternal dan kesehatan perorangan (Badriah, 2011)
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKB di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan
negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010,
AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka ini 5,2 kali lebih
tinggi dibandingkan Malaysia. Juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina
dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand (Kemenkes RI,
2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 didapat
hasil prevalensi gizi di Indonesia terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi
kurang. Angka prevalensi gizi buruk meningkat dari 4,9% pada tahun 2010 dan
5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2010
dan 2013 sebsear 13,9%. Untuk mencapai sasaran MDGS tahun 2016 yaitu
15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan
sebesar 4.1% dalam periode 2013 sampai 2016 (Kemenkes RI, 2013).
Masalah gizi yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah
gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan, sedang

1
2

masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai
dengan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan (Waryana, 2010).
Faktor utama yang paling mempengaruhi tumbuh kembang balita secara
normal adalah asupan makanan yang kuantitas dan kualitasnya baik. Hal tersebut
sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan dan perkembangan serta menjaga
kesehatan upaya pencegahan beberapa penyakit atau masalah kesehatan
(Badriah, 2011). Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi
bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan
bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI berguna untuk
memenuhi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan
demikian cukup jelas bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai
pengganti ASI tapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Waryana, 2010).
Menurut Pudjiadi (2000), pemberian MP-ASI terlalu dini dapat
mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada
bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian MP-
ASI sebelum waktunya lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, akan
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak
positif untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Sedangkan bayi yang
terlambat mendapatkan MP-ASI akan memicu terjadinya gizi kurang. MP-ASI
yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga
mengandung zat besi, vitamin dan mineral.
Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2015,
didapat bahwa jumlah balita berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel
berikut:
3

Tabel 1.1
Jumlah Balita Berdasarkan Status Gizi Di Kota Jambi Tahun 2015
∑ Anak
Gizi Gizi Gizi Gizi
No Puskesmas Usia 6-
Lebih Baik Kurang Buruk
11 bln
1 Putri Ayu 490 0 2695 21 3
2 Aurduri 184 2 976 18 1
3 Simpang IVSipin 429 0 2517 23 5
4 Tanjung Pinang 475 2 2460 6 0
5 Talang Banjar 115 8 1110 8 0
6 Payo Selincah 237 4 1095 26 1
7 Pakuan Baru 361 3 2069 13 4
8 Talang Bakung 486 5 1586 7 2
9 Kebun Kopi 141 9 723 16 0
10 Paal Merah I 281 4 1069 9 1
11 Paal Merah II 244 2 658 12 2
12 Olak Kemang 116 1 846 9 0
13 Tahtul Yaman 161 3 531 8 1
14 Koni 77 0 667 3 0
15 Paal V 277 7 883 31 3
16 Paal X 272 0 1261 21 0
17 Kenali Besar 362 1 4284 11 1
18 Rawasari 783 2 3125 12 2
19 Simpang Kawat 199 0 844 17 0
20 Kebun Handil 332 12 1235 15 0
Jumlah 6022 65 30634 286 26
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2015
Berdasarkan data di atas jumlah bayi usia 6-11 bulan di Kota Jambi
sebanyak 6.022 bayi dan jumlah bayi usia 6-11 bulan terbanyak terdapat di
Puskesmas Rawasari Kota Jambi yaitu sebanyak 783 bayi.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Puskesmas Rawasari Kota
Jambi, melalui wawancara terhadap 5 orang ibu, 4 orang ibu hanya mengetahui
pengertian MP ASI dan tujuan pemberian MP ASI dan masih belum mengetahui
akibat pemberian MP ASI secara cepat, cara yang benar dalam memberikan MP
ASI baik waktu pemberian maupun jenis makanan yang diberikan sedangkan 1
orang ibu telah mengetahui pengertian, tujuan dan waktu pemberian pemberian
MP ASI. Selain itu dari 5 orang ibu 3 orang ibu memiliki motivasi yang kurang
4

baik dalam memberikan MP ASI karena akan memberikan MP ASI sesuai dengan
makanan keluarga sehari-hari dan kurang memiliki motivasi untuk melakukan
konseling pada petugas kesehatan mengenai MP ASI. Sedangkan 2 orang ibu
telah memiliki motivasi yang baik karena selalu mencari informasi mengenai cara
memberikan MP ASI.
Berkaitan dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian
MP-ASI di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan
pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian MP-ASI di Puskesmas
Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu dengan
pemberian MP-ASI di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-
ASI di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
2. Untuk mengetahui gambaran motivasi ibu terhadap pemberian MP-ASI
di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
3. Untuk mengetahui gambaran pemberian MP-ASI di Puskesmas
Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian MP-ASI
di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
5. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu dengan pemberian MP-ASI
di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.
5

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam membuat kebijakan dan
perencanaan mengenai program dari pemberian MP ASI pada bayi.
2. Bagi Puskesmas Rawasari
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak puskesmas untuk
meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya pemberian MP
ASI pada bayi 6-11 bulan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan atau referensi khususnya dalam
bidang gizi.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai upaya peningkatan pengetahuan mahasiswa dan menambah
wawasan di bidang pelayanan gizi serta sebagai perbandingan antara konsep
teori dengan fakta dilapangan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu dengan
pemberian MP-ASI di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2016. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan di Puskesmas
Rawasari Kota Jambi Tahun 2015 yang berjumlah 783 bayi. Sampel penelitian
ini diambil dengan tekhnik random sampling yang berjumlah 42 bayi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner
dengan metode wawancara. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat.

Anda mungkin juga menyukai