Artikel Bindo Uas
Artikel Bindo Uas
ABSTRAK
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula aren, gula tebu, dan gula
kelapa.Gula juga dapat diperoleh dari mengolah limbah kulit singkong. Kulit singkong yang
sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah padahal kulit singkong ini masih memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi serta dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi gula.
Namun, gula dari kulit singkong belum digunakan oleh masyarakat. Singkong memiliki
banyak kandungan gizi. Umbinya mengandung banyak karbohidrat, sedangkan daunnya
banyak mengandung protein dan zat besi. Bagian dari kulit singkong (bukan kulit ari) sering
kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah, padahal kulit singkong ini juga masih memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi.
Artikel ini membahas tentang proses pembuatan gula cair dari kulit singkong dan
kelebihannya dibanding dengan produk gula yang lain.
Metode penelitian dalam artikel ini adalah dengan mencari sumber informasi melalui
internet dan melakukan eksperimen yang dilakukan oleh mahasiswa IPB.
Gula cair dari kulit singkong cocok digunakan untuk diet karena kandungan kalorinya
yang rendah serta digunakan oleh penderita diabetes apabila menginginkan minuman manis.
Kata kunci: kulit singkong, gula cair
PENDAHULUAN
Manusia dalam melakukan aktivitasnya selalu menghasilkan limbah. Limbah-limbah
tersebut jika dibiarkan akan menumpuk dan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
Masalah tersebut tidak hanya dalam hal keindahan, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit. Oleh karena itu, pengelolaan limbah sangatlah diperlukan demi menjaga
kenyamanan lingkungan dan agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar. Manusia
sering menganggap limbah adalah sesuatu yang tidak dibutuhkan dan tidak berguna lagi.
Padahal jika limbah tersebut diolah akan menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis.
LANDASAN TEORI
Limbah adalah sisa kegiatan produksi ataupun aktivitas manusia yang tidak
bermanfaat lagi. Miung (2013) mengatakan bahwa limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu berdasarkan wujudnya yang dilihat dari fisik limbah tersebut, sumbernya yang dilihat dari
mana limbah tersebut dihasilkan, dan senyawanya yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah
kulit singkong ini termasuk ke dalam limbah organik karena limbah yang dihasilkan dari
tumbuhan dan dapat membusuk serta hancur dengan sendirinya. Pengolahan limbah yang
berasal dari tumbuhan dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Misalnya,
limbah jerami dan daun-daun kering dapat diolah menjadi pupuk dan limbah kulit singkong
dapat diolah menjadi camilan, kompos,bio energi, dan khususnya gula cair.
Kandungan gizi singkong per 100 gram menurut Moklis (2012) adalah
PEMBAHASAN
Ide pembuatan gula cair dari kulit singkong ini muncul dari empat mahasiswa IPB.
Keempat mahasiswa IPB ini mencoba untuk memanfaatkan kulit singkong yang selama ini
sering dibuang. Umumnya, kulit singkong segar dipakai sebagai pakan ternak, namun
pemanfaatannya pun terbatas karena jika dikonsumsi terlalu banyak maka hewan ternak dapat
keracunan asam sianida (HCN) hingga berujung kematian.
Selama ini, kita sering mengenal gula aren ataupun gula tebu. Ternyata gula juga dapat
diperoleh dari hasil olahan kulit singkong. Gula dari kulit singkong sebagai bahan utamanya
ini tidak kalah manis dengan gula yang dikenal masyarakat sebelumnya.
Cara pembuatan gula cair dari kulit singkongcukup praktis. Prosedur pembuatan gula
cair dari kulit singkong adalah sebagai berikut:
1. Ambil kulit singkong, pisahkan dengan kulit arinya yang berwarna kecoklatan.
2. Kulit singkong dibersihkan dan dicuci sampai bersih kemudian direndam selama
tiga hari.
3. Kulit singkong yang sudah direndam selama tiga hari digiling menggunakan
blender dengan campuran air dan diambil patinya.
4. Bahan tersebut didiamkan selama dua hari.
5. Bubur kulit singkong yang sudah menjadi pati dan didiamkan selama dua hari,
dimasak dengan diberi enzim alfa-emilase.
6. Selanjutnya tahap sakarifikasi dengan cara pati yang telah terpecah menjadi
dekstrin didinginkan dari suhu 105 derajat Celcius menjadi 60 derajat Celcius,
kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca sakarifikasi dengan penambahan
enzim amiloglukosidase.
7. Kemudian proses pemucatan dengan arang aktif, dilakukan penyaringan dan
proses penguapan (evaporasi) untuk memekatkan hasil gula cair dari 30-35 brix
hingga 43-80 brix.
8. Gula cair bisa dikonsumsi.
Dari hasil uji komposisi gula mengandung HPLC, komposisi gula cair kulit singkong
mengandung fruktosa sebesar 4677.21 mg/1000g, glukosa 24.62 mg/1000g, maltosa 0.11
mg/1000g.
Gula cair kulit singkong ini mengandung energi atau kalori yang lebih rendah
dibandingkan dengan produk gula lainnya. Gula cair kulit singkong mengandung 106 kkal/100
gram, sedangkan gula pasir mengandung 364 kkal/100 gram, gula aren mengandung 368
kkal/100 gram, gula kelapa 386 kkal/100 gram, dan bahan pemanis lainnya seperti madu
mengandung 294 kkal/100 gram.
Gula cair kulit singkong merupakan gula cair fruktosa yang rendah kalori, sehingga
gula cair ini dapat digunakan untuk penderita diabetes yang menginginkan minuman manis dan
cocok untuk program diet.
KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai
ekonomis, seperti sebagai pupuk organik, pakan ternak, bio energi, dan olahan
makanan khususnya gula cair.
2. Pembuatan gula cair dari kulit singkong cukup praktis. Gula cair dari kulit
singkong memiliki kandungan kalori yang rendah dibandingkan produk gula
lainnya.
3. Gula cair dari kulit singkong cocok untuk penderita diabetes dan untuk program
diet.
DAFTAR PUSTAKA
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan maka secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Tanaman singkong memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Umbinya mengandung karbohidrat,
daunnya mengandung protein dan zat besi, bahkan
kulitnyapun masih mengandung karbohidrat yang cukup tinggi.
Kulit singkong memiliki banyak manfaat, diantaranya : sebagai bahan untuk kompos, bio energi,
pakan ternak, dan olahan kuliner seperti keripik.
dengan mengolah kulit singkong menjadi berbagai alternatif yang bermanfaat, penumpukan
sampah organik di lingkungan sekitar bisa berkurang.