PROFESIONAL ETHICS
ACCOUNTANT PROFESIONAL ETHICS
ANGGOTA KELOMPOK :
ATIQOH FATIMATUL LAILIYAH (008201705062)
INTAN DEWI ANGGRAINI (008201505062)
SITI URBACH W (008201505036)
Pada Bulan Oktober tahun 2001, perekonomian dunia dikejutkan dengan
berita runtuhnya perusahaan besar Enron.
Salah satu KAP The Big Five yaitu Arthur Andersen merupakan Kantor
Akuntan Publik yang mengaudit Perusahaan Enron.
Tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi tentang kegiatan ekonomi dari suatu
organisasi maupun individu. Pada awalnya hanya individu atau organisasi yang membutuhan informasi.
Kemudian pemerintah membutuhkan informasi. Hingga dapat dikatakan, kegiatan ekonomi menjadi
sedemikian komplek dan teratur, jumlah orang-orang yang membutuhkan informasi jumlah users atau
pengguna informasi ekonomi menjadi semakin meningkat. Tingkat kepentingan bagi pengguna (users)
meningkatkan faktor etika yang mengatur perkembangan dan pengeluaran dari informasi tersebut.
Beberapa orang memiliki hak dan kewenangan terhadap akses informasi tersebut sedangkan beberapa
orang lainnya tidak.
EMPAT KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Kerahasiaan
Kejujuran
Objektivitas
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan disusun dan dibuat oleh akuntan yang bekerja pada
perusahaan. Akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat
oleh akuntan perusahaan. Akuntan yang mengaudit laporan keuangan tersebut
menyatakan dengan sebenarnya bahwa laopran keuangan yang disusun bebas dari
salah saji material dan dapat diterima sesuai standar dan prinsip akuntansi. Standar
atau prinsip yang dapat diterima umum adalah GAAP (Generally Accepted Accounting
Principle). Prinsip berterima umum tersebut disusun dan disupervisi oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan, bukan SEC.
BEBERAPA KONSEP DAN TEHNIK AKUNTAN
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan,
dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab
profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat,
bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi
KODE ETIK IAI AKUNTANSI
Prinsip Etika
2. Kepentingan umum
3. Integritas
4. Obyektivitas
6. Kerahasiaan
7. Pelaku Profesional
8. Standar Teknis
JASA AKUNTAN PUBLIK
Jasa
Assurance
Jasa
Akuntan
Public
Jasa Jasa
Atestasi Nonassurance
TUJUAN PROFESI AKUNTANSI
• Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem
Kredibilitas informasi
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
Kepercayaan etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
TIPE AUDITING
Auditor independen
Auditor pemerintah
Auditor intern
ETIKA AKUNTAN PUBLIK
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat
yang dilayaninya.
Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi
tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik
sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode
etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan
terakhir tahun 1998.
Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi
nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis
jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan
jasa konsultansi.
Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis
yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan
Publik.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur
perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
PERANAN SEORANG AKUNTAN YANG DAPAT DIPENUHI
Walaupun tujuan utama seorang akuntan adalah untuk menyajikan gambaran tentang keuangan
suatu organisasi/perusahaan, tetapi akuntan juga memainkan peran lainnya
Auditing
Consulting Managerial
Accounting
AKUNTAN
Financial Tax
Planning Accounting
Akuntan saat ini sudah tidak lagi dipandang
sebagai profesi yang dapat dipercaya dan
Jika kita masih berpegang teguh bahwa fungsi
diandalkan, bahkan kredibilitasnya sangat di
akuntan adalah melakukan apa yang dibutuhkan
pertanyakan. Jika bukan accounting sendiri
agar sebuah perusahaan dapat berkembang , itu
yang merubah pandangan tersebut,
bukan etika. Masyarakat membutuhkan laporan
setidaknya memprtahankan fungsi yang
yang diaudit dan laporan yang benar .
seharusnya dilakukan yaitu mengaudit,
membuktikan, menghitung pajak, dan
menjalankan keuangan perusahaan.
• Langkah – langkah perusahaan Sekuritas di tahun 1933 & 1934 adalah merespon Congress yang
depresi akibat manipulasi dan kecurangan yang berkepanjangan di pasar saham. Langkah – langkah
tersebut bertujuan untuk mempromosikan prilaku etis melalui undang – undang dan peraturan –
peraturan. Pada akhirnya Congress membentuk Securities and Exchange Commision (SEC) yang
mengatur perdagangan efek, menyampaikan standar akuntansi, dan mewajibkan menggunakan jasa
CPA firm (Audit) agar perusahaan dapat memperdagangkan sahamnya secara public.
PERKEMBANGAN DARI PERATURAN DAN
STANDAR AKUNTANSI SECARA EKSPLISIT
• 1947 IAA (Institut of America Accountan) Kelompok Industri perdagangan saat itu mengadopsi sevubuah
pernyataan mengenai independence yaitu baik histori dan filosofi adalah dasar untuk menjadi seorang
accounting public.
• 1950 beberapa bentuk akuntansi memperluas jangkauang layanan mereka dengan menawarkan layanan
konsultasi manajemen, jasa administrative. Pergerakan tersebut menjadi beberapa masalah etika.
• 1957 Pertimbangan Etika dalam Jasa Manajemen telah di terbitkan dalam Journal of Accountancy, mengeksplorasi
isu – isu yang timbul dari permintaan layanan manajemen ke klien
• 1958 SEC’ Chief Accountant Andrew Barr mengawasi performa jasa managerial auditor untuk klien dengan
adanya kemungkinan resiko auditor kehilangan objektivitasnya.
PERKEMBANGAN DARI PERATURAN DAN
STANDAR AKUNTANSI SECARA EKSPLISIT
• CPA yang bertindak sebagai auditor seharusnya tidak memiliki hubungan dengan kliennya kecuali orang – orang yang
terlibat alam kerjaannya sebagai auditor. Karena takut adanya conflict interest dimata publik.
• 1977 America Institute of Certified Publik Accountant menciptakan Divisi untuk Firma CPA. SEC Practice Section
(SECPS) mengadopsi kriteria cakupan dan larangan bagi auditor untuk memberikan kriteria berikut kepada klien ;
pengujian psychological, pendapat publik, penggabungan dan akuisisi, executive recruitment, dan jasa aktuaria
• 1980 adalah masa persaingan yang ketat antara perusahaan – perusahaan akuntansi, situasi semakin di perburuk dengan
tren penggabungan yang membatasi jumlah klien.
• 1988 Dewan Standar Audit mengeluarkan 10 standar audit. Pernyataan Standar Auditing ini mencakup persyaratan yang
mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk mendeteksi, melaporkan kesalahan dan penyimpangan, pertimbangan
struktur pengendalianinternal dalam audit Laporan Keuangan, dan komunikasi dengan komitee perusahaan.
PERKEMBANGAN DARI PERATURAN DAN
STANDAR AKUNTANSI SECARA EKSPLISIT
• 1989 Big 4 mengajukan permohonan untuk memodifikasi peraturan independensi
• 1994 Panel Penasehat POB tentang independensi auditor (Kirk Panel) mengeluarkan sebuah
laporan “Growing Reliance on Non Audit Service” Laporan tersebut menyatakan “Adanya
potensial untuk mengkompromikan objektivitas atau independence auditor dengan
mengalihkan pimpinan perusahaan dari tanggung jawab publik yang terkait dengan fungsi audit
independen.
• Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 mendirikan Dewan Pengawas Perusahaan Akuntansi Publik &
Dewan Satndar Akuntansi Keuangan.
THE SARBANES – OXLEY ACT (SOX)
• Undang – undang untuk mengatur etika prilaku perusahaan dan mecegah pelaporan keuangan yang tidak benar.
Undang-undang ini berlaku untuk semua pihak yang memiliki pengaruh atas akurasi Laporan Keuangan.
• Dibentuknya Dewan Pengawas Perusahaan Akuntansi Publik menerapkan standar auditing dan melakukan
pemeriksaan terhadap CPA firm yang di duga melakukan tindakan indisipliner.
• Bagian 301 membahas tanggung jawab Dewan Direksi Komite Audit yang mana bertanggung jawab atas
penunjukan auditor eksternal dan kompensasi, dan harus menyetujui semua layanan nonaudit yang diberikan
oleh auditor eksternal. Anggota komite audit harus independen, yang berarti bahwa mereka mungkin tidak
menerima biaya dari perusahaan selain untuk layanan dewan dan mungkin tidak dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara lain.
• Bagian 302 mempengaruhi manajemen senior. Baik CEO maupun CFO secara pribadi harus menandatangani
dan menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tidak mengandung pernyataan material yang tidak benar
atau menghilangkan fakta material. Mereka harus mengakui bahwa mereka bertanggung jawab untuk membangun
dan mempertahankan kontrol internal. CEO dan CFO dikenai denda penjara $ 5 juta atau penjara 20 tahun,
tanpa opsi pembebasan bersyarat, karena melanggar peraturan sertifikasi, yang berada di bawah yurisdiksi
pengadilan federal.
• Bagian 303, 304, dan 306 memperkenalkan tindakan – tindakan etika oleh Dewan Direksi, Eksekutif & Karyawan
Utama. Pegawai dan Direktur tidak diperkenankan untuk mempengaruhi auditor eksternal.
THE SARBANES – OXLEY ACT (SOX)
• Section 201 adalah tanggapan langsung atas conflict of interest yang muncul dari jasa konsultan &
audit yang di sediakan untuk Enron dari Andersen.
• Bagian 203 mengamanatkan rotasi pasangan; auditor utama harus memutar audit setiap 5 tahun
dengan waktu mulai 5 tahun. Mitra audit lainnya harus memutar setelah 7 tahun dengan
timeout 2 tahun.
Enron
The /Anderson HealthSouth
WorldCom
Sarbanes-
Oxley
KESIMPULAN
Dalam Kasus Enron. Banyaknya peran yang dimiliki akuntan, merubah pandangan
akuntan yag tradisional menjadi modern yaitu sebagai entrepreneurial profession
yaitu sebagai konsultan dan perencana
Akuntan bekerja untuk banyak peran tidak hanya sebagai auditor independen tapi
andersen juga bekerja sebagai konsultan dan perencana keuangan, sehingga mudah
bagi akuntan untuk me make up laporan keuangannya.
Maka profesi auditor mengalami krisis. Auditor tidak lagi independen dalam
memberikan layanannya. Disinilah letak etika, akuntan menyalahi etika jika mereka
memake up pelayanannya, sementara masyarakat membutuhkan auditor.