LAPORAN TUTORIAL I
BLOK 5.1
Dari pemeriksaan vital sign tekanan darah 100/60 mmHg, temperatur : 38,8oc
frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 30 x/menit, dari pemeriksaan kepala-leher : pupil
isokor, RC(+/+)N, konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera ikterik (-/-). Pemeriksaan torak
dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen: tidak ada kelainan , kecuali hepar yang teraba
saat palpasi. Pemeriksaan extremitas didapatkan ptekie (-), uji torniqet positif akral dingin (-)
. BB 18 kg TB 105 cm . anak ini tinggal di daerah perkampungan kumuh dan dilaporkan
telah terjadi kejadiaan anak meninggal dunia didaerah tersebut karena gejala yang sama .
Laboratorium :
Hemoglobin 12,0
Leukosit 3100/µL
Hematokrit 45%
Trombosit 78000/µL
I. KLASIFIKASI ISTILAH
1. Demam :kenaikan kondisi suhu tubuh diatas normal (>37,2o c).
2. Mual :sensasi tidak nyaman di epigastrik dan abdomen
disertai rasa ingin muntah
3. Muntah :Pengeluaran isi lambung melalui mulut.
4. Batuk :Reflex fisiologis mengeluarkan secret di saluran nafas
atas / zat iritan.
5. Pilek :infeksi ringan pada hidung,sinus,tenggorokan dan
saluran nafas.
6. Mimisan :ditandai dengan hidungnya berlendir kondisi ditandai
dengan keluarnya darah melalui hidung.
7. Isokor :keadaan pupil sama besar kiri dan kanan dan sama
bentuknya.
8. Anemis :kondisi pucat karena darah tidak sampai keperifer.
9. Ikterik :keadaan mukosa / kulit kuning karena deposisi
bilirubin.
10. Petekie :bintik merah berukuran kecil dan tidak menonjol.akibat
perdarahan intradermal.
11. Akral :ujung extremitas.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana mekanisme demam?
2. Penyebab terjadinya demam?
3. Tipe-tipe demam?
4. Penyakit apa saja yang ditandai dengan demam pada anak?
5. Kenapa demam menurun setelah diberikan obat penurun panas kemudian naik
lagi?
6. Makna klinis demam 5 hari yang lalu yang disertai mual muntah dan disertai
dengan nafsu makan menurun?
7. Bagaimana mekanisme terjadinya mimisan?
8. Apa saja tipe-tipe dari mimisan?
9. Interpretasi dari pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan fisik?
10. Apa hubungan keluhan anak dengan anak tinggal di lingkungan daerah
perkampungan kumuh?
11. Apa hubungan keluhan anak dengan kejadian anak meninggal dunia di sekitar
rumahnya ?
12. Apa hasil dari interpretasi pemeriksaan laboratorium?
13. Apa alur diagnose dari anak tersebut?
14. Apa diagnosis banding dari keluhan anak?
15. Apa yang terjadi pada anak?
16. Apa epidemiologi dari penyakit tersebut?
17. Apa etiologi dari penyakit tersebut?
18. Apa pathogenesis dari penyakit tersebut?
19. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit tersebut?
20. Apa derajat penyakit tersebut?
21. Bagaimana tatalaksana dari penyakit tersebut?
22. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada anak tersebut?
23. Apa prognosis dari penyakit tersebut?
24. Bagaimana edukasi dari penyakit tersebut?
III. CURAH PENDAPAT
1. Bagaimana mekanisme demam?
Jawab:
Terjadi Perlawanan antibodi terhadap tubuh mengeluarkan prostaglandin,
disebabkan oleh pirogen eksogen dan endogen.
3. Tipe-tipe demam?
Jawab:
- Demam septik
- Demam remiten
- Demam intermiten
- Demam kontinyu
- Demam siklik
5. Kenapa demam menurun setelah dibarikan obat penurun panas kemudian naik
lagi?
Jawab:
Karena obat hanya untuk menurunkan gejala saja tidak mengobati penyebab
dari demam tersebut.
6. Makna klinis demam 5 hari yang lalu yang disertai mual muntah dan disertai
dengan nafsu makan menurun?
Jawab:
Akibat dari reaksi dari imunologis dan dapat merangsang pusat mual.
10. Apa hubungan keluhan anak dengan anak tinggal di lingkungan daerah
perkampungan kumuh?
Jawab:
Sanitasi
11. Apa hubungan keluhan anak dengan kejadian anak meninggal dunia di sekitar
rumahnya ?
Jawab:
Untuk menegakkan diagnosa apakah penyakit tersebut bersifat menular atau
tidak.
3. Tipe-tipe demam?
Jawab :
Demam Septik
Pada tipe demam septik, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang
tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas
normal pada pagi hari. Sering disertai dengan keluhan menggigil dan
berkeringat.
Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu tubuh normal.
Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu tubuh turun ketingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua
hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebeas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula3.
6. Makna klinis demam 5 hari yang lalu yang disertai mual muntah dan disertai
dengan nafsu makan menurun?
Jawab:
• Demam
Demam 5 hari terus menerus tersebut merupakan manifestasi klinis
penyakit demam dengue di mana gejala klinis DBD terjadi demam tinggi
selama 2-7 hari . Demam yang terjadiakibat adanya rangsangan terhadap
metabolisme asam arachidonat oleh pirogen endogen (IL-1) yang dirangsang
oleh pirogen eksogen yang ada pada agen infeksius. Agen infeksius ini
mengacaukan set point suhu pada hipotalamus, sehingga tubuh berusaha untuk
mencapai set point “palsu” tersebut dengan mekanisme demam.
• Mual muntah
10. Apa hubungan keluhan anak dengan anak tinggal di lingkungan daerah
perkampungan kumuh?
Jawab:
Penyakit berbasis lingkungan memang berhubungan dengan
sanitasi.Hygiene sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik,
biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia dimana.
Sanitasi lingkungan yang buruk, genangan air yang tertampung dalam suatu
wadah, tempat pemukiman yang padat dan kumuh adalah faktor pencetus
berkembang biaknya penyakit. Frekuensi wabah penyakit yang tinggi
umumnya adalah DB (demam berdarah), diare, dan penyakit kulit.
11. Apa hubungan keluhan anak dengan kejadian anak meninggal dunia di sekitar
rumahnya ?
Jawab:
Untuk menentukan penyebab dari penyakit dan menentukan apakah
penyakit tersebut disebabkan oleh penularan atau tidak. Kerena Penularan
infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes ( terutama
A.aegypti dan A.albopictus). peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan
dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi
nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih ( bak mandi, kaleng bekas,
dan tempat penampungan air lainnya).
Pemeriksaan fisik
TD : 100/60 mmHg
Temperatur : 38,8 c
Nadi : 120x/menit
Nafas : 30x/ menit
Pupil : Isokor
Rc : (+/+) N
Konjungtiva palpebrae : Tidak anemis
Sklera Ikterik : (-/-)
Thorak : Normal
Abdomen : Hepar teraba saat palpasi
Petekie : (-)
Akral dingin : (-)
Bb : 18kg
Tb : 105cm
Uji torniqet : (+)
PROSEDUR KERJA
a. Alat
1. Sfigmomanometer
2. Stetoskop
3. Stop Watch / Timer
b. Cara kerja
1. Terangkan pada pasien tentang tujuan tes RL dan prosedurnya.
2. Persiapkan alat untuk tes RL
3. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas lebih kurang 3 jari diatas
fossa cubiti.
4. Pompa sfigmomanometer sampai tekanan antara sistolik dan diastolik
(100mmHg) yaitu di atas tekanan vena tapi kurang dari tekanan arteri
sehingga darah dari jantung ke perifer tetap jalan.
5. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit.
6. Lepaskan ikatan sfigmomanometer dan tunggu sampai tanda stasis darah
lenyap. Stasis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang
dibendung sama dengan warna kulit lengan yang disebelahnya.
7. Carilah dan hitung banyaknya ptekie yang timbul dalam lingkaran yang
berdiemeter 5 cm di bagian volar lengan bawah.
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 12,0
Leukosit : 3100/uL
Hematokrit : 45%
Trombosit : 78.000/uL
14. Apa diagnosis banding dari keluhan anak?
Jawab:
PEMERIKSAAN
ETIOLOGI GEJALA
LABORATORIUM
Demam disertai 2 -leukopenia
atau lebih tanda : -trombositopenia
DEMAM
Virus dengue sakit kepala, nyeri
DENGUE
retro-orbital,
mialgia, artralgia
-Demam tinggi -Trombositopenia
(demam yang (<100.000),
naik turun antara -Bukti ada
2-7 hari, biasanya kebocoran plasma (
bifasik) hematokrit >20%)
DEMAM -Mual dan
BERDARAH Virus dengue Muntah
DENGUE -Petekie (+)
-Perdarahan
spontan
-Kulit dingin
-Syok berat
-Hepatomegali
-Demam - leukopenia
(meningkat -trombositopenia
perlahan-lahan -aneosinofilia
terutama pada -LED meningkat
sore hingga -SGOT dan SGPT
malam hari) meningkat
-Nyeri kepala
-Nyeri otot
DEMAM
Salmonella thypi -Anoreksia
TIFOID
-Mual dan muntah
-Batuk
-Perasaan tidak
enak diperut
-Epistaksis
-Bradikardi
-Lidah yang
berselaput
-Demam periodik - pemeriksaan tes
MALARIA Plasmodium -Anemia darah (+)
-Splenomegali - trombosit normal
-Lesu -leukopenia
-Malaise -LED meningkat 4.
-Sakit kepala
-Nyeri sendi dan
tulang
-menggigil
-anoreksia
Kurane dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan
peneliti lain menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi
makrofag yang memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi
sehingga virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh
virus dengue menyebabkan aktivasi T-helper dan T-sitotoksik sehingga
diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan
mengaktivasi monosit 15 sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi
seperti TNF, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6, dan histamin yang
mengakibatkan terjadinya disfungsi endotel dan terjadi kebocoran plasma.
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virus-
antibodi yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
3. Pembesaran hati
Syok yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat sampai tak
teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau sampai nol,
tekanan darah menurun menjadi 80 mmHg atau sampai nol, disertai kulit
yang teraba lembab dan dingin, terutama pada ujung jari kaki, tangan
dan hidung, penderita menjadi lemas,gelisah sampai menurunnya
kesadaran dan timbul sianosis di sekitar mulut 9.
Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi,
anoreksia, dan muntah. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah,teh
manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum
50ml/kgBB dalam 4-6jam pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi,
anak diberikan cairan rumatan 70-100ml/kgBB dalam 24jam berikutnya.
Jadi, jumlah cairan untuk anak di scenario adalah 1000 + 50x18= 1900ml 10.
22. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada anak tersebut?
Jawab:
Infeksi primer pada demam dengue dan penyakit mirip dengue
biasanya ringan dan dapat sembuh sendirinya. Kehilangan cairan dan
elektrolit, hiperpireksia, dan kejang demam adalah komplikasi paling sering
pada bayi dan anak-anak. Epistaksis, ptekie, dan lesi purpura tidak umum
tetapi dapat terjadi pada derajat manapun. Keluarnya darah dari epistaksis,
muntah, atau dari rectum, dapat memberi kesan keliru perdarahan
gastrointestinal. Pada dewasa dan mungkin anak-anak, keadaan yang
mendasari padat berakibat pada perdarahan signifikan. Kejang dapat terjadi
pada saat temperatur tinggi, khususnya pada demam chikungunya. Lebih
jarang lagi, setelah fase febril, astenia berkepanjangan,depresi
mental,bradikardia,dan ekstrasistol ventrikular dapat terjadi.
Komplikasi akibat pelayanan yang tidak baik selama rawat inap juga
dapat terjadi berupa kelebihan cairan (fluid overlood), hiperglikemia dan
hipoglikemia,ketidak seimbangan elektrolit dan asam-basa, infeksi
nasokomial,serta praktik klinis yang buruk.
Didaerah endemis, demam berdarah dengue harus dicurigai terjadi
pada orang yang mengalami demam, atau memiliki tampilan klinis
hemokonsentrasi dan trombositopenia 1.
23. Apa prognosis dari penyakit tersebut?
Jawab:
Dengan perawatan yang cepat dan agresif, kebanyakan pasien sembuh
dari demam berdarah dengue. Namun, setengah dari pasien yang tidak diobati
dan telah mengalami syok tidak dapat bertahan hidup 1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I . Edisi keenam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departeman Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2014.
2. Sumber : Fisher RG, Boyce TG. Fever and shock syndrome. Dalam: Fisher
RG, Boyce TG, penyunting. Moffet’s Pediatric infectious diseases: A
problem-oriented approach. Edisi ke-4. New York: Lippincott William &
Wilkins; 2005.h.318-73.
3. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III . Edisi keenam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departeman Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2014.
4. SetiatiS , Alwi I, Sudoyo AW, et al.Ilmu Penyakit Dalam. 6th Ed. Jakarta:
Interna Publishing. 2014.
5. Guyton AC, Hall JE, Rachman YL, Hartanto H, editors. Buku ajar
fisiologikedokteran. 11st ed. Jakarta: ECG; 2007.
6. (Soepardi, Eflaty Arsyad, Prof., Dr., Sp.THT-KL (K), et al. Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI;2012.
7. Kuiken,Debra Van, dkk. What Is ‘Normal?’ Evaluating Vital Signs. America:
Pediatric Nursing Journal Vol. 39 No.5;2013.
8. Halsey E, Vilcarromero S, Forshey B, Rocha C, Bazan I, et al.Performance of
the tourniquet test for diagnosing dengue in peru. Am J Trop Med
Hyg;2013.h.89:99–104.
9. Rampengan, T.H. Laurentz, I.R. . Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta:
EGC;2007.
10. Sumarmo, S. Poorwo. Soedarmo. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi
kedua. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;2012.
11. Wowor, Mayer F.Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue Dengan
Pemeriksaan Antigen Ns1. FK UNSRAT: JurnalBiomedik;2011.