ASKEP 2 Cidera Medula Spinalis
ASKEP 2 Cidera Medula Spinalis
Kelompok 1
Adenito Sri Kristiani A. 201611002
Agatha Silvi Romera 201611003
Asyera Surry 201611010
Alvienda Virda 201611006
Anna Ivana Mareta 201611008
Desy Natalia Hehakaya 201611018
Lala Aryana 201611023
Narita Cahya Dian 201611030
Rian Bagus Taufanda 201611038
Sherly Nurcahyania 201611037
Videlia Angel Wandita 201611046
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer.
Struktur ini bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengoordinasikan
aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls
tersebut berlangsung melalui serat-serat saraf dan jaras-jaras. Secara langsung
dan terus-menerus. Perubahan potensial elektrik menghasilkan respons yang
akan mentransmisikan sinyal-sinyal.
Sistem saraf didalam tubuh manusia terdiri dari dua bagian besar yaitu sistem
saraf pusat dan sitem saraf tepi. Sistem saraf pusat berada searah dengan garis
ventrikal pada bagian tengah tubuh manusia. Sistem saraf tepi berakar dari
sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri dari otak ( otak besar, otak kecil
dan batang otak ) dan medulla spinalis , sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari
saraf somatis dan saraf otonom.
Medula spenalis merupakan bagian susunan saraf pusat yang terletak
didalam kanalis vertebralis dan menjulur dari foramen magnum ke bagian atas
region lumbalis. Trauma pada medula spinalis dapat bervariasi dari trauma
ekstensi fiksasi ringan yang terjadi akibat benturan secara mendadak sampai
yang menyebabkan transeksi lengkap dari medulla spinalis dengan
quadriplegia.
Cidera medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth
2008). Cidera medula spinalis diidentifikasikan sebagai cidera atau kerusakan
pada medula spinalis yang menyebabkan perubahan fungsional,baik secara
sementara maupun permanen, pada fungsi motoric, sensorik atau otonom.
Cedera medula spinalis dapat menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi pada
susunan saraf pusat yaitu fungsi motorik, fungsi sensorik dan fungsi otonom.
Cedera medula spinalis dapat menghasilkan satu atau lebih tanda-tanda klinis
yaitu nyeri menjalar, kelumpuhan / hilangnya pergerakan, hilangnya sensasi
rasa, hilangnya kemampuan peristaltic usus, spasme otot atau bangkitan refleks
yang meningkat, dan perubahan fungsi seksual. Tiga fokus utama penanganan
pada pasien cedera medulla spinalis yaitu mempertahankan usaha bernafas,
mencegah syok dan imobilisasi leher. Selain itu, fokus selanjutnya adalah
mempertahankan tekanan darah dan pernafasan, stabilisasi leher, mencegah
komplikasi (retensi urine atau alvi, komplikasi kardiovaskuler atau respiratorik
dan thrombosis vena-vena profunda ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa dan mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem persarafan cidera medula spinalis
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi sistem persarafan
b. Mengidentifikasi penyakit cidera medula spinalis
c. Menganalisa kasus cedera medula spenalis
d. Menganalisa skema dan memahami asuhan keperawatan pada penyakit
cidera medula spinalis.
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem persarafan.
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang penyakit cedera medula spinalis.
3. Agar mahasiswa memahami skema dari penyakit cidera medula spenalis.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada penyakit
cidera medula spinalis
BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM INTEGUMEN
KASUS :
Tn.Michael (68 tahun) dirawat di RS dengan dengan diagnos medis Cidera
Medula Spinalis. Dari hasil pengkajian didapatkan data Tn Michael riwayat jatuh dari
kamar mandi dan bagian leher membentur tepi bak kamar mandi,sambil menunggu
mau di foto Rontgen klien sudah dipasang coller neck ,klien mengeluh nyeri dengan
skala 6 menjalar sampai kedua lengan,teraba distensi pada kandung kencing. TD
120/80 mmHg, HR 84x/menit, RR 12x/menit, SPO2 96% .
I. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 68 tahun
Tempat/tgl lahir : Semarang, 20 September 1950
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Suku : Jawa
at Alamat : Semarang
Dx Medis : Cedera Medula Spinalis
II. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. M
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien : Istri
III. Riwayat Keperawatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakantidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya
Penyakit keturunan dalam keluarga :Pasien mengatakan pasien tidak
memiliki penyakit keturunan seperti
jantung, DM dan hipertensi
Operasi yang pernah dilakukan :Pasien mengatakan pasien belum
pernah dioperasi
Alergi : Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak memiliki alergi terhadap makanan,
minuman, obat-obtan, maupun suhu
ataupun debu
Imunisasi : Keluarga pasien mengatakan lupa
bahwa pasien pernah mendapat
imunisasi apa saja
Kebiasaan buruk :pasien mengatakan istrinya jarang
memmbersihkan lantai kamar mandi
sehingga lantai licin
Obat-obatan : Keluarga pasien mengatakan bahwa
jika pasien sakit minum obat yang di
beli dari warung
IV. Riwayat Keperawatan Saat Ini
Alasan masuk rumah sakit : Pada tanggal 14 Juni2018 pukul 06.00
pasienke kamar mandi untuk mandi dan
setelah selesai mandi pasien terpeleset
lalu jatuh dari kamar mandi dan bagian
leher membentur tepi bak kamar mandi,
kemudian pasien mengeluh nyeri
menjalar sampai lengan, sulit buang air
kecil, kaki tidak bisa digerakkan dan
jika diraba tidak terasa
Tindakan/ terapi yang sudah diterima : Dipasang infus RL 20 tpm, ketorolac
30 mg
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri dengan skala
6/10 menjalar sampai kedua lengan
P : pasien mengatakan nyeri diperparah
saat beraktifitas
P : pasien mengatakan nyeri berkurang
saat tidur
Q : pasien mengatakan nyeri Teresa
kemeng
R : pasien mengatakan nyeri pada leher
sampai kedua lengan
S : pasien mengatakan nyeri skala 6 dari
10 dengan skala numeric
T : pasien mengatakan nyeri terus-
menerus
Keluhan penyerta : Pasien mengatakan ia mengeluh jika
buang air kecil sedikit-sedikit tapi masih
ada hasrat untuk buang air kecil
V. Kebutuhan
a. Oksigen
Sebelum sakit :Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak pernah
mengalami gangguan pernapasan
Saat Sakit : Pasien mengatakan pasien mengeluh tidak sesak nafas
b. Cairan
Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan ia minum sebanyak 8 gelas
setiap harinya
Saat Sakit : Keluarga Pasien mengatakan ia minum 4 gelas
c. Nutrisi (Pengkajian A, B, C, D)
Sebelum sakit:
A:
BB : 65 kg
TB : 170 cm
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
=(170-100)-10%(170-100)
= 70-7 =63 kg
BBN = BBI+ (10% x BBI
= 63+ (10% x 63)
= 63+ 6,3
= 56,7 - 69,3 Kg
LiLa = 26 cm
B : tidak terkaji
C : tidak terkaji
D : pola diet : makan 3 kali sehari, nasi dan lauk, untuk sayur dan buah jarang
Saat Sakit :
A:
BB : 65 kg
TB : 170 cm
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
=(170-100)-10%(170-100)
= 70-7 =63 kg
BBN = BBI+ (10% x BBI
= 63+ (10% x 63)
= 63+ 6,3
= 56,7 - 69,3 Kg
LiLa = 26 cm
B:
C : Terlampir pada pemeriksaan fisik
D : Lunak
d. Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelumsakit 1 kali Padat Kuning Bau Tidak ada
dalam kecoklatan khas sakit atau
sehari nyeri
Saatsakit Belum - - - -
BAB
e. Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelumsakit 3x/hari Kuning Tidak Tidak ada
jernih berbau keluhan
Saatsakit Belum BAK - - Pasien
mengatakan ia
mengeluh jika
buang air kecil
sedikit-sedikit
tapi masih ada
hasrat untuk
buang air kecil
f. Aktivitas
Sebelum Saat sakit
Aktivitas Keterangan
sakit
Mandi Dapat mengerjakan sendiri √
Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan √
Berpakaian Seluruhnya tanpa dibantu √
Pada kondisi tertentu dibantu √
Seluruhnya memerlukan bantuan
Pergi ke toilet Dapat mengerjakan sendiri √
Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ketoilet √
Berpindah
√
atau berjalan Tanpa bantuan
Dengan bantuan
√
Tidak dapat melakukan
BAB dan
√ √
BAK Dapat mengontrol
Kadang-kadang ngompol
Dibantu seluruhnya
Makan √
Tanpa bantuan
Seluruhnya dibantu
A E
SKOR
Ket :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi lainnya
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah dan fungsi
lainnya
G : Tergantung untuk 6 fungsi.
Dari data tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sebelum sakit klien
mandiri untuk 6 fungsi, dan saat sakit pasien mandiri, kecuali mandi,
berpakaian, pergi ke toilet, berpindah dan fungsi lainnya.
g. Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur 8 jam sehari, nyenyak saat malam
hari , setelah bangun tidak merasa mengantuk.
Saat Sakit : pasien mengatkan tidur 8 jam sehari, sering terbangun
karena merasa sakit
h. Seksualitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan pasien memiliki 1 istri dan 3 anak
Saat sakit : Pasien mengatakan pasien memiliki 1 istri dan 3 anak
i. Interaksi Sosial
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit sering
bersosialisasi dengan teman dan tetangga serta sekitar
lingkungnya
Saat Sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang berinteraksi
dengan pasien lain karena nyeri
j. Pencegahan masalah kesehatan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada
pencegahan kesehatan yang dilakukan
Saat Sakit : Keluarga Pasien mengatakan pasien dibawa ke Rumah
Sakit
k. Promosi Kesehatan
Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan bahwa belum pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan
Saat Sakit : Keluarga Pasien mengatakan bahwa belum pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan
VI. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah, terpasang infus di sebelah kiri,
Kesadaran : kualitatif : compos metis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
SpO2: 96%
RR : 12x/menit
T : 37,50C
MAP
𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙+2(𝑑𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙) 120+2(80) 120+160 280
= = = = 93 mmHg
3 3 3 3
Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : bising usus 13x/menit
Palpasi : teraba distensi pada kandung kencing, ketika ditekan
pasien mengatakan ingin berkemih
Ekstremitas
Kekuatan otot
5 5
2 2
ANALISIS DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Hambatan -Gangguan
- Tn. Michael riwayat jatuh dari kamar mandi dan Mobilitas Neuromuskular
terduduk di kamar mandi,klien mengeluh nyeri dengan Fisik -Nyeri
skala 6 menjalar sampai kedua lengan.
P : pasien mengatakan nyeri diperparah saat
beraktifitas
P : pasien mengatakan nyeri berkurang saat tidur
Q : pasien mengatakan nyeri Teresa kembeng
R : pasien mengatakan nyeri pada leher sampai
kedua lengan
S : pasien mengatakan nyeri skala 6 dari 10
dengan skala numeric
T : pasien mengatakan nyeri terus-menerus
DO :
- skor indeks Kartz E
- terpasang collar Neck
-rangsangan sensasi pada ekstremitas bawah berkurang
DS : Retensi Inhibisi Arkus
- pasien mengatakan ia mengeluh jika buang air kecil Urinarius Reflek
sedikit-sedikit tapi masih ada hasrat untuk buang air
kecil
-pasien mengatakan saat perutnya ditekan terasa ingin
BAK
DO:
Teraba distensi pada kandung kencing,
3.
Klien tidak mengalami retensi urine setelah 1. Kateterisasi Urin(0580) 1. Kateterisasi Urin(0580)
2. dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Observasi : Observasi :
dengan kriteria hasil : a. monitor intake dan output a. monitor intake dan output Turin
Domain II : Kesehatan Fisiologis untuk mengetahui keseimbangan
Kelas F : Eliminasi kebutuhan cairan pasien
Outcame : Eliminasi Urin
Indikator A T Ket
1. 3 5 1= tidak berkemih Mandiri: Mandiri
polaeliminasi dalam sehari b. pasang alat dengan tepat b. memasang alat dengan tepat
2= 1x berkemih dalam mengurangi resiko infeksi.
sehari
3= 2x berkemih dalam c. berikan privasi dan tutupi pasien c. memberikan privasi dengan baik
sehari dengan baik untuk kesopanan menjaga kenyamanan pasien
4= 3x berkemih (mengekspos area Genetalia)
dalam sehari
5= 4x berkemih dalam d. dengan mempertahankan
sehari kebersihan tangan dapat
2. 3 5 1= 100-200 ml d. pertahankan kebersihan tangan yang mengurangi terjadinya infeksi
JumlahUrin 2= 210-300 ml baik sebelum,selama,dan setelah insersi nosokomial
3= 310-400 ml atau saat memanipulasi kateter
4=410-500 ml e. dengan membersihkan daerah
5=600-1600 ml e. bersihkan sekitar daerah meatus uretra meatus uretra dapat mencegah
3. 3 5 1= distensi kanding dengan larutan anti bakteri,saline adanya jamur atau bakteri
Mengosongk kemih berat steril,atau air steril,sesuai kebijakan
ankandungke 2= distensi kanding 5lembaga
mihsepenuhn kemih cukup berat f. kateter dapat terpasang tepat
ya 3= distensi kanding f. pastikan bahwa kateter yang sesuai dengan anatomi tubuh
kemih sedang dimasukan cukup jauh ke dalam sehingga tujuan dapat tercapai
4= distensi kanding kandung kemih untuk mencegah trauma sesuai sasaran.
kemih ringan pada jaringan uretra. g. supaya urin bisa keluar
5= tidak ada distensi h. agar pasien dan keluar paham
kanding kemih g. lakukan pengosongan kantung kateter mengenai pemasangan kaderisasi
Edukasi : i. agar pasien dan keluarga paham
h. jelaskan prosedur dan rasional mengenai perawatan kateter
keterisasi sehingga terhindar dari infeksi
kolaborasi : -
i. ajarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan kateter yang tepat
kolaborasi : -
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Cidera medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth
2008). Cidera medula spinalis diidentifikasikan sebagai cidera atau kerusakan
pada medulla spinalis yang menyebabkan perubahan fungsional,baik secara
sementara maupun permanen, pada fungsi motoric, sensorik atau otonom.
Pada kasus cedera medula spenalis diagnosa yang muncul yaitu
ketidakefektifan pola napas cedera medula spenalis, retensi urine b.d inhibisi
arkus ( lengkung ) refleks, dan nyeri agens cedera fisik.
B. Saran
1. Mahasiswa sebaiknya mengetahui tentang penyakit cedera medula spenalis
dan bagaimana cara penanganan mandiri, kolaborasi dan preventif.
2. Mahasiswa sebaiknya mengetahui prosedur penanganan terhadap penyakit
cedera medula spenalis.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengangkat diagnosa, intervensi dan tindakan
yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA