Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengecoran merupakan salah satu penopang kemajuan industri khususnya
dibidang industri otomotif. Pengecoran sebagai suatu proses manufacturing dalam
industri otomotif umumnya digunakan dalam memproduksi komponen-komponen
mesin kendaraan bermotor dengan spesifikasi yang berbeda-beda seperti pembuatan
block cylinder, camshaft, piston, cylinder head, valve dan lain sebagainya (budinski,
2001).
Kualitas produk coran ditentukan oleh komposisi kimia logam cair, material
cetakan, maupun proses pengecoran yang d ilakukan. Pada proses pengecoran,
permeabilitas merupakan salah satu parameter penting agar kualitas benda hasil
coran dapat lebih ditingkatkan. Permeabilitas adalah kemampuan cetakan untuk
melepaskan gas-gas yang terperangkap dalam cetakan selama waktu penuangan.
Komposisi kimia logam cair sangat berpengaruh terhadap kualitas benda hasil
pengecoran, biasanya industri otomotif menggunakan komposisi logam paduan
Aluminium silicon dan lainnya, Paduan aluminium-silikon (Al-Si) digunakan secara
luas di bidang otomotif (Nindhia, 2010). Aluminium paduan yang sering dikenal
dengan Aluminium alloy merupakan Aluminium yang digunakan secara luas
dibidang otomotif karena memiliki ketahanan aus dan korosi yang baik.
Pada proses pengecoran logam tidak semua produk hasil pengecoran dapat
digunakan karena ada cacat-cacat produk yang sering dijumpai atau tidak memenuhi
spesifikasi dari produk coran, seperti cacat permukaan kasar, porositas dan juga
rongga udara. Timbulnya cacat-cacat tersebut dipengaruhi beberapa hal diantaranya
kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan cetak yang kurang baik, hal itu
bisa disebabkan karena campuran bahan pengikat pada pasir yang kurang atau
berlebihan
Kajian tentang hubungan jenis cetakan terhadap kualitas produk cor
aluminium. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan bahan cetakan:
logam, pasir, keramik, dan semen. Logam yang dicor adalah aluminium. Analisa data
menunjukkan bahwa cacat cor yang paling banyak terdapat pada spesimen yang
2

menggunakan cetakan semen, dan yang paling sedikit adalah pada spesimen yang
menggunakan cetakan logam. Sedangkan kualitas produk cor aluminum yang
menggunakan cetakan pasir berada diantara cetakan logam dan cetakan
semen.(Pratiwi, 2012).
Kesalahan dalam pembuatan cetakan bisa menyebabkan terjadinya cacat pada
proses pengecoran. Penyebab utama terjadinya cacat pada proses pengecoran yaitu
sifat-sifat dari cetakan seperti : permeabilitas, dan kekuatan tekan cetakan. Sifat-sifat
cetakan itu sendiri sangat tergantung pada distribusi besar butir pasir cetak,
persentase zat pengikat dan persentase kadar air, sehingga perlu adanya penelitian
untuk mendapatkan jenis pasir cetak yang cocok sebagai cetakan pasir pada
pengecoran logam. Dalam penelitian ini digunakan jenis pasir laut, pasir gunung dan
pasir sungai, dengan variasi zat pengikat bentonit 4, 6, dan 8%. Pengujian yang
dilakukan adalah uji kekuatan tekan dan permeabilitas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan zat pengikat bentonit berpengaruh terhadap sifat permeabilitas
dan kekuatan tekan cetakan pasir, sedangkan jenis pasir tidak memberikan pengaruh
yang nyata. Permeabilitas cetakan pasir paling tinggi diperoleh pada penggunaan
pasir gunung dengan zat pengikat bentonit 4% yaitu sebesar 24,71 /min, dan
kekuatan tekan pasir cetak paling tinggi diperoleh pada penggunaan pasir laut dengan
zat pengikat bentonit 8% yaitu sebesar 0,78 N/ (Astika, dkk, 2010).
Kajian tentang pengecoran dengan variasi temperatur tuang yaitu 680, 730,
dan C terhadap densitas dan porositas pada Al-7%Si dengan menggunakan
methode evaporative casting. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
semakin rendah temperatur tuang yang digunakan, maka densitas paduan semakin
besar serta porositas material yang dihasilkan semakin kecil (Pratama, 2015). Dari
kajian sebelumnya peneliti akan meneliti tentang pengaruh permeabilitas dan
temperatur tuang, karena tidak hanya temperatur tuang saja yang mempengaruhi
kualitas suatu coran. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh
permeabilitas dan temperatur tuang terhadap cacat dan densitas hasil coran pada
paduan (Al-7%Si) dengan menggunakan methode sand casting. Penelitian ini
diharapkan mampu menurunkan cacat produk pengecoran dan diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas hasil coran.
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengaruh permeabilitas dan temperatur tuang terhadap cacat
suatu produk
2. Bagaimanakah pengaruh permeabilitas dan temperatur tuang terhadap
densitas suatu produk

1.3 Batasan Masalah


1. Bahan yang diteliti adalah logam paduan Aluminium silicon (Al-7%Si)
dengan variasi permeabilitas dan temperatur tuang.
2. Temperatur penuangan yang digunakan dalam proses pengecoran adalah 680,
730, dan C
3. Cacat hasil coran di amati menggunakan SEM.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh permeabilitas dan temperatur tuang terhadap
cacat pengecoran paduan Aluminium silikon dengan methode sand casting.
2. Untuk mengetahui pengaruh permeabilitas dan temperatur tuang terhadap
densitas paduan Aluminium silikon dengan methode sand casting.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu manfaat berupa :
1. Dapat memberikan masukan bagi industri – industri yang bergerak dibidang
otomotif dalam pembuatan campuran pasir cetak agar dapat mengurangi cacat
yang tidak di inginkan.
2. Meningkatkan kualitas produk agar tidak ada lagi cacat yang terjadi karena
cetakan pasir.
3. Memperoleh tambahan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berarti bagi
peneliti sendiri dalam bidang pengecoran dan cetakannya.

Anda mungkin juga menyukai