Judul
Pengantar
Protap Umum
Alur Pelayanan
Protap Emergency
1. Syok Anafilaksis
2. Trauma Capitis (Rudapaksa Kepala)
3. Sesak Nafas (Dyspneu)
4. Kejang Demam
5. Kolik Abdomen (Nyeri Perut / Abdominal Pain)
6. Keracunan (Intoksikasi)
7. Gagal Jantung (Decompensatio Cordis)
Protap Penyakit
1. Gastro Enteritis (GE)
2. Demam Tifoid (Typhus Abdominalis)
3. Malaria
4. Demam Berdarah Dengue (DBD)
5. Luka Bakar (Combustio)
6. Perawatan Luka (Vulnus)
7. Hipertensi
8. Nephrotic Syndrome (Sindroma Nefrotik)
Protap Persalinan
1. Persalinan Normal
2. Persalinan Abnormal
3. Perdarahan Ante Partum
4. Perdarahan Post Partum
5. Ketuban Pecah Dini
6. Asfeksia Neonatorum
7. Infeksi Post Partum
Kehamilan Resiko Tinggi
1. Hiperemesis Gravidarum
2. Pre Eklampsia dan Eklampsia
3. Abortus
Penutup
Protap Umum
Penderita dari Poliklinik Rawat Jalan, Rujukan dari Dokter Praktek, Bidan, Perawat,
Poliklinik Perusahaan atau datang sendiri dengan indikasi Rawat Inap, diterima di
Ruang Unit Gawat Darurat oleh Petugas Jaga.
Petugas Jaga mencatat identitas Penderita di Buku Register dan Kartu Status Rawat
Inap, masukkan dalam berkas rawat Inap.
Periksa Tanda Vital ( Tensi, Suhu, Nadi, Respirasi ) dan catat di Buku Vital Sign
Melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Bila ada perintah tertulis: Lakukan sesuai perintah / tindakan
2. Bila belum ada perintah: Konsultasi Dokter
3. Bila tidak ada Dokter: berikan pertolongan pertama sesuai keadaan penderita
pada saat itu, misalnya pasang Infus, perawatan luka, pasang kateter, dan lain-
lain.
Setelah diberikan terapi / tindakan, pindahkan penderita ke bangsal perawatan.
Awasi keadaan umum penderita secara berkala, termasuk pengamatan Vital Sign.
Tulis dan buat grafiknya setiap 6 – 8 jam di kartu rawat inap.
Melaksanakan petunjuk / perintah pengobatan selanjutnya dari Dokter
Pemberian obat oral diatur sebagai berikut:
1. Pagi: Jam 06.00-07.00 wita oleh Petugas Jaga Malam
2. Siang: Jam 12.00-13.00 wita oleh Petugas Jaga Pagi
3. Sore: Jam 18.00-19.00 wita oleh Petugas Jaga Sore
4. Malam: Jam 22.00-23.00 wita oleh Petugas Jaga Malam
Rawat Inap tidak melayani penderita rawat jalan Apabila ada penderita yang minta
pelayanan rawat jalan di ruang rawat inap pada jam kerja, agar dianjurkan ke
Puskesmas dan bila di luar jam kerja dianjurkan berobat ke Petugas Puskesmas,
kecuali bila ada indikasi Rawat Inap atau Penderita yang perlu mendapatkan
pertolongan segera.
Rawat Inap Puskesmas Palaran tidak melayani makan. Menu makanan disediakan
oleh keluarga Penderita atas saran dan advis dari Puskesmas
Apabila kondisi Pasien menurun atau ada perubahan mendadak, segera konsultasi ke
Dokter
Jika terjadi Anafilaksis shock, tangani sesuai Protap Anafilaksis, kemudian baru
konsultasi
Petugas jaga dilarang memberikan tindakan / terapi tanpa ijin Dokter, kecuali Dokter
tidak ada.
Setiap melakukan tindakan / terapi / konsultasi, ditulis dalam Kartu Status dan Buku
Laporan Rawat Jaga
Setiap penggantian Petugas Jaga, lakukan serah terima, meliputi: lapporan Pasien,
obat dan peralatan. Petugas tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum penggantinya
datang
Penggunaan obat oral, topical, injeksi, infus dicatat di Buku Stok
Pasien yang perlu pemeriksaan Laboratorium disiapkan oleh Petugas
Pasien yang perlu tindakan Rehabilitasi dilaksanakan oleh Petugas sesuai jadual
Petugas Jaga mengikuti visite yang dilakukan oleh Dokter
Rujukan ke Rumah Sakit di Samarinda didampingi Petugas Jaga
Permintaan pulang Pasien tidak perlu konsultasi Dokter, setelah menyelesaikan
urusan administrasi dan pembayaran
Konsultasi Pasien harus melalui Petugas Jaga
Pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas atau memerlukan tindakan lebih
lanjut atau tindakan operatif, dirujuk ke Rumah Sakit di Samarinda, disertai Rujukan
dan tindakan sementara yang sudah dilakukan
Penggunaan mobil Ambulance harus seijin Kepala Puskesmas dan dikenai tarif sesuai
Perda yang berlaku
Setiap pembayaran diberikan tanda terima, dan dibuat 3 (tiga) rangkap, 1 lembar
untuk Penderita, 1 lembar untuk arsip Rawat inap dan 1 lembar untuk Bendaharawan
Rawat Inap
Petugas senantiasa menjaga kebersihan dan kerapian, serta memberikan anjuran
kepada Pasien dan keluarganya agar ikut menjaga kebersihan
Dokter dan Petugas tidak diperkenankan memungut tambahan biaya di luar ketentuan
Dokter dan Petugas tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan deal-deal
dengan pihak manapun yang berujung pada pebengkakan biaya oleh penderita
Dokter hendaknya membuat standarisasi obat sesuai keperluan minimal berdasarkan
indikasi medis dan memilih Apotik yang kredibel dalam pengadaan obat. Dalam
menentukan jenis obat hendaknya memertimbangkan daya jangkau penderita tanpa
mengurangi kualitas obat.
Semua komponen Rawat Inap hendaknya bersikap ramah dengan Penderita dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik penderita berkenaan dengan
penyakitnya.
» ke daftar isi
Alur Pelayanan
November 5, 2006 pada 5:44 pm | Ditulis dalam ProTap | 1 Komentar
Alur Pelayanan
Setiap Pasien, masuk melalui Unit Gawat Darurat untuk mendapatkan Pelayanan
Medis sebelum ke Ruang Perawatan
Petugas UGD melaksanakan Pelayanan Medis sesuai Instruksi Medis Dokter atau
Prosedur Tetap Rawat Inap Puskesmas Palaran
Petugas UGD membuat Registrasi dan mencacat di Lembar Status Penderita
Petugas UGD mengantar Penderita ke Ruang Perawatan sesuai Kriteria
Petugas UGD melakukan serah terima dengan Petugas Perawatan
Penderita diperkenankan pulang setelah membayar biaya perawatan
Setiap Penderita diberikan Kwitansi dan Catatan Medis pasca perawatan
Apabila Penderita perlu dirujuk, maka Pasien dirujuk setelah mendapatkan tindakan
stabilisasi
Apabila Penderita meninggal dunia, maka keluarganya diperkenankan membawa
jenazah setelah 2 jam dan membayar biaya perawatan
cak moki
» ke daftar isi
Protap Emergency
November 5, 2006 pada 5:22 pm | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar
Syok Anafilaksis
Trauma Capitis (Rudapaksa Kepala)
Sesak Nafas (Dyspneu)
Kejang
Kolik Abdomen (Nyeri Perut / Abdominal Pain)
Keracunan (Intoksikasi)
Gagal Jantung (Decompensatio Cordis)
» ke daftar isi
Syok Anafilaksis
November 5, 2006 pada 5:02 pm | Ditulis dalam ProTap | 7 Komentar
Dikatakan “medical error” apabila nyata-nyata seseorang yang mempunyai riwayat alergi
obat tertentu tetapi masih diberikan obat sejenis. Karena itu penting untuk memberikan
penjelasan dan cacatan kepada penderita yang mempunyai riwayat alergi, agar tidak terjadi
reaksi syok anafilaksis.
Berikut ini adalah penyebab, reaksi tubuh, derajat dan penatalaksanaan reaksi syok
anafilaksis.
Penyebab:
Obat-obatan:
1. Protein: Serum heterolog, vaksin,ektrak alergen
2. Non Protein: Antibiotika,sulfonamid, anestesi lokal, salisilat.
Makanan: Kacang-kacangan, mangga, jeruk, tomat, wijen, ikan laut, putih telor,
susu, coklat, zat pengawet.
Lain-lain: Olah raga, berlari, sengatan (tawon, semut)
Reaksi Tubuh:
Derajat Alergi:
Ringan:
Rasa tidak enak, rasa penuh di mulut, hidung tersumbat, edema pre-orbita, kulit gatal, mata
berair.
Sedang:
Seperti di atas, ditambah bronkospasme
Berat (syok):
Gelisah, kesadaran menurun
Pucat, keringat banyak, acral dingin
Jantung berdebar, nyeri dada, takikardi, takipneu
Tekanan darah menurun, oliguri
Ringan:
Stop alergen, beri Antihistamin
Sedang:
Seperti di atas di tambah: aminofilin atau inj. Adrenalin 1/1000 0,3 ml sc/im, dapat
diulang tiap 10-15 menit sampai sembuh, maksimal 3 kali.
Amankan jalan nafas, Oksigenasi.
Berat:
» ke daftar isi
Trauma Capitis
November 5, 2006 pada 4:50 pm | Ditulis dalam ProTap | 2 Komentar
Penatalaksanaan:
Anamnesa
Pingsan apa tidak? Jika pingsan -> berapa lama? jika > 10 menit ->
rujuk ke RSUD
Apakah disertai mual, pusing/sakit kepala, muntah/tidak
Pemeriksaan:
Perawatan di rumah
Melanjutkan istirahat baring tanpa bantal selama 1-2 minggu dan oabat-obat diteruskan
sesuai kebutuhan.
Pembukaan Mata:
Spontan: nilai=4
Dengan perintah verbal: nilai=3
Rangsang sakit: nilai=2
Tanpa reaksi: nilai=1
Respon Motorik:
Respon Verbal:
Catatan:
Dari masing-masing variabel hanya diambil nilai teringgi saja, kemudian dijumlahkan.
» ke daftar isi
Sesak Nafas (Dyspneu)
November 5, 2006 pada 4:35 pm | Ditulis dalam ProTap | 60 Komentar
Penyebab:
Sejak Kapan: Baru saja ? Sudah lama dan kambuh-kambuhan ? Tiba-tiba atau
Perlahan-lahan?
Apakah timbul sesudah kegiatan fisik berat?
Apakah timbul bila berjalan jauh atau naik tangga?
Apakah disertai batuk-batuk?
Apakah disertai sputum : banyak? Berbuih? Mengandung darah?
Apakah disertai nyeri dada kiri?
Asma Bronkiale
Anamnesa:
Sering kambuh pada saat-saat tertentu (menjelang pagi, udara dingin, banyak debu,
dll)
Nafas berbunyi, disertai/ tanpa sputum
Kadang ada riwayat alergi (makanan tertentu, Obat, dll)
Ada riwayat alergi/ sesak pada keluarga lain yang sedarah
Kadang dicetuskan oleh stres.
Timbul setelah aktivitas fisik berat (jalan jauh, naik tangga, dll) dan berkurang dengan
istirahat
Lebih enak berbaring dengan bantal tinggi.
Efusi Pleura, Pneumonia, Pneumothorax, Penyakit Paru Obstruktif Menahun
Anamnesa:
Gastritis (Dispepsia)
Sesak nafas di hulu hati, sesaknya berhubungan dengan kecemasan, makanan, misalnya
sesudah makan makanan yang merangsang (pedas, kecut, kopi, dll)
Perhatian :
Pada panyah jantung -> jangan beri infus NaCl, dan tetesan harus pelan sekali -> agar
tidak makin memberatkan beban jantung
Pada (riwayat) sakit dada -> jangan injeksi adrenalin -> fatal
Pada PPOM, jika diperlukan O2 -> aliran kecil : 1-2 liter/ menit -> dapat terjadi
Apnea.
Pengobatan Spesifik:
» ke daftar isi
Kejang Demam
November 5, 2006 pada 3:36 pm | Ditulis dalam ProTap | 12 Komentar
Definisi:
Kejang Demam ialah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang
disebabkan oleh proses ekstrakranial.
Pembagian:
Penatalaksanaan:
Pertolongan Pertama:
Pencegahan:
Beri fenobarbital (Luminal) 5-7 mg/kg/24 jam dibagi dalam 3 dosis, diberikan sampai 2 tahun
bebas kejang atau sampai usia 6 tahun.
Definisi:
Kejang tanpa demam adalah bangkitan kejang yang terjadi tanpa disertai kenaikan suhu
tubuh, dapat bersifat klonik maupun tonis. Umumnya karena proses intrakranial yang
merupakan kelanjutan kejang demam komplikata, misalnya terjadi epilepsi.
Penatalaksanaan:
» ke daftar isi
Kolik Abdomen
November 5, 2006 pada 3:22 pm | Ditulis dalam ProTap | 7 Komentar
Diagnosa Banding
1. Kanan Atas:
o Kolesistitis akut
o Pankreasitis akut
o Perforasi tukak peptik
o Hepatitis akut
o Abses hati
o Kongestif hepatomegali akut
o Pneumonia dengan reaksi pleura
2. Kiri Atas:
o Perforasi lambung
o Pankreasitis akut
o Perforasi kolon
o Pneumonia dengan reaksi pleura
o Infark Miokard
o Pielonefritis akut
3. Peri Umbilikal:
o Obstruksi
o Apendiksitis
o Pankreasitis akut
o Hernia strangulasi
o Divertikulitis
4. Kanan Bawah:
o Apendiksitis
o Adneksitis
o Endometriosis
o KET (kehamilan ektopik terganggu
o Divertikulitis
o Perforasi caecum
o Batu ureter
o Hernia
o Abses psoas
5. Kiri Bawah:
o Divertikulitis
o Adneksitis / Endometriosis
o Perforasi kolon / sigmoid
o Batu ureter
o Hernia
o Abses psoas
Penatalaksanaan
Anamnesa
Pemeriksaan
Tindakan
» ke daftar isi
Keracunan (intoksikasi)
November 5, 2006 pada 3:06 pm | Ditulis dalam ProTap | 2 Komentar
Penatalaksanaan Umum:
Secara garis besar, penatalaksanaan keracunan adalah mencegah /
menghentikan Penyerapan Racun. Berdasarkan tempat masuknya, maka
perawatan awal adalah sebagai berikut:
Norit 2 sendok takar + 1 gelas air teh pekat + 1 sendok takar antasida
Rangsang muntah: rangsang dinding faring dengan jari yang telah dibersihkan.
Perhatian: rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif dan
penderita dengan gangguan kesadaran
Pencahar dengan Na Sulfat atau klisma dengan air sabun per-rektal
Racun Inhalasi:
Pindahkan penderita ke tempat yang aman, dan lakukan nafas buatan dengan ambubag.
Alkohol
Amidopirin (Antalgin)
Gejala: Muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, sesak nafas, koma
Tindakan:
1. Bilas lambung -> Pencahar
2. Kalsium glukonat 10% 10 ml iv lambat
3. Jika kondisi jelek, rujuk ke RS
» ke daftar isi
Gagal Jantung (Decompensatio Cordis)
November 5, 2006 pada 2:42 pm | Ditulis dalam ProTap | 4 Komentar
Kriteria diagnostik
Perawatan
Lebih jauh tentang Penatalaksanaan Gagal Jantung, silahkan download kardiovaskuler dalam
format flash swf. Klik kanan download lalu pilih Save Target As …
» ke daftar isi
Protap Perawatan Penyakit
November 5, 2006 pada 1:39 pm | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar
Perlu diingat bahwa Protap ini hanyalah ringkasan yang lebih banyak aspek perawatannya,
sedangkan penjelasan tentang Patofisiologi, Etiologi, Prognosa dan Komplikasi, rencananya
kami kemas dalam format Flash dan eBook, yang insya Allah siap tayang online melalui
Blog Puskesmas Palaran atau Personal Blog.
salam
lia – cakmoki
» ke daftar isi
Gastro Enteritis (GE)
November 5, 2006 pada 5:35 am | Ditulis dalam ProTap | 5 Komentar
Diare dan mutah dapat mengakibatkan pengeluaran cairan dan elektrolit dalam jumlah
banyak, yang dapat berakibat:
Syok hipovolemik
Kekurangan elektrolit
Kegagalan ginjal mendadak
Asidosis metabolik, disebabkan:
1. Pengeluaran ion bicarbonat dalam jumlah besar
2. Akibat kegagalan ginjal mendadak
3. Pembakaran energi secara anaerobik
Penggolongan GE
GE pada Dewasa
Dehidrasi Ringan: (kehilangan cairan: 40-50 ml/kg BB)
Gejala klinis:
Penyebab :
GE coliform (diare, mutah, tanpa mules, tanpa tinismus) -> sering dehidrasi berat, R/
tetrasiklin 4×500 mg 3 hari)
GE desentriform (kolik,,diare,tenemus,lendir,darah) -> jarang dehidrasi:
1. Entamuba histolitika : R/ Metronidazol 3x500mg (5 hari) dengan tetrasiklin
4X250 mg (10 hari)/LI>
2. Shigella atau Salmonela : R/ Chloramphenicol 4 x 500 mg (7-14 hari)
GE tidak spesifik, tidak memerlukan antibiotik (kasus terbanyak)
Penatalaksanaan:
Prinsip Perawatan:
Urutan tindakan:
Kesadaran: gelisah
Nadi: 120-130 x/menit
Pernapasan: agak cepat
Ubun-ubun besar: cekung
Mata: cekung
Turgor dan tonus: agak kurang
Oralit, LGG (dengan sendok, bukan dengan botol) walau mutah -> teruskan
ASI diteruskan
Kalau muntah terus menerus -> infus RL
Dehidrasi berat:
Lebih jauh tentang Rehidrasi GE, silahkan download formula rehidrasi dalam format flash
swf. Klik kanan download, lalu pilih Save Target As …
» ke daftar isi
Link terkait:
» unicef
» WHO
Demam Tifoid (Typhus Abdominalis)
November 5, 2006 pada 5:29 am | Ditulis dalam ProTap | 16 Komentar
Definisi :
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Salmonella Typhi dengan masa tunas 6-14 hari.
Demam > 7 hari, terutama pada malam hari, dan tidak spesifik
Gangguan saluran pencernaan: nyeri perut, sembelit/diare, muntah
Dapat ditemukan: lidah kotor, splenomegali, hepatomegali
Gangguan kesadaran : iritabel-delirium, apati sampai semi-koma
Bradikardi relatif, Rose-spots, epistaksis (jarang ditemukan)
Laboratorium : titer Widal 1/200 atau lebih atau 1/320 pada pemeriksaan ulangan dan
klinis. Diagnosa pasti dengan kultur. Titer aglutinin bisa tetap positip setelah
beberapa minggu, bulan bahkan tahun, walau penderita sudah sehat. Kadang
leukositosis, kadang leukopeni
Penatalaksanaan :
Bet rest total (tirah baring absolut) sampai minimal 7 hari bebas panas atau selama 14
hari, lalu mobilisasi secara bertahap -> duduk -> berdiri -> jalan pada 7 hari bebas
panas
Diet tetap makan nasi, tinggi kalori dan protein (rendah serat) -> lihat Buku Ajar
Penyakit Dalam jilid 1, edisi 3 cetakan ke 7, halaman 439, PAPDI, tahun 2004
Medikamentosa:
1. Antipiretik (Parasetamol setiap 4-6 jam)
2. Roborantia (Becom-C, dll)
3. Antibiotika:
o Kloramfenikol, Thiamfenikol : 4×500 mg, jika sampai 7 hari panas tidak turun
(obat diganti)
o Amoksilin/ampisilin : 1 gr/6 jam selama fase demam. Bila demam turun ->
750 mg/6 jam sampai 7 hari bebas panas
o Kotrimoksasol : 2 X 960 mg Selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas panas.
Jika terjadi leukopeni (obat diganti)
o Golongan sefalospurin generasi III (mahal)
o Golongan quinolon (bila ada MDR)
Catatan:
Kortikosterroid: khusus untuk penderita yang sangat toksik (panas tinggi tidak turun-turun,
kesadaran menurun dan gelisah/sepsis):
Klorampenikol : 50-100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas /
minimal 14 hari. Pada bayi < 2 minggu : 25 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis. Bila dalam
4 hari panas tidak turun obat dapat diganti dengan antibiotika lain (lihat di bawah)
Kotrimoksasol : 8-20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas /
minimal 10 hari
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Kloramfenikol diterapi dengan
Ampisilin 100 mg/ kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis
Bila dengan upaya-upaya tersebut panas tidak turun juga, rujuk ke RSUD
Perhatian :
Jangan mudah memberi golongan quinolon, bila dengan obat lain masih bisa diatasi
(baca ulasan penulis dalam: Booming Cyprofloxacin)
Jangan mudah memberi Kloramfenikol bagi kasus demam yang belum pasti Demam
Tifoid, mengingat komplikasi Agranulositotis
Tidak semua demam dengan leukopeni adalah Demam Tifoid
Demam < 7 hari tanpa leukositosis pada umumnya adalah infeksi virus, jangan beri
kloramfenikol
Lebih jauh tentang Tifoid, silahkan download Mengenal Typhus dalam format flash swf. Klik
kanan download lalu pilih Save Target As …
» ke daftar isi
Malaria
November 5, 2006 pada 4:33 am | Ditulis dalam ProTap | 3 Komentar
Definisi:
Malaria adalah infeksi Protozoa (Plasmodium), yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles.
Etiologi (Penyebab):
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium falcifarum
Plasmodium ovale
Perjalanan penyakit:
Demam terjadi saat sporulasi dan destruksi eritrosit -> keluar zat pirogen -> demam
Anemia karena sporulasi dan destruksi Eritrosit
Terjadi Aglutinasi Erytrosit intravaskuler
Anoksia sel karena anemia dan aglutinasi
Hepatospleenomegali karena hypertrofi RES
Ikterus krn hemolisis eritrosit intravaskuler
Anemia Malaria oleh P. falsifarum lebih hebat daripada lain
Gejala klinis:
Penatalaksanaan:
Tirah baring
Infus Cairan dengan tetesan pemeliharaan (kecuali ada tanda dehidrasi)
Medikamentosa:
1. Sulfadoksin pirimetamin 3 tab (dosis tunggal)
2. Kloroquin: Hari I – II 600 mg ds tunggal dan hari III 300 mg dosis tunggal
3. Primaquin: 15 mg selama 3 hari ( P. vivax, ovale dan malariae selama 5 hari)
4. Roborantia bila perlu
Bila ada penyulit, atasi penyakit penyulit sesuai jenis penyakitnya
Malaria oleh P.falsifarum berat: obat seperti di atas, ditambah:
1. Rehidrasi
2. Antikonvusi
3. Transfusi atau Dialisis
4. Plasma expander, bila berat: Rujuk
Links terkait:
» emedicine
» WHO
» ke daftar isi
Demam Berdarah Dengue (DBD)
November 5, 2006 pada 3:25 am | Ditulis dalam ProTap | 5 Komentar
Definisi:
DBD adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV,
disertai demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok: angka
kematian cukup tinggi.
Gejala Lain :
Prinsip penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
Tanpa syok:
Dengan syok:
Lebih jauh tentang Rehidrasi DBD, silahkan download formula rehidrasi dalam format flash
swf. Klik kanan download, lalu pilih Save Target As …
» ke daftar isi
Luka Bakar
November 5, 2006 pada 2:54 am | Ditulis dalam ProTap | 21 Komentar
Definisi :
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api,cairan panas, listrik, dll) atau zat-
zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
Tindakan Terpenting :
Derajat 1: mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit oedem, dan nyeri
Derajat 2: mengenai epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bulla,sedikit
oedem,nyeri berat. Bila bulla pecah tampak agak kemerahan
Derajat 3: mengenai seluruh lapisan kulit, lesi pucat, warna kecoklatan dengan
permukaan lebih rendah dari bagian yang tidak terbakar
Ringan: luka bakar derajat I atau derajat I atau derajat II seluas < 15% atau derajat II
seluas < 2%
Sedang: luka bakar derajat II seluas 10-15% atau derajat II seluas 5-10%
Berat: luka bakar derajat II seluas > 20% atau derajat III seluas > 10% atau mengenai
wajah, tangan-kaki, alat kelamin/persendian sekitar ketiak atau akibat listrik tegangan
tinggi (> 1000 V) atau dengan komplikasi patah tulang/kerusakan jaringan
lunak/gangguan jalan nafas
Matikan api dengan memutuskan hubungan (suplay) Oksigen dengan menutup tubuh
penderita dengan selimut, handuk, seprai, karung, dll
Perhatikan Keadaan Umum penderita
Pendinginan:
1. Buka pakaian penderita
2. Rendam dalam air atau air mengalir 20 – 30 menit, derah wajah dikompres air
3. Yang disebabkan zat kimia: selain air dapat dapat digunakan NaCI (untuk zat
korosif) atau gliserin (untuk fenol)
Mencegah infeksi:
1. Luka ditutup dengan perban/ kain kering bersih yang tidak dapat melekat pada
luka
2. Penderita ditutup kain bersih
3. Jangan beri zat yang tidak larut dalam air seperti: mentega, menyak, kecap,
pasta gigi,telor, dll
4. Rujuk ke Puskesmas
Perhatian:
pendinginan tidak ada gunanya jika luka bakar > 1 Jam.
Penatalaksanaan:
Menurut derajat Luka Bakar
Derajat 1: cuci dengan larutan antiseptik dan beri analgesik. Bila mengenai daerah
muka, genital rawat inap
Derajat 2: inj. TAS 1500 IU im atau inj. Tetanus Toksoid (TT) 1 ml im
Derajat 2 tidak luas tetapi terbuka : dicuci dengan larutan antiseptik, ditutup kasa
steril, beri zalf levertran. Bila tidak ada tanda infeksi, kasa diganti tiap 2 minggu
Derajat 3: rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
» ke daftar isi
Perawatan Luka
November 5, 2006 pada 2:45 am | Ditulis dalam ProTap | 3 Komentar
Penatalaksanaan
Perhatikan :
luka dengan fraktur/ruptur tendon jangan dijahit, tetapi dicuci dengan NaCl 0,9% -> tutup
dengan kasa steril, bila ada perdarahan -> ditampon / verban -> rujuk ke RSUD.
Pengobatan
Bila luka kotor/lebar/dalam beri ATS 1.500 IU (tes dulu) atau TT 0,5 ml
Inj. PP (tes dulu) atau inj Ampisilin 4x500mg-1gr per hari
Amoksisilin 3-4×500 mg
Analgesik -> jika perlu
Catatan Penting
Luka lecet cukup diolesi betadine tanpa ditutup, tanpa ATS, tanpa AB
Luka kecil yang hanya membutuhkan 1 jahitan boleh tanpa anestesi
Anestesi lokal diberikan sebelum luka dibersihkan, untuk mengurangi rasa sakit
Luka pada kepala, cukur dulu sekitar luka sebelum dijahit. Jahitan pada kepala dapat
diangkat pada hari kelima atau kurang
Luka yang cukup dalam harus dijahit berlapis, bagian dalam memakai cut gat dan
bagian luar memakai silk
Luka yang cukup panjang, jahitan sebaiknya mulai dari tengah
Luka berbentuk V, sudut dasar V dijahit terdahulu
Luka yang banyak mengeluarkan darah, terlebih dahulu klem dan jahit yang rapat
pada sumber darah. Jika darah berhenti -> jahitan dilanjutkan.
Setelah selesai dijahit ternyata masih merembes -> bongkar -> Jahit ulang -> bekas
jahitan didep agak kuat. Jika masih merembes -> rujuk ke RSUD
Pada kondisi terputusnya pembuluh darah besar -> klem/dep/ tampon yang kuat
dengan kasa steril -> rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Selesai menjahit, dengan pinset sirurgi tepi kulit dibuat ektropion (membuka keluar)
Kontrol sebaiknya pada hari 3-4 setelah dijahit -> angkat jahitan pada hari ke 6-7
Pada luka yang terlalu panjang atau terjadi infeksi -> jahitan diangkat selang-seling
(tidak sekaligus)
Pada waktu mengangkat jahitan, benang yang dipotong yaitu pada ujung yang
berlawanan dengan simpul (untuk menghindari benang bagian luar ikut menyusup ke
dalam)
Kalau pada jahitan terdapat PUS -> buka -> bersihkan, kompres dengan Revanol 2
kali sehari
Tidak semua luka perlu ATS -> lihat kriteria di atas
Hipertensi
November 5, 2006 pada 2:17 am | Ditulis dalam ProTap | 4 Komentar
(The sixth report of Joint National Committee on detection, education and treatment of high
blood pressure (JNC VI). Arc Intern Med 1997)
Penatalaksanaan :
Untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat
Diet rendah garam 5 gr / hari dan rendah lemak
Menurunkan BB Pada Obesitas (penurunan BB tiap 1 kg -> tensi turun 1,5-2,5
mmHg)
Olah raga teratur, sesuai usia dan kemampuan
Berhenti merokok dan minum alkohol
Diuretik: HCT 1-2 X 25 mg/ hari atau furosemid 1-2 X 40 mg/ hari. Kontraindikasi:
DM, Gout
Beta bloker : Propanolol 2-3 X 10 mg / hari. Kontraindikasi : Asma, DM, Gagal
Jantung
Adrenergik neuron bloker : Reserpin 1-3 X 0,1 mg . Kontraindikasi : ulkus ventrikuli
ACE-inhibitor: captopril 2-3×12,5-25 mg
Dan lain-lain
Hipertensi Ringan
Terapi tanpa obat selama 1 bulan -> kontrol
Diastolik < 100 mmHg -> kontrol tiap 3 bulan
Diastolik > 100 mmHg -> Tetapi obat tunggal + kontrol setiap 1-2 bulan, jika tidak
terkendali -> kombinasi 2 obat
Hipertensi Sedang
Diuretik dengan Beta bloker atau obat anti hipertensi golongan lain, dan kontrol setiap 1-2
bulan
Hipertensi Berat
Diuretik iv -> Evaluasi dan bila tidak membaik -> rujuk ke RSUD
Krisis Hipertensi
Pada keadaan ini, tekanan darah harus diturunkan dalam waktu 1 jam.
Hipertensi Ensefalopati
Adalah sindrom klinik akut reversibel karena kkenaikan tekanan darah secara tiba tiba,
dengan gejala klinik :
Hipertensi Malikna
Dapat disertai komplikasi pada target organ. Tekanan darah > 200 /130 mmHg, disertai
komplikasi :
Lebih jauh tentang Penatalaksanaan dan Jenis serta Dosis Antihipertensi, silahkan download
kardiovaskuler dalam format flash swf. Klik kanan download lalu pilih Save Target As …
cak moki
» ke daftar isi
Nephrotic Syndrome (Sindroma Nefrotik)
November 5, 2006 pada 1:43 am | Ditulis dalam ProTap | 1 Komentar
Kriteria Diagnostik:
Perawatan:
Bed rest
Diet TKTP dan rendah Garam
Beri Lasix injeksi atau Furosemide tab. 40 mg 2×1
Tampung urine setiap hari dan timbang BB tiap hari
Terapi oral: Prednison 5 mg/kg BB dibagi 3-4 dosis, kemudian dosis diturunkan
secara tappering 1-2 minggu sewaktu perawatan di rumah
Roborantia, bila perlu
Jika 3 hari tidak ada perbaikan -> rujuk ke RSUD
Penyakit ini memerlukan perawatan jangka panjang (bulanan bahkan tahunan), karenanya
perlu penjelasan kepada penderita dan atau keluarganya. Sebaiknya kontrol protein urine
secara teratur, walaupun sudah normal dan tidak lagi ada tanda edema.
» ke daftar isi
Prosedur Tetap Persalinan
Oktober 7, 2006 pada 3:37 am | Ditulis dalam ProTap | 1 Komentar
Persalinan Normal
Persalinan Abnormal
Perdarahan Ante Partum
Perdarahan Post Partum
Ketuban Pecah Dini
Asfeksia Neonatorum
Infeksi Post Partum
» ke daftar isi
Persalinan Normal
Oktober 7, 2006 pada 3:28 am | Ditulis dalam ProTap | 15 Komentar
Bila ada tanda-tanda keluar lendir, darah banyak, pasien ingin muntah dan ingin mengejan/
berak/ anus terbuka/ ketuban pecah spontan, periksa dalam: jika pembukaan lengkap,
kosongkan kandung kencing dengan kateter Nelaton.
Bila ketuban (+) -> pecahan
Bila ketuban (-) -> pastikan tidak ada bagian kecil janin / tali pusat menumbung.
Pada primipara, lakukan episiotomi. Apabila kala II 1-2 jam tidak lahir, konsul bidan
senior / dokter.
Pada multipara, tergantung kondisi Perineum, kala II ½-1 jam tidak lahir, konsul
bidan senior / dokter.
Setelah kepala lahir, bersihkan mulut dan hidung dengan kasa steril, hisap lendir hidung dan
mulut secara hati-hati:
Bila ada lilitan tali pusat, longgarkan dan lepaskan melalui leher.
Bila lilitan ketat -> potong tali pusat saat itu juga
Pada kondisi normal, potong tali pusat setelah semua bagian bayi lahir, beri Betadin dan ikat:
Pembersihan jalan nafas, diberi kain penghangat, rangsang refleks pernafasan dengan
refleks nyeri.
Jika asfeksia sedang / berat, beri oksigenasi, pijat jantung dan koreksi asidosis, beri
meylon 7,5 % + glukosa 40 % dan akuabides (3 ml:3 ml:6 ml) melalui vena umbilical,
aminopilin 2 mg iv untuk merangsang pernafasan. Jika 15 menit tidak membaik
dirujuk, dan jika membaik masukkan couvis.
Cek keadaan bayi : lubang anus, telinga, adakah cacat anggota tubuh lain. Jika tidak ada
kelainan, bayi diserahkan kepada pembantu untuk dimandikan dan di-room mingin. Ukur TB,
BB,dan LK. Jika ada kelainan, konsultasikan ke dokter.
Kosongkan kandung kencing ibu dengan kateter logan:
Setelah plasenta lahir, pastikan bahwa semua kotiledon dan selaput ketuban lengkap. Kalau
ada yang tertinggal -> evaluasi manual.
Palpasi uterus:
1. Yakin plasenta lahir lengkap -> beri injeksi ergometrin 1-2 amp iv /im
2. Bila tidak yakin plasenta lahir lengkap -> beri injeksi oxytosin 1 amp. 1 ml.
sambil masage uterus dari luar sampai kontraksi baik. Jika tetap jelek,
kompresi bimanual 15 -30 menit, pasang infus NaCI 0,9% konsul Dokter dan
atau rujuk ke RSUD.
Luka episiotomi / ruptur per inci jahit dengan cat gut, jahit luar degan silk, tutup dengan kain
kasa stiril betadin ; kemudian mandikan ibu dan bersihkan. Dekatkan bayi dan segera susui.
Awasi pasien 2 jam di ruang bersalin. Lihat pendarahan yang terjadi : normal / tidak,periksa
fundus dan kontraksi uteri, dan cek vital sign. Jika tidak terjadi apa-apa, pindahkan ibu ke
bansal post partum dan rawat gabung dengan bayinya.
Bayi :
ASI Ekslusif.
Mata tetesi dengan cairan Ag Nitrat 2 tetes 1 x.
Persalinan Abnormal
Oktober 7, 2006 pada 3:23 am | Ditulis dalam ProTap | 2 Komentar
Pesan:
Layanilah setiap pasien dengan penuh keramah-ramahan dan senyum manis, sama seperti
perlakuan yang anda harapkan dari sipenolong sewaktu anda sendiri melahirkan bayi anda.
Catatan:
Untuk mengetahui apakah kemungkinan persalinan dapat berlangsung pervaginam,
digunakan penilaian pelviks menurut BISHOP, sebagai berikut :
Pelvic Score
Untuk mengetahui kematangan servik -> penilaian kemungkinan dapat berlangsung
pervaginam.
Kondisi Portio:
Ketebalan:
tebal 3 cm : nilai=0
tebal 2 cm : nilai=1
tipis lunak 1 cm : nilai=2
tidak teraba : nilai=3
Kekakuan:
kaku : nilai=0
lunak : nilai=1
mudah diregang : nilai=2
Posisi :
arah ke belakang : nilai=0
agak ke belakang : nilai=1
arah ke muka : nilai=2
Pembukaan:
Presentasi Kepala:
Hasil Penilaian:
Bila jumlah nilai pelvic:
» ke daftar isi
Perdarahan Ante Partum
Oktober 7, 2006 pada 3:18 am | Ditulis dalam ProTap | 5 Komentar
Definisi :
Perdarahan ante partum adalah pendarahan pada kehamilan > 28 minggu dengan/tanpa
disertai nyeri perut yang penyebabnya tidak jelas, dengan masih ada/tanpa gerakan janin.
Penyebab :
Plasenta Previa
Solusio plasenta
Penatalaksanaan :
» ke daftar isi
Perdarahan Post Partum
Oktober 7, 2006 pada 3:16 am | Ditulis dalam ProTap | 46 Komentar
Definisi :
Perdarahan Post partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir
(Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah
>500 cc.
Penyebab :
Atonia uteri
Laserasi jalan lahir
Retensio Plasenta
Kelainan proses pembekuan darah.
Penatalaksanaan :
Pasien diinfus
Pasien tidur trendelenberg
Selimuti tubuh Pasien
Oksigenasi
Atonia Uteri
Massage uterus melalui diding abdomen dengan cara : tangan kanan penolong
melakukan gerakan memutar sambil menekan infus uteri.
Bersamaan dengan massage uterus ? beri methergin 0,2 mg ( Metil ergometrin ) iv
Bila pendarahan belum berhenti -> beri oxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5%
atau RL.
Bila tindakan di atas tidak menolong -> kompresi bimanual, dengan cara : satu tangan
masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus
diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan
di antara kedua tangan.
Bila pendarahan belum juga berhenti -> tamponade uterus, dengan cara : salah satu
tangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon
kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi sampai seluruh
kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon . Pada dinding abdomen di atas
fundus uteri diberi ganjal -> pasang stagen.
Tampon diangkat 24 jam kemudian.
Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek -> rujuk dengan
keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap
dilakukan kompresi bimanual).
Penanganan :
Retensio Plasenta
Lakukan manual Plasenta :
Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) dimasukan ke
dalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat.
Pinggir plasenta ( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan.
Setelah yakin semua plasenta lepas -> genggam dan keluarkan.
Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin
0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
Bila ditemukan plasenta akreta -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang diserta
seorang paramedis.
» ke daftar isi
Ketuban Pecah Dini
Oktober 7, 2006 pada 3:11 am | Ditulis dalam ProTap | 10 Komentar
Definisi :
Pecahnya selaput ketuban pada pembukaan servik < 5 cm dalam kehamilan/persalinan.
Penatalaksanaan :
Bila kehamilan < 32 minggu, TBJ + 1500 gr -> terapi konservatif (diharapkan ketuban
menutup)
Istirahat total
Sedative : Fenobarbital (luminal) 3 X 30 mg/hari
Minum 2 liter (10 gelas)/hari
Antibiotika: Amoksisilin 3 X 500 mg (5 hari)
Deksametason 3 x 5mg/hari (2 hari) -> mematangkan paru
Bila dalam 3 x 24 jam air ketuban tidak keluar -> Mobilisasi
Bila terjadi infeksi (AL > 15.000, suhu > 38ºC, air ketuban keruh) -> ahiri kehamilan.
» ke daftar isi
Asfeksia Neonatorum
Oktober 7, 2006 pada 3:09 am | Ditulis dalam ProTap | 4 Komentar
Definisi:
Asfeksia Neonatorum merupakan keadaan di mana bayi baru
lahir gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir.
Penyebab:
Hipoksia janin dalam rahim, yang berhubungan dengan
berbagai faktor selama kehamilan, persalinan, dan segera
setelah lahir.
Setelah persalinan, ditegakkan dengan dasar nilai APGAR, seperti tampak di bawah ini:
Tabel APGAR Score:
Denyut jantung:
Tidak ada : 0
<100x/menit : 1
> 100x/menit : 2
Pernapasan:
Tidak ada : 0
Lambat, tidak teratur : 1
Menangis kuat : 2
Tonus Otot:
Lumpuh : 0
Sedikit fleksi : 1
Gerak aktif : 2
Tidak ada : 0
Sedikit mimik : 1
Batuk / bersin : 2
Warna kulit:
Biru / pucat : 0
Tubuh kemerahan, ekstremitas biru : 1
Kemerahan : 2
Perhitungan nilai APGAR dilakukan pada menit ke 1 dan ke 5 dengan tujuan:
Arti penilaian :
Nilai 7-10 : bayi normal
Nilai 4-6 : asfeksia ringan-sedang
Nilai 0-3 : asfeksia berat.
Tindakan Khusus
Asfeksia Sedang -> rangsang pernafasan1-2 menit, jika gagal -> tatalaksana asphexya berat.
Asfeksia Berat:
Oksigenasi 1 liter / menit, lebih baik dengan ambubag dengan kekuatan 1/3 orang
dewasa sebanyak 30-40 X /menit
Pijat jantung dengan kedua ibu jari pada sternum sebanyak 80-100 x/menit
Koreksi asidosis : Meylon 7,5 dicampur Glukosa 40% dan Aquabides (3ml:3ml:6ml)
melalui v. umbilicalis
Aminofilin 2 mg iv untuk merangsang pernafasan
Siapkan kendaraan, jika dalam 15 menit tidak BAK -> rujuk (disertai oksigenasi dan
seorang paramedis).
» ke daftar isi
Infeksi Post Partum
Oktober 7, 2006 pada 3:03 am | Ditulis dalam ProTap | 1 Komentar
Kriteria diagnostik :
Suhu tubuh meninggi (Panas 38º – 40ºC), 3-7 hari post partum
Lochia berbau busuk
Kadang-kadang disertai kejang
Perawatan :
Suhu < 39ºC -> beri Ampisilin / Amoksisilin 4 x 500 mg per hari
Suhu > 39ºC -> beri Antibiotika: Amoksilin 1 gr (inj) dengan garamisin (inj)
80 mg atau Kemisetin ( inj ) 1 flc. Pagi dan sore
» ke daftar isi
Kehamilan Resiko Tinggi
Oktober 7, 2006 pada 2:58 am | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar
» ke daftar isi
Hiperemesis Gravidarum
Oktober 7, 2006 pada 2:40 am | Ditulis dalam ProTap | 25 Komentar
Emesis Gravidarum
Kriteria :
Penatalaksaan :
Pendekatan psikologis –>> terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda,
akan hilang sendiri setelah kehamilan 16 minggu
Perbanyak istirahat
Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock –>>
Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.
Hiperemesis Gravidarum
Kreteria :
Penatalaksaan :
Rawat inap
Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
Obat-obat diberikan parenteral
Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan :
Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
Roborantia
Kalau perlu Diazepam 10 mg im
Psikoterapi
Dalam 24 jam pertama –>> evaluasi
Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik –>> pertimbangan rujukan
Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang :
Kreteria Pre-Eklampsia:
Hipertensi
Proteinuria
Oedem tungkai
Kreteria Eklampsia:
Hipertensi
Proteinuria
Oedem tungkai
Kejang
Penatalaksaan:
Infus D5%
Beri Diazepam ( inj ) 10 mg iv
Beri Furosemide 40 mg iv
Jika tidak ada perubahan —>> Rujuk ke RSUD .
» ke daftar isi
Abortus
Oktober 7, 2006 pada 2:32 am | Ditulis dalam ProTap | 29 Komentar
Definisi :
Abortus imminens adalah perdarahan pada kehamilan < 28 minggu, dengan /
tanpa kontraksi uterus yang nyata, dengan hasil konsepsi dalam uterus tanpa
dilatasi servik.
Mules-mules
Perdarahan pervaginam
Tanda-tanda kehamilan (+)
Status generalis ( + )
Status generalis: denyut bayi normal
Besar uterus sesuai umur kehamilan
Inspekulo : Ostium tertutup, Keluar darah dari ostium.
Diagnosa banding :
Mola hidotidosa
Kehamilan di luar rahim.
Penatalaksanaan :
Bed rest
Observasi perdarahan
Fenobarbital 3 x 30 mg / hari
Papaverin 3 x 40 mg / hari.
——————————————————————————————
Abortus insipiens ( sedang berlangsung )
Definisi :
Abortus insipiens adalah perdarahan pada kehamilan < 28 minggu dengan dilatasi servik
meningkat, dan hasil konsepsi masih dalam uterus.
Amenore
Perdarahan pervaginam
Mules-mules
Tanda – tanda kehamilan (+)
Inspekulo : Ostium terbuka, Ketuban (+).
Penatalaksanaan :
Infus D5% = Oksitosin 10 unit ;
Bila abortus tidak lengkap ? lihat Abortus inkomplit
——————————————————————————————
Abortus inkomplit
Penatalaksanaan :
Infus NaCI / RL
Kuretase
Paska kuretase : Metil ergometrin 3 x 1 tab dan antibiotika
Observasi perdarahan
——————————————————————————————
cak moki
» ke daftar isi
Penutup
Oktober 7, 2006 pada 2:26 am | Ditulis dalam ProTap | Tinggalkan Komentar
Demikian Prosedur Tetap ini dibuat dengan harapan dapat membantu Petugas
Kesehatan baik medis maupun Paramedis serta Petugas lain dalam upaya
optimalisasi perawatan penderita.
Kami menyadari bahwa Prosedur tetap ini masih sangat sederhana, karena itu
kritik dan saran perbaikan dari berbagai pihak khususnya Teman Sejawat para Dokter
Spesialis sangat kami harapkan.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Teman Sejawat yang telah membantu kami
dalam penyusunan Buku ini, teriring do’a semoga upaya kita mendapatkan ridlo dari Allah
SWT. Amin.
Kepustakaan: