TUMOR MAMMAE SINISTRA
Enrico Leonarto
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan kanker yang
paling umum dan merupakan penyebab
utama kematian akibat kanker pada wanita
di seluruh dunia. Sekitar 1,38 juta kasus
kanker payudara baru didiagnosis pada
tahun 2008, dengan kematian hampir 50%
-60% terjadi di negara-negara berkembang.
Ada berbagai referensi mengenai tingkat
kelangsungan hidup pasien kanker
payudara di seluruh dunia, dengan
perkiraan kelangsungan hidup 5 tahun
sebanyak 80% pasien kanker payudara di
negara-negara maju dan 40% di negara-
negara berkembang (Coleman, 2008).
Negara-negara berkembang menghadapi
kendala sumber daya dan infrastruktur
yang berguna untuk menangani kanker
payudara dengan tepat waktu, termasuk
diagnosis dan terapi (Anderson, 2007). Di
negara maju seperti Amerika Serikat pada
tahun 2013, sekitar 232.340 orang
perempuan didiagnosis kanker payudara
dengan angka kematian 39.620 (Berry,
2005). Penurunan yang signifikan dalam
mortalitas akibat kanker payudara di
Amerika Serikat 1975-2000 disebabkan
peningkatan konstan pada skrining
mamografi dan penanganan kanker
payudara (Berry, 2005).
Di Indonesia secara umum kanker
merupakan penyebab kematian kedua dari
kelompok penyakit non infeksi. Tumor
ganas sendiri menduduki peringkat ke-4
MPPD Bedah Unhas
penyebab kematian secara nasional.
Propinsi Jawa Tengah (8,1%) menduduki
peringkat kedua setelah Daerah Istimewa
Yogyakarta (9,6%). Di Jawa Tengah
jumlahpenderita kanker payudara
menduduki peringkat pertama dengan
jumlah sebanyak 12.281 kasus (50,74%),
dengan populasi penderita tertinggi di
Surakarta.
LAPORAN KASUS
Wanita 51 tahun dengan keluhan benjolan
pada payudara kiri. Benjolan pertama kali
dirasakan 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Awalnya berukuran sekecil seperti
bola pingpong, berbentuk bulat, tepat di
bawah puting payudara dan dengan cepat
membesar. Konsistensi padat dan bisa
digerakkan. Benjolan tidak terasa nyeri.
Tidak ada perubahan warna kulit. Puting
susu tidak tertarik ke dalam. Tidak pernah
terjadi pengeluaran cairan dari puting.
Tidak ada benjolan ditempat lain
Keadaan pasien disertai sesak napas sejak
5 bulan yang lalu SMRS. Sesak terutama
dalam keadaan baring, lebih nyaman jika
tidur miring ke kiri. Batuk ada disertai
lendir berwarna putih. Riwayat
pemasangan chest tube paru kiri pada
bulan mei 2018. Cairan yang keluar dari
paru-paru berwara kemerahan
Riwayat penyakit keganasan sebelumnya
pada pasien di sangkal. Riwayat keluhan
yang sama pada keluarga disangkal.
Riwayat keganasan lainnya pada keluarga
di sangkal. Riwayat trauma pada daerah
dada atau payudara disangkal.
Pasien haid pertama kali pada saat berusia
11 tahun (Kelas 2 SMP), haid lancar
teratur. Hingga sekarang pasien masih
haid. Pasien telah menikah dan memiliki 7
orang anak. Pasien menyusui anak-
anaknya. Riwayat menggunakan
kontrasepsi oral disangkal. Riwayat
terpapar radiasi tidak ada. Pasien tidak
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Pada inspeksi regio mammae sinistra,
tampak benjolan tepat di dasar puting
dengan ukuran diameter 15 cm, berbentuk
bulat, berbatas tegas. Kulit berwarna merah
gelap dengan peau the orange (+). Tampak
retraksi putting. Pada Palpasi teraba
benjolan, konsistensi padat keras,
terfiksasi, kulit teraba kasar.
Pada inspeksi dan palpasi regio mammae
dextra tidak didapatkan kelainan.Pada
inspeksi dan palpasi axilla tidak didapatkan
pembesaran kelenjar getah bening..
Pada pemeriksaan patologi anatomi
ditemukan hasil Invasive carcinoma
mammae of no special type, moderate
grade malignancy dengan LVSI positif
Pada pemeriksaan Thorax X-Ray
ditemukan efusi pleura bilateral terutama
sinistra dengan cavitas paru kiri dd/
hydropneumothoraks sinistra, terpasang
chest tube pada hemithoraks sinistra
DISKUSI
Kanker payudara adalah tumor ganas yang
berasal dari kelenjar payudara. Termasuk
saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya yang tumbuh infiltratif,
destruktif, serta dapat bermetastasis
(Suryana, 2008).
Kanker payudara adalah penyakit
heterogen yang tumbuh dengan variasi
berbeda pada setiap pasien dan sering
menimbulkan penyakit sistemik lain pada
saat ditegakannya diagnosis.
1. Kanker Mammae Primer
Lebih dari 80% kanker mammae
menunjukkan proses fibrosis aktif yang
menyerang jaringan epitel dan stroma
payudara. Akibat dari pertumbuhan kanker
dan invasi sel kanker ke jaringan payudara
menyebabkan tertariknya ligamentum
Cooper’s sehingga dapat terjadi retraksi
pada kulit mammae (dimpling). Peau
d’orange (edema yang terlokalisasi) juga
dapat terjadi ketika drainase cairan limfe
dari kulit terhambat sehingga menarik
folikel rabut ke dalam dan memberikan
gambaran kulit jeruk. Semakin tumbuhnya
sel kanker maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya invasi pada kulit,
yang akan menimbulkan ulserasi karena
terjadinya iskemik.
2. Metastasis Kelenjar Limfe
Regional
Semakin besar ukuran kanker primer,
sel-sel kanker akan masuk ke dalam ruang
interselular dan terbawa aliran limfe
menuju kelenjar limfe regional teruma
kelenjar limfe axilla. Tanda awal terjadinya
metastasis pada kelenjar limfe berupa nyeri
dan teraba benjolan yang lembut tetapi
berubah menjadi keras seiring
pertumbuhan sel kanker.
3.Metastasis Jauh
 Kira-kira pada pembelahan sel kanker
yang ke-20, maka sel kanker sudah
mempunyai neovaskularisasi sendiri.
Keadaan tersebut juga dapat menyebabkan
sel kanker melaului vena axilla atau vena
intercostal yang kemudian menuju vena
pleksus Batson, akan bermetastasi ke organ
lain dalam tubuh.
Klasifikasi Kanker Mammae Primer
Menurut lokasinya, kanker payudara dibagi
menjadi kanker payudara invasif invasif
dan non invasif. Kanker payudara non
invasif adalah kanker yang belum meluas
jauh dari lobulus atau duktus asal sel
kanker. Kanker non invasif disebut juga
“in situ” yang artinya “di tempat”.
Kanker payudara invasif terjadi ketika sel-
sel abnormal dari dalam lobulus atau
duktus meluas ke jaringan payudara lain
Kanker payudara invasif yang meluas ke
berbagai organ tubuh juga disebut kanker
payudara metastatik (Stevanovic, 2004).
Kebanyakan organ yang dituju saat sel-sel
ini menyebar adalah otak, tulang, paru-paru
dan hati.
Non Invasive
Invasive Ephitelial
Ephitelial
Cancer Cancer
- Lobular Invasive Lobular Carcinoma
Carcinoma In
(10%-15%)
Situ (LCIS)
- Ductal Invasive Ductal Carcinoma
NOS (50%-70%)
Carcinoma In
Tubular carcinoma (2%- 3%)
Situ (DCIS)
Mucinous carcinoma (2%-3%)
- Tipe papillar,
Medullary carcinoma (5%)
cribriform,
solid dan
Invasive cribriform carcinoma
comedo.
(1%-3%)
Invasive papillary carcinoma
(1%-2%)
Adenoid cystic carcinoma (1%)
Metaplastic carcinoma (1%)
Kanker mammae invasif dibagi secara
histologi menjadi kanker lobular dan
duktal. Perbedaan kedua jenis kanker dapat
dilihat memalui mamogram, kanker lobular
cenderung menyerang payudara tunggal
dan secara klinis tidak terlihat adanya
massa sampai stadium lanjut. Kanker
duktal cenderung tumbuh sebagai massa
yang lebih koheren, membentuk kelainan
diskrit pada mammogram dan muncul lebih
awal seperti benjolan pada payudara.
Karsinoma invasif telah menembus
membran basement masuk ke dalam
stroma, atau dalam referensi lain dikatakan
tumor invasif di mana ketika invasi stroma
terdeteksi. Pada keadaan ini, sel-sel
memiliki potensi untuk masuk ke
pembuluh darah sehingga dengan demikian
mampu mencapai kelenjar getah bening
regional dan tempat yang jauh. Hal ini
mencerminkan perbedaan biologi sel
tumor, apakah sel-sel tumor
mengekspresikan adhesi sel protein E -
cadherin atau tidak.
Invasive Ductal Carcinoma atau Infiltrating
Ductal Carcinoma (IDC) merupakan
kanker payudara yang paling sering.
Infiltrating Ductal Carcinoma dapat
Mixed Connective berkembang dari Ductal Carcinoma In Situ
and Epithelial (DICS). Berbagai tipe dari DCIS yang
Tumor paling umum dijumpai adalah comedo,
- Phyllodes tumor benign
and malignant
cribriform, solid, makro papiler, dan
- Carcinosarcoma papiler. DCIS-comedo didagnosis apabila
- Angiocarcinoma
terdapat paling sedikit satu duktus di
payudara terisi dan terekspansi oleh sel
atipikal dan terdapat nekrosis sentral dalam
lumen. IDC disertai dengan sentral
nekrosis pada fase awal akan tampak
menyerupai dengan DCIS dengan nekrosis
komedo sentral.
Comedocarcinoma biasanya menjadi
bagian dari DCIS. Comedocarcinoma
biasanya bersifat non-infiltrating. Namun Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston
terdapat beberapa kasus dimana textbook of Surgery. Elsivier. United State of
America. 2008
comedocarcinoma berubah bentuk menjadi
jenis sel lain dan berkembang menjadi
IDC. Tingkat rekurensi dan angka harapan
hidup pada IDC yang berasal dari
comedocarcinoma berbeda dibandingkan
yang berasal dari tipe sel kanker lain
(Pervez, 2007)

DAFTAR PUSTAKA
Ackerman’s and Rosai J ; 2011; Surgical
Pathology; Elsevier Mosby; Tenth Edition, USA.
Anderson B, Yip C, Smith R, Shyyan R, Sener S,
Eniu A, et al. Guideline implementation for
breast healthcare in low-income and
middleincome countries: overview of the breast
health global initiative global summit 2007.
Cancer. 2008;113:2221–43.
Baykara M, 2014; A Clinicopathological Study of
Early-Stage Synchronous; Asian Pacific Journal
of Cancer Prevention, Vol 13, April 2014.
Berry D, Cronin K, Plevritis S, Fryback D, Clarke
L, Zelen M, et al. Efect of screening and adjuvant
therapy on mortality from breast cancer. N Engl J
Med. 2005;353:1784–92.
Brunicardi, F. Charles, dkk. Oncology at
Schwartz’s Principles of Surgery Eight Edition.
Mc Graw Hill: United State of America. 2005.
Coleman M, Quaresma M, Berrino F, Lutz JM,
Angelis R, Capocaccia R, et al. Cancer survival
in fve continents: a worldwide population-based
study (CONCORD). Lancet Oncol. 2008;9:730–
56.
Kumar V, Abbas AK , Fausto N, Aster JA ; 2011;
Pathologic Basis of Disease ; Saunders Elsevier;
Eighth edition.
Romadhon YA; 2013, Gangguan siklus sel dan
mutasi gen pada kanker payudara; Cermin Dunia
Kedokteran, vol 40 no 10 oktober 2013 .
Shahid Pervez, Hassan Khan (2007). Infiltrating
Ductal Carcinoma Breast with Central Necrosis
Closely Mimicking Ductal Carcinoma in Situ
(Comedo type): a case series. J Med Case
Reports: 1:83.
Stevanovic A, Lee P, Wilcken N. Metastatic breast
cancer. Aust Fam Phys. 2006;35:309–11.