Anda di halaman 1dari 13

A

Menggambar dan Menghitung Jarak dalam


Ruang

Konsep jarak ditinjau dari bidang kajian geometri bidang atau


geometri analitis. Konsep jarak yang pernah dipelajari di SMP
diantaranya adalah
 Jarak titik A ke titik B dapat digambarkan dengan cara
menghubungkan titik A dan titik B dengan ruas garis AB
sebagaimana diperlihatkan pada gambar A(1). Jika d adalah titik
A(𝑥1 , 𝑦1 ) ke titik B(𝑥2 , 𝑦2 ), maka jarak d dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan:

𝑑 = 𝐴𝐵 = ඥ(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

 Jarak titik P ke garis g dapat digambarkan dengan cara membuat


garis dari titik P dan tegak ke garis g sebagaimana diperlihatkan
pada gambar A(2). Jika d adalah jarak titik P(𝑥1 , 𝑦1 ) ke garis g≡
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0; maka jarak d dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus hubungan:

𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐
𝑑=ฬ ฬ
ξ𝑎2 + 𝑏2

GAMBAR
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara menentukan jarak-jarak dalam
runag, diantaranya adalah
[1] Jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang,
[2] Jarak garis ke garis, garis ke bidang, dan bidang ke bidang.

Jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik


1
ke bidang,

1.1 Jarak titik ke titik

Jarak titik A ke titik B dalam suatu ruang dapat digambarkan


dengan cara menghubungkan titik A dan titik B dengan ruas garis AB.
Jarak titik A ke titik B ditentukan oleh panjang ruas garis AB
sebagaimana diperlihatkan pada gambar A(2).

1.2 Jarak titik ke garis

Jika sebuah titik berada di luar garis, maka ada jarak antara titik
ke garis itu. Jarak titik A ke garis g (titik A berada diluar garis g) dapat
digambarkan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
 Buatlah bidang a yang melalui titik A dan garis g
dalil 2
INGAT...!

Sebuah bidang ditentukan oleh


sebuah garis dan sebuah titik (titik
berada diluar garis).
 Pada bidang a tersebut buatlah garis AP tegak lurus terhadap garis
g.
 Ruas garis AP merupakan jarak titik A ke garis g yang diminta.
Langkah-langkah diatas dapat divisualisasikan dengan gambar ruang
sebagaimana pada gambar A(2).

1.2 Jarak titik ke bidang

Jika sebuah titik berada di luar bidang, maka ada jarak antara titik
ke bidang itu. Jarak titik A ke bidang a ( titik A berada di luar bidang a )
dapat digambarkan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut.
 Buatlah garis g melalui titik A dan tegak lurus bidang a.
 Garis g menembus bidang a di titik Q.
 Ruas garis AQ merupakan jarak titik A ke bidang a yang diminta.
Langkah-langkah diatas dapat divisualisasikan dengan gambar ruang
sebagai mana pada gambar...

B Menggambar dan Menghitung Sudut


dalam Ruang
Sudut-sudut dalam ruang dapat dibentuk oleh dua unsur ruang,
yaitu:
[1] garis dan garis,
[2] garis dan bidang,
[3] bidang dan bidang

1 Sudut antara Garis dan Garis

Kedudukan garis g dan garis h dalam ruang dapat berpotongan,


berimpit, sejajar, atau bersilangan. Berdasarkan kedudukan garis g dan
garis h dalam ruang itu, dapat diamati fakta-fakta sebagai berikut.
Dalam hal garis g berimpit dengan garis h atau garis g sejajar
1
garis h, maka sudut yang dibentuk oleh kedua garis itu sama
dengan nol.
Dalam hal garis g berpotongan dengan garis h atau garis g
2
bersilangan dengan garis h, maka terdapat sudut yang dibentuk
oleh kedua garis itu.
 Pada bidang a tersebut buatlah garis AP tegak lurus terhadap garis
g
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara mengukur (menggambar
dan menghitung) sudut antara dua garis yang berpotongan dan sudut
antara dua garis yang bersilangan.

1. Sudut antara Dua Garis Berpotongan


1
Misalkan garis g dan garis h berpotongan di titik P sehingga
kedua garis itu terletak pada sebuah bidang . Sudut antara garis g dan
garis h yang berpotongan dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
 Ambil sebarang titik A pada garis g dan sebarang titik B pada
garis h.
 Besar sudut APB ditetapkan sebagai ukuran sudut antara garis g
dan garis h yang berpotongan.

h
B

P
g
A

1. Sudut antara Dua Garis Bersilangan


2
Besar sudut antara dua garis yang bersilangan dapat ditentukan
dengan menggunakan bantuan sifat sudut dalam geometri bidang datar.

Sifat: dua sudut sama besar

I N G A T !!!

Dua buah sudut dikatakan sama


besar, jika kaki-kaki kedua sudut
itu sejajar dan searah.
Misalkan diketahui garis g dana garis h bersilangan. Garis g
menembus bidang  di P dan garis h terletak pada bidang . Sudut
antara garis g dan garis h yang bersilangan itu dapat digambarkan
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
 Ambil sebarang titik O pada bidang .
 Melalui titik O, buatlah garis g’ sejajar dengan garis g dan garis
h’ sejajar dengan garis h.
 Sudut yang dibentuk oleh garis g’ dan garis h’ ditetapkan sebagai
ukuran besar sudut antar garis g dan garis h yang bersilangan.

Catatan:
1. Sudut antara garis g dengan garis h dilambangkan dengan (g,h).
2. Jika besar (g,h) = 90 serta
(a) g dan h berpotongan, maka garis g dan garis h dikatakan
berpotongan tegak lurus.
(b) g dan h bersilangan, maka garis g dan garis h dikatakan
bersilangan tegak lurus.

Dalam menggambarkan sudut antara garis g dan garis h yang


bersilangan, lebih praktis apabila titik O diambil pada salah satu garis
(garis g atau garis h).
1 Misalkan titik O diambil pada garis g (titik O diambil tepat
berimpit dengan titik P).
 Melalui titik O, buatlah garis h’ yang sejajar dengan garis h.
 Sudut yang dibentuk oleh garis g dan garis h’ merupakan
ukuran besar sudut antara garis g dan garis h yang
bersilangan.

GAMBAR

Misalkan titik O diambil pada garis h.


2
 Melalui titik O, buatlah garis g’ yang sejajar dengan garis g.
 Sudut yang dibentuk oleh garis g’ dan garis h merupakan
ukuran besar sudut antara garis g dan garis h yang
bersilangan.

GAMBAR

Sebagai contoh aplikasi bagaimana cara menentukan sudut antara


dua garis yang bersilangan dengan menggunakan konsep-konsep yang
telah dijelaskan sebelumnya, simaklah ilustrasi berikut ini.
[1] Pada kubus ABCD.EFGH, garis AD dan garis BG merupakan
dua garis yang bersilangan. Sudut antara garis AD dan garis BG
yang bersilangan itu ditentukan oleh sudut antara garis AD dan
garis AH (yaitu DAH), sebab garis AH sejajar dengan garis BG.
Garis BC dan garis AH juga merupakan dua garis yang
bersilangan. Sudut antara garis BC dan garis AH yang
bersilangan itu ditentukan oleh sudut antara garis BC dan garis
BG (yaitu CBG), sebab garis BG sejajar dengan garis AH.
[2] Pada limas segiempat beraturan T.ABCD, garis TA dan garis DC
merupakan dua garis bersilangan. Sudut antara garis TA dan garis
DC yang bersilangan itu ditentukan oleh sudut antara garis TA
dan garis AB (yaitu TAB), sebab garis AB sejajar dengan garis
CD.

CONTOH 1:

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.


Hitunglah besar sudut antara:
a) Garis DE dan garis HF.
b) Garis AH dan garis BF.
c) Garis DE dan garis BG.
Jawab:
a) Garis DE dan garis HF bersilangan, (DE, HF) =
(DE, DB) = BDE, sebab DB sejajar HF.
GAMBAR KUBUS
Karena BD = BE = DE = 4ξ2 cm (BD, BE, dan DE
merupakan diagonal-diagonal sisi kubus), maka
∆BDE merupakan segitiga sama sisi. Dengan
demikian, besar BDE = 60.
Jadi, besar sudut antara garis DE dan garis HF adalah
(DE, HF) = 60.
b) Garis AH dan garis BF bersilangan, (AH, BF) =
(AH, AE) = EAH, sebab AE sejajar BF.
GAMBAR KUBUS
Garis AH adalah diagonal sisi ADHE (ADHE
berbentuk persegi), sehingga besar EAH = 45.
Jadi, besar sudut antara garis AH dan garis BF adalah
(AH, BF) = 45
c) Garis DE dan garis BG bersilangan, (DE, BG) =
(DE, AH) = EOH, sebab AH sejajar BG.
GAMBAR KUBUS
Garis-garis AH dan DE adalah diagonal-diagonal sisi
ADHE, sehingga garis AH dan garis DE berpotongan
tegak lurus di titik O. Dengan demikian, besar EOH
= 90.
Jadi, besar sudut antara garis DE dan garis BG adalah
(DE, BG) = 90. Dikatakan garis DE dan garis BG
bersilangan tegak lurus.

SUDUT ANTARA GARIS DAN GARIS

LATIHAN UJI KOMPETENSI 1


1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8 cm. Hitunglah
besar sudut antara:
a) garis AD dan garis BG e) garis CH dan garis DE
b) garis AH dan garis CF f) garis DE dan garis EG
c) garis AH dan garis DC g) garis AD dan garis FG
d) garis AH dan garis DF h) garis AD dan garis CG

2. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8 cm, rusuk AD = 6


cm, dan rusuk AE = 4 cm. Hitunglah nilai dari:
a) sinus (AE, BG) f) cosinus (CF, DE)
b) sinus (BG, FG) g) tangen (AB, CH)
c) sinus (FG, FH) h) tangen (BD, BH)
d) cosinus (AD, HF) i) tangen (BC, AH)
e) cosinus (AH, BF)

3. Limas segitiga beraturan T.ABC dengan panjang rusuk 6 cm.


a) Buat lukisan sudut yang menunjukkan besar sudut antara garis-
garis berikut:
(i) TA dan BC
(ii) TB dan AC
(iii) TC dan AB
b) Jika  menyatakan besar sudut antara rusuk TC dan rusuk AB,
hitunglah:
(i) sin 
(ii) cos 
(iii) tan 
4. Limas segiempat beraturan T.ABCD dengan panjang rusuk alas AB
= 8 cm dan panjang rusuk sisi TA = 8 cm.
a) Buktikan bahwa:
(i) Rusuk TA tegak lurus rusuk TC
(ii) Rusuk TB tegak lurus rusuk TD
b) Jika besar (TA, TB) = , hitunglah:
(i) sin  (ii) cos 
c) Jika besar (AB, TD) = , hitunglah:
(i) sin  (ii) cos 

5. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm, titik P terletak


pada rusuk AE sehingga AP = PE.
a) Hitunglah besar (BG, DP)
b) Hitunglah cos (CH, DP)
Petunjuk: Gunakan dalil kosinus.

2 Sudut antara Garis dan Bidang

Kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang


kemungkinannya adalah:
 garis terletak pada bidang,
 garis sejajar bidang, dan
 garis memotong atau menembus bidang.
Jika sebuah garis memotong atau menembus bidang, maka
terdapat ukuran sudut yang dibentuk oleh garis dan bidang itu. Misalkan
bahwa garis g memotong bidang  di titik tembus P. Sudut antara garis g
dan bidang  yang berpotongan dapat ditentukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
 Ambil sembarang titik Q pada garis g.
 Melalui titik Q, buatlah garis h yang tegak lurus terhadap bidang
. Garis h ini menembus bidang  di titik Q’.
 Sudut QPQ’ ditetapkan sebagai ukuran besar sudut antara garis g
dan bidang  yang berpotongan.

GAMBAR

Catatan:
1. Garis g’ yang melalui P dan Q’ pada gambar disebut proyeksi
garis g pada bidang .
2. Sudut antara garis g dan bidang  dilambangkan (g, bidang ).

Definisi: Sudut antara garis dan bidang yang berpotongan

Sudut antara garis g dan bidang  adalah sudut lancip yang


dibentuk oleh garis g dan proyeksinya pada bidang .

Sebagai contoh aplikasi bagaimana cara menentukan ukuran


sudut ruang yang dibentuk oleh garis dan bidang yang berpotongan,
simaklah ilustrasi berikut.
[1] Kubus ABCD.EFGH, garis diagonal ruang BH memotong bidang
alas ABCD. Sudut antara garis BH dengan bidang alas ABCD
atau (BH, bidang ABCD) ditentukan oleh sudut yang dibentuk
oleh garis BH dan garis BD (yaitu DBH), sebab garis BD
merupakan proyeksi dari garis BH pada bidang alas ABCD.
GAMBAR
[2] Limas segiempat beraturan T.ABCD, rusuk sisi TB memotong
bidang alas ABCD. Sudut antara garis TB dengan bidang alas
ABCD atau (TB, bidang ABCD) ditentukan oleh sudut yang
dibentuk oleh garis TB dan garis BO (yaitu TBO), sebab daris
BO merupakan proyeksi dari garis TB pada bidang alas ABCD.
GAMBAR

CONTOH 1:

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm.


a) Hitunglah besar (AH, bidang ABCD)
b) Jika sudut antara diagonal ruang AG dengan bidang alas
ABCD adalah , hitunglah:
(i) sin 
(ii) cos 
(iii) tan 
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai