1 Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan
keadaan hipoksia dan hiperkapnu serta sering berakhir dengan asidosis. (Sugeng, 2010).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara
spontan dan teratur sestelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan,
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak dilakukan secara
kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungking timbul. (Sugeng, 2010).
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari
100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
c. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari
100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada. Pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus
menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung
Tanda 0 1 2
Frekuensi Jantung Tidak ada Kurang dari 100/ Lebih dari 100/ menit
menit
ekstremitas biru
7- 10 : Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal
Nilai Apgar pada umumnya dilaksanakan pada 1 menit dan 5 menit sesudah bayi
lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus dimulai segera sesudah bayi lahir. Apabila bayi
memerlukan intervensi berdasarkan penilaian pernafasan, denyut jantung atau warna bayi,
maka penilaian ini harus dilakukan segera. Intervensi yang harus dilakukan jangan sampai
terlambat karena menunggu hasil penilaian Apgar 1menit. Kelambatan tindakan akan
Walaupun Nilai Apgar tidak penting dalam pengambilan keputusan pada awal
resusitasi, tetapi dapat menolong dalam upaya penilaian keadaan bayi dan penilaian
efektivitas upaya resusitasi. Jadi nilai Apgar perlu dinilai pada 1 menit dan 5 menit.
Apabila nilai Apgar kurang dari 7 penilaian nilai tambahan masih diperlukan yaitu tiap 5
menit sampai 20 menit atau sampai dua kali penilaian menunjukkan nilai 8 dan lebih.
1.3 Etiologi
pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara
menahun akibat kondisi atau kelaianan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak
Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit
menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Pada kedaan terakhir
ini pengaruh terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksigenasi serta kekurangan
pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi plasenta. Hal ini dapat
dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga
selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia bayi.
Keadaan ini perlu dikenal,gara dapat dilakukan persiapan yang sempurna pada saat bayi
a. Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
b. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan misalnya, pada plasenta previa
Tanda dan gejala asfiksia dapat muncul mulai dari saat kehamilan hingga kelahiran bayi
yang berupa :
a. Pada kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160x/menit atau kurang dari 100x/menit,
b) Jika DJJ 160x/mnt ke atas dan ada meconium : janin sedang asfiksia
c) Hipoksia
kejang, nistagmus (gerakan ritmik tanpa kontrol pada amat yang terdiri
dari tremor kecil yang cepat kesatu arah dan yang lebih besar, lebih
3 Patofisiologi
Gangguan suplai darah teroksigenasi melalui vena umbilical dapat terjadi pada saat
antepartum, intrapartum, dan pascapartum saat tali pusat dipotong. Hal ini diikuti oleh
a. Awalnya hanya ada sedikit nafas. Sedikit nafas ini dimaksudkan untuk
mengembangkan paru, tetapi bila paru mengembang saat kepala dijalan lahir atau
bila paru tidak mengembang karena suatu hal, aktivitas singkat ini akan diikuti
b. Setelah waktu singkat lama asfiksia tidak dikaji dalam situasi klinis karena
dilakukan tindakan resusitasi yang sesuai usaha bernafas otomatis dimulai. Hal
ini hanya akan membantu dalam waktu singkat, kemudian jika paru tidak
pernafasan. Selanjutnya bayi akan memasuki periode apnea terminal. Kecuali jika
dilakukan resusitasi yang tepat, pemulihan dari keadaan terminal ini tidak akan
terjadi.
c. Frekuensi jantung menurun selama apneaprimer dan akhirnya turun di bawah 100
ketokolamin dan zat kimia stress lainnya. Walupun demikian, tekanan darah yang
terkait erat dengan frekuensi jantung, mengalami penurunan tajam selama apnea
terminal.
e. Terjadi penurunan pH yang hamper linier sejak awitan asfiksia. Apnea primer dan
apnea terminal mungkin tidak selalu dapat dibedakan. Pada umumnya bradikardi
Pathway/WOC
Persalinan lama, lilitan tali pusat Paralisis pusat pernafasan Faktor lain : anestesi,
ASFIKSIA
Janin kekurangan O2
Paru-paru terisi cairan
Dan kadar CO2 meningkat
Apneu Kerusakan
Otak Resiko Gangguan metabolisme &
ketidakseimbangan perubahan asam basa
suhu tubuh
DJJ & TD
Kematian
bayi
Resiko Asidosis Respiratorik
cidera
Janin tidak bereaksi Proses
keluarga
Terhadap rangsangan
terhenti Gangguan perfusi
Kerusakan pertukaran
gas
4 Pemeriksaan
e. Melihat dan meraba lengan dan tungkai, gerakan dan menghitung jumlah jari.
f. Melihat alat kelamin dan menentukan jenis kelamin, adakah kelainan.
5 Pemeriksaan Penunjang
b. USG kepala
d. PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat
e. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks
6 Penatalaksaan Medis
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala
sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-
2. Memulai pernapasan :
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau
a. Pengawasan suhu
2) Tindakan khusus
a. Asfiksia berat
obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi paru sedikit banyak
b. Asfiksia sedang
7 Komplikasi
e. Hematologi
Pengkajian
1. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa,
jumlah saudara dan identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi
2. Keluhan Utama
Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak nafas
4. Kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral, karena organ tubuh
terutama lambung belum sempurna, selain itu juga bertujuan untuk mencegah
b. Pola Eliminasi
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat
b.a.b dan b.a.k, saat b.a.b dan b.a.k harus diganti popoknya
d. Pola tidur
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah, sesak nafas,
pergerakan tremor, reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi pada stadium
pertama.
b. Tanda-tanda Vital
c. Kulit
d. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung,
e. Mata
f. Hidung
hidung.
g. Dada
h. Neurology / reflek
9 Pengkajian
1. Sirkulasi
a. Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60 sampai
b. Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri
d. Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena 2. Eliminasi
b) Makanan/ cairan
e. Neurosensori
f. Pernafasan
g. Keamanan
a) Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
b) Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah
mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada
10 Pemeriksaan Diagnostik
1. PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah
3. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-
11 Prioritas Keperawatan
4. Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan
6. Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status kesehatan anggota keluarga.
13 Intervensi
Jitowiyono Sugeng, 2012. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika
document/148963493/3114 4164-ASKEP-ASFIKSIA-NEONATORUM.
https://www.scribd.com/document/269182040/Askep-asfiksia