Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ratu Ilma Indra
Putri,M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Statistika Dasar yang telah
memberikan tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga dapat menambah wawasan
penyusun dan menambah ruang baca baru bagi seluruh pembaca.

Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak


kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya. Sehingga di
kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan
dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Mengetahui

Dosen pembimbing Palembang, September 2012

Dr.Ratu Ilma Indra Putri,M.Si Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................... 3

B. DASAR TEORI
1. Variabel..................................................................................................... 4
2. Frekuensi................................................................................................... 4
3. Distribusi Frekuensi................................................................................... 5

C. ISI DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Tabel............................................................................................ 6
2. Macam-macam Tabel
2.1.Tabel Baris-kolom..............................................................................6
2.2.Tabel Kontingensi..............................................................................7
2.3.Tabel Distribusi Frekuensi.................................................................8
3. Macam-macam Diagram...............................................................................14

D. PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20

2
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan


sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-
bahan keterangan. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan keterangan-keterangan
tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang dapat diketahui atau yang
dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka,
simbol, kode dan lain-lain.

Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik, maka


pada umumnya kegiatan tersebut akan menghasilkan kumpulan data angka
yang keadaannya tidak teratur, berserak dan masih merupakan bahan
keterangan yang sifatnya kasar dan mentah. Dikatakan “kasar” atau “mentah”,
sebab kumpulan angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas belum
dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat
yang dimiliki oleh kumpulan angka-angka tersebut. Oleh karena itu, agar data
angka yang telah berhasil dihimpun itu “dapat berbicara” dan dapat
memberikan informasi yang berarti, diperlukan adanya tindak lanjut salah
satunya adalah Penyajian Data.

Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas, maka salah-satu


tugas statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah meyajikan atau mndeskripsikan
data angka yang telah dikumpulkan menjadi lebih teratur, ringkas, dan lebih
dapat memberikan gambaran yang jelas. Salah satu penyajian data adalah tabel.
Dengan adanya data yang disajikan menggunakan tabel, sebuah informasi dapat
dipahami dengan mudah tanpa menggunakan kalimat-kalimat penjabaran..
Adanya tabel dapat memudahkan dalam membaca informasi dari data yang
disajikan.karena data tersebut telah disusun secara teratur atau sistematis.
Contoh tabel misalnya, tabel hasil nilai akhir semester bidang studi matematika
kelas XII IPA.

3
B. DASAR TEORI

1. Pengertian Variabel

Kata “variabel’ berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti:


“ubahan”,”faktor tak tetap”,atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Dalam
contoh yang telah disebutkan di muka, nilai-nilai hasil ujian semester dari
sejumlah 80 orang mahasiswa itu kita sebut variabel. Variabel pada dasarnya
bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka (Sudijono,2009: 36).

Contoh :

“Usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif
itu dilambangkan dengan angka; misalnya: 5 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan
sebagainya “Nilai Ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang
dilambangkan dengan angka seperti: 5,6,7,40,80,100, dan sebagainya
(Sudijono,2009: 36).

2. Pengertian Frekuensi

Kata “frekuensi” yang dalam bahasa Inggrisnya adalah “frequency”


berarti: “kekerapan”, ”keseringan”, atau “jarang-kerapnya”. Dalam statistik,
”frekuensi” mengandung pengertian: Angka (bilangan) yang menunjukkan
seberapa kali suatu variabel (yang dilambangkan dengan angka-angka itu)
berulang dalam deretan angka tersebut; atau berapa kalikah sutu variable (yang
dilambangkan dengan angka itu) muncul dalam deretan angka tersebut
(Sudijono,2009: 36).

Contoh :

Nilai yang berhasil dicapai oleh 8 orang siswa SMP dalam Tes Hasil
Belajar bidang studi Matematika adalah:

65 70 50 85 90 85 70 85

4
Jika kita amati, maka dalam deretan nilai hasil tes tersebut,nilai 85
muncul sebanyak 3 kali; atau bahwa siswa yang memperoleh nilai 85 itu
banyaknya 3 orang. Maka di sini dapat kita katakan bahwa nilai 85 itu
berfrekuensi 3.

Nilai 65 hanya muncul sebanyak 1 kali saja; ini berarti bahwa nilai 65 itu
berfrekuensi 1. Nilai 70 dicapai oleh 2 orang siswa, atau nilai 70 itu ada
sebanyak 2 buah; di sini kita katakan bahwa nilai 70 berfrekuensi 2.
Demikianlah seterusnya (Sudijono,2009: 36).

3. Pengertian Distribusi Frekuensi

“Distribusi”(distribution,bahasa Inggris) dalam bahasa Indonesia dapat


diartikan “penyaluran”, ”pembagian” atau ”pencaran”. Jadi “distribusi frekuensi”
dapat diartikan “penyaluran frekuensi”, ”pembagian frekuensi” atau “pencaran
frekuensi”. Dalam statistik, ”distribusi frekuensi” kurang lebih mengandung
pengertian: “suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana frekuensi dari
gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi,
atau terpencar” (Sudijono,2009: 36).

5
C. ISI DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Tabel
Apa yang dimaksud dengan “tabel” tidak lain adalah: alat penyajian data
statistik yang berbentuk (dituangkan dalam bentuk) kolom dan lajur
(Sudijono,2009). Tabel menurut KBBI ialah daftar yang berisi ikhtisar sejumlah
(besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun
secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis
pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak. Penyajian data hasil penelitian
dengan menggunakan tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan,
karena lebih efisien dan cukup komunikatif. Setiap tabel berisi judul tabel, judul
setiap kolom, nilai data dalam setiap kolom, dan sumber data darimana data
tersebut diperoleh.
2. Macam-macam Tabel
2.1. Tabel Baris-Kolom
Tabel baris kolom ini adalah tabel-tabel yang dibuat selain dari
tabel kontingensi dan distribusi frekuensi yaitu tabel yang terdiri dari
baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang
terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang
dibuat menjadi beberapa kelompok. Salah satu contoh Tabel Baris-
Kolom adalah Tabel 2.1 di bawah ini.

TABEL 2.1 PEMBELIAN SERAGAM SEKOLAH OLEH KOPERASI


SMP TUNAS KARYA
2010-2012
2010 2011 2012
Nama
Seragam Banyak Banyak Banyak
Harga (Rp) Harga (Rp) Harga (Rp)
Pesanan Pesanan Pesanan
Putih abu- 150 14.250.000 140 13.300.000 150 15.000.000
abu
Pramuka 150 12.000.000 135 10.125.000 140 11.200.000
Muslim 150 11.250.000 145 11.600.000 140 12.180.000
Olahraga 150 12.000.000 140 11.200.000 150 12.750.000
Jumlah 600 49.500.000 560 46.225.000 580 51.130.000
Catatan : Data Karangan

6
2.2. Tabel Kontingensi

Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas
dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan
lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k
dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.

Contoh: Misalkan data karyawan perusahaan Z pada tahun 2007. yang disebut
karyawan di sini adalah orang yang bekerja di perusahaan Z dari level terendah
sampai level manajemen yang semuanya berjumlah 336.416 orang berasal dari
lulusan SMA, Diploma 3 dan Strata -1 yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Karyawan laki-laki dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 104.758, D-3
sebanyak 51.459 dan S-1 sebayak 12.116. karyawan perempuan denga tingkat
pendidikan SMA sebanyak 102.795, D-3 sebayak 54.032 dan S-1 sebanyak
11.256.

Untuk menyajikan data yang terurai dalam naskah di atas, sangat cocok
apabila kita menggunakan tabel kontingensi.Dengan melihat bayaknya kategori
setiap factor maka untuk kasus ini, tabel yang akan kita buat adalah tabel
kontingensi 2x3 yaitu dua baris tiga kolom. Dengan kasus yang berbeda tabel
kontengensi yang kita buat dapat saja 4x3 atau 4x4 dan sebagainya.

7
2.3. Tabel Distribusi Frekuensi
a. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel Distribusi Frekuensi dapat kita beri pengertian sebagai:


Alat penyajian data statistik berbentuk kolom dan lajur, yang di
dalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan
pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang sedang menjadi
objek penelitian (Sudijono,1987:36).

Dalam suatu tabel distribusi frekuensi akan kita dapati: (1)


variabel, (2) frekuensi, dan (3) jumlah frekuensi. Dalam contoh di atas,
angka-angka 100, 90, 85, 80, 75 ,70, 60, 55, 50, dan 40 adalah angka
yang melambangkan variabel nilai hasil ujian, angka 2, 3, 3, 6, 8, 7, 5, 3,
2, dan 1 adalah angka yang menunjukkan frekuensi, sedangkan 40 adalah
jumlah frekuensi. Terkadang ‘Tabel Distribusi Frekuensi” itu acapkali
disingkat menjadi “Tabel Frekuensi” saja (Sudijono,1987:36).

b. Tabel Distribusi Frekuensi dan Macamnya

Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel


Distribusi Frekuensi; dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai 4
macam Tabel Distribusi Frekuensi, yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi
Data Tunggal,Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan, Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (
Tabel Persentase) (Sudijono,1987:36).

i) Tabel Distibusi Frekuensi Data Tunggal

Tabel Distribusi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel


statistik yang di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka;
angka yang ada itu tidak dikelompok-kelompokkan (ungrouped
data) (Sudijono,1987:36).

8
Contoh :
TABEL 2.3 Distribusi Frekuensi Nilai UAS Dalam Bidang
Studi Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1 SMA Tunas
Cendekia.

Nilai Frekuensi (f)


(X)
9 4
8 6
7 9
6 16
5 5
Total 40 = N
Dalam Tabel 2.3 itu, Nilai UAS Dalam Bidang Studi
Matematika dari sejumlah 40 orang siswa kelas X1 SMA Tunas
Cendekia berbentuk Data Tunggal, sebab nilai tersebut tidak
dikelompok-kelompokkan (ungrouped data) (Sudijono,1987:37).

ii) Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah salah


satu jenis tabel statistik yang di dalamnya disajikan pencaran
frekuensi dari data angka, di mana angka-angka tersebut
dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit terdapat sekelompok
angka) (Sudijono,1987:37).

Data disajikan memalui Tabel 2.4 berbentuk Data


Kelompokkan (Grouped Data). Adapun huruf N yang terdapat
pada lajur “Total” (baik yang terdapat pada Tabel 2.3 maupun
Tabel 2.4) adalah singkatan dari Number atau Number of Gases
yang berarti “jumlah frekuensi” atau “jumlah hal yang
diselidiki”,atau “jumlah individu” (Sudijono,1987:37).

9
Contoh:
TABEL 2.4. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari Sejumlah 60
orang Guru Matematika yang Bertugas Pada Sekolah Menengah
Atas Negeri.

Usia Frekuensi
(f)
49-53 5
44-48 9
39-43 8
34-38 11
29-33 12
24-28 15
Total 60 = N

iii) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

Dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


ialah salah satu jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan
frekuensi yang dihitung terus meningkat atau: selalu ditambah-
tambahkan , baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah
(Sudijono,1987:38).

Contoh:

TABEL 2.5 Distributii Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB

Bidang studi PMP Dari 40 Orang Siswa MTsN.

Nilai 𝑓 𝑓𝑘(𝑏) 𝑓𝑘(𝑎)


(X)
8 7 40 = N 7
7 18 33 25
6 5 15 30
5 10 10 40 = N
Total : 40 = N - -

TABEL 2.6. Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru


Matematika yang bertugas pada Sekolah Dasar Negeri

Usia 𝑓 𝑓𝑘(𝑏) 𝑓𝑘(𝑎)


50 - 54 5 50 = N 5

10
44 - 49 9 45 14
39 - 43 13 36 27
34 - 38 6 23 33
29 - 33 7 17 40
24 - 28 10 10 50 = N
Total : 50 = N - -

Tabel 2.5 dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data


Tunggal, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data
yang tidak dikelompok-kelompokkan. (lihat kolom 1). Pada
kolom 2 dimuat frekuensi asli (yakni frekuensi sebelum
diperhitungkan frekuensi kumulatifnya). Kolom 3 memuat
frekuensi kumulatif yang dihitung dari bawah ( 𝑓𝑘(𝑏) ), dimana
angka-angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut: 10 + 5 = 15; 15 + 18 = 33;
33 + 7 = 40. Hasil penjumlahan akhir dari frekuensi kumulatif
akan selalu sama dengan N (disini N = 40). Kolom 4 memuat
frekuensi Kumulatif yang dihitung dari atas (𝑓𝑘(𝑎) ), di mana
angka-angka yang terdapat pada kolom ini dieroleh dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut; 7 + 18 = 25; 25 + 5 = 30;
30 + 10 = 40 = N (Sudijono,1987:39).

Adapun Tabel 2.6 kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi


Kumulatif Data Kelompokkaan, sebab data yang disajikan
dalam tabel ini berbentuk data kelompokkan. Tentang keterangan
atau penjelasan lebih lanjut pada pokoknya sama seperti
keterangan yang telah dikemukakan untuk Tabel 2.5 di atas.

iv) Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif juga dinamakan Tabel Persentase.


Dikatakan “frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini
bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang
dituangkan dalam bentuk angka persenan (Sudijono,1987:40).

11
Contoh :

TABEL 2.7. Distribusi Frekuensi Relatif (Distribusi Persentase)


tentang Nilai-nilai THB Dalam Studi PMP dari sejumlah 40 Orang
Siswa MTsN.

Nilai F Persentase
(X) (p)
8 7 17.5
7 18 45.0
6 5 12.5
5 10 25.0
Total: 40 = N 100.0 = ∑ p

Keterangan:
Untuk memperoleh frekuensi relative (angka persenan) sebagaimana
tertera pada kolom 3 tabel 2.7, digunakan rumus:
𝑓
P= x 100%
𝑁
𝑓 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

p = angka persentase.
Jadi angka persenan sebesar 17.5; itu diperoleh dari:
7
x 100% = 17.5; sebesar 32.5 diperoleh dari:
40

18
x 100% = 45.0; demikian seterusnya.
40

Jumlah persentase (∑ P) harus selalu sama dengan 100.0.

12
Dengan cara yang sama seperti telah dikemukakan di atas,
contoh untuk

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah sebagai berikut:

TABEL 2.8. Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru


Matematika yang bertugas pada Sekolah Dasar Negeri.

Usia 𝑓 Persentase
(p)
50 - 54 5 10.0
44 - 49 9 18.0
39 - 43 13 26.0
34 - 38 6 12.0
29 - 33 7 14.0
24 - 28 10 20.0
Total : 50 = N 100.0 = ∑ p

v) Tabel Persentase Kumulatif

Seperti halnya Tabel Distribusi Frekuensi Tabel Persentase atau


Tabel Distribusi Frekuensi relatif pun dapat diubah ke dalam
bentuk Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi
relatif Kumulatif) (Sudijono,1987:41).

Contoh Tabel Persentase Kumulatif adalah Tabel 2.9. untuk data


tunggal,dan Tabel 2.10 untuk data berkelompok. Penjelasan
tentang bagaimana cara memperoleh pk(b) dan pk(a) adalah sama
seperti penjelasan yang telah dikemukakan pada Tabel 2.5.

13
Tabel 2.9. Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi
Frekuensi relatif Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang
studi PMP dari sejumlah 40 orang siswa MTsN.

Nilai (X) P Pk(b) Pk(a)


9 10,0 100,0=∑ 𝑝 10,0
8 15,5 90,0 25,5
7 49,5 74,5 75,0
6 25,0 25,0 100,0=∑ 𝑝
Total 100,0= ∑ 𝑝 - -

Tabel 2.10 Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi


Frekuensi relatif Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang
studi PMP dari sejumlah 40 orang siswa MTsN.

Nilai (X) P Pk(b) Pk(a)


66-70 10,0 100,0=∑ 𝑝 10,0
61-65 15,0 90,0 25,0
56-60 25,0 75,0 50,0
51-55 20,0 50,0 70,0
46-50 10,0 30,0 80,0
41-45 20,0 20,0 100,0=∑ 𝑝
total 100,0=∑ 𝑝 - -

3. Macam-macam Diagram
Jenis-jenis diagram antara lain :
1. Diagram batang.
2. Diagram garis.
3. Diaram lambing atau diagram symbol.
4. Diagram pastel dan diagram lingkaran.
5. Diagram peta atau kartogram.
6. Diagram pencar atau diagram titik.

A. Diagram Batang
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelskan lagi persoalan
secara visual. Untuk ini, pertama-tama akan diuraikan pokok dasarpembuatab
diagram batang . Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat

14
tepat disajikan engan diagram batang. Data tahunan pun dapat pula disajikan
dalam diagram ini asalkan tahunannya tidak terlalu banyak. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan
tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama,
demikian pula sumbu tegaknya. Skala pada sumbu tegak dan skala pada sumbu
datar tidak perlu sama. Kalau diagram dibuat tegak, maka sumbu kuantum data
tiap waktu. datar dipakai untuk menyatakan atribut atau waktu . Kuantum atu
nilai dat digambar pada sumbu tegak (Sudjana,1996:21).
TABEL 2.1 Distribusi Frekuensi Nilai UAS Dalam Bidang Studi
Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1 SMA Tunas Cendekia.

Nilai Frekuensi (f)


(X)
9 4
8 6
7 9
6 16
5 5

Total 40 = N

18
16
F 16
r 14
e 12
k 10 9
u
8
e 6
6 5
n 4
s 4

i 2
0
5 6 7 8 9
Nilai

Untuk kategori data yang belawanan dapat dibuat diagram batang dua
arah. Jika terdapat klasifikasi atribut dengan nilai data sangat besar

15
dibandingkan klasifikasi lainnya, batang untuk bernilai besar ini lebih baik
dipatahkan (Sudjana,1996: 24).

B. Diagram Garis
Untuk menggambarkan keadaan yang seba terus atau berkesinambungan,
dibuat diagram garis. Seperti diagram batang, di sini pun diperlukan sistem sumbu
datar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu datar menyatakan waktu
sedangkan sumbu tegaknya melukiskan kuantum data tiap waktu. Jika nilai data
terkumpul sekitar harga yang cukup besar sehinnga diagramnya cukup jauh dari
sumbu horizontal, maka lebih baik dilakukan loncatan atau pemutusan sumbu
tegak. Ketika membuat diagram garis hendaknya diperhatikan mengenai
penggunaan skala agar kesimpulan yang diambil tidak salah. Pengambilan skala
yang terlalu lebar atau terlalu sempit akan menyebabkan gambaran yang berlainan.
Pembagian skala yang sama besar dinamakan skala hitung. Kertas grafik dangan
skala hitung dipakai apabila dari diagram ingin mendapat gambaran persoalan
dalam pengertian absolut. Apabila yang dikehendaki gambaran persoalan dalam
bentuk relative , sering digunakan kertas lain yang disebut kertas grafik semi
logaritma yang terdiri atas dua fase atau siklus (Sudjana,1996:26-29).

18 16
F 16
r 14
e 12
k 10 9
u
8 6
e 5
6 4
n
4
s
i 2
0
5 6 7 8 9
Nilai

16
C. Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel
Untuk membuat diagram lingkaran dan diagram pastel, gambarkan
sebuah lingkaran, lalu dibagi-bagi menjadi beberapa sektor. Tiap sektor
melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah ke dalam derajat.
Dianjurkan titik pembagian mulai dari titik tertinggi lingkaran. Diagram
lingkaran sering digunakan untuk melukiskan data atribut (Sudjana,1996:35).

5 9
13% 10%
8
15%

6
40% 7
22%

D. Diagram Lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan
sebagai alat visual bagi orang awam. Sangat menarik dilihat, lebih-lebih jika
simbol yang digunakan cukup baik dan menarik. Setiap satuan jumlah tertentu
dibuat sebuah simbol sesuai dengan macam datanya (Sudjana,1996:36).

Nilai Frekuensi
5 5
6 16
7 9
8 6
9 4

17
E. Diagram Peta
Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam pembuatannya digunakan
peta geografis tempat data terjadi. Dengan demikian diagram ini melukiskan
keadaan dihubungkan dengan tempat kejadiannya (Sudjana,1996:37).

F. Diagram Pencar
Untuk kumpulan data yang terdiri dari dua variabel, dengan nilai
kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan
gambarnya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar. Karenanya,
diagram demikian dinamakan diagram pencar ( Sudjana, 1996:39).

18

F 16
r 14
e 12
k 10
u
8
e
6
n
4
s
i 2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai

18
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Salah-satu tugas statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan atau
mendeskripsikan data angka yang telah dikumpulkan menjadi lebih teratur,
ringkas, dan lebih dapat memberikan gambaran yang jelas. Salah satu
penyajian data adalah menggunakan tabel. Dengan adanya data yang
disajikan menggunakan tabel, sebuah informasi dapat dipahami dengan
mudah tanpa menggunakan kalimat-kalimat penjabaran. Adanya tabel dapat
memudahkan dalam membaca informasi dari data yang disajikan, karena
data tersebut telah disusun secara teratur atau sistematis.

Tabel itu sendiri dibedakan atas tabel baris-kolom, tabel kontingensi, tabel
distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi sendiri terbagi lagi ,yaitu:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal, Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokan, Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi
Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase). Berbagai macam penyajian data dalam
bentuk tabel ini tidak lain adalah agar data yang telah dikumpulkan dapat
lebih tergambarkan dengan jelas dan sistematis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada.

Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada.

Harahap, B. dan ST. Negoro.1998. Ensiklopedia Matematika. Ghalia Indonesia.

Tejo Dwi Cahyowati, Etty , dan Kusrini. 1993. Materi Pokok : Statistika Matematika 1.
Jakarta : Universitas Terbuka.

Sudjana. 1996. Metode Statistika .Bandung : Tarsito.

Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta : LP3ES.

Supranto, J. 1985.Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

20
21

Anda mungkin juga menyukai