Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

GRUP E

1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075

Tanggal Percobaan : 21 Februari 2018

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN”

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia I

Ir. C. Pujiastuti, MT Ir. Isni Utami, MT.


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP 19590710 198703 2 001.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


i
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Fluidisasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 21
Februari 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia dan
Ibu Ir. Isni Utami, MT.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 25 Februari 2018

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia


ii
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

INTISARI..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

I.1 Latar Belakang..............................................................................................1

I.2 Tujuan............................................................................................................2

I.3 Manfaat..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

II.1 Secara Umum...............................................................................................3

II.1.1 Pengertia Screening..............................................................................3

II.1.2Teknik Pengayakan..............................................................................3

II.1.3 Standar Pengayakan.............................................................................4

II.1.4 Jumlah Partikel Dalam Campuran....................................................7

II.2 Sifat Bahan...................................................................................................9

II.3 Hipotesa......................................................................................................10

II.4 Diagram Alir..............................................................................................11

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................12

III.1 Bahan........................................................................................................12

III.2 Alat............................................................................................................12

III.3 Gambar Alat.............................................................................................12

III.4 Rangkaian Alat.........................................................................................13

III.5 Prosedur Percobaan................................................................................13

Program Studi S-1 Teknik Kimia


iii
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Program Studi S-1 Teknik Kimia


iv
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

INTISARI
Dalam proses industri misalnya pada pengolahan material berupa mineral.
Mineral tertentu diperlukan adanya pengayakan. Pengayakan atau penyaringan
adalah proses pemisahan secara mekanik erdasarkan ukuran partikel dan untuk
mendapatkan ukuran partikel yang seragam. Pada proses pengayakan zat padat
dilempar atau dijatuhkan ke permukaan pengayakan yang mempunyai lebang
berukuran tertentu, zat padat dengan ukuran besar akan tertinggal dan zat padat
dengan ukuran yang lebih kecil dapat melewati lubang. Proses dan metode
pengayakan telah dikenal secara luas yang dipakai dalam proses industri.

Adapun faktor yang mempengaruhi pengayakan adalah

Program Studi S-1 Teknik Kimia


v
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Operasi teknik kimia memerlukan pengamatan secara langsung karena
berkenaan dengan proses pada peristiwa teknik kimia. Dalam proses industri
misalnya pada pengolahan material berupa mineral. Mineral tertentu diperlukan
adanya pengayakan. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan
secara mekanik erdasarkan ukuran partikel dan untuk mendapatkan ukuran
partikel yang seragam. Pada proses pengayakan zat padat dilempar atau
dijatuhkan ke permukaan pengayakan yang mempunyai lebang berukuran tertentu,
zat padat dengan ukuran besar akan tertinggal dan zat padat dengan ukuran yang
lebih kecil dapat melewati lubang. Proses dan metode pengayakan telah dikenal
secara luas yang dipakai dalam proses industri.

Pada proses pengukuran butiran padatan berupa pengayakan. Langkah


pertama adalah dengan menyiapkan ayakan dengan ukuran 10 mesh, 30 mesh, dan
50 mesh, kemudian siapkan bahan sesuai variabel yang telah ditentukan, lalu ayak
dengan ayakan 10 mesh, 30 mesh, dan 50 mesh. Timbang masing-masing bahan
yang tertahan (oversize) dan bahan yang lolos (undersize), lalu hitung hasil
percobaan prosentase oversize dan undersize.

Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses dan metode


pengayakan, untuk mendapatkan hasil produk sesuai dengan ukuran yang
diinginkan, untuk memisahkan zat padat seuai dengan ukuran yang diinginkan,
dan untuk mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengayakan.
Dengan tujuan-tujuan tersebut diharapkan agar praktikan dapat mengetahui cara
pengukuran butiran padatan berupa pengayakan atau screening, dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses industri.
Karena proses dan metode pengayakan telah diapakai secara luas.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


1
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

I.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari proses dan metode pengayakan.

2. Untuk memisahkan zat padat sesuai dengan ukuranyang diinginkan.

3. Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

4.Untuk menghitung prosentase zat padat yang tidak tersaring (oversize) dan zat
padat yang tersaring (undersize) .

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses pengayakan.

2. Agar praktikan dapat memahami apa yang terjadi dalam proses pengayakan.

3. Agar praktikan dapat mempersiapkan hasil produk butiran padatan dengan


ukuran tertentu.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


2
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


II.1.1 Pengertian Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara
mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize), ukuran yang
lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Dalam proses
industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam.
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan
kering.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu: jenis


ayakan, cara pengayakan, kecepatan pengayakan, ukuran ayakan, waktu
pengayakan, sifat bahan yang akan diayak. Adapun tujuan dari proses pengayakan
ini adalah: mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya, mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna
dalam peremukan (Primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan
berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya
(secondary crushing), untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai
produk akhir, mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya
dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai
dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah
biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran

Program Studi S-1 Teknik Kimia


3
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

35 in. Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu: plat yang
berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras, anyaman
kawat (woven wire), susunan batangan logam.

(Julianto, 2013)

Sieving atau screening telah menjadi unit operasi tertua namun paling
penting untuk pemisahan industri yang solid partikel atau sebagai metode
laboratorium dalam analisis ukuran. Setumpuk saringan dengan ukuran mesh yang
menurun biasanya bekas. Sebagai alternatif, partikel dapat diayak dalam urutan
halus sampai kasar dengan beberapa langkah pengayak dengan setiap langkahnya
yaitu dengan menggunakan saringan tunggal. Distribusi ukuran partikulat sangat
penting menentukan sifat fisikokimia dalam jumlah besar proses berbagai industri
(misalnya produksi bubuk makanan, bahan kimia, pewarna, cat, dan obat-obatan).
Screening adalah elemen kerja tertua dan paling banyak digunakan untuk
pemisahan partikel padat menurut ukuran. Mereka digunakan baik industri dan di
laboratorium untuk klasifikasi bahan partikulat. Sering istilah skrining digunakan
untuk merujuk pada operasi ukuran yang terus menerus sebagai Berbeda dengan
sieving, yang biasanya berarti proses batch. Berbeda dngan proses sieving, sieving
prosesnya diatur oleh prinsip multidisiplin, mulai dari fisika untuk
mengaplikasikan mekanika fluida. Banyak faktor yang telah diidentifikasi untuk
mempengaruhi operasi unit ini, termasuk ukuran dan bentuk partikel relatif
terhadap aperture saringan, ukuran mesh saringan itu sendiri, jumlah material
pada permukaan saringan, arah Pergerakan saringan, laju pergerakan material
relatif ke permukaan saringan, dll.
(Liu, 2009)
II.1.2. Teknik Pengayakan

Pengayakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan


ukuran partikel yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat
diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi, yaitu teknik pengayakan manual
dan teknik pengayakan mekanik. Pada pengayakan manual, bahan dipaksa

Program Studi S-1 Teknik Kimia


4
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah
bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan
denagn lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat
kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai
(tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal ukuran partikel.
Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk
campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan
didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga
ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam
satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan pasir dari
sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan ayakan yang porinya cukup
halus.

Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan


perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Dalam proses
industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam.
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan
kering. Pengayakan secara mekanik (pengayakan getaran, guncangan, atau
kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan.

Suatu ayakan terdiri dari bingkai ayakan dan jaringan ayakan dalam hal ini
dikenal dengan istilah mesh. Mesh adalah jumlah lubang per inchi kuadrat.
Biasanya jaringan tersebut dilengkapi dengan peralatan lain sesuai dengan jenis
ayakan, misalnya pada ayakan goyang bingkai ayakan dihubungkan dengan
batang penggerak ke roda gerak.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


5
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau elipsoid


terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis, bahan yang diayak dipaksa
melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau air deras.Oleh
karena itu penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak tersatukan
dengan bahan obat, maka ayakan dari bahan sintetis menjadi semakin banyak
digunakan

II.1.3. Standar Pengayakan

Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam


pembuatan suatu sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang
diinginkan maka terdapat beberapa standar ayakan yang biasanya digunakan
dalam pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang akan dibahas kali ini
adalah Standar Amerika, Standar Tyler dan Standar menurut United States
Pharmacopeia ( USP )

Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur


distribusi ukuran partikel karena murah , sederhana , dan cepat dengan variasi
yang sedikit antara para operator. Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya
diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh dapat digunakan untuk
memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron.

Prosedurnya meliputi penggoyangan sampel secara mekanis. Melalui suatu


seri urutan ke ayakan yang lebih halus, dan penimbangan bagian dari sampel yang
tertinggal pada masing – masing ayakan. Tipe gerakan yang mempengaruhi
pengayakan : gerakan vibrasi yang paling efesien diikuti berturut – turut dengan
pengetukan dari samping , dari bawah, gerakan memutar dengan pengetukan , dan
gerakan memutar. Waktu merupakan faktor penting pada pengayakan. Beban atau
ketebalan serbuk per satuan luas dari ayakan mempengaruhi waktu pengayakan.
Untuk satu set ayakan tertentu kira – kira sebanding dengan beban ayakan. Oleh
karena itu pada analisis ukuran dengan cara mengayak, tipe gerakan , waktu
pengayakan , dan beban harus distandardisasi.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


6
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

(Anggraeni, 2009)

Analisi ayak,ayak standar digunakan untuk mengukur besarnya partikel


(dan distribusinya) dalam jangkau ukuran antara 3 sampai 0,0015 in (76 mm
sampai 38 mm). Ayak-ayak uji itu terbuat dari anyaman kawat, sedang rapat
anyaman (mesh) dan ukuran kawatnya dibakukan dengan teliti. Bukaan ayakan itu
berbentuk bujur sangkar. Setiap ayak itu diidentifikasi menurut mesh (rapat ayak)
per inci. Bukaan sebenarnya tentulah lebih kecil dari angka mesh nya, karena
tebal kawat tentu harus dioerhitungkan juga.

Dalam mlakukan analisis, seperangkat ayak standar didekatkan dan


disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana ayak dengan anyaman paling
besar ditempatkan paling atas. Contoh yang dianalisis lalu dimasukkan ke dalam
ayak paling atas dan pengayak itu diguncang secara mekanis selama beberapa
waktu tertentu, misalnya selama 20 menit. Partkel yang tertahan pada setiap ayak
dikumpulkan dan ditimbang, dan massa pada setiap tokokan ayak itu
dikonversikan menjadi fraksi massa atau persen massa dari contoh keseluruhan.
Setiap partikel yang dapat lulus dari ayak yang terhalus dikumpulkan di dalam
suatu panci yang ditempatkan pada dasar susunan itu.

Hasil dari analisi ayak ditabulasikan untuk menunjukkan fraksi massa


pada setiap tokokan ayak sebagai fungsi dari jangkau ukuran mesh pada setiap
tokokan itu. oleh karena partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah
yang lulus dari ayak di atasnya maka hanya diperluukan dan angka saja untuk
menentukan jagkau ukuran suatu tokokan; angka yang pertama berdasarkan ayak
yang meluluskannya dan yang kedua ayak yang menahannya. Jadi notasi 14/20
berarti “lulus dari 14 mesh dan tertahan oleh 20 mesh”.

II.1.4. Jumlah Partikel Dalam Campuran

Untuk menghitung analisis deferensial jumlah partikel yang terdapat di


dalam campuran dapat kita gunakan persamaan untuk menghitung jumlah partikel
yang terdapat dalam setiap fraksi.
Program Studi S-1 Teknik Kimia
7
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

------------------------------------------------------------------------------- (1)

Dengan:

= Banyaknya partikel di dalam contoh

= Massa contoh (gr)

= Densitas partikel (g/ )

= Volume satu partikel ( )

Kemudian Nw yaitu populasi total di dalam suatu massa contoh, didapatkan


dengan menjumlahkan fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap
partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga atau:

--------------------------------------------------------------------------- (2)

Keterangan :

Vp = Volume total partikel ( )

a = Faktor bentuk volume

Dp = Diameter partikel (cm)

Dari persamaan (1) dengan mengandalkan bahwa tidak bergantung pada ukuran,

maka:

------------------------------------------------------(3)

Keterangan:

Nw = Populasi total di dalam massa contoh

Xi = Fraksi massa dalam setiap tokokan tertentu

Program Studi S-1 Teknik Kimia


8
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

N = Jumlah tokokan

Dp = Diameter pukul rata volume (mm)

Dpi = Diameter partikel rata-rata (mm)

(McCabe, 1990)

Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang –
lubang segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala
standar Tyler , perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah . Skala
standar Tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029”) pada kasa yang
mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci , yaitu 200-mesh. Skala Standar
Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan , tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh). Kedua ayakan
standar ini dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1. Standar Amerika dan Standar Tyler

Standar Amerika Standar Tyler


Mikron Mesh Mikron Mesh
5660 3½ 5613 3½
4760 4 4699 4
4000 5 3965 5
3360 6 3327 6
2830 7 2794 7
2380 8 2362 8
2000 10 1651 10
1680 12 1397 12
1410 14 1168 14
1190 16 991 16
1000 18 883 20
840 20 701 24
710 25 589 28
590 30 495 32
500 35 417 35
(Anggraeni, 2009)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


9
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring atau kasa pada luasan
1 inch persegi jaring / kasa yang bisa dilalui oleh material padat. Mesh 20
memilki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring / kasa seluas 1 inch, demikian
seterusnya. Ukuran mesh banyak digunakan pada proses penepungan atau
penghalusan suatu bahan padatan, yang sebelum dihaluskan memiliki ukuran yang
lebih besar. Pabrik semen, tepung makanan, industri metalurgi, dan pabrik powder
kosmetik, menggunakan ukuran mesh dalam proses produksinya.

Tabel 2. Ukuran Mesh : inci : milimeter : mikrometer


Mesh Inci Millimeter Mikrometer
3 0.2650 6.730 6730
4 0.1870 4.760 4760
5 0.1570 4.000 4000
6 0.1320 3.360 3360
7 0.1110 2.830 2830
8 0.0937 2.380 2380
10 0.0787 2.000 2000
12 0.0661 1.680 1680
14 0.0555 1.410 1410
16 0.0469 1.190 1190
18 0.0394 1.000 1000
20 0.0331 0.841 841
25 0.0280 0.707 707
28 0.0238 0.700 700
30 0.0232 0.595 595
35 0.0197 0.500 500
40 0.0165 0.420 420
45 0.0138 0.354 354
50 0.0117 0.297 297

(Bestekin, 2015 )

Program Studi S-1 Teknik Kimia


10
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.2 Sifat Bahan


1. Pasir Kuarsa
A. Sifat Fisika

a. Warna: putih
b. Wujud: padatan
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : SiO3
b. Pasir Kuarsa dapat bereaksi dengan basa
c. Pasir Kuarsa relative tidak aktif terhadap asamkecuali terhadap
asam fluoride dan asam phospat.
(MSDS,2013,”sand”)

2. Garam
A. Sifat Fisika
a. Warna: putih.
b. Wujud: padatan.
B. Sifat Kimia

a. Rumus Molekul: NaCl

b. Sangat basa dan mudah terhidrasi membentuk ion natrium dan


hidroksida
c. Bila dibiarkan dalam udara akan cepat menyerap CO2
(MSDS,2013,”Sodium Hydroxide”)
3. Gula Pasir
A. Sifat Fisika

a.Warna: putih

b.Wujud: padatan

B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C12H22O11
b. Dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami inverse
menjadi glukosa dan fruktosa
c. Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa.
(MSDS,2013,”sucrose”)
II.3 Hipotesa

Program Studi S-1 Teknik Kimia


11
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Semakin kecil ukuran lubang ayakan maka semakin banyak bahan yang
tertahan diatas ayakan .sedangkan semakin besar ukuran lubang ayakan maka
semakin sdikit bahan yang tertahan diatas ayakan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


12
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.4 Diagram Alir

Program Studi S-1 Teknik Kimia


13
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Pasir kuarsa 600 gram
III.2 Alat
1. Ayakan
2. Loyang
3. Neraca analitik
III.3 Gambar Alat

Loyang Neraca analitik


Ayakan

III.4 Rangkaian Alat Percobaan

Ayakan 30 mesh

Ayakan 50 mesh

Ayakan 60 mesh

Penampung

Program Studi S-1 Teknik Kimia


14
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

III.5 Prosedur Percobaan

1. Siapkan ayakan berukuran 30 mesh, 50 mesh, dan 60 mesh.


2. Timbang pasir kuarsa 600 gram.
3. Ayak pasir kuarsa dengan ayakan 30 mesh, lalu timbang pasir yang
tertahan (oversize).
4. Ayak partikel undersize dari screen ukuran 30 mesh dengan screen ukuran
50 mesh dan timbang pasir yang tertahan (oversize).
5. Ayak partikel undersize dari screen ukuran 50 mesh dengan screen ukuran
60 mesh lalu timbang pasir yang tertahan (oversize) dan pasir yang lolos
(undersize).
6. Hitung hasil percobaan presentase oversize dan undersize.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Studi S-1 Teknik Kimia
15
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan

Bahan : Pasir Kuarsa

Massa awal :600 gram

Bahan Mesh Oversize Undersize


30 310 -
Pasir Kuarsa 50 110 -
60 100 80
Total 600 gr

IV.2. Tabel Hasil Perhitungan dan Perhitungan


IV.1.1 Tabel Hasil Perhitungan
C = 0.5233

Program Studi S-1 Teknik Kimia


16
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Berat Mesh Jumlah Fraksi D(in) D3(in3) Massa N


Awal Partikel Massa (x) Partikel
(N) (gram)
30 0.516 6.75 x 10- 4
4

600 gram 50 0.183 2.21 x


10-6
60 0.166 13.03x
10-7
60 0,133 13.03x
(undersize) 10-7
jumlah 0.998 6,798x 187824
10-4

IV.2.2. Perhitungan
1.Fraksi massa

Fraksi massa partikel =

a. 30 mesh =

Program Studi S-1 Teknik Kimia


17
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

b. 50 mesh =

c. 60 mesh =

d. 60 mesh =

2.Fraksi massa total = oversize 30 + oversize 50 + oversize 60 + undersize 60


= 0.517 + 0.183 + 0.167 + 0.133
=1
3.Massa Partikel

a. Oversize pada screen 30 mesh =


= 2.65x 0.5233 x 4.87 x 10-4
= 6.75 x 10-4 gram
b. Oversize pada screen 50 mesh =
= 2.65x 0.5233 x 1.6 x 10-6
= 2.21 x 10-6 gram
c. Oversize pada screen 60 mesh =
= 2.65 x 0.5233 x 9.4 x 10-7
= 13.03x 10-7 gram
d. Oversize pada screen 60 mesh =
= 2.65 x 0.5233 x 9.4 x 10-7
= 13.03x 10-7 gram

4.Jumlah partikel

Ni =

a. 30 mesh =

b. 50 mesh =

c. 60 mesh =

d. 60 mesh =

Jumlah partikel total = oversize 30 + oversize 50 + oversize 60 + undersize 60

Program Studi S-1 Teknik Kimia


18
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

= + + +

=187824196.3

5.D average

a. D average 1 =

b. D average 1 =

6. TAAD =

=2.37 x 10-7

7. Mean Surface Diameter (Dp) =

=0.034

8. Mean Volume Diameter (Dv) =

Program Studi S-1 Teknik Kimia


19
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

= 0.011

IV.3 Grafik
(Tidak ada)
IV.4 Pembahasan

Percobaan pengukuran butiran bertujuan untuk memisahkan dan


mengelompokkan padatan sesuai ukuran yang diinginkan. Hasil pengayakan akan
menghasilkan produk yang seragam, yang selanjutnya dapat diproses dengan
proses yang lain. Hasil yang diperoleh akan terbagi menjadi padatan yang tidak
lolos saringan (oversize) dan padatan yang lolos saringan (undersize). Pada
praktikum ini praktikan dapat menentukan fraksi massa dan prosentase antara
kelompok oversize dan undersize.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Pasir Kuarsa dengan
berat yang ditimbang dengan berat 600 gram. Bahan tersebut diayak
menggunakan ayakan yang telah dipersiapkan yaitu: ayakan 30 mesh,50 mesh,
dan 60 mesh. Semakin besar ukuran mesh suatu ayakan, maka akan semakin kecil
partikel hasil dari bahan yang diayak. Pasir kuarsa diayak menggunakan ayakan
30 mesh kemudian ditimbang hasil prosuk oversizenya. Produk yang lolos atau
undersize akan diayak kembali menggunakan ayakan 50 mesh, da ditimbang
kembali hasil oversize yang didapatkan. kemudian hasil undersize yang didapat
diayak kembali menggunakan ayakan 60 mesh. Terakhir tentukan prosentase
oversize dengan undersize.

Pada praktikum ini hasil produk hasil pengayakan berupa hasil oversize
dan undersize dipengaruhi oleh nilai mesh, atau ukuran lubang yang digunakan.
Didapat fraksi massa pada hasil produk undersize pada ayakan 30 mesh, 50 mesh,
dan 60 mesh berturut-turut adalah : 48.33%, 30%, dan 13.32%. untuk prosentase
produk oversize dari ayakan 30 mesh, 50 mesh, dan 60 mesh berturut-turut adalah
: 51.63%, 10.33%, dan 16.67%. fraksi total yang didapat dalam praktikum ini
adalah 100%.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


20
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Pada praktikum ini berlaku neraca massa dimana massa pasir kuarsa yang
masuk dan keluar sebanyak 600 gram. Jika hasil yang didapat kurang, hal tersebut
dapat berasal dari kesalahan praktikan. Dalam praktikum pengukuran butiran
padatan ini hasil oversize dan undersize juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya nilai
mesh atau ukuran lubang yang dipakai. Kadar air bahan juga harus diperhatikan
untuk memperlancar proses pengayakan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


21
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan fluidisasi yang dilakukan praktikan, maka dapat
diambil kesimpulan, diantarnya:
1. Semakin besar ukuran mesh pada screen atau ayakan yang
digunakan, maka ukuran partikel produk yang didapat berupa
hasil undersize akan semakin banyak.
2. Semakin kecil ukuran mesh yang digunakan, maka semakin
banyak produk oversize yang didapat, dan sebaliknya semakin
sedikit produk undersize yang didapat
3. .Fraksi massa paling tinggi terdapat pada ayakan 30 mesh yaitu sebesar
0,517
V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan Dalam melakukan pengayakan lebih berhati-
hati agar bahan tidak terlempar keluar dari ayakan.
2. Sebaiknya praktikan lebih memahami teori dan prosedur yang
terdapat dalam praktikum pengukuran butiran padatan sebelum
melakukan praktikum
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dan berkonsentrasi dalam
pencatatan hasil dan melakukan perhitngan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


22
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni,Irma Dwi.2009.”METODE DAN TEKNIK PENGAYAKAN UNTUK


MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL DALAM TEKNOLOGI
FARMASI”.(http://tsffaunsded2009.wordpress.com/2009/05/22/metode-
dan-teknik-pengayakan-untuk-menentukan-ukuran-partikel-dalam
teknologi-farmasi.html). Diakses pada 18 Februari 2018 pukul 18.16 WIB.

Bestekin. 2015.”Pengertian Ukuran Mesh dan Konversinya”.


(http://bestekin.com/2015/11/20/pengertian-ukuran-mesh-dan-
konversinya.html). Diakses pada tanggal 19 Februari pukul 18.20 WIB.

Julianto,Wahyu.2013. ”Pengertian Screening(pengayakan)”.


(http://tambanggumb13.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-screening-
pengayakan.html). Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 18.20
WIB.

Liu, Keshun.2009.”Some Factors Affecting Sreving Performancem and


Efficiency”.(http://sciencedirect.com/2009/srevingcoals.html). Diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 18.30 WIB.

Mc.cabe,Warren L.1990.”Operasi Teknik Kimia Jilid 2”.Jakarta:PT. Gelora


Aksara Pratama.

MSDS.2013.”Sand”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-sand.html). Diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 19.00 WIB.

MSDS.2013.”Sodium Hydroxide”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-
sodiumhydroxide.html). Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul
19.11 WIB.

MSDS.2013.”Sucrose”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-sucrose.html).
Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 19.12 WIB.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


23
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

APPENDIX
1.Presentase Massa

Presentase massa = 100%

a. 30 mesh =

b. 50 mesh =

c. 60 mesh =

d. 60 mesh =
2. Presentase massa total = oversize 30 + oversize 50 + oversize 60 + undersize
60

= 51.7% + 18.3% + 16.7% + 13.3%


= 100%

Program Studi S-1 Teknik Kimia


24
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM

Anda mungkin juga menyukai