GRUP E
1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Fluidisasi”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 21
Februari 2018 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia dan
Ibu Ir. Isni Utami, MT.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.2 Tujuan............................................................................................................2
I.3 Manfaat..........................................................................................................2
II.1.2Teknik Pengayakan..............................................................................3
II.3 Hipotesa......................................................................................................10
III.1 Bahan........................................................................................................12
III.2 Alat............................................................................................................12
INTISARI
Dalam proses industri misalnya pada pengolahan material berupa mineral.
Mineral tertentu diperlukan adanya pengayakan. Pengayakan atau penyaringan
adalah proses pemisahan secara mekanik erdasarkan ukuran partikel dan untuk
mendapatkan ukuran partikel yang seragam. Pada proses pengayakan zat padat
dilempar atau dijatuhkan ke permukaan pengayakan yang mempunyai lebang
berukuran tertentu, zat padat dengan ukuran besar akan tertinggal dan zat padat
dengan ukuran yang lebih kecil dapat melewati lubang. Proses dan metode
pengayakan telah dikenal secara luas yang dipakai dalam proses industri.
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari proses dan metode pengayakan.
4.Untuk menghitung prosentase zat padat yang tidak tersaring (oversize) dan zat
padat yang tersaring (undersize) .
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses pengayakan.
2. Agar praktikan dapat memahami apa yang terjadi dalam proses pengayakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
35 in. Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu: plat yang
berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras, anyaman
kawat (woven wire), susunan batangan logam.
(Julianto, 2013)
Sieving atau screening telah menjadi unit operasi tertua namun paling
penting untuk pemisahan industri yang solid partikel atau sebagai metode
laboratorium dalam analisis ukuran. Setumpuk saringan dengan ukuran mesh yang
menurun biasanya bekas. Sebagai alternatif, partikel dapat diayak dalam urutan
halus sampai kasar dengan beberapa langkah pengayak dengan setiap langkahnya
yaitu dengan menggunakan saringan tunggal. Distribusi ukuran partikulat sangat
penting menentukan sifat fisikokimia dalam jumlah besar proses berbagai industri
(misalnya produksi bubuk makanan, bahan kimia, pewarna, cat, dan obat-obatan).
Screening adalah elemen kerja tertua dan paling banyak digunakan untuk
pemisahan partikel padat menurut ukuran. Mereka digunakan baik industri dan di
laboratorium untuk klasifikasi bahan partikulat. Sering istilah skrining digunakan
untuk merujuk pada operasi ukuran yang terus menerus sebagai Berbeda dengan
sieving, yang biasanya berarti proses batch. Berbeda dngan proses sieving, sieving
prosesnya diatur oleh prinsip multidisiplin, mulai dari fisika untuk
mengaplikasikan mekanika fluida. Banyak faktor yang telah diidentifikasi untuk
mempengaruhi operasi unit ini, termasuk ukuran dan bentuk partikel relatif
terhadap aperture saringan, ukuran mesh saringan itu sendiri, jumlah material
pada permukaan saringan, arah Pergerakan saringan, laju pergerakan material
relatif ke permukaan saringan, dll.
(Liu, 2009)
II.1.2. Teknik Pengayakan
melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah
bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan
denagn lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat
kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai
(tanpa sisa di ayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal ukuran partikel.
Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk
campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan
didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga
ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam
satuan mesh. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan pasir dari
sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan ayakan yang porinya cukup
halus.
Suatu ayakan terdiri dari bingkai ayakan dan jaringan ayakan dalam hal ini
dikenal dengan istilah mesh. Mesh adalah jumlah lubang per inchi kuadrat.
Biasanya jaringan tersebut dilengkapi dengan peralatan lain sesuai dengan jenis
ayakan, misalnya pada ayakan goyang bingkai ayakan dihubungkan dengan
batang penggerak ke roda gerak.
(Anggraeni, 2009)
------------------------------------------------------------------------------- (1)
Dengan:
--------------------------------------------------------------------------- (2)
Keterangan :
Dari persamaan (1) dengan mengandalkan bahwa tidak bergantung pada ukuran,
maka:
------------------------------------------------------(3)
Keterangan:
N = Jumlah tokokan
(McCabe, 1990)
Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang –
lubang segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala
standar Tyler , perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah . Skala
standar Tyler didasarkan pada ukuran lubang (0,0029”) pada kasa yang
mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci , yaitu 200-mesh. Skala Standar
Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan , tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh). Kedua ayakan
standar ini dapat dilihat pada table 1.
Mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring atau kasa pada luasan
1 inch persegi jaring / kasa yang bisa dilalui oleh material padat. Mesh 20
memilki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring / kasa seluas 1 inch, demikian
seterusnya. Ukuran mesh banyak digunakan pada proses penepungan atau
penghalusan suatu bahan padatan, yang sebelum dihaluskan memiliki ukuran yang
lebih besar. Pabrik semen, tepung makanan, industri metalurgi, dan pabrik powder
kosmetik, menggunakan ukuran mesh dalam proses produksinya.
(Bestekin, 2015 )
a. Warna: putih
b. Wujud: padatan
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : SiO3
b. Pasir Kuarsa dapat bereaksi dengan basa
c. Pasir Kuarsa relative tidak aktif terhadap asamkecuali terhadap
asam fluoride dan asam phospat.
(MSDS,2013,”sand”)
2. Garam
A. Sifat Fisika
a. Warna: putih.
b. Wujud: padatan.
B. Sifat Kimia
a.Warna: putih
b.Wujud: padatan
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C12H22O11
b. Dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami inverse
menjadi glukosa dan fruktosa
c. Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa.
(MSDS,2013,”sucrose”)
II.3 Hipotesa
Semakin kecil ukuran lubang ayakan maka semakin banyak bahan yang
tertahan diatas ayakan .sedangkan semakin besar ukuran lubang ayakan maka
semakin sdikit bahan yang tertahan diatas ayakan.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Pasir kuarsa 600 gram
III.2 Alat
1. Ayakan
2. Loyang
3. Neraca analitik
III.3 Gambar Alat
Ayakan 30 mesh
Ayakan 50 mesh
Ayakan 60 mesh
Penampung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Studi S-1 Teknik Kimia
15
Fakultas Teknik-UPN “VETERAN”JATIM
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
FLUIDISASI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
IV.2.2. Perhitungan
1.Fraksi massa
a. 30 mesh =
b. 50 mesh =
c. 60 mesh =
d. 60 mesh =
4.Jumlah partikel
Ni =
a. 30 mesh =
b. 50 mesh =
c. 60 mesh =
d. 60 mesh =
= + + +
=187824196.3
5.D average
a. D average 1 =
b. D average 1 =
6. TAAD =
=2.37 x 10-7
=0.034
= 0.011
IV.3 Grafik
(Tidak ada)
IV.4 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Pasir Kuarsa dengan
berat yang ditimbang dengan berat 600 gram. Bahan tersebut diayak
menggunakan ayakan yang telah dipersiapkan yaitu: ayakan 30 mesh,50 mesh,
dan 60 mesh. Semakin besar ukuran mesh suatu ayakan, maka akan semakin kecil
partikel hasil dari bahan yang diayak. Pasir kuarsa diayak menggunakan ayakan
30 mesh kemudian ditimbang hasil prosuk oversizenya. Produk yang lolos atau
undersize akan diayak kembali menggunakan ayakan 50 mesh, da ditimbang
kembali hasil oversize yang didapatkan. kemudian hasil undersize yang didapat
diayak kembali menggunakan ayakan 60 mesh. Terakhir tentukan prosentase
oversize dengan undersize.
Pada praktikum ini hasil produk hasil pengayakan berupa hasil oversize
dan undersize dipengaruhi oleh nilai mesh, atau ukuran lubang yang digunakan.
Didapat fraksi massa pada hasil produk undersize pada ayakan 30 mesh, 50 mesh,
dan 60 mesh berturut-turut adalah : 48.33%, 30%, dan 13.32%. untuk prosentase
produk oversize dari ayakan 30 mesh, 50 mesh, dan 60 mesh berturut-turut adalah
: 51.63%, 10.33%, dan 16.67%. fraksi total yang didapat dalam praktikum ini
adalah 100%.
Pada praktikum ini berlaku neraca massa dimana massa pasir kuarsa yang
masuk dan keluar sebanyak 600 gram. Jika hasil yang didapat kurang, hal tersebut
dapat berasal dari kesalahan praktikan. Dalam praktikum pengukuran butiran
padatan ini hasil oversize dan undersize juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya nilai
mesh atau ukuran lubang yang dipakai. Kadar air bahan juga harus diperhatikan
untuk memperlancar proses pengayakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan fluidisasi yang dilakukan praktikan, maka dapat
diambil kesimpulan, diantarnya:
1. Semakin besar ukuran mesh pada screen atau ayakan yang
digunakan, maka ukuran partikel produk yang didapat berupa
hasil undersize akan semakin banyak.
2. Semakin kecil ukuran mesh yang digunakan, maka semakin
banyak produk oversize yang didapat, dan sebaliknya semakin
sedikit produk undersize yang didapat
3. .Fraksi massa paling tinggi terdapat pada ayakan 30 mesh yaitu sebesar
0,517
V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan Dalam melakukan pengayakan lebih berhati-
hati agar bahan tidak terlempar keluar dari ayakan.
2. Sebaiknya praktikan lebih memahami teori dan prosedur yang
terdapat dalam praktikum pengukuran butiran padatan sebelum
melakukan praktikum
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dan berkonsentrasi dalam
pencatatan hasil dan melakukan perhitngan
DAFTAR PUSTAKA
MSDS.2013.”Sand”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-sand.html). Diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 19.00 WIB.
MSDS.2013.”Sodium Hydroxide”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-
sodiumhydroxide.html). Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul
19.11 WIB.
MSDS.2013.”Sucrose”.(http://sciencelab.com/msds/msdsphp?-sucrose.html).
Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 19.12 WIB.
APPENDIX
1.Presentase Massa
a. 30 mesh =
b. 50 mesh =
c. 60 mesh =
d. 60 mesh =
2. Presentase massa total = oversize 30 + oversize 50 + oversize 60 + undersize
60