Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN LOGISTIK
Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti “rasio, kata,
kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Logistik adalah beberapa proses yang
dilakukan untuk memastikan bahwa material yang akan digunakan telah
tersedia.
1.1 Proses – proses logistik
a. Proses inventory : proses inventarisasi seluruh material yang tersimpan di
gudang atau area penyimpanan.
b. Proses supply chain: proses penerimaan, pengeluaran dan distribusi
material.
c. Maintance : proses perawatan dan perbaikan semua perangkat yang
digunakan dalam proses logistik, baik inventory maupun supply chain
1.2 Depatemen yang berperan dalam proses logistik antara lain:
Departemen logistik
Departemen quality control
Departemen research and development

1.3 Tiga unit kerja departemen logistik


1. Unit inventory
Unit yang menangani masalah penyimpanan material berikut aturannya.
2. Unit supply chain
Unit yang menangani keluar masuk material, berikut dengan distribusinya.
3. Unit Database
Unit logistik yang bertugas melakukan input dan upadate data.
Dari ketiga unit yang ada di atas , maka tertuang semuanya dalam 3 prosedur
kerja logistik, yaitu:
Prosedur kerja inventory
Prosedur kerja supply chain
Prosedur kerja maintenance

Masing – masing prosedur kerja harus mendukung prosedur kerja lainnya. Dan
jika digabungkan maka ketiga prosedur kerja tersebut haruslah menjadi satu
kesatuan tanpa ada celah kosong di antaranya. Jika masih membutuhkan aturan
lebih detail lagi untuk memperjelas prosedur kerja tersebut maka dapat
dituangkan dalam bentuk intruksi kerja (working instruction).
Isi dari instruksi kerja adalah bagaimana melakukan pekerjaan dengan tepat dan
benar.

1.4 Intruksi kerja yang dapat diterapkan antara lain:


Instruksi kerja penerimaan material pada proses supply chain
Instruksi kerja penyimpanan material pada proses inventory
Instruksi kerja pengeluaran material pada proses supply chain
Instruksi kerja input data

2. INVENTORY CONTROL
Yaitu proses inventarisasi seluruh material yang tersimpan di gudang atau area
penyimpanan.
2.1 Tujuan dari unit inventory
Melakukan kontrol terhadap semua material yang ada di area penyimpanan.
2.2 Proses inventory control terdiri dari beberapa tahapan penyusunan:
1. Tahap persiapan penyimpanan material
2. Tahap penyimpanan material
3. Tahap tindak lanjut status material.
4. Tahap pengeluaran material
2.3 Definisi kata dalam proses inventory, antara lain:
Rak atau Bin : tempat penyimpanan material yang diberi sekatan-sekatan.
Stock : jumlah material yang tersedia saat ini.
Stock aging : material yang disimpan dalam waktu tertentu yang cukup
lama dengan tujuan tertentu.
Shelf life : waktu terlama yang diperbolehkan bagi material untuk berada
dalam ruang penyimpanan.
B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun : material yang memiliki
sensitivitas tinggi untuk menyebabkan terjadinya kebakaran, keracunan,
atau kerusakan lainnya.

3. PERSIAPAN PENYIMPANAN MATERIAL


3.1 Tahap persiapan
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan pada saat tahap persiapan
penyimpanan material. Antara lain:
a. Memastikan bahwa semua identitas material telah tertulis pada label kotak
material. Beberapa informasi penting yang harus dicantumkan pada label
antara lain adalah:
Nama material
Part number
Serial number
Spesifikasi
Jumlah
Status
Shelf life
b. Sebelum material disimpan di gudang atau area penyimpanan, identitas
material tersebut harus dimasukkan pada database komputer.
c. Pastikan bahwa hanya material dengan kualitas bagus saja yang disimpan
pada gudang untuk proses produksi.
d. Melaporkan jika ditemukan kondisi tidak normal baik pada material ataupun
lokasi penyimpanan.
e. Memeriksa shelf life dari material.
f. Menyimpan material B3 pada area khusus yang ditentukan.
g. Menyimpan atau memberi identitas khusus pada material yang
diindikasikan tidak normal tetapi lulus dari pemeriksaan kualitas
kedatangan material.

3.2 Klasifikasi Gudang


Pembagian gudang didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan
perusahaan.
Berikut ini adalah contoh pemisahan gudung berdasarkan statusnya:
Gudang untuk material berkualitas baik.
Gudang untuk material berkualitas buruk.

3.3 Kontrol gudang penyimpanan


Gudang penyimpanan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas
material. Berikut ini adalah beberapa item pemeriksaan yang perlu dilakukan
dalam melaksanakan kontrol pada gudang penyimpanan:
a. Memeriksa dan melaporkan keadaan gudang sebelum digunakan.
b. Memeriksa dan mengatur tata letak penyimpanan material di gudang.
c. Memeriksa dan memastikan bahwa perangkat konrol gudang penyimpanan
selalu dalam kondisi baik.
d. Memeriksa kondisi gudang dan rak penyimpanan dan rak penyimpanan di
kontrol agar tidak mengurangi kualitas material yang disimpan.
e. Kemudian untuk menjaga kondisi gudang berikut material yang tersimpan
di dalamnya selalu dalam kondisi yang baik , maka dapat menerapkan
metode 5R (ringkas,rapi, resik, rawat, rajin).
4. PENYIMPANAN MATERIAL

4.1 Kontrol penyimpanan di Gudang Penyimpanan


Langkah-langkah yang digunakan agar material tersimpan pada lokasi yang
seharusnya:
Pertama, memisahkan material berdasarkan status hasil pemeriksaan
kualitas. Status dapat berupa lulus atau tidak lulus uji kualitas.
Setelah ditentukan lokasi penyimpanan berdasarkan status, dilanjutkan
dengan memperhatikan karakter khusus material yang bersangkutan.
Langkah ketiga setelah penyimpanan berdasarkan karakter adalah
penyimpanan berdasarkan part number
Langkah terakhir adalah penyimpanan berdasarkan urutan serial number.

4.2 Identifikasi lokasi penyimpanan.


Berikut ini adalah contoh identifikasi lokasi penyimpanan dengan
menggunakan 6 angka digital (contoh :102304).
Angka pertama menunjukkan lokasi gudang
1= gudang konduktor
2= gudang isolator
3= gudang B3
4= gudang reject material
Angka kedua dan ketiga menunjukkan lokasi BIN/rak. Perhitungan BIN
dimulai dari rak kanan menuju ke kiri.
Angka keempat menunjukkan tingkatan BIN. Perhitungan tingkat dimulai
dan atas ke bawah.
Angka kelima dan keenam menunjukkan urutan penyekatan. Perhitungan
sekat dimulai dari kanan ke kiri.
4.3 Kontrol kualitas dan kuantitas material
Ada 2 cara untuk menjaga kualitas penyimpanan material, yaitu melalui
kontrol usia dan kontrol penumpukan material.
Sementara untuk kontrol kuantitas dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan silang (cross check) antara data yang tertulis dengan kondisi
aktual di gudang.
Ada 3 jenis pemeriksaan kuantitas yang biasa dilakukan:
1. pemeriksaan saat material akan digunakan.
2. pemeriksaan setiap bulan.
3. pemeriksaan setiap semester (per 6 bulan)

4.4 Kontrol kualitas material lama


Tahapan untuk melakukan kontrol kualitas bagi material lama:
melakukan identifikasi terhadap material yang sudah tersimpan untuk waktu
lama.
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap material-material lama
yang sudah terindentifikasi tersebut.
jika suatu waktu material yang tersimpan lama tersebut tampak dalam
kondisi yang tidak sesuai maka harus dilaporkan ke departemen quality
control.
hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh departemen quality control
akan ditindaklanjuti oleh departemen logistik.
4.5 kontrol untuk shelf life material
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan ketika shelf material akan
berakhir:
memberikan informasi kondisi material sekitar 3-6 bulan kepada
departemen produksi sebelum shelf life berakhir.
memberikan label peringatan yang ditempelkan pada boks material.

4.6 kontrol untuk stock aging material


material stock aging adalah material yang disimpan dan belum digunakan
dalam waktu tertentu. proses perawatan yang dilakukan oleh operator logistik
lebih bersifat perawatan fisik. sementara untuk pemeriksaan fungsi dan
kareakter dilakukan oleh unit incoming quality control

5. Tindak Lanjut Status Material


5.1 Penggantian dari supplier
Material berkualitas buruk atau rusak yang bukan disebabkan oleh pembeli
,seharusnya mendapat penggantian dari supplier.
5.2 Penjualan Material
prioritas kedua untuk material berkualitas buruk adalah untuk dijual. Perlu
digaris bawahi bahwa material ini hanya dapat dijual jika mendapat izin dari
top management.

5.3 Material Rusak adalah Urgent material


Departemen logistik harus menginformasikan identitas material yang tidak
dapat digunakan kepada departemen produksi sebelum material didisposal.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa material-material tersebut tidak
termasuk material penting yang mendesak untuk digunakan segera.
5.4 Material Review Board (MRB).
MRB adalah pertemuan bersama untuk mendapatkan tujuan disposal dari
semua departemen terkait. Hasil MRB harus tertuang dalam suatu form yang
berisi tanda tangan dari semua pihak wakil departemen terkait.

5.5 Pemeriksaan ulang IQC


Permintaan pemeriksaan material ini lebih sering dilakukann untuk beberapa
alasan:
material yang sudah lama disimpan akan digunakan lagi dalam waktu
dekat.
material yang rusak secara fisik.
material termasuk urgent material.

5.5 Disposal
Proses disposal tidak boleh sembarangan. jika material atau produk yang
anda akan disposal mengandung bahan kimia berbahaya, maka anda harus
berkoordinasi dengan lembaga pemerintah yang terkait.

6. PENGELUARAN MATERIAL
6.1 Proses pengeluaran material
material yang akan digunakan oleh departemen produksi atau departemen
lainnya harus ditulis terlebih dahulu dalam suatu form yang biasa disebut
shop order atau daftar permintaan material
kemudian material akan disiapkan berdasarkan identitas pada shop order
tersebut. Seperti waktu penggunaan, part number, spefikasi, dan jumlah
yang dibutuhkan.
kemudian operator akan mencari material sesuai dengan part number yang
diminta.
selanjutnya operator akan memperhatikan spesifikasi material.
setelah memperhatikan dengan part number dan spesifikasi yang diminta
ditemukan, operator akan menyiapkan material sesuai dengan banyaknya
material yang dibutuhkan.

6.2 Aturan pengambilan material


Aturan yang umum digunakan untuk peletakan dan pengambilan material
adalah FIFO (First In First Out), artinya material yang diguankan pertama kalli
adalah material yang masuk terlebih dahulu.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang mendukung aturan FIFO ini agar
mudah terlaksana:
informasi waktu kedatangan, bisa dibantu juga dengan informasi warna.
status shelf life.

6.3 Peletakan Material


Ada 2 standar penumpukan yang diterapkan yaitu:
penumpukan vertikal
penumpukan horizontal atau penumpukan menyamping

6.4 Pengeluaran untuk Disposal


Ada 3 hal yang menyebabkan material yang bersangkutan harus didisposal:
material rusak atau berkualitas rendah
material expired
produk baru tidak lagi menggunakan material yang bersangkutan.

6.5 Preventive dan Corrective Action


Beberapa permasalahan yang sering kali terjadi sehingga kita perlu
melakukan pencegahan sebelumnya, antara lain adalah:
penurunan kualitas material akibat proses penyimpanan yang tidak sesuai
dengan aturan.
perbedaan kualitas material.
7. Supply Chain
Supply chain artinya adalah mata rantai penerimaan, pengeluaran, dan distribusi
material.
Supply chain ini terdiri atas beberapa tahap pendukung, yaitu:

1. penanganan material masuk.


Adalah bagaimana perlakuan dan aturan yang seharusnya dilakukan terhadap
material yang baru saja datang
2. pemeriksaan material masuk.
3. penyimpanan material masuk.
Pada suppky chain, tahap ini hanya sebatas pencatatan saja, sementara untuk
aplikasi keseluruhan dilakukan pada proses inventory.
4. penanganan material keluar.
Adalah aturan mengenai pengeluaran dan distribusi material dari gudang
penyimpanan ke lokasi lain yang membutuhkan.
Istilah yang akan sering terdengar pada proses supply chain:

1. PPM (Permintaan Pemeriksaan Material) adalah formulir yang berisi


permintaan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap material tertentu.
Formulir PPM ini dapat diajukan dalam beberapa hal, antara lain:
kedatangan material
stock aging
Produk jadi yang diperkirakan secara fisik tampak adanya kejanggalan.

2. Material Rusak adalah material yang berdasarkan pemeriksaan oleh Quality


Control tidak memenuhi standar kualitas seharusnya.
3. Input Arrival adalah proses memasukkan identitas kedatangan material pada
sistem database.
4. input Receive adalah proses memasukkan identitas kedatangan material pada
system database setelah pemeriksaan dilakukan oleh unit Incoming Quality
Control.
5. Shop Order adalah lembar rencana pengeluaran material dari gudang
penyimpanan ke jalur produksi.
6. BOM (Bill Of Material) adalah daftar material yang menyusun suatu model
produk.
7. Supplier adalah perusahaan rekanan yang bertugas memasok material.
8. Packing Slip adalah lembaran bukti pengeluaran material dari gudang
penyimpanan.
9. Sub- Kontraktor adalah rekanan perusahaan dalam melakukan proses
perakitan dari material mentah menjadi produk setengah jadi.

8. MATERIAL MASUK
8.1 Pemeriksaan Dokumen
Memeriksa kelengkapan dokumen dengan material yang diterima.
Dokumen- dokumen tersebut antara lain adalah:
Dokumen pemesanan atau Purchase Order.
Surat jalan atau Delivery Order
Dokumen yang memperlihatkan bahwa material yang dikirim telah lulus uji
kualitas oleh Quality Control Supplier.

8.2 Pemeriksaan Kemasan


Pemeriksaan ini lebih bersifat pada pemeriksaan fisik kemasan semata.

8.3 Pemeriksaan Jumlah


Pemeriksaan paling ideal adalah perhitungan semua material sesuai dengan
yang tercantum pada dokumen DO.
8.4 Input Arrival
Beberapa identitas material yang dimasukkan pada database computer antara
lain adalah;
Nama material
Part number
serial number (optional)
jumlah material yang diterima
waktu penerimaan
nama supplier
nama pemeriksa
status
keterangan

Anda mungkin juga menyukai