Anda di halaman 1dari 2

Sebulannya lalu ada seorang teman yang bekerja di perkebunan kelapa sawit sebagai staff safety

bertanya bagaimana penerapan safety yang baik dan berhasil mengurangi kecelakaan kerja maka saya
mencoba menjelaskan berdasarkan pengalaman bekerja di perusahaan kelapa sawit 2 tahun yang lalu.

Penerapan safety di perkebunan kelapa sawit tidak mudah di terapkan karena tenaga kerja terutama
pekerja lapangan memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk menerapkan budaya
safety atau keselamatan kerja yang aman apalagi pekerja lapangan selalu berhubungan dengan alat-alat
kerja yang tajam seperti parang, cangkul, dodos dan bahan-bahan kimia baik pestisida serta pupuk.
Berikut tahapan yang harus di lakukan berdasarkan pengalaman saya untuk membentuk budaya
keselamatan kerja yang baik dan sistem safety yang berkelanjutan :

1. Safety Talk

Sebagian besar staff perkebunan kelapa sawit telah berpendidikan sarjana sehingga sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap terhadap keselamatan para pekerja harus mampu melakukan sosialisasi
tentang cara aman bekerja. Di saat apel pagi atau muster morning merupakan saat yang tepat untuk
menyelipkan pesan-pesan penting tentang keselamatan kerja setidaknya 5-10 menit. Sebagai contoh
seorang asisten menjelaskan pentingnya pemakaian masker untuk tim penyemprotan bagi kesehatan
pekerja kemudian esok hari dijelaskan lagi penggunaan avron, penjelasan safety harus bertahap.

2. Monitoring penggunaan alat- alat keselamatan kerja

Jika proses safety talk telah berjalan dan dipahami oleh para pekerja maka akan dilanjutkan dengan
monitoring penggunaan alat-alat safety oleh para supervisi/mandor lapangan, setiap supervisi harus
mempunyai buku monitoring safety karyawan dimana buku tersebut mencantumkan nama pekerja dan
alat-alat safety, sebagai contoh untuk pemanen ditulis nama pemanen dan juga alat-alat safety yang
mesti di bawa dan dipakai seperti sarung dodos, helm,sarung tangan, kacamata dan sepatu setiap item
yang tuls dicek oleh supervisi apakah telah dibawa atau tidak.

3. Sosialisasi dan Penerapan MSDS ( Material Safety Data Sheet)

Sosialisasi MSDS ini sangat penting apalagi dalam penggunaan bahan-bahan beracun/kimia seperti
pestisida dan pupuk. Lembaran MSDS terdiri dari panduan bahan aktif, bahaya dan gejala, peralatan
perlindungan dan tindakan menghindari kecelakaan dan P3K/firsd aid. Cara sosialiasasi MSDS ini di
lakukan dengan cara melaminating lembaran MSDS yang akan di berikan kepada staff lapangan dan
supervisi. Untuk tahap awal para asisten lapangan/supervisi membacakan dan sosialisasi MSDS ini
dilakukan saat karyawan akan bekerja, selanjutnya setelah paham dan mengerti karyawan secara
bergantian disuruh menjelaskan kembali MSDS tersebut setelah sosialisasi dalam beberapa bulan maka
akan dilakukan pertanyaan acak kepada karyawan dan sekaligus memperpraktekkan : Sebagai contoh
staff lapangan bertanya ' Ujang jika racun terkena mata apa yang mesti di lakukan ?' jika siujang paham
MSDS maka akan menjawab secara spontan 'Segera dibilas dengan air bersih secara mengalir selama 15
menit sambil membuka kelopak mata' setelah itu si ujang akan mensimulasikan di depan karyawan yang
lain. Pada MSDS telah ada tindakan P3K jika racun terkena mata,kulit, terhirup dan tertelan sehingga
tindakan dasar P3k telah diketahui oleh karyawan.
4. Pembuatan nearmiss

Dalam safety kita mengenal piramida safety, jika dalam 10000 kejadian hampir celaka jika tidak
diantisipasi dengan baik menimbulkan 600 kecelakaan kecil dan akan menyebabkan 1 fatality atau
kematian tentunya kita akan menghindari korban salah satu upaya menghindari hal tersebut dengan
pembuatan "sistem nearmiss". Istilah nearmiss hampir sama dengan hampir celaka penerapan nearmiss
di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sebagai contoh jika kita menemui mobil
karyawan dengan kondisi ban gundul maka akan dibuat laporan dalam form nearmiss dimana sopir
harus bertanda tangan dan diberi tempo segera mengganti ban selama belum ada pergantian ban maka
mobil tidak boleh beroperasi. Setiap asisten lapangan diwajibkan membuat form nearmiss sebanyak 5 -
10 dengan solusinya setiap bulannya. Dengan dibuatnya nearmiss setiap bulan diharapkan hal-hal yang
hampir celaka dapat diantisipasi sebelumnya.

5. Rapat safety bulanan

Dalam satu kebun/estate atau PT dibentuk tim P2K3l yang terdiri pimpinan tinggi
kebun,manager,asisten dan mandor2 di perkebunan yang di bagi menjadi beberapa seksi yaitu seksi
kendaraan, panen, perawatan dan lingkungan dalam setiap bulan mengadakan rapat evaluasi tentang
pelaksanaan safety dan lingkungan serta program dan perbaikan yang akan dilakukan.

6. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/sangsi)

Jika sosialisasi telah berjalan dengan baik maka akan diterapkan sistem denda dan penghargaan sebagai
contoh jika karyawan tidak memakai helm maka akan di denda sebanyak Rp 50000 di setorkan kepada
pengurus serikat pekerja dan dalam bentuk penghargaan sebagai contoh akan diberikan reward secara
kejutan jika karyawan ditemui berkendara dengan surat lengkap dan dengan motor yang standar maka
akan diberi hadiah uang atau barang.

Penerapan safety di perkebunan kelapa sawit bukanlah hal yang mudah dikarenakan perkebunan kelapa
sawit merupakan industri padat karya dengan memperkerjakan sebagaian besar tenaga dengan
pendidikan yang masih rendah sehingga pelaksanaan safety pada awalnya sangat menjengkelkan dan
melelahkan bagi para pekerja. Bisa dibayangkan tidak terbiasa memakai helm standar disuruh wajib
memakai helm standar tentu muncul berbagai resistensi dari para pekerja. Jika telah terbentuk budaya
keselamatan kerja yang baik maka akan di dapat pertanyaan dari karyawan seperti ini " pak sarung
tangan semprot saya robek tolong pak secepatnya di ganti" atau " pak avron semprot saya sudah lama
sekarang udah tipis cepatlah pak diganti dengan yang baru".

Salam planter

Anda mungkin juga menyukai