Underpass Jatingaleh
Underpass Jatingaleh
Jika hingga Lebaran tidak selesai, pihaknya meminta supaya pengerjaan bisa selesai
sesuai dengan kontrak, yakni 31 Juli 2017. Hendi mengakui akibat keterlambatan
pembangunan underpass, pihaknya kerap mendapat komplain dari warga. ”Setiap hari
saya mendapatkan komplain dari warga terkait dengan kemacetan yang terjadi di
Jatingaleh dampak dari pembangungan underpass yang tak kunjung selesai ini,”
akunya.
Berdasarkan tinjauan Hendi, ada beberapa masalah yang menyebabkan proyek ini
berjalan lambat. Di antaranya, kontraktor mengaku terkendala suplai material tanah
urukan yang harus mendatangkan dari luar kota.
”Kalau keluhannya soal kesulitan mendapatkan tanah urukan, kami siap membantu untuk
mengomunikasikan dengan stakeholder terkait,” katanya
Prinsipnya, kata dia, percepatan proyek ini mendesak harus dilakukan. Sebab, akan sangat
membantu mengatasi masalah kemacetan di jalur tersebut. ”Kontraktor harus bekerja keras
untuk menyelesaikan hingga sebelum Lebaran sehingga bisa dilalui untuk arus mudik,”
ujarnya.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Metropolitan Semarang, Danang Tri
Wibowo, mengakui, adanya keterlambatan dalam pembangunan underpass Jatingaleh. ”Ada
keterlambatan sekitar 12 persen. Saat ini progres pembangunan sudah berjalan kurang lebih
60 persen, dan ditargetkan selesai pada 31 Juli 2017,” katanya.
Dia berjanji akan berusaha bekerja keras agar pada H-10 Lebaran, kondisi jalan sudah
berfungsi meski belum 100 persen, sehingga bisa dilewati para pemudik. ”Diperkirakan bisa
dilalui. Hanya saja kondisi jalan belum teraspal,” ujarnya.
Pihaknya mengaku terus melakukan monitoring agar percepatan berjalan maksimal. Di antara
upaya yang dilakukan adalah dengan cara menambah jumlah pekerja, alat berat, material, dan
menambah jam kerja. ”Kami kebut mumpung kondisi cuaca cukup mendukung,” katanya.
Dijelaskan, saat ini pekerjaan yang dilakukan, yakni pengerjaan beton segmental dan
melakukan urukan dengan panjang kurang lebih 170 meter di sisi selatan, dan 170 meter di
sisi utara. ”Salah satu kendalanya adalah sulitnya mencari material, karena ada beberapa
lokasi yang harus dipilih, dan untuk mendapatkan 1.000 meter kubik per hari tidaklah
mudah,” akunya.
Padahal, pihaknya setiap hari membutuhkan material setidaknya 1.000 kubik untuk urukan
beton segmental. ”Saat ini kami terus mengejar waktu supaya bisa selesai sebelum Lebaran,”
katanya.
Salah satu warga, Suherman, 45, mengatakan, hampir setiap hari kondisi jalur Jatingaleh ini
sangat kronis. Terutama di saat jam berangkat kerja di pagi hari, dan jam pulang kerja di sore
hari. ”Kami sering dibuat stres karena setiap hari berhadapan dengan masalah kemacetan lalu
lintas. Saya tidak anti pembangunan. Tapi seharusnya proyek dijalankan secara profesional,
agar kepentingan jalur transportasi publik tidak terganggu,” harapnya.
Dia menilai, pemerintah seharusnya memiliki kapasitas untuk menggandeng kontraktor yang
profesional. Setiap proyek memang memiliki dampak tersendatnya arus lalu lintas. ”Tapi
kontraktor profesional seharusnya memiliki konsep, strategi dan cara untuk menyiasati
gangguan. Kalau pengerjaannya model seperti ini, maka rakyatlah yang dirugikan, karena
pengerjaannya lambat dan mengakibatkan kemacetan dalam waktu sangat lama,”
katanya. (source : https://radarsemarang.com/2017/05/27/underpass-jatingaleh-lambat/)
Proyek Underpass Jatingaleh yang Lamban itu Dikerjakan Oleh PT Armada Hada
Graha
Jumlah Penumpang BRT Semarang Turun 20.000 per Bulan Terdampak Proyek
Underpass Jatingaleh
Bahkan pernah headway sampai 35 menit. Hal ini terjadi ketika lalu lintas di Jatingaleh
benar-benar macet kendaraan tidak bisa bergerak. "Bus di depannya sudah sampai pool
Sisemut tetapi bus di belakangnya baru lepas dari kemacetan Jatingaleh," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Semarang, Danang
Triwibowo mengatakan pekerjaan underpass Jatingaleh molor dari jadwal yang seharusnya
yakni 31 Juli 2017 menjadi September mendatang. Hal ini disebabkan menjelang akhir
pekerjaan ditemukan mata di sisi bawah flyover Gombel sehingga diperlukan perubahan
desain.
Kendala yang dihadapi saat ini yakni pembebasan lahan yang belum selesai
dan teknis penyambungan Pipa PDAM yang menghambat proses pengecoran.
Underpass Jatingaleh pengerjaannya terus dikebut.Tahapan pembangunan selanjutnya adalah
pelebaran jalan mulai traffic light Kaliwiru hingga Gombel.Pengerjaan proyek tersebut
terkendala masalah pembebasan lahan yang belum usai dan masalah teknis penyambungan
pipa PDAM yang menghambat proses pengecoran. Seluruh warga telah sepakat untuk
melepas dan mendapatkan ganti untung. Namun, ada sejumlah instansi yang masih
melakukan koordinasi internal untuk ganti untung lahan yang terkena proyek, ujarnya usai
tinjauan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.Proyek multi years pembangunan underpass
Jatingaleh dimulai sejak 2015 dengan dibiayai APBN.Total anggaran yang digelontorkan
sebesar 68,063 milyar rupiah dengan panjang penanganan 1,30 km dan jangka waktu
pelaksanaan ditargetkan selama 480 hari kalender.Pekerjaan pembangunan dibagi dalam 2
tahapan. Tahap I di tahun 2015 untuk pelebaran jalan dan jembatan Jatingaleh, sedangkan
tahap II di tahun 2016 ini adalah untuk pengerjaan underpass kesatrian dan gombel. Untuk
hambatan instalasi jaringan pipa PDAM, Walikota Semarang Hendrar Prihadi langsung
menghubungi Direktur Umum PDAM, Etty Laksmiwati agar secepatnya pipa dapat dialihkan
sehingga proyek underpass dapat berjalan maksimal.Intinya proyek dapat segera selesai,
mengenai kendala bisa disampaikan kepada Pemkot untuk di cari
solusinya. http://www.semarangpos.co.id/index.php/sosial-politik/715-kendala-
pembangunan-underpass-jatingaleh