Anda di halaman 1dari 4

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Kecacingan usus pada anak sekolah dasar di Tanawangko


Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa

1
Renjer Luis
2
Josef S. B. Tuda
2
Angle Sorisi

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: renjerluis12235@gmail.com

Abstract: Helminth is one of the most commonly infected parasites in human. According
to WHO, more than 1,5 billions of people around the world are infected by helminthes. The
highest number of helminthiasis cases is of school age children. This study was aimed to
obtain the helminthiasis cases in students of elementary schools at Tanawangko Minahasa
and to identify the types of helmiths. This was a descriptive study. Feces samples from the
students were kept in feces pot and then were examined microscopically. The results showed
that of the 118 feces samples there were five samples (4.3%) which were positively infected
by helminth, Ascaris lumbricoides.
Keywords: helminths, student of elementary school

Abstrak: Cacing usus merupakan salah satu parasit yang paling banyak menginfeksi
manusia. WHO mencatat lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia terinfeksi cacing usus
dengan angka tertinggi terjadi pada usia anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kecacingan usus pada murid sekolah dasar di Tanawangko Kecamatan
Tombariri Kabupaten Minahasa dan juga mengidentifikasi jenis cacing usus yang
menginfeksi. Jenis penelitian ini ialah survei deskriptif. Pengambilan sampel feses
menggunakan pot feses yang diberikan kepada murid-murid dan dilakukan pemeriksaan
mikroskopik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 118 pot yang dikembalikan
didapatkan hasil 5 murid (4,3%) yang terinfeksi cacing usus. Jenis cacing yang ditemukan
ialah Ascaris lumbricoides dari kelima murid tersebut.
Kata kunci: kecacingan usus, anak sekolah dasar

Parasit cacing yang menginfeksi manusia (Trichuris trichiura), dan cacing tambang
terbagi dalam dua filum yaitu (Necator americanus dan Ancylostoma
platyhelminthes dan nemathelminthes, dan duodenale).2 Parasit cacing yang
dalam pengelompokannya terbagi lagi atas menginfeksi manusia paling sering pada
tiga kelas yaitu pada platyhelminthes usus manusia yang merupakan tempat yang
terdapat cestoda dan trematoda, sedangkan baik untuk berkembang biak dan juga
pada nemathelminthes terdapat kelas terdapat banyak makanan untuk
nematoda.1 Spesies cacing yang paling kelangsungan hidup cacing; oleh karena itu
sering menginfeksi manusia masuk dalam disebut cacing usus.3 Cacing usus
kelas nematoda dengan penularan tersering menginfeksi tersering pada orang yang
melalui tanah (soil transmitted helminths), memiliki kebersihan dan sanitasi yang
termasuk di dalamnya yaitu cacing gelang buruk, terutama anak-anak yang kurang
(Ascaris lumbricoides), cacing cambuk memiliki pemahaman cara hidup bersih dan
Luis, Tuda, Sorisi: Kecacingan usus pada...

sehat. Selain itu kepadatan antar tempat memungkinkan penularan cacing usus
tinggal penduduk, kondisi geografis, serta dengan baik. Selain itu banyaknya anak-
iklim berperan penting dalam penularan anak yang bermain dan berkontak langsung
cacing usus tersebut.4 dengan tanah serta jarang memakai alas
Laporan WHO pada tahun 2012 kaki, juga masih banyak penduduk yang
menunjukkan lebih dari 1,5 miliar orang belum mempunyai toilet dan buang air
atau sekitar 24% populasi manusia di dunia besar sembarangan yang memperburuk
terinfeksi cacing usus ini. Infeksi ini penularan cacing usus.
tersebar luas pada area beriklim tropis dan
subtropis dengan angka tersering di sub METODE PENELITIAN
sahara Afrika, Amerika, Tiongkok, dan Jenis penelitian ini ialah survei
Asia Timur. Sekitar 240 juta anak pra deskriptif. Penelitian ini dilakukan di empat
sekolah dan lebih dari 600 juta anak umur sekolah dasar yang berada di wilayah
sekolah di area dimana parasit ini menular Tanawangko yaitu: SD Inpres Tambala, SD
secara intensif.5 Infeksi cacing usus GMIM Sarani Matani, SDN 1
tersebar luas di pedesaan maupun Tanawangko, dan SDN 2 Tanawangko
perkotaan dengan jenis cacing tersering sejak bulan Desember 2015 hingga Januari
yaitu Ascaris lumbricoides mencapai 807- 2016. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I
1.121 juta orang, Trichuris trichiura sampai kelas 6; semuanya diberikan pot
mencapai 604-795 juta, dan cacing feses untuk pengambilan sampel. Pot feses
tambang mencapai 576-740 juta di dunia.6 diberi identitas usia, jenis kelamin, dan
Prevalensi di Indonesia masih cukup nama siswa. Sampel feses diperiksa di
tinggi yaitu sekitar 60-70%. Hal tersebut Laboratorium Parasitologi Fakultas
disebabkan iklim tropis, tingginya Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
kelembaban udara serta sanitasi dan higiene Manado menggunakan teknik pemeriksaan
masyarakat yang buruk. Kebiasaan hidup langsung tinja. Data hasil pemeriksaan
yang kurang sehat seperti buang air besar diolah dalam bentuk tabel frekuensi dan
sembarangan, berjalan tanpa alas kaki, serta ditampilkan dalam persentase.
makan tanpa mencuci tangan membuat
penularan cacing usus semakin parah. Serta HASIL PENELITIAN
pengetahuan tentang bahayanya infeksi Tanawangko merupakan daerah pesisir
cacing usus masih cukup jarang di pantai yang memiliki empat desa yaitu desa
masyarakat.4,7 Berdasarkan data dari Dinas Tambala, Sarani Matani, Borgo, dan
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Ranowangko. Tanawangko terletak di
prevalensi kecacingan pada tahun 2010 Kecamatan Tombariri, di sebelah Utara dan
yaitu sebesar 13,6%. Penelitian di Desa Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi,
Teling Kecamatan Tombariri Kabupaten sebelah Timur dengan Kecamatan
Minahasa pada tahun 2012 didapatkan Pineleng, dan sebelah Selatan dengan Kota
infeksi cacing usus sebesar 12,2% yang Tomohon. Tanawangko memiliki tanah
terdiri dari infeksi Ascaris lumbricoides yang gembur dan berpasir sehingga telur
dan Ancylostoma duodenale sebesar 36,4%. cacing dapat berkembang dengan baik.
Trichuris trichiura sebesar 9% dan Oxyrus Jarak antar rumah penduduk satu dengan
vermicularis sebesar 18,2%.8 yang lain tergolong padat; selain itu masih
Tujuan penelitian ini ialah untuk banyak rumah yang belum memiliki
mengetahui dan mengidentifikasi cacing jamban dan akses air bersih masih
yang menginfeksi pada anak sekolah dasar tergolong buruk. Masyarakat serta anak-
di Tanawangko. Pertimbangan dipilihnya anak di Tanawangko masih banyak yang
Tanawangko karena pada survei sebelum mempunyai kebiasaan buang air besar di
penelitian didapatkan kondisi geografis sungai dan laut serta tidak mencuci tangan
yang letaknya di pinggir pantai serta dengan sabun setelah tiba dirumah. Hal ini
kepadatan antar rumah penduduknya yang dapat memperburuk infeksi dari cacing
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

usus yang ditularkan lewat feces karena Desa Wori tahun 2015. Penelitian di SD
higiene yang kurang baik. YPK Imanuel Akas diperoleh hasil
Pada penelitian di Tanawangko pada sebanyak 15 (22,7%) sampel positif
bulan Desember 2015 hingga Januari 2016 mengandung cacing dengan adanya telur
terhadap anak sekolah dasar kelas I-VI dari Ascaris lumbricoides sebanyak 11 (16,6%)
empat sekolah didapatkan total sampel dan yang mengandung telur Trichuris
feses yang terkumpul sebanyak 118 pot dan trichiura sebanyak 4 (6,1%).7 Penelitian di
diperiksa di Laboratorium Parasitologi SD GMIM 85 dan SD Katolik Desa Wori
Fakultas Kedokteran Universitas Sam tahun 2010 diperoleh 20 (12%) sampel
Ratulangi Manado (Tabel 1 dan 2). yang positif cacing dengan adanya telur
Ankylostoma duodenale sebanyak 12 (7%),
Tabel 1. Hasil pemeriksaan telur cacing telur cacing Ascaris lumbricoides sebanyak
Sekolah N Positif 5 (3%), dan yang mengandung Trichuris
SD Inpres Tambala 33 3 trichiura sebanyak 3 (2%). Hal ini
SD GMIM Sarani Matani 19 0 menunjukan bahwa angka infeksi cacing di
SDN 1 Tanawangko 25 2 SD Inpres Tambala, SD GMIM Sarani
SDN 2 Tanawangko 41 0 Matani, SDN 1 Tanawangko, dan SDN 2
Jumlah 118 5 Tanawangko lebih rendah daripada
penelitian di daerah lain. Rendahnya
Tabel 2. Identifikasi jenis cacing infeksi cacing tersebut karena dugaan
Jenis cacing N %
kebersihan anak-anak lebih baik dari
Ascaris lumbricoides 5 100 penelitian sebelumnya, dan juga puskesmas
Trichuris trichiura 0 0 telah memberikan obat cacing pada bulan
Ancylostoma duodenale 0 0 Agustus 2015 atau tiga bulan sebelum
Necator americanus 0 0 penelitian ini dilakukan.
Jumlah 5 100
SIMPULAN
BAHASAN Dari hasil penelitian tentang
Pada penelitian mengenai kecacingan kecacingan usus pada anak sekolah dasar di
usus pada anak sekolah dasar di Tanawangko dapat disimpulkan bahwa:
Tanawangko terdapat sebanyak 118 pot 1. Sebanyak tiga siswa positif cacing usus
sampel yang dikembalikan. Pot sampel di SD Inpres Tambala dan dua siswa
yang tidak dikembalikan karena berbagai positif cacing usus di SDN 1
alasan seperti tidak merasa buang air besar, Tanawangko dengan jumlah total
jijik, pot sampel hilang, dan malu sebanyak 5 (4,3%) dari seluruh sampel.
membawa sampel. Berdasarkan hasil 2. Jenis cacing yang teridentifikasi yaitu
pemeriksaan didapatkan jenis telur cacing Ascaris lumbricoides dari semua sampel
Ascaris lumbricoides yang dibuahi dan positif.
tidak dibuahi. Sampel positif telur cacing
tersebut terdapat tiga sampel dari SD Inpres SARAN
Tambala dan dua sampel dari SDN 1 Infeksi cacing usus dapat menimbul-
Tanawangko. Dari hasil pengolahan data kan dampak seperti gangguan nutrisi serta
hasil pemeriksaan didapatkan positif cacing gangguan perkembangan anak yang
sebanyak 5 (4,3%). Hasil pemeriksaan berakibat kualitas belajar menurun.
tersebut dibandingkan dengan data Pencegahan serta pengobatan perlu
penelitian sebelumnya oleh Nusa7 di SD dilakukan untuk mengurangi jumlah
YPK Imanuel Akas, penelitian oleh kecacingan usus pada anak-anak.
Kundaian et al.8 di SD GMIM 85 dan SD
Katolik Desa Wori tahun 2010, dan DAFTAR PUSTAKA
penelitian yang dilakukan oleh Tangel et 1. Paniker CK, Sougata G. Paniker's Textbook
al.9 di SD GMIM 85 Wori dan SD Katolik of Medical Parasitology. New Delhi:
Luis, Tuda, Sorisi: Kecacingan usus pada...

Jaypee Brothers Medical Publisher Ltd, SD Yayasan Pendidikan Imanuel Akas


2013. Kecamatan Damau Kabupaten Talaud.
2. WHO. Soil transmitted helminthiases. [Online] 2013. [Cited: 2016 Oct 8].
[Online] [Cited: 2016 Oct 10]. Available from:
Available from: http://www.who.int/ http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/
gho/neglected_diseases/soil_transmitte uploads/2013/11/listra-jurnal.pdf.
d_helminthiases/en/. 8. Kundaian F, Umboh JML, Kepel BJ.
3. Rampengan TH. Ankilostomiasis. Penyakit Hubungan antara sanitasi lingkungan
Infeksi Tropik pada Anak (2nd ed). dengan infestasi cacing pada murid
Jakarta: EGC, 2008; p. 226. sekolah dasar di Desa Teling
4. Zulkoni A. Helminth. Parasitologi. Kecamatan Tombariri Kabupaten
Yogyakarta: Nuha Medika, 2011; p. 64, Minahasa. [Online]. 2012. [Cited: 2016
65. Oct 9]. Available from:
5. CDC. Soil-transmitted helminths. [Online] http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ke
[Cited: 2016 Oct 9]. Available from: smas/article/download/80/76.
http://www.cdc.gov/parasites/sth/. 9. Tangel F, Tuda JSB, Pijoh V. Infeksi parasit
6. WHO. Soil transmitted helminths. [Online] usus pada anak sekolah dasar di pesisir
2016. [Cited: 2016 Oct 10]. Available pantai Kecamatan Wori Kabupaten
from: http://www.who.int/ Minahasa. [Online] Januari 2016.
mediacentre/ factsheet/fs366/en/. [Cited: Oktober 9, 2016.] Available
7. Nusa LA, Umboh JML, Pijoh VD. from:
Hubungan antara higiene perorangan http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eb
dengan infestasi cacing usus pada siswa iomedik/article/view/10838/10427. 1.

Anda mungkin juga menyukai