Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR

Bahan bakar fosil adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Bisa diperbarui tapi membutuhkan waktu yang tidak sebentar,
membutuhkan jutaan tahun untuk membentuk sumber daya ini. Sehingga dalam
penggunaannya harus dilakukan penghematan. Bahan bakar ini tergolong
berbahaya dalam penggunaannya yang berlebihan karena hasil pembakarannya
(kendaraan bermotor atau pabrik) enghasilkan gas berbahaya, seperti gas CO,
CO2, SO2 dan gas berbahaya lainnya.
Selain dilakukan penghematan, harus dilakukan pula pengembangan
energi alternatif lain agar ketergantungan terhdap bahan bakar fosil tidak
berlebihan. Salah satu cara yang bisa dilakukann adalah dengan menciptakan
energi alternatif. Energi alternatif yang dimaksud adalah energi yang ramah
lingkungan, bisa diproduksi dalam jumlah besar dan murah.
Salah satu energi alaternatif pengganti bahan bakar fosil adalah biodiesel
dari tanaman jarak. Kelebihan dari biodiesel dari tanaman jarak adalah baha baku
mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah, ramah lingkungan dan
kualitas yang hampir sama dengan solar hasil dari minyak bumi. Namun biodiesel
ini masih perlu dikembangkan lagi agar bisa menjadi benar-benar energi
pengganti minyak bumi dan dapat digunakan sebagai produk olahan yang dapat
mendorong perkembangan ekonomi terutama bagi Indonesia.
A. Energy Alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi
yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar
konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.
Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan
bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat
emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap
pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate
Change. Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai
energi alternatif telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa
dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.
Energi alternatif yang diinginkan adalah energi alternatif yang
memiliki kriteria sebagai berikut.
 Penggunaan energi alternatif ini dapat digunakan berulang-ulang.
 Energi alternatif yang dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam.
 Pengolahannya tidak merusak alam.
 Tidak berbahaya, aman, serta tidak menimbulkan berbau penyakit
akibat pengolahan atau penggunaan energi alternatif tersebut.
 Tidak adanya dalam bentuk apapun yang sifatnya merusak alam atau
dengan kata lain energi alternatif tersebut ramah lingkungan.
B. Tanaman Jarak Sebagai Energi Alternatif
Dan salah satu energi yang banyak terdapat di alam yaitu
tumbuhan, diman tumbuhan banyak terdapat di alam dan dapat terus
diperbarui. Tanaman jarak penghasil biodiesel ini berasal dari jenis
tanaman jarak pagar yang dalam bahasa Inggris bernama ‘Physic Nut’
dengan nama species Jatropha curcas, tanaman ini seringkali salah
diidentifikasi dengan tanaman jarak yang dalam bahasa Inggris disebut
‘Castor Bean’ dengan nama species Ricinus communis.
Kedua tanaman ini berasal dari kerabat klasifikasi tanaman
(family) yang sama yaitu ‘Euphorbiaceae’. Tidak sedikit dari kerabat
klasifikasi tanaman Euphorbiaceae ini dikenal dengan nama lokal
Indonesia sebagai tanaman jarak. Bahkan Jatropha sendiri sebagai sebuah
‘genus’ dalam klasifikasi tanaman memiliki 12 species, semuanya dikenal
dalam nama lokal sebagai ‘tanaman jarak’.
Menjelang pertengahan tahun 2004 yang lalu, DaimlerChrysler,
salah satu perusahaan otomotif terkemuka, berhasil mengujicobakan
penggunaan bahan bakar BTL (Biomass to Liquid) pertama di dunia pada
mobil Mercedes-Benz seri C (Mercedes-Benz C 220, red.), menempuh
jarak 5.900 km dalan kondisi lingkungan yang ekstrim di India (India
Daily, 19/7/2004). Bahan bakar tersebut kemudian diberi nama dagang
SunDiesel, diperoleh dari minyak jarak dan merupakan salah satu program
DaimlerChrysler dalam mengembangkan Biodiesel.
Manfaat minyak jarak sebagai substitusi bahan bakar sebetulnya
telah lama diketahui. Misalnya melalui review yang dipublikasikan oleh
Gubitz dkk (1999) pada jurnal Bioresource Technology edisi 67,
disebutkan bahwa tahun 1997 grupnya di Austria, telah mempublikasikan
hasil uji adaptasi minyak jarak pada mesin diesel standar. Di dalam review
tersebut juga disebutkan bahwa jauh sebelum pengujian tersebut
dilaksanakan, pada tahun 1982, peneliti dari Jepang juga telah
memperoleh hasil memuaskan dalam menguji performansi mesin dalam
menggunakan minyak jarak di Thailand.
Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan
ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak
dari tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat
dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and
Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang
(Kompas, 12/5/2005).
Menghadapi krisis kelangkaan BBM dan kenaikan harga BBM di
Indonesia, Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif.
Minyak jarak ini pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah.
Setelah dirintis oleh ITB kemudian diikuti oleh IPB, dan selanjutnya
diikuti oleh lembaga pemerintah pusat yaitu BPPT, dan oleh pemerintah
daerah seperti Pemprov. Nusa Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara
Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. Indramayu, serta oleh BUMN
seperti PT. Pertamina, PT. PLN dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(RNI), semua saling bekerja sama untuk pengembangan minyak jarak
sebagai bahan bakar minyak alternatif ini. Tidak ketinggalan Sekolah
Menengah Kejuruan bidang pertanian pun akan mengikuti pengembangan
minyak jarak ini, untuk bahan bakar minyak alternatif.
Setidaknya ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini
cukup terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina
yang menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari
masyarakat untuk diproses lebih lanjut sebagai Biodiesel
(www.pertamina.com , 18/8/2005). Bahkan Jepang yang terikat komitmen
Protokol Kyoto bersiap-siap membeli produk energi alternatif dari minyak
jarak ini.
C. Cara Pengolahan Tanaman Jarak Menjadi Biodiesel
Proses pengolahan minyak jarak untuk menghasilkan biodiesel
relatif mudah. Untuk menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5-0,6 ton
perawatan hari) cukup dengan mengepres biji jarak yang sudah kering
menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan minyak
jarak kasardan bungkil.
Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin
penyaring sehingga dihasilkan minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan
proses pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah bersih sampai
menghasilkan minyak jarak murni yang siap dijual.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang
diperoleh dari biji jarak. Menurut Tatang H. Soerawidjaya (2005:1)
biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak
lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari
fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang
merugikan karena mesin diesel dapat mengubah fosfor ini menjadi garam
atau asam fosfat yang mengendap menjadi kerak di dalam kamar
pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh emisi gas
buang.
D. Manfaat dan Keunggulan Biodiesel Tanaman Jarak
Keunggulan biodiesel dari tanaman jarak dibandingkan
dengan solar. Menurut Dody Hidayat (2005:1), dibandingkan dengan
minyak solar, biodiesel memiliki angka cetane yang lebih tinggi dan daya
lumas yang lebih baik. Minyak jarak pagar memiliki angka setana 51
sedangkan solar 45. Angka setana (cetane rating) adalah tolak ukur
kemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di dalam mesin
diesel. Semakin tinggi angka setane semakin aman emisi gas buangnya,
karena bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna, sehingga kadar emisi
gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx) dan karbon yang termasuk dalam gas-
gas rumah kaca lebih rendah.
Selain itu dalam membangkitkan tenaga listrik, biodiesel tidak
memerlukan genset baru karena minyak jarak dapat langsung digunakan
pada genset yang sudah ada.
Manfaat penggunaan biodiesel dari tanaman jarak
terhadaplingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil telah meninbulkan
berbagai dampak buruk bagi lingkungan. Seperti meningkatnya kadar gas
rumah kaca di atmosfer bumi. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus,
maka pemanasn global adalah konsekuensi yang harus dihadapi oleh
seluruh penduduk bumi.
Sebagai salah satu sumber energi alternatif, Biodiesel dari tanaman
jarak dapat dikategorikan sebagai sumber energi ramah lingkungan.
Karena menurut Humas (2005:2), pembakaran mesin yang berbahan bakar
biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan partikel, yang lebih
rendah. Angka setane yang lebih tinggi dibandingkan solar membuat kadar
emisi gas karbon, nitrogen, dan sulfur lebih rendah.
Selain itu, penggunaan biodiesel dari tanaman jarak pagar
membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di
Indonesia. Menurut Humas (2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan
kering di seluruh Indonesia. Mengingat tanaman jarak pagar merupakan
tanaman yang dapat tumbuh di lahan keirng dan kurang subur,maka
dengan menggunakan biodiesel di Indonesia, lahan-lahan kering tersebut
akan dapat ditanami kembali.
Penanaman kembali lahan-lahan kritis di Indonesia akan
memberikan dampak yang positif bagi lingkungan, karena akan
membentuk suatu sumber penghasil gas oksigen yang sangat penting bagi
kehidupan, mengurangi pencemaran oleh gas-gas rumah kaca, dan
membentuk suatu benteng penahan banjir dan longsor.
Manfaat penggunaan biodiesel dari tanaman jarak bagi
masyarakat Indonesia di bidang ekonomi. Dengan dihijaukannya
kembali lahan-lahan kritis, berarti akan membuka lapangan pekerjaan baru
yang layak bagi masyarkat. Mereka dapat bekerja sebagai petani yang
menanam dan merawat tanaman-tanaman jarak yang akan digunakan
sebagai bahan baku biodiesel. Buah jarak yang dihasilkan dijual kepada
perusahaan yang mengolahnya menjadi biodiesel dengan harga tertentu.
Dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal penyediaan
bibit dan penentuan harga minimum dari buah Jarak Pagar, agar petani
tidak dirugikan.
Jika petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan
kerapatan tanaman 2500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000
kilogram biji per hektar serta harga biji lima ratus rupiah per kilogram,
setiap keluarga petani akan memperoleh panghasilan satu juta dua ratus
lima puluh ribu per bulan hanya berasal dari penjualan biji jarak (Anonim,
2005:2). Pendapatan ini dapat bertambah jika bagian lain dari tanaman
juga dimanfaatkan
Menurut Humas (2005:2), dari tiga juta hektar lahan kering akan
dihasilkan 92.000 barel minyak per hari. Untuk memnuhi lahan tersebut
diperlukan 7,5 miliar bibit. Bila dari seluruh tanah tandus seluas 13 juta
hektar ditanami jarak, maka akan dihasilkan lebih dari 400.000 barel
minyak per hari. Dengan demikian kita akan mengehmat penggunaan
devisa negara yang biasa digunakan untuk mengimpor solar.
Dalam Kompas (2005: 14), biaya produksi biodiesel tergolong
murah, rata-rata biaya produksinya antara 600 hingga 100 per liter. Harga
jual netto minyak jarak tersebut diperkirakan Rp. 1.400-Rp. 2.100 per liter,
harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga minyak saat
ini. Sehingga , pengolahan jarak menjadi biodiesel yang relatif mudah
dapat dilakukan dalam usaha skala kecil yang tidak membutuhkan modal
yang besar. Sehingga hal ini pun akan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat Indonesia.
Potensi lain adalah ekspor biodiesel ke berbagai negara maju yang
saat ini sedang gencar-gencarnya menekan emisi gas rumah kaca. Negara-
negara maju seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Brasil saat ini juga
sedang mengembangkan penggunaan biodiesel. Jika Indonesia mampu
mengembangkan biodiesel dari minyak jarak dengan kualitas yang bagus,
pasar internasional terbuka untuk Indonesia.
KESIMPULAN

Bahan bakar fosil adalah salah satu sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui. Bisa diperbarui tapi membutuhkan waktu yang tidak
sebentar, membutuhkan jutaan tahun untuk membentuk sumber daya ini.
Sehingga dalam penggunaannya harus dilakukan penghematan. Bahan
bakar ini tergolong berbahaya dalam penggunaannya yang berlebihan
karena hasil pembakarannya (kendaraan bermotor atau pabrik) enghasilkan
gas berbahaya, seperti gas CO, CO2, SO2 dan gas berbahay lainnya.
Selain dilakukan penghematan, harus dilakukan pula
pengembangan energi alternatif lain agar ketergantungan terhdap bahan
bakar fosil tidak berlebihan. Salah satu cara yang bisa dilakukann adalah
dengan menciptakan energi alternatif. Energi alternatif yang dimaksud
adalah energi yang ramah lingkungan, bisa diproduksi dalam jumlah besar
dan murah.
Salah satu energi alaternatif pengganti bahan bakar fosil adalah
biodiesel dari tanaman jarak. Kelebihan dari biodiesel dari tanaman jarak
adalah baha baku mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah,
ramah lingkungan dan kualitas yang hampir sama dengan solar hasil dari
minyak bumi. Namun biodiesel ini masih perlu dikembangkan lagi agar
bisa menjadi benar-benar energi pengganti minyak bumi dan dapat
digunakan sebagai produk olahan yang dapat mendorong perkembangan
ekonomi terutama bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1995. Ekologi dan Sumber Daya Alam. Bandung:Tarsito

Samadi. 2010. Geography For Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira

KOMPAS. 2011. Bahan Bakar Fosil Habis 30 Tahunlagi. (Online).


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/27/20141288/Bahan.Bak
ar.Fosil.Habis.30.tahun.Lagi diakses pada tanggal 30 November 2014

FISIP UNS. 2011. Proses Pembuatan Minyak Biji Jarak. (Online).


http://fisip.uns.ac.id/blog/meidi/2011/01/04/1-proses-pembuatan-minyak-
biji-jarak diakses pada tanggal 30 November 2014

Wikipedia. 2014. Bahan Bakar Fosil. (Online).


http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosil diakses pada tanggal 30
November 2014

Wikipedia. 2014. Energi Alternatif. (Online).


http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif diakses pada tanggal 30
November 2014

DEPTAN, LITBANG. 2012. Bahan Bakar Fosil. (Online).


http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/176 diakses pada tanggal 30
November 2014

Anonim, 2008. Biodiesel dari Tanaman Jarak Sebagai Energi Alternatif


Pengganti Solar. (Online).
http://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/20/biodiesel-dari-tanaman-
jarak-sebagai-energi-alternatif-pengganti-solar diakses pada tanggal 30
November 2014

Anda mungkin juga menyukai