Anda di halaman 1dari 15

Data Buku

Judul Buku : Saman


Jenis Buku : Novel
Genre : Fiksi
Penulis : Ayu Utami
Penerbit : Kpg (Kepustakaan Populer Gramedia)
Cetakan : 1 April 1998
Bahasa : Indonesia
Tebal Buku : 202 Halaman

2.2 Sinopsis

2.3 Analisis Unsur Intrinsik

2.3.1 Tema

Tema dalam novel Saman karya Ayu Utami adalah Persahabatan yang dilatar belakangi

kisah tentang cinta, seks, Tuhan, agama, negara, ketidakadilan, spiritualitas, serta

perjuangan akan nilai kemanusiaan.

Karena novel Saman sebenarnya adalah mengisahkan empat orang sahabat yang terjalin

sudah cukup lama, dari SD hingga usia 30 tahunan, yaitu Yasmin Minongka seorang

pengacara sukses. Laila seorang penulis dan fotografer. Shakuntala seorang penari yang

sedang menempuh studi master di New York. Dan Cok seorang pengusaha sukses. Tetapi

tokoh utama dalam novel ini adalah Saman atau Wisanggeni, seorang Pastor yang

beralih jadi aktivis Hak Asasi Manusia. Dari kisah 4 orang sahabat dan seorang Pastor

telah mengalami banyak kejadian- kejadian berupa seks, negara, bahkan Tuhan dan lain

lain. Berikut ini bukti tema:

Persahabatan

Kami berteman sejak SD. Waktu itu akulah yang paling jangkung diantara mereka. Laila

yang paling kecil. Yasmin yang paling bagus nilai rapornya. Cok yang paling genit (Saman,

hal. 147)

Tahu – tahu usia kami sudah tiga puluh. Cok sudah berdamai dengan orang tuanya.

Yasmin tak lagi menganggap guru sebagai musuh, sebab ia sudah lulus. (Saman, hal. 154)
Cinta

Aku Cuma ingin sama –sama dia”.

“Laila, kalu kamu kencan dengan dia disini, kamu pasti akan begituan lho! Udah siap?”

(Saman, hal. 145)

Kalau kekasihku muncul dari gerbang itu, saya akan katakan padanya, kita sudah tidak

berjumpa tiga ratus enampuluh sembilan hari lamanya. (Saman, hal.29)

Seks

Namun, tanpa kupahami akhirnya justru akulah yang menjadi seperti anak kecil:

terbenam di dadanya yang kemudian terbuka, seperti bayi yang haus. Tubuhku hampir

berhimpit. Gemetar, selesai sebelum mulai, seperti tak sempat mengerti apa yang baru

saja terjadi. Tapi ia tak peduli, ia menggandengku ke kamar. (Saman, hal. 177)

Saman,

Orgasme dengan penis bukan sesuatu yang mutlak. Aku selalu orgasme jika

membayangkan kamu. Aku orgasme karena keseluruhanmu. (Saman, hal. 196)

Tuhan

Sakramen presbiterat. Tiga lelaki tak berkasut itu lalu telungkup mencium ubin katedral

yang dingin. Mereka telah mengucapkan kaulnya. Pada mereka telah dikenakan stola

dan kasula. (Saman, hal. 41)

Yehuda juga mempunyai seorang menantu dikala rambutnya telah memutih. Nama

putra sulungnya ,Er, berbuat salah sehingga Tuhan murka dan mencabut nyawanya.

(Saman, hal. 187)

Negara dan Ketidakadilan


Nuansa politik yang berhubungan dengan negara dengan mengritik kinerja aparat Orde

Baru yang kurang becus dalam mengurus masyarakatnya, meskipun penggambarannya

tidak secara terang terangan, namun duduk persoalan dalam novel ini sebenarnya

mengandung persoalan politik dan kekuasaan. Yang ditunjukan denagn jelas dalam

kasus perusahaan perkebunan karet. Dimana para aparat mengklaim tanah tanah

penduduk Lubukrantau sebagai tanah perusahaan. Demi membenarkan tindakan itu,

para aparat menunjukan surat pengantar dari bapak Gubernur.

Dibuktikan dengan: “ Persoalan itu Bapak tanyakan saja pada Bapak-Bapak di

perusahaan. Kami cuma bertugas menjalankan perintah Bapak Gubernur. (Saman, hal.

90)

Perjuangan nilai kemanusiaan

Untuk memperlancar pengambilan hak tanah para aparat menggunakan cara kekerasan.

Dimana setiap malam terjadi kasius kekerasan pemerkosaan, dan teror terhadap

masyarakat Lubukrantau. Kejadian demi kejadian itu membuat Hati Wis tergerak

bersama para pemuda berjuang menuntut keadila. Dibuktikan dengan:

Karena merasa persoalan tak akan segera selesai, Wis pergi ke Palembang, Lampung dan

Jakarta, setelah memotret desa dan mengumpulkan data data tentang dusun mereka

yang telah maju. Ia mengunjungi kantor kantor surat kabar dan LSM. (Saman, hal. 92)

Lalu didengarnya Anson berpidato. Dilihatnya lelaki itu, yang lebih muda daripada dia,

dengan berapi api menjelaskan bahwa perusahaan kelapa sawit yang kini menggantikan

PTP dimiliki oleh pengusaha cina. Orang Cina kini menjajah kita. (Saman, hal. 94)

2.3.2 Amanat

Sebagai pimpinan harus bijaksana dan mau mendengarkan pendapat anggotanya.

Karena didalam novel tersebut Rosano (pimpinan Suhar) tidak mau mendengar masukan

dari Sihar.
Dibuktikan dengan:

“Sekali lagi, risikonya tinggi. Kau boleh coret namaku dari kontrak ini kalau mau

terus!” kata Sihar pada Rosano. (Saman,hal. 14)

Sebagai seorang suami harus setia terhadap pasanganya. Seperti halnya Sihar dalam

novel Saman yang tergoda oleh Laila.

Dibuktikan dengan:

Di perjalanan pulang dia bilang, sebaiknya kita tak usah berkencan lagi (saya tidak

meyangka). “Saya sudah punya istri.”

Saya menjawab, saya tak punya pacar, tetapi punya orang tua “Kamu tidak sendiri, saya

juga berdosa” (Saman, hal. )

Jangan memperlakuan orang yang keterbelakangan dengan semena-mena. Karena

orang gila (Upi) pun mempunyai hak untuk hidup.

Dibuktikan dengan:

....Semula dengan balok kayu yang mengapit pergelangan kakinya. (Saman, hal. 70)

Bagi pemerintah untuk memikirkan nasib rakyat yang tertindas.

Hal ini terdapat pada bagian cerita mengenai penduduk Lubukrantau yang ditindas oleh

aparat dan diperlakukan secara semena mena.

Bapak di perusahaan. Kami cuma bertugas menjalankan perintah Bapak Gubernur.

(Saman, hal. 90)

Secara garis besar kita dapat melihat adanya suatu perjuangan, pengorbanan, keikhlasan

sebagai amanat yang terkandung dalam novel Saman. Namun tidak dapat menutup

mata bahwa novel Saman juga banyak mengulas mengenai sex, bahkan secara vulgar,

yang amantnya hanya diperoleh bagi pembaca yang benar benar sudah dewasa.

Dibuktikan dengan: Ia telah memutuskan:meringankan penderitaan si gadis dengan

membangun sangkar yang lebih sehat dan menyenangkan,(Saman, 74)

Perjuangan dibuktikan dengan: Ia mengunjungi kantor kantor surat kabar dan LSM.

(Saman, hal. 92)


Lalu didengarnya Anson berpidato. Dilihatnya lelaki itu, yang lebih muda daripada dia,

dengan berapi api menjelaskan bahwa perusahaan kelapa sawit yang kini menggantikan

PTP dimiliki oleh pengusaha cina. Orang Cina kini menjajah kita. (Saman, hal. 94)

2.3.3 Tokoh Penokohan

Tokoh Utama

Laila

Laila wanita rela berkorban pada orang yg dicintainya, dan sangat baik terhadap

lelaki yang dicintainya.

Ini dikutip :

Tapi temanku Laila tidak bahagia di New York. Ia memang pantas tidak bahagia. Ia sudah

melepaskan beberapa proyek di Jakarta, menguras sebagian tabungannya. Ia bukan

orang yang bisa begitu saja membeli tiket seharga dua ribu dolar. Tetapi lelaki yang

ditunggunya di Central Park tidak juga memberi isyarat.

(Saman, hal. 144)

Seyiap kali mencintai Laila begitu penuh perhatian. Jika hari ini si pria bilang kepingin sop

konro atau toge goreng, kaset atau kompakdisk lagu baru atau lam atau pernik lain, dia

akan berusaha mempir dan membelikannya.(Saman, hal. 155)

Membenci lelaki saat kecil

Dibuktikan dengan;

Menurut Laila, laki lakilah penjahat ulung yang mesti dicurigai (Saman, hal. 147)

Sihar

Sihar lelaki yang dicintai Laila namun sudah beristri,badannya kekar, tidak putih,
berkacamata, kalem, beberapa helai uban telah tumbuh, dan ada yang

khas yaitu bau tembakau atau keringat. Dibuktikan dengan:

Ia mendongak ke arah Laila selintas saja, mengelibatkan pantulan cahaya dari

kacamatanya, lalu kembali membungkuk, memeriksa mesin tadi. Laki laki itu telah

melepaskan bagian atas bajunya dan membiarkannya bergantung lepas dari

pinggangnya, sehingga kita bisa melihat tengkuknya yang gosong, lebih gelap dibanding

lengannya.... (Saman, hal. 10)

Lelaki itu memang selera temanku: atletis. Tidak putih, berkacamata, kalem, beberapa

helai uban telah tumbuh dan ada odor yang khas - tembakau atau keringat. (Saman,

hal.131)

Sifatnya yang lain dijelaskan pada pikiran tokoh lain :

Buatku, dia terlalu serius, kurang imajinasi, lambat mengolah humor sehingga selalu

terlambat tertawa – kadang sama sekali tak paham apa yang kami leluconkan.

Berhubungan seks dengannya pasti tidak imajinatif dan tak ada pembicaraan post –

orgasme yang menyenangkan. Tapi bukan itu yang membuatku keberatan, meski aku tak

tahu apakah aku punya hak untuk keberatan.

( Saman, hal. 132 )

Sihar orang yang bisa bicara dengan kata kasar kepada atasan atau dalam pekerjaan,

seperti kepada Rosano. Tetapi dengan perempuan tak ada satu patah omongannya

keluar. Tidak juga ada canda yang cabul. ( Saman, hal. 25 )

Saman ( Athanasius Wisanggeni )

Orang yang pemberani dan banyak ide

Dibuktikan dengan: “Dia... dia orang yang banyak ide dan berani. Namanya Saman”.

Dulu namanya bukan Saman. (Saman, hal. 23).


Tubuhnya kurus dan dekil.

Dibuktikan dengan: Tak tau bagaimana Yasmin tertarik padaku yang kurus dan dekil? Ia

begitu cantik dan bersih. (Saman, hal. 177)

Begitu perhatian dan menyayangi sesama manusia.

Seperti dalam kutipan: Semakin aku terlibat dalam penderitaanmu, semakin aku ingin

bersamamu. Dan Wis selalu kembali ke sana. Kian ia mengenal perkebunan itu, kian ia

cemas pada nasib si gadis.(Saman, hal. 79 ).

Yasmin

Perempuan yang cantik berkulit bersih dan berbadan ramping

Dibuktikan dengan: Yasmin Minongka adalah perempuan yang mengesankan banyak

lelaki karena kulitnya yang bersih dan tubuhnya yang langsing. (Saman, hal. 24)

Yasmin seseorang yang pintar dan kaya. Dijuluki the girl who has everthing. Menjadi

seorang pengacara.

Dibuktikan denagn kutipan: Yasmin adalah yang paling berprestasi dan paling kaya

diantara teman terdekat saya. Kami menjulukinya the girl who has everything. Ia kini

menjadi pengacara di kantor ayahnya sendiri(Saman, hal. 24)

Sejak kecil, ia dibentuk orang tuanya untuk menghabiskan waktu dengan hal yang

produktif. Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan bahasa Inggris sejak

kelas 2 SD, dan ia menjadi serba bisa. Ia tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah di

sekolah. Pengetahuannya yang luas kadang membuat dia menjadi teman bicara yang

melelahkan karena ia suka memborong pembicaraan.


Dibuktikan dengan: Sejak kecil, ia dibentuk orang tuanya untuk menghabiskan waktu

dengan hal yang produktif. Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan

bahasa Inggris sejak kelas 2 SD, dan ia menjadi serba bisa. (Saman, hal. 146)

Cok

Seorang yang periang dan ringan hati.

Dibuktikan dengan: Dia periang dan ringan hati. Berada bersamanya orang akan merasa

bahwa hidup ini enteng....

(Saman, hal 146)

Genit

Dibuktikan dengan: Yasmin yang paling bagus nilai rapornya. Cok yang paling genit

(Saman, hal. 147)

Suka berganti ganti pasangan.

Dibuktikan dengan: Juga tidak ada cinta yang tahan lama seperti manisan dalam botol

selai. (Saman, hal. 146)

Cok sudah lima kali delpan kali pacaran dan masih belum juga puas.(Saman, hal. 147)

Sakuntala

Seseorang yang hidupnya penuh kebebasan, sahabat dari Laila, Cok, dan Yasmin.

Sakuntala sangat menyayangi Laila.

Dibuktikan dengan: Tapi ia menemaniku. Namanya Laila. Sejak saat itu ia menjadi

sahabatku. (Saman, hal. 121)

Sangat membenci ayahnya.


Dibuktikan dengan: Terutama juga agar aku bisa pergi amat jauh dari ayahku dan

kakaku yang tidak kuhormati. (Saman, hal.137)

Tokoh Pembantu

Rosano

Atasan Sihar, seorang yang ramah, manis, tetapi angkuh. Putra seorang pejabat

Departemen Pertambangan.

Dibuktikan dengan: Rosano menyapa dengan gayanya yang khas:ramah, manis, angkuh.

Belakangan Laila mendengar dari Sihar bahwa lelaki itu adalah putra seorang pejabat

Departemen pertambangan. (Saman, hal.13)

Seorang pemimpin yang tidak bijaksana,

Dibuktikan dengan: “Kami tidak berani memulai sekaran. Resikonya cukup tinggi”.

Rosano langsung membantah “Sekali lagi bukan tugas kamu memutuskan. Hubungi mud

longger.” (Saman, hal. 14)

Upi

Merupakan orang yang mengalami keterbelakangan mental.

Dibuktikan dengan: Kemudian si ibu bercerita tentang anak perempuan yang gila.

(Saman, hal. 71)

Sangat haus akan seks.

Dibuktikan dengan: dia malah suka merancap dengan pohon pohon itu, menggosok

gosok selangkangannya, untung tanpa membuka celana. (Saman, hal. 71)

Karena ia juga memperkosa dan menyiksa trenak tetangga kami terpaksa

memasungnya. (Saman, hal. 71)

Anson
Kakak Upi yang pekerja keras matanya buta sebelah.

Dibuktikan denagn: Anson abangnya,memarahinya dan mencoba menyelamatkan bebek

itu. (Saman, hal. 72)

Tetapi Upi mengambil asam sulfit untuk mengencerkan karet dan menyiram ke wajah

kakanya sendiri hingga rusak dan buta matanya yang kiri (Saman, hal. 72)

sangat menyayangi istrinya.

Dibuktikan dengan: Wis melihat anson menghapus isisa sperma di paha istrinya dan

menjadi begitu gundah.

Mak Argani

Ibu Upi yang baik hati.

Dibuktikan dengan: Mak argani serta beberapa ibu merawat istri Anson disana yang lain

engabsen gadis gadis. (Saman, hal. 98)

Hasyim Ali

Sahabat dekat Sihar yang sangat menyayangi keluarga dan pekerja keras.

Dibuktikan dengan: Ia berasal dari lingkungan petani kecil kelapa di Sumatra Selatan

sehingga dengan penghasilannya sebagai buruh minyak, sekitar satu setengah sampai

dua juta rupiah sebulan, dia adalah penopang utama ekonomi keluarga. (Saman, hal 20)

2.3.4 Latar

Latar tempat
Latar tempat Novel Saman Yang pertama adalah di New York, kemudian di Laut Cina

Selatan, Pulau Matak dan di Prabumulih suatu tempat di Palembang di daerah

perkebunan karet. Dapat dibuktiakan dengan:

Di New York, digambarkan :

Di taman ini hewan hanya bahagia, seperti saya, seorang turis di New York. Apakah

keindahan perlu dinamai? Saya akan pacaran, seperti burung berbusung bersih di

ranting tadi. Saya akan pelukan, ciuman, jalan – jalan, dan minum di Russian Tea Room

beberapa blok ke barat daya. Mahal sedikit tidak apa – apa.

(Saman, hal. 2)

Dan kita di New York. Beribu – ribu mil dari Jakarta. Tak ada orang tua, tak ada istri. Tak

ada dosa. Kecuali pada Tuhan, barangkali. Tapi kita bisa kawin sebentar, lalu bercerai.

Tak ada yang perlu ditangisi. Bukankah kita saling mencintai? Atau pernah saling

mencintai? Apakah Tuhan memerintahkan lelaki dan perempuan untuk mencintai ketika

mereka kawin? Rasanya tidak .

( Saman, hal. 30 )

Di Laut Cina Selatan digambarkan dengan:

LAUT CINA SELATAN, Februari 1993

Dari kejauahan, sebuah ring nampak seperti kotak perak di tengah laut lapis lazuli.

Helikopter terbang mendekat dan air yang semula nampak tenang sebetulnya terbentuk

dari permukaan yang bergejolak, kalem namun perkasa, seperti menyembunyikan

kekuatan yang dalam.

(Saman, hal. 7)

Di Pulau Matak dapat dibuktikan dengan:

PULAU MATAK, ESOK HARINYA


Tangnmu luka. Sihar terus memukul bangku mika di Bandara yang keci, sehingga kulit ari

dibuku jarinya lecet. (Saman, hal. 17)

Prabumulih digambarkan sebagai berikut:

Prabumulih masih kota minyak di tengah Sumatera Selatan yang sunyi masa itu. Cuma

ada satu bioskop, sehingga orang – orang biasa membawa anak – anak bertamasya ke

rig di luar kota, melihat mesin penimba minyak mengangguk – angguk seperti

dinosaurus. Hiburan menegangkan lain adalah lutung atau siamang yang mendadak

turun dari pepohonan.

(Saman, hal. 45)

Palembang

Adalah tempat Laila meminta bantuan kepada Saman dan Yasmin.

Dibuktikan dengan: Dari Pelembang, saya menghubungi kedua teman saya. (Saman, hal.

23)

Latar waktu

Latar waktu pada Novel Saman adalah dari tahun 1962 – 1996 saat-saat akhir dari Orde

Baru. Tahun 1962 ketika Saman masih kecil sampai tahun 1996 ketika Laila menunggu

kepastian dari orang yang dicintainya, yaitu Sihar.

Dibuktikan dengan:

Di halaman 44 ditulis : Prabumuli 1962.

Dan di halaman pertama ditulis : Central Park, 28 Mei 1996.

Latar Suasana

Latar suasana pada keseluruhan cerita adalah kegelisahan dan masalah masalah

kompleks para tokohnya yang mempertentangkan hati nurani namun di tambah dengan

suasana perkebunan yang mengalami masalah. Misalnya dari tokoh Saman yang
mengalami banyak sekali kejadian yang membuat dirinya harus melawan emosinya atau

gejolak hatinya sendiri, diantaranya adalah pada saat Saman atau Wisanggeni bertemu

dengan Upi gadis yang mengalami keterbelakangan mental, di sini Wisanggeni sendiri

tidak paham terhadap jalan pikirannya dia begitu ingin melindungi Upi tapi tak mengerti

atas dasar apa dia melakukannya seperti ada kegelisahan dalam dirinya.

Dibuktikan dengan: Wis merasa bahwa ia menyayangi gadis ini. Terkadang

dipandanginyaanak itu, dengan heran menyadari bahwa kasih datang dengan cara yang

aneh setelah kita terlibat dalam suatu kesedihan. (Saman, hal. 76)

Kegelisahan juga dialami Laila yang mencintai seorang yang sudah beristri dan antara

menyayanginya dan menyayangi orangtuanya, hanya mencintainya atau melepas

keperawanannya.

Dibuktikan dengan: Aku tidak akan menganggu istrinya. Aku Cuma ingin ketemu dia. Aku

tak akan menggangu keluarganya. (Saman, hal.123)

2.3.5 Alur

Dalam novel Saman, penulis menggunakan Alur Campuran atau Gabungan. Karena jelas

sekali dalam novel Saman ini penulis membuat latar waktu yang berbolak balik. Pada

awal cerita penulis mengawalinya dengan tahun 1996 ketika Laila sedang berada di New

York untuk menunggu Sihar, kemudian penulis menceritakan awal mula pertemuan

antara Laila dan Sihar pada tahun 1993 di pertambangan sekitar Laut Cina Selatan.

Selanjutnya penulis menceritakan sosok Wisanggeni yang menjadi pastur pada tahun

1983 kemudian penulis menceritakan kejadia kejadian yang dialami Wisanggeni di masa

kecilnya di daerah Perabumulih tahun 1962 setelah itu kembali ke tahun 1984 ketika Wis

di tempatkan untuk menjadi Pastur di Perabumulih setelah lama ditinggalkannya.

Setelah penulis menceritakan perjalanan hidup Wis sampai mengubah namanya menjadi

Saman, kemudian alur cerita kembali lagi ke tahun 1996 di New York. Kemudian penulis

menceritakan surat Wisanggeni untuk ayahnya tahun 1990 dan yang terakhir penulis
membawa kita ke New York 7 Mei 1994 yang mengisahkan tentang Saman dan Yasmin.

Demikian alur dalam novel Saman yang dibuat dengan sangat kompleks membuat

pikiran pembacanya membolak balikan waktu kejadian dan memahaminya dengan

mengurutkan urutan waktu yang sebenarnya.

2.3.6 Sudut Pandang

Dalam novel “Saman” ini penulis menggunakan sudut pandang campuran, karena pada

awal cerita menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu “aku” dan saya. Seperti

dikutip:

Di taman ini, saya adalah seekor burung. Terbang beribu – ribu mil dari sebuah negeri

yang tak mengenal musim, bermigrasi mencari semi, tempat harum rumput bisa

tercium, juga pohon – pohn, yang tak pernah kita tahu namanya atau umurnya. (Saman,

hal. 1)

Namun pada pertengahan cerita, penulis menceritakan orang lain serba tahu, sehingga

menjadi sudut pandang orang ketiga ‘dia’.

Dibuktikan dengan kutipan: Barangkali dia beruntung. Dia adalah satu-satunya anak

yang berhasil lahir dari rahim ibunya dan hidup. Dua adiknya tak pernah lahir, satu mati

pada hari ketiga. (Saman, hal. 44)

2.3.7 Gaya Bahasa

Gaya Bahasa pada novel Saman Sangat mempengaruhi kevariatifan alur, kevariatifan ini

disebabkan oleh pilihan kata yang sangat komplek dan penggunaan kaliamat yang

banyak mengalami penyimpangan kaidah ketatabahasaan. Novel Saman juga banyak

menggunakan bahasa figuratif supaya dapat menghasilakn pengolahan dan

pembayangan gagasan secara menarik. Seperti metafora pada novel ini yang sanggup
memebentuk perbandingan dengan dengan benda yang jauh hubungannya, namun

intinya adalah sebagai media penyampaian ide atau gagasan secara imajinatif.

Dapat dilihat pada kutipan: Perempuan itu membasuh tunas jantan yang menjulur

dengan air matanya, lalu mengecupnya dengan air liurnya. Lelaki itu menggeliat.

(Saman, hal. 193)

Anda mungkin juga menyukai