Data Buku
Data Buku
2.2 Sinopsis
2.3.1 Tema
Tema dalam novel Saman karya Ayu Utami adalah Persahabatan yang dilatar belakangi
kisah tentang cinta, seks, Tuhan, agama, negara, ketidakadilan, spiritualitas, serta
Karena novel Saman sebenarnya adalah mengisahkan empat orang sahabat yang terjalin
sudah cukup lama, dari SD hingga usia 30 tahunan, yaitu Yasmin Minongka seorang
pengacara sukses. Laila seorang penulis dan fotografer. Shakuntala seorang penari yang
sedang menempuh studi master di New York. Dan Cok seorang pengusaha sukses. Tetapi
tokoh utama dalam novel ini adalah Saman atau Wisanggeni, seorang Pastor yang
beralih jadi aktivis Hak Asasi Manusia. Dari kisah 4 orang sahabat dan seorang Pastor
telah mengalami banyak kejadian- kejadian berupa seks, negara, bahkan Tuhan dan lain
Persahabatan
Kami berteman sejak SD. Waktu itu akulah yang paling jangkung diantara mereka. Laila
yang paling kecil. Yasmin yang paling bagus nilai rapornya. Cok yang paling genit (Saman,
hal. 147)
Tahu – tahu usia kami sudah tiga puluh. Cok sudah berdamai dengan orang tuanya.
Yasmin tak lagi menganggap guru sebagai musuh, sebab ia sudah lulus. (Saman, hal. 154)
Cinta
“Laila, kalu kamu kencan dengan dia disini, kamu pasti akan begituan lho! Udah siap?”
Kalau kekasihku muncul dari gerbang itu, saya akan katakan padanya, kita sudah tidak
Seks
Namun, tanpa kupahami akhirnya justru akulah yang menjadi seperti anak kecil:
terbenam di dadanya yang kemudian terbuka, seperti bayi yang haus. Tubuhku hampir
berhimpit. Gemetar, selesai sebelum mulai, seperti tak sempat mengerti apa yang baru
saja terjadi. Tapi ia tak peduli, ia menggandengku ke kamar. (Saman, hal. 177)
Saman,
Orgasme dengan penis bukan sesuatu yang mutlak. Aku selalu orgasme jika
Tuhan
Sakramen presbiterat. Tiga lelaki tak berkasut itu lalu telungkup mencium ubin katedral
yang dingin. Mereka telah mengucapkan kaulnya. Pada mereka telah dikenakan stola
Yehuda juga mempunyai seorang menantu dikala rambutnya telah memutih. Nama
putra sulungnya ,Er, berbuat salah sehingga Tuhan murka dan mencabut nyawanya.
tidak secara terang terangan, namun duduk persoalan dalam novel ini sebenarnya
mengandung persoalan politik dan kekuasaan. Yang ditunjukan denagn jelas dalam
kasus perusahaan perkebunan karet. Dimana para aparat mengklaim tanah tanah
perusahaan. Kami cuma bertugas menjalankan perintah Bapak Gubernur. (Saman, hal.
90)
Untuk memperlancar pengambilan hak tanah para aparat menggunakan cara kekerasan.
Dimana setiap malam terjadi kasius kekerasan pemerkosaan, dan teror terhadap
masyarakat Lubukrantau. Kejadian demi kejadian itu membuat Hati Wis tergerak
Karena merasa persoalan tak akan segera selesai, Wis pergi ke Palembang, Lampung dan
Jakarta, setelah memotret desa dan mengumpulkan data data tentang dusun mereka
yang telah maju. Ia mengunjungi kantor kantor surat kabar dan LSM. (Saman, hal. 92)
Lalu didengarnya Anson berpidato. Dilihatnya lelaki itu, yang lebih muda daripada dia,
dengan berapi api menjelaskan bahwa perusahaan kelapa sawit yang kini menggantikan
PTP dimiliki oleh pengusaha cina. Orang Cina kini menjajah kita. (Saman, hal. 94)
2.3.2 Amanat
Karena didalam novel tersebut Rosano (pimpinan Suhar) tidak mau mendengar masukan
dari Sihar.
Dibuktikan dengan:
“Sekali lagi, risikonya tinggi. Kau boleh coret namaku dari kontrak ini kalau mau
Sebagai seorang suami harus setia terhadap pasanganya. Seperti halnya Sihar dalam
Dibuktikan dengan:
Di perjalanan pulang dia bilang, sebaiknya kita tak usah berkencan lagi (saya tidak
Saya menjawab, saya tak punya pacar, tetapi punya orang tua “Kamu tidak sendiri, saya
Dibuktikan dengan:
....Semula dengan balok kayu yang mengapit pergelangan kakinya. (Saman, hal. 70)
Hal ini terdapat pada bagian cerita mengenai penduduk Lubukrantau yang ditindas oleh
Secara garis besar kita dapat melihat adanya suatu perjuangan, pengorbanan, keikhlasan
sebagai amanat yang terkandung dalam novel Saman. Namun tidak dapat menutup
mata bahwa novel Saman juga banyak mengulas mengenai sex, bahkan secara vulgar,
yang amantnya hanya diperoleh bagi pembaca yang benar benar sudah dewasa.
Perjuangan dibuktikan dengan: Ia mengunjungi kantor kantor surat kabar dan LSM.
dengan berapi api menjelaskan bahwa perusahaan kelapa sawit yang kini menggantikan
PTP dimiliki oleh pengusaha cina. Orang Cina kini menjajah kita. (Saman, hal. 94)
Tokoh Utama
Laila
Laila wanita rela berkorban pada orang yg dicintainya, dan sangat baik terhadap
Ini dikutip :
Tapi temanku Laila tidak bahagia di New York. Ia memang pantas tidak bahagia. Ia sudah
orang yang bisa begitu saja membeli tiket seharga dua ribu dolar. Tetapi lelaki yang
Seyiap kali mencintai Laila begitu penuh perhatian. Jika hari ini si pria bilang kepingin sop
konro atau toge goreng, kaset atau kompakdisk lagu baru atau lam atau pernik lain, dia
Dibuktikan dengan;
Menurut Laila, laki lakilah penjahat ulung yang mesti dicurigai (Saman, hal. 147)
Sihar
Sihar lelaki yang dicintai Laila namun sudah beristri,badannya kekar, tidak putih,
berkacamata, kalem, beberapa helai uban telah tumbuh, dan ada yang
kacamatanya, lalu kembali membungkuk, memeriksa mesin tadi. Laki laki itu telah
pinggangnya, sehingga kita bisa melihat tengkuknya yang gosong, lebih gelap dibanding
Lelaki itu memang selera temanku: atletis. Tidak putih, berkacamata, kalem, beberapa
helai uban telah tumbuh dan ada odor yang khas - tembakau atau keringat. (Saman,
hal.131)
Buatku, dia terlalu serius, kurang imajinasi, lambat mengolah humor sehingga selalu
terlambat tertawa – kadang sama sekali tak paham apa yang kami leluconkan.
Berhubungan seks dengannya pasti tidak imajinatif dan tak ada pembicaraan post –
orgasme yang menyenangkan. Tapi bukan itu yang membuatku keberatan, meski aku tak
Sihar orang yang bisa bicara dengan kata kasar kepada atasan atau dalam pekerjaan,
seperti kepada Rosano. Tetapi dengan perempuan tak ada satu patah omongannya
Dibuktikan dengan: “Dia... dia orang yang banyak ide dan berani. Namanya Saman”.
Dibuktikan dengan: Tak tau bagaimana Yasmin tertarik padaku yang kurus dan dekil? Ia
Seperti dalam kutipan: Semakin aku terlibat dalam penderitaanmu, semakin aku ingin
bersamamu. Dan Wis selalu kembali ke sana. Kian ia mengenal perkebunan itu, kian ia
Yasmin
lelaki karena kulitnya yang bersih dan tubuhnya yang langsing. (Saman, hal. 24)
Yasmin seseorang yang pintar dan kaya. Dijuluki the girl who has everthing. Menjadi
seorang pengacara.
Dibuktikan denagn kutipan: Yasmin adalah yang paling berprestasi dan paling kaya
diantara teman terdekat saya. Kami menjulukinya the girl who has everything. Ia kini
Sejak kecil, ia dibentuk orang tuanya untuk menghabiskan waktu dengan hal yang
produktif. Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan bahasa Inggris sejak
kelas 2 SD, dan ia menjadi serba bisa. Ia tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah di
sekolah. Pengetahuannya yang luas kadang membuat dia menjadi teman bicara yang
dengan hal yang produktif. Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan
bahasa Inggris sejak kelas 2 SD, dan ia menjadi serba bisa. (Saman, hal. 146)
Cok
Dibuktikan dengan: Dia periang dan ringan hati. Berada bersamanya orang akan merasa
Genit
Dibuktikan dengan: Yasmin yang paling bagus nilai rapornya. Cok yang paling genit
Dibuktikan dengan: Juga tidak ada cinta yang tahan lama seperti manisan dalam botol
Cok sudah lima kali delpan kali pacaran dan masih belum juga puas.(Saman, hal. 147)
Sakuntala
Seseorang yang hidupnya penuh kebebasan, sahabat dari Laila, Cok, dan Yasmin.
Dibuktikan dengan: Tapi ia menemaniku. Namanya Laila. Sejak saat itu ia menjadi
Tokoh Pembantu
Rosano
Atasan Sihar, seorang yang ramah, manis, tetapi angkuh. Putra seorang pejabat
Departemen Pertambangan.
Dibuktikan dengan: Rosano menyapa dengan gayanya yang khas:ramah, manis, angkuh.
Belakangan Laila mendengar dari Sihar bahwa lelaki itu adalah putra seorang pejabat
Dibuktikan dengan: “Kami tidak berani memulai sekaran. Resikonya cukup tinggi”.
Rosano langsung membantah “Sekali lagi bukan tugas kamu memutuskan. Hubungi mud
Upi
Dibuktikan dengan: Kemudian si ibu bercerita tentang anak perempuan yang gila.
Dibuktikan dengan: dia malah suka merancap dengan pohon pohon itu, menggosok
Anson
Kakak Upi yang pekerja keras matanya buta sebelah.
Tetapi Upi mengambil asam sulfit untuk mengencerkan karet dan menyiram ke wajah
kakanya sendiri hingga rusak dan buta matanya yang kiri (Saman, hal. 72)
Dibuktikan dengan: Wis melihat anson menghapus isisa sperma di paha istrinya dan
Mak Argani
Dibuktikan dengan: Mak argani serta beberapa ibu merawat istri Anson disana yang lain
Hasyim Ali
Sahabat dekat Sihar yang sangat menyayangi keluarga dan pekerja keras.
Dibuktikan dengan: Ia berasal dari lingkungan petani kecil kelapa di Sumatra Selatan
sehingga dengan penghasilannya sebagai buruh minyak, sekitar satu setengah sampai
dua juta rupiah sebulan, dia adalah penopang utama ekonomi keluarga. (Saman, hal 20)
2.3.4 Latar
Latar tempat
Latar tempat Novel Saman Yang pertama adalah di New York, kemudian di Laut Cina
Di taman ini hewan hanya bahagia, seperti saya, seorang turis di New York. Apakah
keindahan perlu dinamai? Saya akan pacaran, seperti burung berbusung bersih di
ranting tadi. Saya akan pelukan, ciuman, jalan – jalan, dan minum di Russian Tea Room
(Saman, hal. 2)
Dan kita di New York. Beribu – ribu mil dari Jakarta. Tak ada orang tua, tak ada istri. Tak
ada dosa. Kecuali pada Tuhan, barangkali. Tapi kita bisa kawin sebentar, lalu bercerai.
Tak ada yang perlu ditangisi. Bukankah kita saling mencintai? Atau pernah saling
mencintai? Apakah Tuhan memerintahkan lelaki dan perempuan untuk mencintai ketika
( Saman, hal. 30 )
Dari kejauahan, sebuah ring nampak seperti kotak perak di tengah laut lapis lazuli.
Helikopter terbang mendekat dan air yang semula nampak tenang sebetulnya terbentuk
(Saman, hal. 7)
Prabumulih masih kota minyak di tengah Sumatera Selatan yang sunyi masa itu. Cuma
ada satu bioskop, sehingga orang – orang biasa membawa anak – anak bertamasya ke
rig di luar kota, melihat mesin penimba minyak mengangguk – angguk seperti
dinosaurus. Hiburan menegangkan lain adalah lutung atau siamang yang mendadak
Palembang
Dibuktikan dengan: Dari Pelembang, saya menghubungi kedua teman saya. (Saman, hal.
23)
Latar waktu
Latar waktu pada Novel Saman adalah dari tahun 1962 – 1996 saat-saat akhir dari Orde
Baru. Tahun 1962 ketika Saman masih kecil sampai tahun 1996 ketika Laila menunggu
Dibuktikan dengan:
Latar Suasana
Latar suasana pada keseluruhan cerita adalah kegelisahan dan masalah masalah
kompleks para tokohnya yang mempertentangkan hati nurani namun di tambah dengan
suasana perkebunan yang mengalami masalah. Misalnya dari tokoh Saman yang
mengalami banyak sekali kejadian yang membuat dirinya harus melawan emosinya atau
gejolak hatinya sendiri, diantaranya adalah pada saat Saman atau Wisanggeni bertemu
dengan Upi gadis yang mengalami keterbelakangan mental, di sini Wisanggeni sendiri
tidak paham terhadap jalan pikirannya dia begitu ingin melindungi Upi tapi tak mengerti
atas dasar apa dia melakukannya seperti ada kegelisahan dalam dirinya.
dipandanginyaanak itu, dengan heran menyadari bahwa kasih datang dengan cara yang
aneh setelah kita terlibat dalam suatu kesedihan. (Saman, hal. 76)
Kegelisahan juga dialami Laila yang mencintai seorang yang sudah beristri dan antara
keperawanannya.
Dibuktikan dengan: Aku tidak akan menganggu istrinya. Aku Cuma ingin ketemu dia. Aku
2.3.5 Alur
Dalam novel Saman, penulis menggunakan Alur Campuran atau Gabungan. Karena jelas
sekali dalam novel Saman ini penulis membuat latar waktu yang berbolak balik. Pada
awal cerita penulis mengawalinya dengan tahun 1996 ketika Laila sedang berada di New
York untuk menunggu Sihar, kemudian penulis menceritakan awal mula pertemuan
antara Laila dan Sihar pada tahun 1993 di pertambangan sekitar Laut Cina Selatan.
Selanjutnya penulis menceritakan sosok Wisanggeni yang menjadi pastur pada tahun
1983 kemudian penulis menceritakan kejadia kejadian yang dialami Wisanggeni di masa
kecilnya di daerah Perabumulih tahun 1962 setelah itu kembali ke tahun 1984 ketika Wis
Setelah penulis menceritakan perjalanan hidup Wis sampai mengubah namanya menjadi
Saman, kemudian alur cerita kembali lagi ke tahun 1996 di New York. Kemudian penulis
menceritakan surat Wisanggeni untuk ayahnya tahun 1990 dan yang terakhir penulis
membawa kita ke New York 7 Mei 1994 yang mengisahkan tentang Saman dan Yasmin.
Demikian alur dalam novel Saman yang dibuat dengan sangat kompleks membuat
Dalam novel “Saman” ini penulis menggunakan sudut pandang campuran, karena pada
awal cerita menggunakan kata ganti orang pertama, yaitu “aku” dan saya. Seperti
dikutip:
Di taman ini, saya adalah seekor burung. Terbang beribu – ribu mil dari sebuah negeri
yang tak mengenal musim, bermigrasi mencari semi, tempat harum rumput bisa
tercium, juga pohon – pohn, yang tak pernah kita tahu namanya atau umurnya. (Saman,
hal. 1)
Namun pada pertengahan cerita, penulis menceritakan orang lain serba tahu, sehingga
Dibuktikan dengan kutipan: Barangkali dia beruntung. Dia adalah satu-satunya anak
yang berhasil lahir dari rahim ibunya dan hidup. Dua adiknya tak pernah lahir, satu mati
Gaya Bahasa pada novel Saman Sangat mempengaruhi kevariatifan alur, kevariatifan ini
disebabkan oleh pilihan kata yang sangat komplek dan penggunaan kaliamat yang
pembayangan gagasan secara menarik. Seperti metafora pada novel ini yang sanggup
memebentuk perbandingan dengan dengan benda yang jauh hubungannya, namun
intinya adalah sebagai media penyampaian ide atau gagasan secara imajinatif.
Dapat dilihat pada kutipan: Perempuan itu membasuh tunas jantan yang menjulur
dengan air matanya, lalu mengecupnya dengan air liurnya. Lelaki itu menggeliat.