245 465 1 SM PDF
245 465 1 SM PDF
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh – 23111
E-mail : mayanda@yahoo.com
Abstract
Aluminium sulphate is form by reacting alumina which contains in kaolin with sulphuric
acid solution in a stirred reactor. Reaction occurs in variance of different time and
temperature. The result of reaction is paste aluminium which will be extracted about 3
times using hot aquadest and consentration of aluminumanalized by titrimetric methode.
Time, temperature and ratio of sulphuric acid and kaolin in reaction have a lot effect to
conversion value result, while sulphuric acid concentration and speed of agitation are not
too effected. Process condition which is about to be good is temperature 180 oC, reaction
time 90 minutes, ratio of sulphuric acid and kaolin is 3:1, sulphuric acid concentration
65% and speed of agitation 350 rpm. Converted aluminum can reach 82%.
Keywords: Aluminum sulphate, Dry process, Kaolin, Sulphuric acid, Stirred reactor,
mulai berkurang sehingga reaksi dianggap perbandingan zat pereaksi yang rendah
sudah mulai seimbang. (1:1), hasil aluminium sulfat yang terlarut
hanya sedikit, karena jumlah asam sulfat
3.2 Pengaruh Rasio Asam Sulfat dan yang tersedia tidak cukup untuk bereaksi
Kaolin (H2SO4 : Al2O3) dengan semua aluminium yang ada pada
kaolin, sehingga dalam jangka waktu reaksi
Peningkatan rasio asam sulfat dan kaolin yang tersedia, 140 menit, reaksi tidak dapat
mengakibatkan konversi bertambah besar, berlangsung lagi dan reaksi dihentikan
seiring dengan lamanya waktu reaksi, hal ini sebelum temperatur reaksi mencapai 180oC.
disebabkan oleh makin banyaknya asam Dari grafik terlihat bahwa rasio asam sulfat
sulfat yang menyerang aluminium yang ada dan kaolin 3:1 merupakan hasil yang paling
dalam kaolin, sehingga konsentrasi asam baik. Grafik hubungan konversi terhadap
sulfat yang besar akan mudah melarutkan rasio H2SO4 : Al2O3 pada berbagai waktu
aluminium yang ada pada kaolin. Pada reaksi dapat dilihat pada Gambar 2.
90
80
70
Konversi (%)
60
50
130 °C
40
150 °C
30
170 °C
20
178 °C
10 190 °C
0
0 50 100 150 200
Waktu (menit)
Gambar 1. Hubungan Antara Waktu Reaksi (T) Dengan Konversi Aluminium Pada Berbagai Temperatur
Operasi (H2SO4 65%; Rasio H2SO4 dan Kaolin 3:1; Kecepatan Putaran Pengaduk 350 rpm)
90
80
70
Konversi (%)
60
50
40
30 Rasio 3:1
20 Rasio 2:1
Rasio 1:1
10
0
0 50 100 150 200
Waktu (menit)
Gambar 2. Grafik Hubungan Konversi Terhadap Rasio H2SO4 : Al2O3 Pada Berbagai Waktu Reaksi (H2SO4
65%; T 180 OC; Kecepatan Putaran Pengaduk 350 Rpm)
M.H. Ismayanda /Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 8 No. 1
50
3.3 Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat oleh asam sulfat yang banyak sekali, tetapi
sebaliknya pada bagian yang lain asam
Konversi aluminium terlarut meningkat sulfat tidak ada sama sekali. Hubungan
seiring dengan meningkatnya konsentrasi konversi terhadap konsentrasi asam sulfat
asam sulfat. Tetapi apabila konsentrasi pada berbagai waktu reaksi dapat dilihat
asam sulfat tersebut terlalu tinggi, konversi pada Gambar 3. Konsentrasi asam sulfat
malah menurun, karena cairan yang sangat bukanlah merupakan faktor yang amat
kecil volumenya tidak mampu melarutkan penting.Sebab perbedaan konversi yang
seluruh permukaan serbuk kaolin, sehingga diperoleh tidak besar, meskipun konsentrasi
pencampuran tidak dapat berjalan dengan asam sulfat diubah-ubah dari 25% sampai
baik, hal ini disebabkan karena pada salah 65%.Kadar asam sulfat yang baik berkisar
satu tempat butir-butir kaolin diselubungi sekitar 65%.
90
80
70
Konversi (%)
60
50
40
Asam Sulfat 65%
30 Asam Sulfat 45 %
10
0
0 50 100 150 200
Waktu (menit)
Gambar 3. Hubungan Konversi Terhadap Konsentrasi Asam Sulfat Pada Berbagai Waktu Reaksi (T 180 oC;
Rasio H2SO4 Dan Kaolin 3:1; Kecepatan Putaran Pengaduk 350 Rpm)
90
80
70
Konversi (%)
60
50
40 175 rpm
30 350 rpm
20
700 rpm
10
0
0 50 100 150 200
Temperatur (0C)
Gambar 4 Hubungan Konversi Terhadap Kecepatan Putaran Pengaduk Pada Berbagai Temperatur Reaksi
(H2SO4 65%; Waktu 90 Menit; Rasio H2SO4 Dan Kaolin 3:1)
M.H. Ismayanda /Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 8 No. 1
51