Bentuk-Bentuk Energi: Kinetik, Energi Akibat Gerak Dari Suatu Objek
Bentuk-Bentuk Energi: Kinetik, Energi Akibat Gerak Dari Suatu Objek
Bentuk-bentuk energi
energi
Nuklir akibat nukleon berikatan membentuk nukleus
atom
Sejumlah energi
Panas termal yang berpindah (dari proses) ke arah suhu
yang lebih rendah
Konduksi termal
Proses transfer energi oleh kalor (Q dalam Pers. 8.2) juga dapat disebut konduksiataukonduksi
termal. Dalam proses ini, transfer dapat diwakili pada skala atom sebagai pertukaran energi kinetik
antara partikel mikroskopis-molekul, atom, dan elektron bebasdi mana partikel kurang energik
mendapatkan energi dalam tumbukan dengan partikel yang lebih energik. Misalnya, jika Anda
memegang salah satu ujung batang logam panjang dan masukkan ujung lainnya ke api, Anda akan
menemukan bahwa suhu logam di tangan Anda segera meningkat. Energi yang mencapai tangan
Anda dengan cara konduksi. Awalnya, sebelum batang dimasukkan ke api, partikel mikroskopis
dalam logam bergetar di sekitar posisi keseimbangannya. Ketika api meningkatkan suhu batang,
partikel dekat api mulai bergetar dengan amplitudo yang lebih besar dan terusmembesar. Partikel-
partikel ini, pada gilirannya, bertabrakan dengan tetangganya dan mentransfer sebagian energinya
dalam tumbukan. Perlahan-lahan, amplitudo getaran atom-atom logam dan elektron-elektron jauh
dan jauh dari peningkatan api sampai akhirnya atom dan elektron berada pada logam di dekat
tangan Anda yang terpengaruh. Peningkatan Getaran ini terdeteksi oleh peningkatan suhu logam
dan tangan Anda berpotensi terbakar.
Tingkat konduksi termal tergantung pada sifat bahan yang dipanaskan. Sebagai contoh, adalah
mungkin untuk memegang sepotong asbes dalam nyala api tanpa batas, yang menyiratkan bahwa
sangat sedikit energi yangdikonduksikan melalui asbes. Secara umum, logam merupakan konduktor
termal yang baik dan bahan-bahan seperti asbes, gabus, kertas, dan fiberglass adalah konduktor
yang buruk. Gas juga adalah konduktor yang buruk karena jarak pemisah antara partikel begitu
besar. Logam merupakan konduktor termal yang baik karena mengandung sejumlah besar elektron
yang relatif bebas bergerak melalui logam sehingga dapat mengangkut energi dalam jarak yang
panjang. Oleh karena itu, dalam konduktor yang baik seperti tembaga, konduksi terjadi melalui
kedua getaran atom dan gerakan elektron bebas.
Konduksi hanya terjadi jika ada perbedaan suhu antara dua bagian dari media konduksi.
Pertimbangkan lempengan bahan dengan ketebalan ∆x dan luas penampangmelintang A. Satu sisi
slab adalah pada suhu Tc, dan sisi lain berada pada temperatur Th > Tc (Gambar 20.11). Secara
eksperimen, ditemukan bahwa energi Q mentransfer dalam interval waktu ∆t dari bagianyang panas
ke bagian yang dingin. Tingkat P = Q/∆t di mana transfer energi terjadi ditemukan sebanding dengan
luas permukaan dan perbedaan suhu ∆T = Th - Tc dan berbanding terbalik dengan ketebalannya:
P = Q/∆t ∞ A (∆T/∆t)
Perhatikan bahwa P memiliki satuan watt ketika Q dalam joule dan ∆t dalam detik. Itu tidak
mengherankan karena P adalah Daya, laju perpindahan energi Kalor. Untuk lempengan sangat kecil
ketebalan dx dan perbedaan temperatur dT, kita dapat menulis hukum konduksi termal:
(20.15)
dimana k konstanta proporsionalitas adalah konduktivitas termal dari material dan | dT/dx | adalah
gradien suhu (tingkat di mana suhu berubahterhadap posisi).
Zat-zat yang merupakan konduktor termal yang baik memiliki nilai konduktivitas termal besar,
sedangkan isolator termal yang baik memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah. Tabel 20.3
daftar konduktivitas termal untuk berbagai zat. Perhatikan bahwa logam umumnya merupakan
konduktor termal lebih baik daripada non logam.
Misalkan, batang seragam panjang dengan panjang L secara termal terisolasi sehingga energi
tidak bisa lepas oleh panas dari permukaan kecuali pada ujung seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 20.12. Salah satu ujung berada dalam kontak termal dengan cadangan energi pada suhu Tc,
dan ujung lainnya berada dalam kontak termal dengan reservoir pada suhu Th < Tc. Ketika keadaan
stabil telah tercapai, suhu di setiap titik di sepanjang batang adalah konstan terhadap waktu. Dalam
hal ini, jika kita asumsikan k bukan merupakan fungsi dari suhu, gradien suhu adalah sama di mana
pun di sepanjang batang dan:
Oleh karena itu, laju perpindahan energi dengan konduksi melalui batang adalah:
(20.16)
Untuk slab senyawa yang mengandung beberapa bahan dari ketebalan L1, L2,. . . dan konduktivitas
termal k1, k2,. . . , Laju perpindahan energi melalui slab di posisi mantap adalah:
(20.17)
di mana Th dan Tc adalah suhu permukaan luar (yang tetap konstan) dan penjumlahan merupakan
seluruh lembaran. Contoh 20.8 menunjukkan bagaimana Persamaan 20.17 hasil dari pertimbangan
dua ketebalan bahan (Serway, 583-585 : 2010).
PENGERTIAN KONVERSI
ENERGI
Pengantar
a. Energi
Energi merupakan sesuatu pengertian yang tidak
mudah didefinisikan dengan singkat dan tepat.
Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan,
tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang
sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang
sering sekali digunakan orang. Kita sering
mendengar istilah krisis energi yang bermakna untuk
menunjukkan krisis bahan bakar (terutama minyak).
Bahan bakar adalah sesuatu yang menyimpan energi,
jika dibakar akan diperoleh energi panas yang
berguna untuk alat pemanas atau untuk
menggerakkan mesin. Energi dalam kehidupan
sehari-hari arti gerak, misal seorang anak banyak
bergerak dan berlari-lari dikatakan penuh dengan
energi. Energi juga dihubungkan dengan kerja.
Seseorang yang mampu bekerja keras dikatakan
mempunyai energi atau tenaga besar. Jadi boleh
dikatakan energi adalah sesuatu kekuatan yang dapat
menghasilkan gerak, tenaga, dan kerja.
b. Konversi Energi
Energi dalam pengetahuan teknologi dan fisika
dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan
kerja. Energi di dalam alam adalah suatu besaran
yang kekal (hukum termodinamika pertama). Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat dikonversikan/berubah dari bentuk
energi yang satu ke bentuk energi yang lain, misalnya
pada kompor di dapur, energi yang tersimpan dalam
minyak tanah diubah menjadi api. Selanjutnya jika
api digunakan untuk memanaskan air dalam panci,
energi berubah bentuk lagi menjadi gerak molekul-
molekul air. Perubahan bentuk energi ini disebut
konversi. Sedangkan perpindahan energi disebabkan
adanya perbedaan temperatur yang disebut kalor.
Energi juga dapat dipindahkan dari suatu sistem ke
sistem yang lain melalui gaya yang mengakibatkan
pergeseran posisi benda. Transfer energi ini adalah
kemampuan suatu sistem untuk menghasilkan suatu
kerja yang pengaruh/berguna bagi kebutuhan
manusia secara positif. Jadi energi adalah suatu
kuantitas yang kekal, dapat berubah bentuk, dan
dapat pindah dari satu sistem ke sistem yang lain,
akan tetapi jumlah keseluruhannya adalah tetap.
2. Macam-macam Energi
a. Energi Mekanik
Energi yang tersimpan dalam energi kinetik atau
energi potensial dan dapat ditransisi atau transfer
untuk menghasilkan usaha/kerja.
b. Energi Listrik
Energi yang berkaitan dengan akumulasi arus
elektron dan bentuk transisi atau transfernya adalah
aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu.
Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan
elektrostatis dan merupakan energi yang berkaitan
dengan medan listrik akibat terakumulasinya muatan
elektron pada pelat-pelat kapasitor. Energi medan
listrik ekivalen dengan energi medan elektromagnetis
yang sama dengan energi yang berkaitan dengan
medan magnet yang timbul akibat aliran elektron
melalui kumparan induksi.
c. Energi Kimia
Energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron
di mana dua atau lebih atom/molekul berkombinasi
sehingga menghasilkan senyawa kimia yang stabil.
Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk
energi tersimpan. Bila energi dilepas dalam suatu
reaksi maka reaksinya disebut reaksi eksotermis yang
dinyatakan dalam kJ, BTU, atau kkal. Bila dalam
reaksi kimia energinya terserap maka disebut dengan
reaksi endotermis. Sumber energi bahan bakar yang
sangat penting bagi manusia adalah reaksi kimia
eksotermis yang pada umumnya disebut reaksi
pembakaran. Reaksi pembakaran melibatkan
oksidasi dari bahan bakar fosil.
d. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi dalam bentuk energi
tersimpan yang dapat dilepas akibat interaksi
partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini
dilepas sebagai hasil usaha partikel-partikel untuk
memperoleh kondisi yang lebih stabil. Satuan yang
digunakan adalah juta-an elektron reaksi. Reaksi
nuklir dapat terjadi pada peluluhan radioaktif, fisi,
dan fusi.
e. Energi Termal (Panas)
Merupakan bentuk energi dasar di mana dalam
kata lain adalah semua energi yang dapat
dikonversikan secara penuh menjadi energi panas.
Sebaliknya, pengonversian dari energi termal ke
energi lain dibatasi oleh hukum Thermodinamika II.
Bentuk energi transisi dan energi termal
adalah energi panas (kalor), dapat pula dalam bentuk
energi tersimpan sebagai kalor laten atau kalor
sensibel yang berupa entalpi.
Hubungan antara Kesetimbangan
dengan Energi beserta contoh
Aspek penting dalam pembahasan energi
adalah hukum termodinamika. Termodinamika adalah
cabang ilmu yang mempelajari perubahan energi dari
satu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya.Kestimbangan energy pada suatu sistem
didasarkan pada prinsip atau hukum kekekalan energy
yaitu energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kesetimabangan energy akan berkesinambungan dengan
prinsip kesetimbangan massa, sehingga prinsip
perhitungan yang digunakan ketimbangan energy mirip
dengan kesetimbangan massa. Hukum Kesetimbangan
Massa menyatakan laju energi yang masuk ke dalam
sistem dikurangi dengan laju energi yang keluar dari
sistem sama dengan laju energy akumulasinya
E in – Eout= Est
dengan,
E in: Energi yang masuk ke sistem
E out : Energi yang keluar dari sistem
E st : Energi yang terakumulasi dalam sistem
dengan,
q : Laju pindah panas (J/s atau watts (W)
Q : Energi termal
c : Kapasitas panas
dengan,
A : Luas area melintang
P : tekanan fluida (gaya untuk menekan melewati
pembatas sistem)
c. Dalam kondisi steady state dimana tidak terjadi
akumulasi energy di dalam sistem, maka persamaan
kesetimbangan energy adalah:
Energi yang masuk = energy yang keluar
EP = mgh —— persamaan 2
Contoh soal 1 :
Panduan jawaban :
EP = mgh
Contoh soal 2 :
Panduan jawaban :
EP = 100 Joule
Contoh soal 3 :
a) permukaan tanah
Panduan jawaban :
Dengan demikian,
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (2 m)
EP = 1000 Joule
EP = 250 Joule
FT = kx
FP = -kx
Catatan :
Energi Kinetik
Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak
sejauh s, maka untuk menghitung nilai percepatan a, kita
menggunakan persamaan vt2 = vo2 + 2as.
W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2
Contoh soal 1 :
panduan jawaban :
b) Usaha total
W = EK2 – EK1
Contoh soal 2 :
Panduan jawaban :
W = EK2 – EK1
Energi total :
W = 40.000 J – 2.500 J
W = 37.500 J
Energi dalam (E) adalah total energi yang dikandung
dalam sebuah sistem dengan mengecualikan energi
kinetik (Ek) pergerakan sistem sebagai satu kesatuan
dan energi potensial (Ep) sistem akibat gaya-gaya dari
luar. Oleh karena itu energi dalam bisa dirumuskan
dengan persamaan E = Ek + Ep. Namun karena besar
energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem
tidak dapat diukur, maka besar energi dalam sebuah
sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan
adalah besar perubahan energi dalam suatu sistem.
Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan
mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul bila
suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi
dalam dirumuskan dengan persamaan E = q - w.
Jika sistem menyerap kalor, maka q bernilai positif. Jika
sistem mengeluarkan kalor, maka q bernilai negatif.
Jika sistem melakukan kerja, maka w pada rumus
tersebut bernilai positif. Jika sistem dikenai kerja oleh
lingungan, maka w bernilai negatif.
Jadi bila suatu sistem menyerap kalor dari lingkungan
sebesar 10 kJ, dan sistem tersebut juga melakukan kerja
sebesar 6 kJ, maka perubahan energi dalam-nya akan
sebesar 4 kJ.
Perubahan energi dalam bernilai 0 jika jumlah kalor yang
masuk sama besar dengan jumlah kerja yang dilakukan,
dan jika kalor yang dikeluarkan sama besar dengan kerja
yang dikenakan pada sistem. Artinya, tidak ada
perubahan energi dalam yang terjadi pada sistem
Konsep Dasar Termodinamika
Secara bahasa, kita dapat membagi kata
termodinamika (Thermodynamics) ke dalam 2 kata,
yaitu thermo- dan dynamic. Jika kita merujuk pada
Cambridge School Dictionary, thermo berarti sesuatu
yang berkaitan dengan panas atau temperatur (relating to
heat or temperature), dan dynamic salah satu artinya
(yang sekiranya mendekati konsep termodinamika yang
akan kita bahas) adalah berubah atau bergerak secara
berkelanjutan (continously changing or moving). Melihat
dari sumber yang sama, termodinamika
(thermodynamics) diartikan sebagai bagian dari disiplin
ilmu fisika yang membahas tantang hubungan antara
panas dan jenis energi lainnya.
Dalam pembahasan tentang termodinamika, kita
perlu mengetahui beberapa konsep konsep dasar yang
berkaitan dengan termodinamika, konsep-konsep yang
akan kita bahas kali ini adalah konsep sistem, lingkungan,
semesta, keadaan, proses, kesetimbangan, serta
temperatur.
· Sistem adalah suatu kuantitaas yang dipilih untuk di
analisis, kerja atau kalor dapat berpindah dari atau
menuju sistem (tapi tidak berlaku untuk semua sistem,
selanjutnya akan kita ketahui jenis sistem yang tidak
memungkinkan/ kemungkinannya kecil perpindahan kalor
atau kerja ). Sistem dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
o Sistem terbuka: memungkinkan terjadinya pertukaran
massa atau kalor. Contohnya adalah air dalam gelas
yang terbuka.
o Sistem tertutup: tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran massa, namun memungkinkan terjadinya
pertukaran kalor. Contohnya air dalam gelas yang ditutup
rapat.
o Sistem terisolasi: tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran massa maupun kalor. Contohnya pada air di
dalam termos.
· Lingkungan merupakan daerah yang berada diluar
sistem.
· Semesta merupakan gabungan antara sistem dan
lingkungan.
· Keadaan (state) merupakan nilai-nilai terukur pada suatu
kondisi.
· Proses adalah aktifitas perubahan
suatu state menuju state lainnya. Ada empat jenis proses
termodinamika yang biasanya terjadi, yaitu:
o Proses isokhorik (volume konstan), pada kondisi ini W =
0, sehingga ∆U = Q
o Proses isobarik (tekanan konstan), pada kondisi ini, W = P
. ∆V
o Proses isotermik (suhu konstan), pada kondisi ini, ∆U = 0
o Proses adiabatik (tidak ada penambahkurangan kalor),
pada kondisi ini, Q = 0
· Kesetimbangan (equilibrium) adalah kondisi dimana
keadaan (state ) tidak berubah atau tetap.
· Temperatur adalah suatu properti yang menunjukkan
apakah suatu objek berada dalam kesetimbangan termal
atau tidak dengan objek lain.
Hukum ke Nol
Hukum ke nol termodinamika atau dikenal dengan Hukum
Keseitmbangan Kalor menyebutkan apabila dua benda
dalam keadaan kesetimbangan termal dengan benda
ketiga, maka kedua benda tersebut juga dalam keadaan
kesetimbangan termal walaupun tidak saling
bersentuhan. Artinya, selama terjadi kesetimbangan
kalor, maka tidak akan terjadi pemindahan kalor dari satu
objek ke objek lain.
Hukum Pertama Termodinamika
Sebelumnya perlu diketahui satu konsep lagi, yaitu
tentang energi internal. Energi internal adalah energi yang
berhubungan dengan gerak acak dan tidak teratur dari
atom atau molekul dalm suatu sistem. Hukum pertama
termodinamika mengatakan bahwa perubahan energi
dalam (∆U) suatu sistem adalah sama dengan kalor yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi kerja yang
dilakukan oleh sistem, atau dapat ditulis dalam
persamaan:
∆U = Q – W dengan ∆U :
energi dalam
Q :
kalor
W :
kerja
Jika dalam kasus yang terjadi adalah sistem melepas
kalor, maka Q bernilai negatif. Begitu juaga jika sistem
dikenai kerja, maka W diberi tanda negatif. Seperti yang
telah disinggung sebelumnya, pada sistem terisolasi,
harga Q dan W adalah 0 (nol). Dari hukum pertama
termodinamika kita membuktikan bahwa energi suatu
sistem tidak hilang atau tercipta dengan sendirinya,
karena itu hukum pertama ini juga dikenal sebagai hukum
kekekalan energi.
Contoh Soal:
A gas is compressed at a constant pressure of 0.800 atm
from 9.00 L to 2.00 L. In the process, 400 J of energy
leaves the gas by heat. (a) What is the work done on the
gas? (b) What is the change in its internal energy? (R.
A.Serway, dan John J. J., Physics for Scientists and
Engineers 6th edition, hal 634)
Jawaban:
Diketahui: P = 0.800 atm = 8.104 . 104 Pa L0 =
-3 3
9.00 L = 9 . 10 m
Qlepas = 400 J L’ = 2.00 L = 2
-3 3
. 10 m
Jawab: a) Wisobarik = - P ∆V
= - {8.104 . 104. (2.00 –
9.00)}
= 5.6728 . 102 J
b) ∆U = Q – W
= (- 400) – (-5.6728 . 102)
= 167,28 J
Termodinamika adalah disiplin logis yang mengatur
informasi yang diperoleh dari uji coba yang dilakukan
pada sistem dan memungkinkan kita untuk menarik
kesimpulan, tanpa eksperimen lebih lanjut, tentang sifat-
sifat lain dari sistem. Hal ini memungkinkan kita untuk
memprediksi apakah reaksi akan dilanjutkan dan apa hasil
yang maksimal mungkin.
Termodinamika adalah ilmu makroskopik yang
berhubungan dengan sifat-sifat seperti tekanan, suhu,
dan volume. Tidak seperti mekanika kuantum,
termodinamika tidak didasarkan pada model tertentu, dan
oleh karena itu tidak terpengaruh oleh konsep-konsep kita
mengubah atom dan molekul.
Dengan cara yang sama, persamaan yang berasal dari
termodinamika tidak memberikan kita dengan interpretasi
molekul fenomena yang kompleks. Selain itu,
termodinamika memberitahu kita apa-apa tentang tingkat
proses kecuali kemungkinan nya.
Aplikasi termodinamika didasarkan pada tiga undang-
undang dasar yang berhubungan dengan energi dan
entropi perubahan. Hukum termodinamika tidak dapat
diturunkan; validitas mereka didasarkan pada kenyataan
bahwa mereka memprediksi perubahan yang konsisten
dengan pengamatan eksperimental.
Hukum pertama termodinamika didasarkan pada hukum
kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan atau dihancurkan; Oleh karena itu, total
energi alam semesta adalah konstan.
Lebih mudah bagi para ilmuwan untuk membagi alam
semesta menjadi dua bagian: sistem (bagian dari alam
semesta yang berada di bawah contoh studi-untuk, gelas
larutan) dan lingkungan (sisa alam semesta).
Untuk setiap proses, kemudian, perubahan energi alam
semesta adalah nol. Kimiawan biasanya hanya tertarik
pada apa yang terjadi pada sistem. Akibatnya, untuk
suatu proses hukum pertama dapat dinyatakan sebagai
Δ U = q + w (1)
di mana Δ U adalah perubahan energi internal sistem, q
adalah pertukaran panas antara sistem dan lingkungan,
dan w adalah kerja yang dilakukan oleh sistem atau
dilakukan pada sistem dengan lingkungan. Hukum
pertama berguna dalam mempelajari energi dari proses
fisik, seperti peleburan atau didih zat, dan reaksi-kimia
untuk contoh, pembakaran. Perubahan panas yang terjadi
sebagai bagian dari proses diukur dengan kalorimeter.
Untuk proses volume konstan, perubahan panas
disamakan dengan perubahan energi internal Δ U sistem;
untuk proses konstan tekanan, yang lebih umum,
perubahan panas disamakan dengan perubahan dalam H
entalpi Δ sistem. Entalpi H adalah fungsi termodinamika
terkait erat dengan energi internal dari sistem, dan
didefinisikan sebagai
H = U + PV (2)
di mana P dan V adalah tekanan dan volume sistem,
masing-masing.
Hukum pertama termodinamika hanya berurusan dengan
perubahan energi dan tidak dapat memprediksi arah
proses. Ini meminta, misalnya: Berdasarkan himpunan
kondisi tekanan, suhu, dan konsentrasi, akan reaksi
tertentu terjadi? Untuk menjawab pertanyaan yang kita
butuhkan fungsi termodinamika baru yang disebut entropi
S. Untuk menentukan entropi, kita perlu menggunakan
konsep mekanika kuantum. Entropi sistem adalah terkait
dengan distribusi energi antara tingkat energi molekul
yang tersedia pada suhu tertentu. Semakin besar jumlah
tingkat energi yang memiliki pekerjaan yang signifikan,
semakin besar entropi.[
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa entropi
alam semesta meningkat dalam proses spontan dan tidak
berubah dalam proses keseimbangan. Pernyataan
matematis dari hukum kedua termodinamika diberikan
oleh
Δ S univ = Δ S sys + Δ S surr ≥ 0 (3)
dimana subskrip menunjukkan alam semesta, sistem, dan
lingkungan masing-masing. Lebih besar dari porsi “lebih
besar dari atau sama dengan” tanda sesuai dengan
proses spontan, dan bagian yang sama sesuai dengan
sistem pada kesetimbangan. Karena proses di dunia nyata
yang spontan, entropi alam semesta karena itu terus
meningkat dengan waktu.
Seperti tidak terjadi dengan energi dan entalpi, adalah
mungkin untuk menentukan nilai absolut entropi dari
suatu sistem. Untuk mengukur entropi zat pada suhu
kamar, maka perlu menambah entropi dari nol mutlak
hingga 25 ° C (77 ° F). Namun, nol mutlak tidak bisa
dicapai dalam praktek. Dilema ini diatasi dengan
menerapkan hukum ketiga termodinamika, yang
menyatakan bahwa entropi dari, bahan kristal yang
sempurna murni adalah nol pada suhu nol mutlak.
Kenaikan entropi dari suhu dicapai terendah ke atas
kemudian dapat ditentukan dari pengukuran kapasitas
panas dan perubahan entalpi karena fase transisi.
Karena tidak nyaman untuk menggunakan perubahan
entropi alam semesta untuk menentukan arah reaksi,
fungsi termodinamika tambahan, yang disebut energi
bebas Gibbs (G), diperkenalkan untuk membantu
kimiawan untuk fokus hanya pada sistem. The energi
bebas Gibbs dari suatu sistem didefinisikan sebagai G = H
– TS, di mana T adalah temperatur absolut. Pada suhu
dan tekanan konstan, Δ G adalah negatif untuk proses
spontan, adalah positif untuk proses yang tidak
menguntungkan, dan sama dengan nol untuk sistem pada
kesetimbangan. Perubahan energi bebas Gibbs dapat
berhubungan dengan perubahan entalpi dan entropi
reaksi, dan juga untuk konstanta kesetimbangan reaksi,
menurut persamaan Δ G ° = – RT ln K, di mana Δ G °
adalah perubahan energi bebas Gibbs dalam kondisi
standar negara (1 bar), R adalah konstanta gas, dan K
adalah konstanta kesetimbangan.
Banyak reaksi kimia dapat diklasifikasikan sebagai kinetis
dikendalikan atau dikontrol termodinamika. Dalam proses
kinetik menguasai produk termodinamika lebih stabil
daripada reaktan, maka reaksi yang menguntungkan.
Namun, laju reaksi sering sangat lambat karena
hambatan energi aktivasi yang tinggi. Konversi bentuk
allotropic kurang stabil karbon, berlian, dengan grafit
lebih stabil adalah contoh: Proses dapat mengambil
jutaan tahun untuk menyelesaikannya. Dalam reaksi
termodinamika dikontrol reaktan mungkin memiliki
sejumlah kinetik diakses rute untuk mengikuti untuk
membentuk produk yang berbeda, tapi apa yang akhirnya
membentuk diatur oleh stabilitas termodinamika relatif.
Dalam lipat protein, misalnya, protein terdenaturasi
mungkin memiliki banyak kemungkinan konformasi
menengah; Namun, konformasi akhirnya mengasumsikan,
yang sesuai dengan protein fisiologis berfungsi, adalah
negara yang paling stabil secara termodinamika.
Entalpi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Termodinamika
Cabang[tampilkan]
Hukum[tampilkan]
Sistem[tampilkan]
Properti sistem[tampilkan]
Persamaan[tampilkan]
Potensial[tampilkan]
Ilmuwan[tampilkan]
L
B
S
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari suatu sistem
termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu dari lima potensial
termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya(merupakan besaran ekstensif.
Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya
perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk
mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita
dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untukeksoterm.
Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem
ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.[1] Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas
eksternal.
Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada temperatur
dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat menyederhanakan
perhitungan entalpi.
di mana:
V = volume sistem ( )
Entalpi adalah properti ekstensif yang berarti untuk sistem homogen, besarnya berbanding
lurus dengan ukuran sistem. Terkadang digunakan juga entalpi
spesifik h =H/mdengan m adalah massa sistem, atau entalpi molar Hm = H/n,
dengan n adalah jumlah mol (h dan Hm adalah properti intensif. Untuk sistem tak homogen,
entalpi adalah jumlahan entalpi dari beberapa subsistem
dengan k merujuk pada beberapa subsistem. Pada kasus untuk nilai p, T, dan komposisi
yang berbeda-beda maka jumlah menjadi integral:
Disini, δQ adalah sejumlah kecil panas yang ditambahkan dalam sistem dan
δW adalah sejumlah kerja yang dilakukan sistem. Untuk sistem homohen hanya
proses reversibel yang dapat berlangsung sehingga hukum kedua
termodinamika menyatakan δQ = TdS dengan T adalah temperatur
absolut sistem. Jika hanya kerja PV yang ada, δW = pdV. Sehingga
Maka