Anda di halaman 1dari 41

Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi

fundamental, yang dapatdiubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun


dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan pada
suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter dengan gaya
1newton.[1]
Kerja dan panas adalah 2 contoh proses atau mekanisme yang dapat memindahkan sejumlah
energi. Hukum kedua termodinamika membatasi jumlah kerja yang didapat melalui proses
pemanasan-beberapa diantaranya akan hilang sebagaipanas terbuang. Jumlah maksimum yang
dapat digunakan untuk kerja disebut energi tersedia. Sistem seperti mesin dan benda hidup
membutuhkan energi tersedia, tidak hanya sembarang energi. Energi mekanik dan bentuk-
bentuk energi lainnya dapat berpindah langsung ke bentuk energi panas tanpa batasan tertentu.
Ada berbagai macam bentuk-bentuk energi, namun semua tipe energi ini harus memenuhi
berbagai kondisi seperti dapat diubah ke bentuk energi lainnya, mematuhi hukum konservasi
energi, dan menyebabkan perubahan pada benda bermassa yang dikenai energi tersebut.
Bentuk energi yang umum diantaranya energi kinetik dari benda bergerak, energi radiasi dari
cahaya dan radiasi elektromagnetik, energi potensial yang tersimpan dalam sebuah benda
karena posisinya seperti medan gravitasi, medan listrik atau medan magnet, dan energi
panas yang terdiri dari energi potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-gerakan partikel tak
beraturan. Beberapa bentuk spesifik dari energi potensial adalah energi elastis yang disebabkan
dari pemanjangan atau deformasi benda padat dan energi kimia seperti pelepasan panas ketika
bahan bakar terbakar. Setiap benda yang memiliki massa ketika diam, memiliki massa
diam atau sama dengan energi diam, meski tidak dijelaskan dalam fenomena sehari-hari di fisika
klasik.
Menurut neraca massa-energi, semua bentuk energi membutuhkan massa. Contohnya,
menambahkan 25 kilowatt-jam (90 megajoule) energi pada objek akan meningkatkan massanya
sebanyak 1 mikrogram; jika ada timbangan yang sebegitu sensitif maka penambahan massa ini
bisa terlihat. Matahari mengubah energi potensial nuklir menjadi bentuk energi lainnya; total
massanya akan berubah ketika energi terlepas ke sekelilingnya terutama dalam bentuk energi
radiasi.
Meskipun energi dapat berubah bentuk, namun hukum kekekalan energi menyatakan bahwa
total energi pada sebuah sistem hanya berubah jika energi berpindah masuk atau keluar dari
sistem. Hal ini berarti tidak mungkin menciptakan atau memusnahkan energi. Total energi dari
sebuah sistem dapat dihitung dengan menambahkan semua bentuk energi dalam sistem
tersebut. Contoh perpindahan dan transformasi energi adalah pembangkitan listrik, reaksi kimia,
atau menaikkan benda.
Organisme hidup juga membutuhkan energi tersedia untuk tetap hidup; manusia misalnya,
membutuhkan energi dari makanan beserta oksigen untuk memetabolismenya. Peradaban
membutuhkan pasokan energi untuk berbagai kegiatan; sumber energi seperti bahan bakar
fosil merupakan topik penting dalam ekonomi dan politik. Iklim danekosistem bumi juga
dijalankan oleh energi radiasi yang didapat dari matahari (juga energi geotermal yang didapat
dari dalam bumi.

Bentuk-bentuk energi

Tipe energi Deskripsi

Kinetik (≥0), energi akibat gerak dari suatu objek


Potensial Energi potensial terdiri dari banyak bentuk

Mekanik Jumlah energi kinetik dan potensial

Gelombang (≥0), bentuk energi mekanik akibat gerak osilasi


mekanik suatu benda

Kimia energi yang terkandung dalam senyawa kimia

Listrik energi akibat medan listrik

Magnet energi akibat medan magnet

Radiasi (≥0), energi akibat radiasi


elektromagnetik termasuk cahaya

energi
Nuklir akibat nukleon berikatan membentuk nukleus
atom

energi akibat ikatan elektron ke atom atau


Ionisasi
molekul

Elastik energi akibat deformasi material

Gravitasi energi akibat medan gravitasi


Diam (≥0) setara dengan massa diam

Termal Energi dalam suatu sistem yang dipengaruhi suhu

Sejumlah energi
Panas termal yang berpindah (dari proses) ke arah suhu
yang lebih rendah

Kerja sejumlah energi yang berpindah (dari proses)


mekanik akibat perpindahan pada arah gaya
20.7 Mekanisme Transfer Energi dalam Proses Thermal
Dalam Bab 8, kita memperkenalkan pendekatan global untuk analisis energi dari proses fisik
melalui Persamaan 8.1, ∆Esystem=∑ T, di mana T merupakan transfer energi, yang dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme. Sebelumnya dalam bab ini, kita membahas dua istilah di sisi kanan dari
persamaan ini, Usaha W dan kalor Q. Pada bagian ini, kita mengeksplorasi rincian lebih lanjut
tentang kalor sebagai sarana transfer energi dan dua metode transfer energi lainnya yang sering
berhubungan dengan perubahan suhu: konveksi (suatu bentuk perpindahan materi TMT) dan radiasi
elektromagnetik TER.

Konduksi termal

Proses transfer energi oleh kalor (Q dalam Pers. 8.2) juga dapat disebut konduksiataukonduksi
termal. Dalam proses ini, transfer dapat diwakili pada skala atom sebagai pertukaran energi kinetik
antara partikel mikroskopis-molekul, atom, dan elektron bebasdi mana partikel kurang energik
mendapatkan energi dalam tumbukan dengan partikel yang lebih energik. Misalnya, jika Anda
memegang salah satu ujung batang logam panjang dan masukkan ujung lainnya ke api, Anda akan
menemukan bahwa suhu logam di tangan Anda segera meningkat. Energi yang mencapai tangan
Anda dengan cara konduksi. Awalnya, sebelum batang dimasukkan ke api, partikel mikroskopis
dalam logam bergetar di sekitar posisi keseimbangannya. Ketika api meningkatkan suhu batang,
partikel dekat api mulai bergetar dengan amplitudo yang lebih besar dan terusmembesar. Partikel-
partikel ini, pada gilirannya, bertabrakan dengan tetangganya dan mentransfer sebagian energinya
dalam tumbukan. Perlahan-lahan, amplitudo getaran atom-atom logam dan elektron-elektron jauh
dan jauh dari peningkatan api sampai akhirnya atom dan elektron berada pada logam di dekat
tangan Anda yang terpengaruh. Peningkatan Getaran ini terdeteksi oleh peningkatan suhu logam
dan tangan Anda berpotensi terbakar.

Tingkat konduksi termal tergantung pada sifat bahan yang dipanaskan. Sebagai contoh, adalah
mungkin untuk memegang sepotong asbes dalam nyala api tanpa batas, yang menyiratkan bahwa
sangat sedikit energi yangdikonduksikan melalui asbes. Secara umum, logam merupakan konduktor
termal yang baik dan bahan-bahan seperti asbes, gabus, kertas, dan fiberglass adalah konduktor
yang buruk. Gas juga adalah konduktor yang buruk karena jarak pemisah antara partikel begitu
besar. Logam merupakan konduktor termal yang baik karena mengandung sejumlah besar elektron
yang relatif bebas bergerak melalui logam sehingga dapat mengangkut energi dalam jarak yang
panjang. Oleh karena itu, dalam konduktor yang baik seperti tembaga, konduksi terjadi melalui
kedua getaran atom dan gerakan elektron bebas.
Konduksi hanya terjadi jika ada perbedaan suhu antara dua bagian dari media konduksi.
Pertimbangkan lempengan bahan dengan ketebalan ∆x dan luas penampangmelintang A. Satu sisi
slab adalah pada suhu Tc, dan sisi lain berada pada temperatur Th > Tc (Gambar 20.11). Secara
eksperimen, ditemukan bahwa energi Q mentransfer dalam interval waktu ∆t dari bagianyang panas
ke bagian yang dingin. Tingkat P = Q/∆t di mana transfer energi terjadi ditemukan sebanding dengan
luas permukaan dan perbedaan suhu ∆T = Th - Tc dan berbanding terbalik dengan ketebalannya:

P = Q/∆t ∞ A (∆T/∆t)

Perhatikan bahwa P memiliki satuan watt ketika Q dalam joule dan ∆t dalam detik. Itu tidak
mengherankan karena P adalah Daya, laju perpindahan energi Kalor. Untuk lempengan sangat kecil
ketebalan dx dan perbedaan temperatur dT, kita dapat menulis hukum konduksi termal:

(20.15)
dimana k konstanta proporsionalitas adalah konduktivitas termal dari material dan | dT/dx | adalah
gradien suhu (tingkat di mana suhu berubahterhadap posisi).
Zat-zat yang merupakan konduktor termal yang baik memiliki nilai konduktivitas termal besar,
sedangkan isolator termal yang baik memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah. Tabel 20.3
daftar konduktivitas termal untuk berbagai zat. Perhatikan bahwa logam umumnya merupakan
konduktor termal lebih baik daripada non logam.

Misalkan, batang seragam panjang dengan panjang L secara termal terisolasi sehingga energi
tidak bisa lepas oleh panas dari permukaan kecuali pada ujung seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 20.12. Salah satu ujung berada dalam kontak termal dengan cadangan energi pada suhu Tc,
dan ujung lainnya berada dalam kontak termal dengan reservoir pada suhu Th < Tc. Ketika keadaan
stabil telah tercapai, suhu di setiap titik di sepanjang batang adalah konstan terhadap waktu. Dalam
hal ini, jika kita asumsikan k bukan merupakan fungsi dari suhu, gradien suhu adalah sama di mana
pun di sepanjang batang dan:
Oleh karena itu, laju perpindahan energi dengan konduksi melalui batang adalah:
(20.16)
Untuk slab senyawa yang mengandung beberapa bahan dari ketebalan L1, L2,. . . dan konduktivitas
termal k1, k2,. . . , Laju perpindahan energi melalui slab di posisi mantap adalah:
(20.17)
di mana Th dan Tc adalah suhu permukaan luar (yang tetap konstan) dan penjumlahan merupakan
seluruh lembaran. Contoh 20.8 menunjukkan bagaimana Persamaan 20.17 hasil dari pertimbangan
dua ketebalan bahan (Serway, 583-585 : 2010).
PENGERTIAN KONVERSI
ENERGI

Pengantar
a. Energi
Energi merupakan sesuatu pengertian yang tidak
mudah didefinisikan dengan singkat dan tepat.
Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan,
tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang
sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang
sering sekali digunakan orang. Kita sering
mendengar istilah krisis energi yang bermakna untuk
menunjukkan krisis bahan bakar (terutama minyak).
Bahan bakar adalah sesuatu yang menyimpan energi,
jika dibakar akan diperoleh energi panas yang
berguna untuk alat pemanas atau untuk
menggerakkan mesin. Energi dalam kehidupan
sehari-hari arti gerak, misal seorang anak banyak
bergerak dan berlari-lari dikatakan penuh dengan
energi. Energi juga dihubungkan dengan kerja.
Seseorang yang mampu bekerja keras dikatakan
mempunyai energi atau tenaga besar. Jadi boleh
dikatakan energi adalah sesuatu kekuatan yang dapat
menghasilkan gerak, tenaga, dan kerja.

b. Konversi Energi
Energi dalam pengetahuan teknologi dan fisika
dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan
kerja. Energi di dalam alam adalah suatu besaran
yang kekal (hukum termodinamika pertama). Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat dikonversikan/berubah dari bentuk
energi yang satu ke bentuk energi yang lain, misalnya
pada kompor di dapur, energi yang tersimpan dalam
minyak tanah diubah menjadi api. Selanjutnya jika
api digunakan untuk memanaskan air dalam panci,
energi berubah bentuk lagi menjadi gerak molekul-
molekul air. Perubahan bentuk energi ini disebut
konversi. Sedangkan perpindahan energi disebabkan
adanya perbedaan temperatur yang disebut kalor.
Energi juga dapat dipindahkan dari suatu sistem ke
sistem yang lain melalui gaya yang mengakibatkan
pergeseran posisi benda. Transfer energi ini adalah
kemampuan suatu sistem untuk menghasilkan suatu
kerja yang pengaruh/berguna bagi kebutuhan
manusia secara positif. Jadi energi adalah suatu
kuantitas yang kekal, dapat berubah bentuk, dan
dapat pindah dari satu sistem ke sistem yang lain,
akan tetapi jumlah keseluruhannya adalah tetap.

c. Sistem Konversi Energi dalam Suatu Sistem


Energi dalam suatu sistem tertentu dapat dirubah
menjadi usaha, artinya kalau energi itu dimasukkan
ke dalam sistem dan dapat mengembang untuk
menghasilkan usaha. Sebagai contoh sistem konversi
energi, apabila bahan bakar bensin (premium) yang
dimasukkan ke dalam silinder mesin konversi energi
jenis motor pembakaran dalam, misalnya sepeda
motor. Energi (C8H18/iso-oktan atau nilai kalor)
yang tersimpan sebagai ikatan atom dalam molekul
bensin/premium dilepas pada waktu terjadi
pembakaran dalam silinder, hasil pembakaran ini
ditransfer menjadi energi panas/kalor. Energi
panas yang dihasilkan ini akan mendorong
torak/piston yang ada dalam silinder, akibatnya
torak/piston akan bergerak. Bergeraknya
torak/piston terjadi transformasi energi, yaitu dari
energi panas menjadi energi kinetik. Selanjutnya
energi kinetik ditransfer menjadi energi mekanik
yang menghasilkan usaha (kerja). Kerja yang
merupakan hasil kemampuan dari sistem yang
berguna bagi kepentingan manusia, yaitu dapat
berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang jauh
jaraknya.

2. Macam-macam Energi
a. Energi Mekanik
Energi yang tersimpan dalam energi kinetik atau
energi potensial dan dapat ditransisi atau transfer
untuk menghasilkan usaha/kerja.
b. Energi Listrik
Energi yang berkaitan dengan akumulasi arus
elektron dan bentuk transisi atau transfernya adalah
aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu.
Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan
elektrostatis dan merupakan energi yang berkaitan
dengan medan listrik akibat terakumulasinya muatan
elektron pada pelat-pelat kapasitor. Energi medan
listrik ekivalen dengan energi medan elektromagnetis
yang sama dengan energi yang berkaitan dengan
medan magnet yang timbul akibat aliran elektron
melalui kumparan induksi.
c. Energi Kimia
Energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron
di mana dua atau lebih atom/molekul berkombinasi
sehingga menghasilkan senyawa kimia yang stabil.
Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk
energi tersimpan. Bila energi dilepas dalam suatu
reaksi maka reaksinya disebut reaksi eksotermis yang
dinyatakan dalam kJ, BTU, atau kkal. Bila dalam
reaksi kimia energinya terserap maka disebut dengan
reaksi endotermis. Sumber energi bahan bakar yang
sangat penting bagi manusia adalah reaksi kimia
eksotermis yang pada umumnya disebut reaksi
pembakaran. Reaksi pembakaran melibatkan
oksidasi dari bahan bakar fosil.
d. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi dalam bentuk energi
tersimpan yang dapat dilepas akibat interaksi
partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini
dilepas sebagai hasil usaha partikel-partikel untuk
memperoleh kondisi yang lebih stabil. Satuan yang
digunakan adalah juta-an elektron reaksi. Reaksi
nuklir dapat terjadi pada peluluhan radioaktif, fisi,
dan fusi.
e. Energi Termal (Panas)
Merupakan bentuk energi dasar di mana dalam
kata lain adalah semua energi yang dapat
dikonversikan secara penuh menjadi energi panas.
Sebaliknya, pengonversian dari energi termal ke
energi lain dibatasi oleh hukum Thermodinamika II.
Bentuk energi transisi dan energi termal
adalah energi panas (kalor), dapat pula dalam bentuk
energi tersimpan sebagai kalor laten atau kalor
sensibel yang berupa entalpi.
Hubungan antara Kesetimbangan
dengan Energi beserta contoh
Aspek penting dalam pembahasan energi
adalah hukum termodinamika. Termodinamika adalah
cabang ilmu yang mempelajari perubahan energi dari
satu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya.Kestimbangan energy pada suatu sistem
didasarkan pada prinsip atau hukum kekekalan energy
yaitu energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kesetimabangan energy akan berkesinambungan dengan
prinsip kesetimbangan massa, sehingga prinsip
perhitungan yang digunakan ketimbangan energy mirip
dengan kesetimbangan massa. Hukum Kesetimbangan
Massa menyatakan laju energi yang masuk ke dalam
sistem dikurangi dengan laju energi yang keluar dari
sistem sama dengan laju energy akumulasinya
E in – Eout= Est
dengan,
E in: Energi yang masuk ke sistem
E out : Energi yang keluar dari sistem
E st : Energi yang terakumulasi dalam sistem

Persamaan umum kesetimbangan energy,


sebagai berikut:
Energi yang masuk = energy yang keluar + akumulasi di dalam sistem
a. Kesetimbangan Energi untuk Sistem Tertutup
Interaksi antara sistem dengan sekeliling yang
menyebabkan perpindahan panas dan perbedaan bentuk
kerja. Dengan persamaan :

dengan,
q : Laju pindah panas (J/s atau watts (W)
Q : Energi termal
c : Kapasitas panas

b. Kesetimbangan Energi untuk Sistem Terbuka


Interaksi antara sistem dengan sekeliling yang
menyebabkan perpindahan massa, energi, dan kerja.
Perpindahan massa bisa membawa energi ke- atau dari
sistem sehingga perlu diperhitungkan adanya perubahan
energy pada sistem akibat aliran massa.
F = PA

dengan,
A : Luas area melintang
P : tekanan fluida (gaya untuk menekan melewati
pembatas sistem)
c. Dalam kondisi steady state dimana tidak terjadi
akumulasi energy di dalam sistem, maka persamaan
kesetimbangan energy adalah:
Energi yang masuk = energy yang keluar

Contoh Hubungan antara Kesetimbangan dan


Energy
Neraca energi adalah cabang keilmuan yang
mempelajari kesetimbangan energi dalam sebuah sistem.
Neraca energi dibuat berdasarkan pada hukum pertama
termodinamika. Hukum pertama ini menyatakan
kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan
atau dibuat, hanya dapat diubah bentuknya. Perumusan
dari neraca energi suatu sistem mirip dengan perumusan
neraca massa. Namun demikian, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu suatu sistem dapat berupa
sistem tertutup namun tidak terisolasi (tidak dapat terjadi
perpindahan massa namun dapat terjadi perpindahan
panas) dan hanya terdapat satu neraca energi untuk
suatu sistem (tidak seperti neraca massa yang
memungkinkan adanya beberapa neraca komponen).
Suatu neraca energi memiliki persamaan:
Energi masuk = Energi keluar + Energi akumulasi

Tidak seperti neraca massa yang memiliki


variabel produksi, neraca energi tidak memiliki variabel
produksi. Hal ini disebabkan energi tidak dapat
diproduksi, hanya dapat diubah bentuknya. Namun
demikian, bila terdapat suatu jenis energi diabaikan,
misalnya bila neraca dibuat dengan hanya
memperhitungkan energi kalor saja, maka persamaan
neraca energi akan menjadi:
Kalor masuk + Kalor produksi = Kalor keluar + Kalor akumulasi

dengan Kalor produksi bernilai negatif jika kalor


dikonsumsi. Neraca energi digunakan secara luas pada
bidang ilmu murni seperti fisika, biologi, kimia dan
geografi.
Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan
gaya-gaya yang bergantung pada posisi atau wujud benda dan
lingkungannya. Banyak sekali contoh energi potensial dalam
kehidupan kita. Karet ketapel yang kita regangkan memiliki
energi potensial. Karet ketapel dapat melontarkan batu karena
adanya energi potensial pada karet yang diregangkan.
Demikian juga busur yang ditarik oleh pemanah dapat
menggerakan anak panah, karena terdapat energi potensial
pada busur yang diregangkan. Contoh lain adaah pegas yang
ditekan atau diregangkan. Energi potensial pada tiga contoh ini
disebut senergi potensial elastik. Energi kimia pada makanan
yang kita makan atau energi kimia pada bahan bakar juga
termasuk energi potensial. Ketika makanan di makan atau
bahan bakar mengalami pembakaran, baru energi kimia yang
terdapat pada makanan atau bahan bakar tersebut dapat
dimanfaatkan. Energi magnet juga termasuk energi potensial.
Ketika kita memegang sesuatu yang terbuat dari besi di dekat
magnet, pada benda tersebut sebenarnya bekerja energi
potensial magnet. Ketika kita melepaskan benda yang kita
pegang (paku, misalnya), dalam waktu singkat paku tersebut
bergerak menuju magnet dan menempel pada magnet. Perlu
dipahami bahwa paku memiliki energi potensial magnet ketika
berada jarak tertentu dari magnet; ketika menempel pada
magnet, energi potensial bernilai nol.

Energi Potensial Gravitasi

Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah energi


potensial gravitasi. Buah mangga yang lezat dan ranum
memiliki energi potensial gravitasi ketika sedang menggelayut
pada tangkainya. Demikian juga ketika anda berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan tanah (misalnya di atap
rumah ;) atau di dalam pesawat). Energi potensial gravitasi
dimiliki benda karena posisi relatifnya terhadap bumi. Setiap
benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat
melakukan kerja apabila benda tersebut bergerak menuju
permukaan bumi (misalnya buah mangga jatuh dari pohon).
Untuk memudahkan pemahamanmu, lakukan percobaan
sederhana berikut ini. Pancangkan sebuah paku di tanah.
Angkatlah sebuah batu yang ukurannya agak besar dan
jatuhkan batu tegak lurus pada paku tersebut. Amati bahwa
paku tersebut terpancang semakin dalam akibat usaha alias
kerja yang dilakukan oleh batu yang anda jatuhkan.

Sekarang mari kita tentukan besar energi potensial gravitasi


sebuah benda di dekat permukaan bumi. Misalnya kita
mengangkat sebuah batu bermassa m. gaya angkat yang kita
berikan pada batu paling tidak sama dengan gaya berat yang
bekerja pada batu tersebut, yakni mg (massa kali percepatan
gravitasi). Untuk mengangkat batu dari permukaan tanah
hingga mencapai ketinggian h, maka kita harus melakukan
usaha yang besarnya sama dengan hasil kali gaya berat batu
(W = mg) dengan ketinggian h. Ingat ya, arah gaya angkat
kita sejajar dengan arah perpindahan batu, yakni ke atas… FA
= gaya angkat

W = FA . s = (m)(-g) (s) = – mg(h2-h1) —– persamaan 1

Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi


menuju ke bawah…
Dengan demikian, energi potensial gravitasi sebuah benda
merupakan hasil kali gaya berat benda (mg) dan ketinggiannya
(h). h = h2 – h1

EP = mgh —— persamaan 2

Berdasarkan persamaan EP di atas, tampak bahwa makin tinggi


(h) benda di atas permukaan tanah, makin besar EP yang
dimiliki benda tersebut. Ingat ya, EP gravitasi bergantung pada
jarak vertikal alias ketinggian benda di atas titik acuan tertentu.
Biasanya kita tetapkan tanah sebagai titik acuan jika benda
mulai bergerak dari permukaan tanah atau gerakan benda
menuju permukaan tanah. Apabila kita memegang sebuah
buku pada ketinggian tertentu di atas meja, kita bisa memilih
meja sebagai titik acuan atau kita juga bisa menentukan
permukaan lantai sebagai titik acuan. Jika kita tetapkan
permukaan meja sebagai titik acuan maka h alias ketinggian
buku kita ukur dari permukaan meja. Apabila kita tetapkan
tanah sebagai titik acuan maka ketinggian buku (h) kita ukur
dari permukaan lantai.

Jika kita gabungkan persamaan 1 dengan persamaan 2 :

Persamaan ini menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh


gaya yang menggerakan benda dari h1 ke h2 (tanpa
percepatan) sama dengan perubahan energi potensial benda
antara h1 dan h2. Setiap bentuk energi potensial memiliki
hubungan dengan suatu gaya tertentu dan dapat dinyatakan
sama dengan EP gravitasi. Secara umum, perubahan EP yang
memiliki hubungan dengan suatu gaya tertentu, sama dengan
usaha yang dilakukan gaya jika benda dipindahkan dari
kedudukan pertama ke kedudukan kedua. Dalam makna yang
lebih sempit, bisa dinyatakan bahwa perubahan EP merupakan
usaha yang diperlukan oleh suatu gaya luar untuk
memindahkan benda antara dua titik, tanpa percepatan.

Contoh soal 1 :

Buah mangga yang ranum dan mengundang selera


menggelayut pada tangkai pohon mangga yang berjarak 10
meter dari permukaan tanah. Jika massa buah mangga
tersebut 0,2 kg, berapakah energi potensialnya ? anggap saja
percepatan gravitasi 10 m/s2.

Panduan jawaban :

EP = mgh

EP = (0,2 kg) (10 m/s2) (10 m)

EP = 20 Kg m2/s2 = 20 N.m = 20 Joule

Contoh soal 2 :

Seekor monyet bermassa 5 kg berayun dari satu dahan ke


dahan lain yang lebih tinggi 2 meter. Berapakah perubahan
energi potensial monyet tersebut ? g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Soal ini sangat gampang… kita tetapkan dahan pertama


sebagai titik acuan, di mana h = 0. Kita hanya perlu
menghitung EP monyet ketika berada pada dahan kedua…

EP = mgh = (5 kg) (10 m/s2) (2 m)

EP = 100 Joule

Dengan demikian, perubahan energi potensial monyet = 100


Joule.

Contoh soal 3 :

Seorang buruh pelabuhan yang tingginya 1,50 meter


mengangkat sekarung beras yang bermassa 50 kg dari
permukaan tanah dan memberikan kepada seorang temannya
yang berdiri di atas kapal. Jika orang tersebut tersebut berada
0,5 meter tepat di atas kepala buruh pelabuhan, hitunglah
energi potensial karung berisi beras relatif terhadap :

a) permukaan tanah

b) kepala buruh pelabuhan

Panduan jawaban :

a). EP karung berisi beras relatif terhadap permukaan tanah

Ketinggian total karung beras dari permukaan tanah = 1,5 m +


0,5 m = 2 meter

Dengan demikian,
EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (2 m)

EP = 1000 Joule

b). EP karung berisi beras relatif terhadap kepala buruh


pelabuhan

Kedudukan karung beras diukur dari kepala buruh pelabuhan


adalah 0,5 meter.

EP = mgh = (50 kg) (10 m/s2) (0,5 m)

EP = 250 Joule

Energi Potensial Elastis

Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, selain


energi potensial gravitasi terdapat juga energi potensial elastis.
EP elestis berhubungan dengan benda-benda yang elastis,
misalnya pegas. Mari kita bayangkan sebuah pegas yang
ditekan dengan tangan. Apabila kita melepaskan tekanan pada
pegas, maka pegas tersebut melakukan usaha pada tangan
kita. Efek yang dirasakan adalah tangan kita terasa seperti di
dorong. Apabila kita menempelkan sebuah benda pada ujung
pegas, kemudian pegas tersebut kita tekan, maka setelah
dilepaskan benda yang berada di ujung pegas pasti
terlempar…. perhatikan gambar di bawah. Jika dirimu
mempunyai koleksi pegas, baik di rumah maupun di sekolah,
silahkan melakukan percobaan ini untuk membuktikannya….

Ketika berada dalam keadaan diam, setiap pegas memiliki


panjang alami, seperti ditunjukkan gambar a (lihat gambar di
bawah). Jika pegas di tekan sejauh x dari panjang alami,
diperlukan gaya sebesar FT (gaya tekan) yang nilainya
berbanding lurus dengan x, yakni :

FT = kx

k adalah konstanta pegas (ukuran kelenturan/elastisitas pegas)


dan besarnya tetap. Ketika ditekan, pegas memberikan gaya
reaksi, yang besarnya sama dengan gaya tekan tetapi arahnya
berlawanan. gaya reaksi pegas tersebut dikenal sebagai gaya
pemulih. Besarnya gaya pemulih adalah :

FP = -kx

Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih


berlawanan arah dengan gaya tekan. Ini adalah persamaan
hukum Hooke. Persamaan ini berlaku apabila pegas tidak
ditekan sampai melewati batas elastisitasnya (x tidak sangat
besar).

Untuk menghitung Energi Potensial pegas yang ditekan atau


diregangkan, terlebih dahulu kita hitung gaya usaha yang
diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Kita tidak
bisa menggunakan persamaan W = F s = F x, karena gaya
tekan atau gaya regang yang kita berikan pada pegas selalu
berubah-ubah selama pegas ditekan. Ketika menekan pegas
misalnya, semakin besar x, gaya tekan kita juga semakin besar.
Beda dengan gaya angkat yang besarnya tetap ketika kita
mengangkat batu. Lalu bagaimana cara mengakalinya ?
Kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya tekan atau gaya
regang selalu berubah, dari F = 0 ketika x = 0 sampai F = kx
(ketika pegas tertekan atau teregang sejauh x). Besar gaya
rata-rata adalah :

x merupakan jarak total pegas yang teregang atau pegas yang


tertekan (bandingkan dengan gambar di atas).

Usaha yang dilakukan adalah :

Nah, akhirnya kita menemukan persamaan Energi Potensial


elastis (EP Pegas)….

Catatan :

Tidak ada rumus umum untuk Energi Potensial. Berbeda


dengan energi kinetik yang memiliki satu rumus umum, EK =
½ mv2, bentuk persamaan EP bergantung gaya yang
melakukan usaha… kalo bingung berlanjut, silahkan pelajari
kembali ya…. sampai teler :)

Sekarang, mari kita pelajari pokok bahasan Energi Kinetik….

Istirahat dulu, masa ga teller dari tadi pelototin terus ne tulisan


:D pisss……

Energi Kinetik

Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Ketapel yang


ditarik lalu dilepaskan sehingga batu yang berada di dalam
ketapel meluncur dengan kecepatan tertentu. Batu yang
bergerak tersebut memiliki energi. Jika diarahkan pada ayam
tetangga maka kemungkinan besar ayam tersebut lemas tak
berdaya akibat dihajar batu. Pada contoh ini batu melakukan
kerja pada ayam ;) Kendaraan beroda yang bergerak dengan
laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika
dua buah kendaraan yang sedang bergerak saling bertabrakan,
maka bisa dipastikan kendaraan akan digiring ke bengkel untuk
diperbaiki. Kerusakan akibat tabrakan terjadi karena kedua
mobil yang pada mulanya bergerak melakukan usaha / kerja
satu terhadap lainnya. Ketika tukang bangunan memukul paku
menggunakan martil, martil yang digerakan tukang bangunan
melakukan kerja pada paku.

Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain


dan memindahkannya sejauh jarak tertentu. Benda yang
bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja,
karenanya dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda
yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. ketika benda
bergerak, benda pasti memiliki kecepatan. Dengan demikian,
kita dapat menyimpulkan bahwa energi kinetik merupakan
energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya.

Sekarang mari kita turunkan persamaan Energi Kinetik.

Untuk menurunkan persamaan energi kinetik, bayangkanlah


sebuah benda bermassa m sedang bergerak pada lintasan
lurus dengan laju awal vo.

Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju


v maka pada benda tersebut harus diberikan gaya total yang
konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh s. Untuk
itu dilakukan usaha alias kerja pada benda tersebut sebesar W
= F s. Besar gaya F = m a.

Karena benda memiliki laju awal vo, laju akhir vt dan bergerak
sejauh s, maka untuk menghitung nilai percepatan a, kita
menggunakan persamaan vt2 = vo2 + 2as.

Kita subtitusikan nilai percepatan a ke dalam persamaan gaya F


= m a, untuk menentukan besar usaha :

Persamaan ini menjelaskan usaha total yang dikerjakan pada


benda. Karena W = EK maka kita dapat menyimpulkan bahwa
besar energi kinetik translasi pada benda tersebut adalah :

W = EK = ½ mv2 —– persamaan 2

Persamaan 1 di atas dapat kita tulis kembali menjadi :

Persamaan 3 menyatakan bahwa usaha total yang bekerja


pada sebuah benda sama dengan perubahan energi kinetiknya.
Pernyataan ini merupakan prinsip usaha-energi. Prinsip usaha-
energi berlaku jika W adalah usaha total yang dilakukan oleh
setiap gaya yang bekerja pada benda. Jika usaha positif (W)
bekerja pada suatu benda, maka energi kinetiknya bertambah
sesuai dengan besar usaha positif tersebut (W). Jika usaha (W)
yang dilakukan pada benda bernilai negatif, maka energi
kinetik benda tersebut berkurang sebesar W. Dapat dikatakan
bahwa gaya total yang diberikan pada benda di mana arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya total
tersebut mengurangi laju dan energi kinetik benda. Jika besar
usaha total yang dilakukan pada benda adalah nol, maka besar
energi kinetik benda tetap (laju benda konstan).

Contoh soal 1 :

Sebuah bola sepak bermassa 150 gram ditendang oleh Ronaldo


dan bola tersebut bergerak lurus menuju gawang dengan laju
30 m/s. Hitunglah :

a) energi kinetik bola tersebut

b) berapa usaha yang dilakukan Ronaldo pada bola untuk


mencapai laju ini, jika bola mulai bergerak dari keadaan diam ?

panduan jawaban :

a) Energi Kinetik bola

EK= ½ mv2 = ½ (0,15 kg) (30 m/s2)2 = 67,5 Joule

b) Usaha total

W = EK2 – EK1

EK2 = 67,5 Joule

EK1 = ½ mv2 = ½ m (0) = 0 — laju awal bola (vo) = 0

Dengan demikian, usaha total :


W = 67,5 Joule – 0 = 67,5 Joule

Contoh soal 2 :

Berapa usaha yang diperlukan untuk mempercepat gerak


sepeda motor bermassa 200 kg dari 5 m/s sampai 20 m/s ?

Panduan jawaban :

Pertanyaan soal di atas adalah berapa usaha total yang


diperlukan untuk mempercepat gerak motor.

W = EK2 – EK1

Sekarang kita hitung terlebih dahulu EK1 dan EK2

EK1 = ½ mv12 = ½ (200 kg) (5 m/s)2 = 2500 J

EK2 = ½ mv22 = ½ (200 kg) (20 m/s)2 = 40.000 J

Energi total :

W = 40.000 J – 2.500 J

W = 37.500 J
Energi dalam (E) adalah total energi yang dikandung
dalam sebuah sistem dengan mengecualikan energi
kinetik (Ek) pergerakan sistem sebagai satu kesatuan
dan energi potensial (Ep) sistem akibat gaya-gaya dari
luar. Oleh karena itu energi dalam bisa dirumuskan
dengan persamaan E = Ek + Ep. Namun karena besar
energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem
tidak dapat diukur, maka besar energi dalam sebuah
sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan
adalah besar perubahan energi dalam suatu sistem.
Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan
mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul bila
suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi
dalam dirumuskan dengan persamaan E = q - w.
Jika sistem menyerap kalor, maka q bernilai positif. Jika
sistem mengeluarkan kalor, maka q bernilai negatif.
Jika sistem melakukan kerja, maka w pada rumus
tersebut bernilai positif. Jika sistem dikenai kerja oleh
lingungan, maka w bernilai negatif.
Jadi bila suatu sistem menyerap kalor dari lingkungan
sebesar 10 kJ, dan sistem tersebut juga melakukan kerja
sebesar 6 kJ, maka perubahan energi dalam-nya akan
sebesar 4 kJ.
Perubahan energi dalam bernilai 0 jika jumlah kalor yang
masuk sama besar dengan jumlah kerja yang dilakukan,
dan jika kalor yang dikeluarkan sama besar dengan kerja
yang dikenakan pada sistem. Artinya, tidak ada
perubahan energi dalam yang terjadi pada sistem
Konsep Dasar Termodinamika
Secara bahasa, kita dapat membagi kata
termodinamika (Thermodynamics) ke dalam 2 kata,
yaitu thermo- dan dynamic. Jika kita merujuk pada
Cambridge School Dictionary, thermo berarti sesuatu
yang berkaitan dengan panas atau temperatur (relating to
heat or temperature), dan dynamic salah satu artinya
(yang sekiranya mendekati konsep termodinamika yang
akan kita bahas) adalah berubah atau bergerak secara
berkelanjutan (continously changing or moving). Melihat
dari sumber yang sama, termodinamika
(thermodynamics) diartikan sebagai bagian dari disiplin
ilmu fisika yang membahas tantang hubungan antara
panas dan jenis energi lainnya.
Dalam pembahasan tentang termodinamika, kita
perlu mengetahui beberapa konsep konsep dasar yang
berkaitan dengan termodinamika, konsep-konsep yang
akan kita bahas kali ini adalah konsep sistem, lingkungan,
semesta, keadaan, proses, kesetimbangan, serta
temperatur.
· Sistem adalah suatu kuantitaas yang dipilih untuk di
analisis, kerja atau kalor dapat berpindah dari atau
menuju sistem (tapi tidak berlaku untuk semua sistem,
selanjutnya akan kita ketahui jenis sistem yang tidak
memungkinkan/ kemungkinannya kecil perpindahan kalor
atau kerja ). Sistem dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
o Sistem terbuka: memungkinkan terjadinya pertukaran
massa atau kalor. Contohnya adalah air dalam gelas
yang terbuka.
o Sistem tertutup: tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran massa, namun memungkinkan terjadinya
pertukaran kalor. Contohnya air dalam gelas yang ditutup
rapat.
o Sistem terisolasi: tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran massa maupun kalor. Contohnya pada air di
dalam termos.
· Lingkungan merupakan daerah yang berada diluar
sistem.
· Semesta merupakan gabungan antara sistem dan
lingkungan.
· Keadaan (state) merupakan nilai-nilai terukur pada suatu
kondisi.
· Proses adalah aktifitas perubahan
suatu state menuju state lainnya. Ada empat jenis proses
termodinamika yang biasanya terjadi, yaitu:
o Proses isokhorik (volume konstan), pada kondisi ini W =
0, sehingga ∆U = Q
o Proses isobarik (tekanan konstan), pada kondisi ini, W = P
. ∆V
o Proses isotermik (suhu konstan), pada kondisi ini, ∆U = 0
o Proses adiabatik (tidak ada penambahkurangan kalor),
pada kondisi ini, Q = 0
· Kesetimbangan (equilibrium) adalah kondisi dimana
keadaan (state ) tidak berubah atau tetap.
· Temperatur adalah suatu properti yang menunjukkan
apakah suatu objek berada dalam kesetimbangan termal
atau tidak dengan objek lain.

Hukum ke Nol
Hukum ke nol termodinamika atau dikenal dengan Hukum
Keseitmbangan Kalor menyebutkan apabila dua benda
dalam keadaan kesetimbangan termal dengan benda
ketiga, maka kedua benda tersebut juga dalam keadaan
kesetimbangan termal walaupun tidak saling
bersentuhan. Artinya, selama terjadi kesetimbangan
kalor, maka tidak akan terjadi pemindahan kalor dari satu
objek ke objek lain.
Hukum Pertama Termodinamika
Sebelumnya perlu diketahui satu konsep lagi, yaitu
tentang energi internal. Energi internal adalah energi yang
berhubungan dengan gerak acak dan tidak teratur dari
atom atau molekul dalm suatu sistem. Hukum pertama
termodinamika mengatakan bahwa perubahan energi
dalam (∆U) suatu sistem adalah sama dengan kalor yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi kerja yang
dilakukan oleh sistem, atau dapat ditulis dalam
persamaan:

∆U = Q – W dengan ∆U :
energi dalam
Q :
kalor
W :
kerja
Jika dalam kasus yang terjadi adalah sistem melepas
kalor, maka Q bernilai negatif. Begitu juaga jika sistem
dikenai kerja, maka W diberi tanda negatif. Seperti yang
telah disinggung sebelumnya, pada sistem terisolasi,
harga Q dan W adalah 0 (nol). Dari hukum pertama
termodinamika kita membuktikan bahwa energi suatu
sistem tidak hilang atau tercipta dengan sendirinya,
karena itu hukum pertama ini juga dikenal sebagai hukum
kekekalan energi.
Contoh Soal:
A gas is compressed at a constant pressure of 0.800 atm
from 9.00 L to 2.00 L. In the process, 400 J of energy
leaves the gas by heat. (a) What is the work done on the
gas? (b) What is the change in its internal energy? (R.
A.Serway, dan John J. J., Physics for Scientists and
Engineers 6th edition, hal 634)
Jawaban:
Diketahui: P = 0.800 atm = 8.104 . 104 Pa L0 =
-3 3
9.00 L = 9 . 10 m
Qlepas = 400 J L’ = 2.00 L = 2
-3 3
. 10 m

Jawab: a) Wisobarik = - P ∆V
= - {8.104 . 104. (2.00 –
9.00)}
= 5.6728 . 102 J
b) ∆U = Q – W
= (- 400) – (-5.6728 . 102)
= 167,28 J
Termodinamika adalah disiplin logis yang mengatur
informasi yang diperoleh dari uji coba yang dilakukan
pada sistem dan memungkinkan kita untuk menarik
kesimpulan, tanpa eksperimen lebih lanjut, tentang sifat-
sifat lain dari sistem. Hal ini memungkinkan kita untuk
memprediksi apakah reaksi akan dilanjutkan dan apa hasil
yang maksimal mungkin.
Termodinamika adalah ilmu makroskopik yang
berhubungan dengan sifat-sifat seperti tekanan, suhu,
dan volume. Tidak seperti mekanika kuantum,
termodinamika tidak didasarkan pada model tertentu, dan
oleh karena itu tidak terpengaruh oleh konsep-konsep kita
mengubah atom dan molekul.
Dengan cara yang sama, persamaan yang berasal dari
termodinamika tidak memberikan kita dengan interpretasi
molekul fenomena yang kompleks. Selain itu,
termodinamika memberitahu kita apa-apa tentang tingkat
proses kecuali kemungkinan nya.
Aplikasi termodinamika didasarkan pada tiga undang-
undang dasar yang berhubungan dengan energi dan
entropi perubahan. Hukum termodinamika tidak dapat
diturunkan; validitas mereka didasarkan pada kenyataan
bahwa mereka memprediksi perubahan yang konsisten
dengan pengamatan eksperimental.
Hukum pertama termodinamika didasarkan pada hukum
kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan atau dihancurkan; Oleh karena itu, total
energi alam semesta adalah konstan.
Lebih mudah bagi para ilmuwan untuk membagi alam
semesta menjadi dua bagian: sistem (bagian dari alam
semesta yang berada di bawah contoh studi-untuk, gelas
larutan) dan lingkungan (sisa alam semesta).
Untuk setiap proses, kemudian, perubahan energi alam
semesta adalah nol. Kimiawan biasanya hanya tertarik
pada apa yang terjadi pada sistem. Akibatnya, untuk
suatu proses hukum pertama dapat dinyatakan sebagai

Pengertian Energi Termodinamika

Δ U = q + w (1)
di mana Δ U adalah perubahan energi internal sistem, q
adalah pertukaran panas antara sistem dan lingkungan,
dan w adalah kerja yang dilakukan oleh sistem atau
dilakukan pada sistem dengan lingkungan. Hukum
pertama berguna dalam mempelajari energi dari proses
fisik, seperti peleburan atau didih zat, dan reaksi-kimia
untuk contoh, pembakaran. Perubahan panas yang terjadi
sebagai bagian dari proses diukur dengan kalorimeter.
Untuk proses volume konstan, perubahan panas
disamakan dengan perubahan energi internal Δ U sistem;
untuk proses konstan tekanan, yang lebih umum,
perubahan panas disamakan dengan perubahan dalam H
entalpi Δ sistem. Entalpi H adalah fungsi termodinamika
terkait erat dengan energi internal dari sistem, dan
didefinisikan sebagai

H = U + PV (2)
di mana P dan V adalah tekanan dan volume sistem,
masing-masing.
Hukum pertama termodinamika hanya berurusan dengan
perubahan energi dan tidak dapat memprediksi arah
proses. Ini meminta, misalnya: Berdasarkan himpunan
kondisi tekanan, suhu, dan konsentrasi, akan reaksi
tertentu terjadi? Untuk menjawab pertanyaan yang kita
butuhkan fungsi termodinamika baru yang disebut entropi
S. Untuk menentukan entropi, kita perlu menggunakan
konsep mekanika kuantum. Entropi sistem adalah terkait
dengan distribusi energi antara tingkat energi molekul
yang tersedia pada suhu tertentu. Semakin besar jumlah
tingkat energi yang memiliki pekerjaan yang signifikan,
semakin besar entropi.[
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa entropi
alam semesta meningkat dalam proses spontan dan tidak
berubah dalam proses keseimbangan. Pernyataan
matematis dari hukum kedua termodinamika diberikan
oleh
Δ S univ = Δ S sys + Δ S surr ≥ 0 (3)
dimana subskrip menunjukkan alam semesta, sistem, dan
lingkungan masing-masing. Lebih besar dari porsi “lebih
besar dari atau sama dengan” tanda sesuai dengan
proses spontan, dan bagian yang sama sesuai dengan
sistem pada kesetimbangan. Karena proses di dunia nyata
yang spontan, entropi alam semesta karena itu terus
meningkat dengan waktu.
Seperti tidak terjadi dengan energi dan entalpi, adalah
mungkin untuk menentukan nilai absolut entropi dari
suatu sistem. Untuk mengukur entropi zat pada suhu
kamar, maka perlu menambah entropi dari nol mutlak
hingga 25 ° C (77 ° F). Namun, nol mutlak tidak bisa
dicapai dalam praktek. Dilema ini diatasi dengan
menerapkan hukum ketiga termodinamika, yang
menyatakan bahwa entropi dari, bahan kristal yang
sempurna murni adalah nol pada suhu nol mutlak.
Kenaikan entropi dari suhu dicapai terendah ke atas
kemudian dapat ditentukan dari pengukuran kapasitas
panas dan perubahan entalpi karena fase transisi.
Karena tidak nyaman untuk menggunakan perubahan
entropi alam semesta untuk menentukan arah reaksi,
fungsi termodinamika tambahan, yang disebut energi
bebas Gibbs (G), diperkenalkan untuk membantu
kimiawan untuk fokus hanya pada sistem. The energi
bebas Gibbs dari suatu sistem didefinisikan sebagai G = H
– TS, di mana T adalah temperatur absolut. Pada suhu
dan tekanan konstan, Δ G adalah negatif untuk proses
spontan, adalah positif untuk proses yang tidak
menguntungkan, dan sama dengan nol untuk sistem pada
kesetimbangan. Perubahan energi bebas Gibbs dapat
berhubungan dengan perubahan entalpi dan entropi
reaksi, dan juga untuk konstanta kesetimbangan reaksi,
menurut persamaan Δ G ° = – RT ln K, di mana Δ G °
adalah perubahan energi bebas Gibbs dalam kondisi
standar negara (1 bar), R adalah konstanta gas, dan K
adalah konstanta kesetimbangan.
Banyak reaksi kimia dapat diklasifikasikan sebagai kinetis
dikendalikan atau dikontrol termodinamika. Dalam proses
kinetik menguasai produk termodinamika lebih stabil
daripada reaktan, maka reaksi yang menguntungkan.
Namun, laju reaksi sering sangat lambat karena
hambatan energi aktivasi yang tinggi. Konversi bentuk
allotropic kurang stabil karbon, berlian, dengan grafit
lebih stabil adalah contoh: Proses dapat mengambil
jutaan tahun untuk menyelesaikannya. Dalam reaksi
termodinamika dikontrol reaktan mungkin memiliki
sejumlah kinetik diakses rute untuk mengikuti untuk
membentuk produk yang berbeda, tapi apa yang akhirnya
membentuk diatur oleh stabilitas termodinamika relatif.
Dalam lipat protein, misalnya, protein terdenaturasi
mungkin memiliki banyak kemungkinan konformasi
menengah; Namun, konformasi akhirnya mengasumsikan,
yang sesuai dengan protein fisiologis berfungsi, adalah
negara yang paling stabil secara termodinamika.
Entalpi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Termodinamika

Mesin panas klasik Carnot

Cabang[tampilkan]

Hukum[tampilkan]

Sistem[tampilkan]

Properti sistem[tampilkan]

Persamaan[tampilkan]

Potensial[tampilkan]

Ilmuwan[tampilkan]

 L

 B

 S
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari suatu sistem
termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu dari lima potensial
termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya(merupakan besaran ekstensif.
Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya
perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk
mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita
dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untukeksoterm.
Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem
ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.[1] Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas
eksternal.
Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada temperatur
dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat menyederhanakan
perhitungan entalpi.

Definisi formal[sunting | sunting sumber]


Entalpi dari suatu sistem homogen didefinisikan sebagai:[2][3]

di mana:

 H = entalpi sistem (joule)


 U = energi dalam (joule)
 P = tekanan dari sistem (Pa)

 V = volume sistem ( )
Entalpi adalah properti ekstensif yang berarti untuk sistem homogen, besarnya berbanding
lurus dengan ukuran sistem. Terkadang digunakan juga entalpi
spesifik h =H/mdengan m adalah massa sistem, atau entalpi molar Hm = H/n,
dengan n adalah jumlah mol (h dan Hm adalah properti intensif. Untuk sistem tak homogen,
entalpi adalah jumlahan entalpi dari beberapa subsistem

dengan k merujuk pada beberapa subsistem. Pada kasus untuk nilai p, T, dan komposisi
yang berbeda-beda maka jumlah menjadi integral:

dengan ρ adalah densitas.


Entalpi H(S,p) dari suatu sistem homogen dapat diturunkan sebagai fungsi
karakteristik S dan tekanan p sebagai berikut: kita mulai dari hukum pertama
termodinamika untuk sistem tertutup

Disini, δQ adalah sejumlah kecil panas yang ditambahkan dalam sistem dan
δW adalah sejumlah kerja yang dilakukan sistem. Untuk sistem homohen hanya
proses reversibel yang dapat berlangsung sehingga hukum kedua
termodinamika menyatakan δQ = TdS dengan T adalah temperatur
absolut sistem. Jika hanya kerja PV yang ada, δW = pdV. Sehingga

Menambahkan d(pV) di kedua sisi sehingga menjadi


atau

Maka

Anda mungkin juga menyukai