Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii


Daftar Isi ................................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Definisi Komunikasi Sosial ............................................................................. 1
1.2 Fungsi Komunikasi Sosial................................................................................ 1
BAB II KOMUNIKASI BUDAYA ....................................................................... 9
2.1 Pengertian Komunikasi Anatar Budaya .......................................................... 9
2.2 Hakikat komunikasi antar budaya ..................................................................
10
2.3 Prinsip – prinsip komunikasi Antar Budaya ...................................................
13
BAB III Komunikasi Keyakinan ...........................................................................
14
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................
17
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................
17
4.2 Saran ................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
18

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya kami dapat
menyelesaikan tugas matakuliah Komunikasi Keperawatan dengan baik. Kami
menulis makalah ini untuk mengerjakan tugas mata kuliah. Kami menyusun
makalah ini dengan sedemikian rupa agar pembaca dapat memahami materi yang
kami sajikan.
Materi yang kami dapatkan adalah tentang “Faktor-faktor yang
mempengaruhi Komunikasi”. Dalam makalah ini telah dijelaskan tentang hal-hal
yang mencangkup tentang Faktor-faktor tersebut.
Kami menyadari bahwa,didalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Maka kami akan menerima kritik dan saran untuk perbaikkan makalah
Kami nanti. Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 13 September 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
1.3 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 3
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................................ 3
1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 3
1.3 Metode Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
a. Kredibilitas pemberi pesan .................................................................... 4
b. Isi pesan ................................................................................................. 4
c. Kesesuaian dengan isi pesan ................................................................. 9
d. Kejelasan pesan ..................................................................................... 9
e. Kesinambungan dan konsistensi ........................................................... 9
f. Saluran ................................................................................................. 13
g. Kapabilitas sasaran .............................................................................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 14
3.2 Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai faktor
pendukung maupun penghambat terjadinya komunikasi yang efektif, tidak
lepas dari unsur – unsur yang terdapat dalam proses komunikasi itu sendiri.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi dilihat dari elemen atau
unsur komunikasi itu sendiri, baik faktor prnunjang maupun faktor
penghambat yang pada akhirnya juga di sampaikan tentang solusinya secara
umum dengan tetap berorientasi pada peran perawat dalam melaksanakan
tidnakan keperawatan

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memahami dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi komunikasi
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas mata Kuliah Komunikasi Keperawatan
b. Agar mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dengan baik

1.3 Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengambil bahan dari berbagai
sumber terutama melalui internet dan sumber suatu kesimpulan yang
berdasarkan dari diskusi kelompok.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Presepsi, nilai, latar belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi


interaksi mempengaruhi isi pesan dan cara bagaimana pesan itu di sampaikan.
Komunikasi interpersonal di buat dengan lembih kompleks karena setiap
orang di pengaruhi secara berbeda oleh variable interpersonal. Variable
interpersonal membuat setiap orang komunikasi interpersonal menjadi unik.
Setiap orang membuat asosiasi berbeda dan menginterprestasikan pesan secara
berbeda. Pemahaman faktor ini membantu seorang perawat untuk mengetahui
alasan klien kesulitan berkomunikasi dan strategi yang di butuhkan untuk
membantu klien. Di bawah ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi
komunikasi :

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi. :


a. Kredibilitas Pemberian Pesan.
Kredibilitas sangat penting untuk menentukan berhasilan tidaknya suatu
pesan yang di sampaikan, penilaian tersebut tergantung kepada persepsi
komunikan terhadap komunikatornya. Namun pihak komunikator pun
tentu akan berusaha agar dirinya dinilai baik sehingga komunikasi akan
dapat mempercayainya. komunikator harus terus melatih diri untuk
berbicara kepada komunikan sehingga jika sering melakukannya akan
tibul kepercayaan diri pada diri komunikator. Atau pengertian Kredibilitas
komunikator adalah tingkat kepercayaan seseorang kepada seorang
pembicara. Jika kredibilitas komunikator buruk berarti segara omongan
yang keluar dari mulutnya tidak dapat di percaya dan cenderung asal
bicara saja. Perlu di ketahui bahwa tingkat kredibilitas suatu pesan atau
informasi cenderung akan meningkat jika di sampaikan oleh komunikator
yang ahli, dapat di percaya dan menarik.

b. Isi Pesan
Massage (pesan) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan
oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan komunikasi dapat mempunyai
banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah

5
satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita
menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan dan tertulis), ini
bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara
nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti
juga cara kita bderjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala,
menyisir rambut, duduk, dan tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita
ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

Adapun pesan itu menurut Onong Effendy, menyatakan


bahwa pesan adalah: “suatu komponen dalam proses
komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan
seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-
lambang lainnya disampaikan kepada orang lain”. (Effendy,
1989:224)

Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu


adalah “produk fiktif yang nyata yang di hasilkan oleh
sumber–encoder”. (Siahaan,1991:62). Kalau berbicara maka
“pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka “tulisan
surat” itulah yang dinamakan pesan.

Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode


pesan, isi pesan dan wujud pesan.

1. Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun


sedemikian rupa sehingga bermakna bagi orang lain.
Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup
unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun
sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
2. Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih
yang ditentukan oleh komunikator untuk
mengomunikasikan maksudnya.
3. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti
pesan itu sendiri, komunikator memberi wujud nyata agar
komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya.
(Siahaan,1991:62).

6
Selain hal tersebut di atas, pesan juga dapat dilihat dari segi
bentuknya. Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab
terdapat tiga bentuk pesan yaitu:

1. Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data
kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan
keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif
tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
2. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa
yang kita sampaikan akan memberikan sikap
berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri.
Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan
akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
3. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari
penyampaian secara inti adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan
ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-
perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja
& Wahab,1987:61)

Terhadap suatu pesan yang dikomunikasikan ingin


mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang timbul
pada komunikan. Maka tidaklah mengherankan apabila
dalam setiap melaksanakan penyampaian pesan tidak
terlepas dari keinginan untuk menjadikan pesan itu diterima
oleh komunikan. Tetapi untuk menjadikan pesan itu dapat di
terima maka harus memperhatikan berbagai macam kondisi cara
penyampaian dan memenuhi syarat dari suatu pesan. Wilbur
Schramm menampilkan apa yang disebut “The Condition Of
Succes In Communication” yakni kondisi yang harus dipenuhi

7
jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan
tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:

a) Pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga


dapat menarik perhatian komunikan.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju
kepada pengalaman yang sama antara komunikator
dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk
memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada
saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan
yang dikehendaki. (Effendy, 1993:41)

Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat


antara komunikator dan komunikan, pesan harus
disampaikan sebaik mungkin. Sedikitnya ada sembilan
pesan menurut S.M Siahaan dalam bukunya “Komunikasi
Pemahaman dan Penerapan” yaitu :

1) Pesan harus cukup jelas (Clear), bahasa yang


mudah dipahami, tidak berbelit-belit, tanpa denotasi
yang menyimpang dan tuntas.
2) Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji
(Corect), berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan
tidak diragukan.
3) Pesan itu diringkas (Concise) dan padat serta
disusun dengan kalimat pendek (to the point ) tanpa
mengurangi arti yang sesungguhnya.

8
4) Pesan itu mencakup keseluruhan (Comprehensif),
ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang
penting dan yang patut diketahui komunikan.
5) Pesan itu nyata (concret) dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta
yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
6) Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara
sistematis.
a) Pesan itu menarik dan meyakinkan (Convincing)
menarik karena bertautan dengan dirinya
sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
b) Pesan itu disampaikan dengan sopan (Courtesy)
harus diperhitungkan kadar kebiasaan,
kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai
komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali
bagaimana orang bisa terbuka.
c) Nilai pesan itu sangat mantap (Concisten)
artinya tidak mengandung pertentangan antara
bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat
penting untuk meyakinkan komunikan akan
kebenaran pesan yang disampaikan. (Siahaan,
1991:63)

Sedangkan menurut A.W. Widjaja dalam buku “Ilmu Komunikasi


Pengantar Studi” menyatakan pesan yang disamapaikan
harus tepat, ibarat membidik dan menembak maka peluru
yang keluarlah harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh sasaran,


bukan soal- soal yang dipahami oleh seseorang atau
kelompok tertentu.
2. Jelas dan gamlang
Pesan itu harus jelas tidak samar-samar jika
menggunakan perumpamaan hendaknya yang senyata
mungkin.

9
3. Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindari menggunakan istilah-istilah
yang tidak di pahami oleh audience atau khalayak
gunakanlah bahasa yang sesuai dengan komunikan.
Hati-hati dalam menggunakan bahasa istilah daerah
karena akan memberikan penafsiran yang berbeda
diantara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
4. Positif
Setiap pesan agar diusahakan atau diutamakan
dalam bentuk positif dengan mengemukakan pesan
itu diupayakan agar lebih mendapatkan simpati.
5. Seimbang
Pesan yang disampaikan hendaknya wajar sebab jika
tidak wajar akan cenderung ditolak, sebaliknya pesan
itu harus seimbang, selaras dan serasi.
6. Kondisi
Penyesuaian dengan keinginan komunikan dan orang-
orang yang menjadi sasaran komunikasi selalu
mempunyai keinginan tertentu oleh sebab itu perlu
mengetahui keadaan, waktu dan tempat dalam
penyampaian. (Widjaja, 1987 : 32)

c. Kesesuaian dengan isi pesan


Keseuaian dengan isi pesan sama halnya dengan kesesuaian dengan
kepentingan sasaran (sesuai konteks atau realita) terdapat dan beberapa
pesan yang di sampaikan harus berhubungan dengan kepentingan
sasarannya.
d. Kejelasan Pesan
Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator
sangat penting. Untuk menghindari kesalahpahaman komunikan dalam
dalam menangkap isi pesan/ informasi yang disampaikan komunikator.
Kejelasan disini mencakup kejelasan isi pesan, kejelasan tujuan hyang
akan diccapai, kejelasan kata-kata (verbal) yang digunakan, dan kejelasan
bahasa tubuh (non verbal) yang digunakan.

10
Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi.
Kejelasan itu meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak
dicapai, dan kejelasan kata kata yang dipergunakan dalam komunikasi.
Ketidakjelasan suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan
interpretasi yang diberikan komunikan akan berbeda dengan yang
dikehendaki oleh komunikator.

e. Kesinambungan dan konsistensi


Kesinambungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesinambungan
adalah nomina (kata benda) perihal (yang bersifat) sinambung; kelanjutan;
kontinuitas (KBBI). Sedankan menurut Thesaurus, kesinambungan yaitu
kelangsungan, kontinuitas, perturutan; kelanjutan (Thesaurus)
Konsistensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsistensi
merupakan ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak) (KBBI).
Konsistensi adalah fokus pada suatu bidang yang mana kita tidak akan
berpindah menuju bidang lain sebelum pondasi bidang pertama benar-
benar kuat (Reza M Syarif, 2005).
Dalam salah satu teori Konsistensi, Salah satu karya terbesar yang
berhubungan dengan sikap, perubahan sikap, dan kepercayaan berada di
bawah cakupan teori konsistensi. Semua teori konsistensi dimulai dengan
dasar pikiran yang sama, yaitu orang lebih nyaman dengan konsistensi
daripada inkonsistensi. Sementara itu, konsistensi adalah prinsip aturan
utama dalam proses kognitif dan perubahan sikap yang dapat di hasilkan
dari informasi yang mengacaukan keseimbangan ini. Walaupun kosa kata
dan konsep dari teori ini berbeda, asumsi dasar dari konsistensi adalah
menghadirkan mereka semua dalam bahasa sibernetika, manusia mencari
homeostasis atau keseimbangan dan system kognitif adalah sebuah alat
utama yang dapat di gunakan untuk mencapai keseimbangan.
Dalam penulisan kali ini penulis akan memaparkan dua teori
konsistensi kognitif, pertama teori disonansi kognitif (cognitive
dissonance) karya Leon Festinger, teori ini dipillih karena merupakan teori
klasik dan masih besar pengaruhnya pada bidang komunikasi. Kedua,
karya yang paling terkini dalam bidang omunikasi adalah teori
penggabungan problematis oleh Austin Babrow.

11
1. Teori Disonansi Kognitif
Teori disonansi kognitif karya Leon Festinger ini merupakan
salahsatu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi
sosial. Teori ini dimulai dengan gagasan bahwa pelaku
komunikasi memiliki beragam elemen kognitif seperti sikap,
persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut
tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan antara satu
sama lainnya dalam sebuah system serta setiap elemen dari
system tersebut akan memiliki satu dati tiga macam hubungan
dengan setiap elemen dari system lainnya. Jenis hubungan yang
pertama adalah kosong atau tidak berhubungan, jenis yang
kedua adalah cocok atau sesuai dan jenis hubungan yang ketiga
adalah tidak cocok atau disonansi.
Ada dua dasar pemikiran yang menolak teori disonansi,
pemikiran pertama adalah disonansi menghasilkan ketegangan
atau tekanan yang menciptakan keharusan untuk berubah.
Dasar pemikiran yang kedua secara alami mengikuti pemikiran
yang pertama, dimana ketika disonansi hadir, individu bukan
hanya akan mencoba untuk menguranginya, tetapi juga akan
menghindari situasi adanya disonansi lain yang mungkin akan
dihasilkan. Disonansi sendiri merupakan sebuah hasil dari dua
variabel lain, dengan kata lain jika memiliki beberapa hal
penting yang tidak sesuai maka akan mengalami disonansi
yang lebih besar.
2. Teori penggabungan Masalah
Teori sibernetika dari pelaku komunikasi menonjolkan
penggabungan kognitif sebagai sesuatu yang penting dalam
kehidupan manusia. Pikiran digolongkan oleh susunan sikap,
keyakinan, dan nilai-nilai yang bergerak kea rah meningkatkan
kesesuaian. Austin Babrow menambahkan kalimat ini dengan
menjelaskan peran komunikasi dalam membantu individu
mengatur disonansi kognitif atau apa yang disebut sebagai
penggabungan masalah (PM) atau problematic integration (PI)
tiga dalil teori Babrow yaitu pertama, anda memiliki

12
kecenderungan alami untuk menyejajarkan harapan-harapan
anda dan penilaian-penilaian anda. Kedua, menggabungkan
harapan dan penilaian dapat menjadi suatu masalah. Ketiga,
penggabungan masalah berakar dari komunikasi dan di atur
melalui komunikasi.
Dalil pertama Babrow, (kebutuhan yang kita rasakan untuk
menyejajarkan harapan dengan nilai) dapat menghasilkan
tekanan ketika apa yang anda inginkan tidak sejajar dengan apa
yang anda harapkan.
Dalil yang kedua adalah bahwa penggabungan harapan dan
penilaian seringkali menjadi masalah, kali ini Babrow
mengidentifikasi empat problematis tersebut. Pertama, adalah
perbedaan (divergence) antara sebuah harapan dan sebuah
penilaian. Kondisi penggabungan masalah yang kedua adalah
ambiguitas atau kurangnya penjelasan mengenai apa yang
diharapkan. Kondisi yang ketiga adalah dua perasaan yang
bertentangan (ambivalence) atau penilaian yang bertentangan.
Kondisi terakhir dari pengabungan masalah ini sangat menarik
karena menilai sesuatu yang kita tahu tidak pernah dapat kita
raih dapat menjadi sumber keajaiban, misteri, dan inspirasi.
Dalil ketiga dari teori ini adalah bahwa penggabungan
masalah memerlukan komunikasi karena kita mengalami PM
melalui komunikasi, akan tetapi komunikasi juga merupakan
sebuah cara untuk memecahkan ataupun mengatur PM. Teori
penggabungan masalah merupakan salah satu dari banyak teori
yang membantu kita memahami cara-cara pelaku komunikasi
berpikir bagaimana mereka menggabungkan dan menyusun
informasi yang mempengaruhi sikap, keyakinan, nilai dan
perilaku.
Teori-teori sibernetika pelaku komunikasi banyak berbagi
dengan sosiopsikologis karena keduanya terfokus pada system
kognitif individu sebuah susunan keyakinan, sikap, serta nilai
yang kompleks serta saling berinteraksi yang mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh perilaku.

13
f. Saluran
Saluran atau chenel terdapat dan berperan pada media. Media yang di
gunakan harus sesuai dengan pesan yang di sampaikan . sebagai contoh
dari saluran adalah memberikan penyuluhan kesehatan terhadap murid SD
menggunakan Flipchart, gambarnya akan berbeda dengan murid SMP.
Dan apabila penyuluhan pada masyarakat pedesaan menggunakan
Flipchart, akan kurang menarik di bandingkan dengan video movie.

g. Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas Sasaran adalah kemampuan seseorang menerima Pesan seperti
tingkat pendidikan seseorang dan pengalaman seseorang akan
mempengaruhi kemampuan seseorang mencera sebuah pesan yang di
sampaikan. Hal hal yang perlu di perhatikan dalam Kapabilitas sasaran
ialah Alat peraga yang di gunakan untuk memberi penyuluhan harus tepat,
baik dari segi isi, bentuk materi, skema atau alat peraga lainnya yang
sesuai dengan kapabilitas sasaran.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap kehidupan manusia. sebagai
perawat kita sudah semestinya mempelajari dan memahami segala macam
komunikasi hingga memudahkan kita dalam melakukan tindakan
keperawatan yang benar dan tepat terhadap pasien. Dengan telah mengetahui
peran komunikasi serta tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi

3.2 Saran
Saya sebagai penulis berharap materi ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas bagi saya dan pembaca tentang materi Respon Seksual pada
matakuliah Maternitas ini, semoga kita semua bisa menjadi perawat yang baik
dan bisa menyelesaikan sekolah perawat ini dengan sukses serta dapat
menyerap ilmu yang diperoleh dengan baik yang akan digunakan untuk
menjadi seorang perawat yang professional nantinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, Stephew W. dan Karen A. Foss, 2012 Teori Komunikasi (Theories


Of Human Communication). Jakarta Selatan : Salemba Humanika.

Kariyoso, 1994, pengantar komunikasi bagi perawat, penerbit buku


kedokteran ( EGC ) Jakarta.
Bateman, T. (2011). Nursing Team Dynamics: Communication, Culture,
Collaboration. Thesis, Canada: Library and Archives. Diakses dari
proquest dissertation and Thesis
kbbi.kata..web.id/kesinambungan/ diakses pada 12 September 2017

kamus.sabda.org/kamus/kesinambungan diakses pada 12 September 2017

16

Anda mungkin juga menyukai