1
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya kami dapat
menyelesaikan tugas matakuliah Komunikasi Keperawatan dengan baik. Kami
menulis makalah ini untuk mengerjakan tugas mata kuliah. Kami menyusun
makalah ini dengan sedemikian rupa agar pembaca dapat memahami materi yang
kami sajikan.
Materi yang kami dapatkan adalah tentang “Faktor-faktor yang
mempengaruhi Komunikasi”. Dalam makalah ini telah dijelaskan tentang hal-hal
yang mencangkup tentang Faktor-faktor tersebut.
Kami menyadari bahwa,didalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Maka kami akan menerima kritik dan saran untuk perbaikkan makalah
Kami nanti. Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
b. Isi Pesan
Massage (pesan) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan
oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan komunikasi dapat mempunyai
banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah
5
satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita
menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan dan tertulis), ini
bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara
nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti
juga cara kita bderjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala,
menyisir rambut, duduk, dan tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita
ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
6
Selain hal tersebut di atas, pesan juga dapat dilihat dari segi
bentuknya. Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab
terdapat tiga bentuk pesan yaitu:
1. Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data
kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan
keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif
tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
2. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa
yang kita sampaikan akan memberikan sikap
berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri.
Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan
akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
3. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari
penyampaian secara inti adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan
ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-
perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja
& Wahab,1987:61)
7
jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan
tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
8
4) Pesan itu mencakup keseluruhan (Comprehensif),
ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang
penting dan yang patut diketahui komunikan.
5) Pesan itu nyata (concret) dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta
yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
6) Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara
sistematis.
a) Pesan itu menarik dan meyakinkan (Convincing)
menarik karena bertautan dengan dirinya
sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
b) Pesan itu disampaikan dengan sopan (Courtesy)
harus diperhitungkan kadar kebiasaan,
kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai
komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali
bagaimana orang bisa terbuka.
c) Nilai pesan itu sangat mantap (Concisten)
artinya tidak mengandung pertentangan antara
bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat
penting untuk meyakinkan komunikan akan
kebenaran pesan yang disampaikan. (Siahaan,
1991:63)
9
3. Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindari menggunakan istilah-istilah
yang tidak di pahami oleh audience atau khalayak
gunakanlah bahasa yang sesuai dengan komunikan.
Hati-hati dalam menggunakan bahasa istilah daerah
karena akan memberikan penafsiran yang berbeda
diantara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
4. Positif
Setiap pesan agar diusahakan atau diutamakan
dalam bentuk positif dengan mengemukakan pesan
itu diupayakan agar lebih mendapatkan simpati.
5. Seimbang
Pesan yang disampaikan hendaknya wajar sebab jika
tidak wajar akan cenderung ditolak, sebaliknya pesan
itu harus seimbang, selaras dan serasi.
6. Kondisi
Penyesuaian dengan keinginan komunikan dan orang-
orang yang menjadi sasaran komunikasi selalu
mempunyai keinginan tertentu oleh sebab itu perlu
mengetahui keadaan, waktu dan tempat dalam
penyampaian. (Widjaja, 1987 : 32)
10
Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi.
Kejelasan itu meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak
dicapai, dan kejelasan kata kata yang dipergunakan dalam komunikasi.
Ketidakjelasan suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan
interpretasi yang diberikan komunikan akan berbeda dengan yang
dikehendaki oleh komunikator.
11
1. Teori Disonansi Kognitif
Teori disonansi kognitif karya Leon Festinger ini merupakan
salahsatu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi
sosial. Teori ini dimulai dengan gagasan bahwa pelaku
komunikasi memiliki beragam elemen kognitif seperti sikap,
persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut
tidak terpisahkan, tetapi saling menghubungkan antara satu
sama lainnya dalam sebuah system serta setiap elemen dari
system tersebut akan memiliki satu dati tiga macam hubungan
dengan setiap elemen dari system lainnya. Jenis hubungan yang
pertama adalah kosong atau tidak berhubungan, jenis yang
kedua adalah cocok atau sesuai dan jenis hubungan yang ketiga
adalah tidak cocok atau disonansi.
Ada dua dasar pemikiran yang menolak teori disonansi,
pemikiran pertama adalah disonansi menghasilkan ketegangan
atau tekanan yang menciptakan keharusan untuk berubah.
Dasar pemikiran yang kedua secara alami mengikuti pemikiran
yang pertama, dimana ketika disonansi hadir, individu bukan
hanya akan mencoba untuk menguranginya, tetapi juga akan
menghindari situasi adanya disonansi lain yang mungkin akan
dihasilkan. Disonansi sendiri merupakan sebuah hasil dari dua
variabel lain, dengan kata lain jika memiliki beberapa hal
penting yang tidak sesuai maka akan mengalami disonansi
yang lebih besar.
2. Teori penggabungan Masalah
Teori sibernetika dari pelaku komunikasi menonjolkan
penggabungan kognitif sebagai sesuatu yang penting dalam
kehidupan manusia. Pikiran digolongkan oleh susunan sikap,
keyakinan, dan nilai-nilai yang bergerak kea rah meningkatkan
kesesuaian. Austin Babrow menambahkan kalimat ini dengan
menjelaskan peran komunikasi dalam membantu individu
mengatur disonansi kognitif atau apa yang disebut sebagai
penggabungan masalah (PM) atau problematic integration (PI)
tiga dalil teori Babrow yaitu pertama, anda memiliki
12
kecenderungan alami untuk menyejajarkan harapan-harapan
anda dan penilaian-penilaian anda. Kedua, menggabungkan
harapan dan penilaian dapat menjadi suatu masalah. Ketiga,
penggabungan masalah berakar dari komunikasi dan di atur
melalui komunikasi.
Dalil pertama Babrow, (kebutuhan yang kita rasakan untuk
menyejajarkan harapan dengan nilai) dapat menghasilkan
tekanan ketika apa yang anda inginkan tidak sejajar dengan apa
yang anda harapkan.
Dalil yang kedua adalah bahwa penggabungan harapan dan
penilaian seringkali menjadi masalah, kali ini Babrow
mengidentifikasi empat problematis tersebut. Pertama, adalah
perbedaan (divergence) antara sebuah harapan dan sebuah
penilaian. Kondisi penggabungan masalah yang kedua adalah
ambiguitas atau kurangnya penjelasan mengenai apa yang
diharapkan. Kondisi yang ketiga adalah dua perasaan yang
bertentangan (ambivalence) atau penilaian yang bertentangan.
Kondisi terakhir dari pengabungan masalah ini sangat menarik
karena menilai sesuatu yang kita tahu tidak pernah dapat kita
raih dapat menjadi sumber keajaiban, misteri, dan inspirasi.
Dalil ketiga dari teori ini adalah bahwa penggabungan
masalah memerlukan komunikasi karena kita mengalami PM
melalui komunikasi, akan tetapi komunikasi juga merupakan
sebuah cara untuk memecahkan ataupun mengatur PM. Teori
penggabungan masalah merupakan salah satu dari banyak teori
yang membantu kita memahami cara-cara pelaku komunikasi
berpikir bagaimana mereka menggabungkan dan menyusun
informasi yang mempengaruhi sikap, keyakinan, nilai dan
perilaku.
Teori-teori sibernetika pelaku komunikasi banyak berbagi
dengan sosiopsikologis karena keduanya terfokus pada system
kognitif individu sebuah susunan keyakinan, sikap, serta nilai
yang kompleks serta saling berinteraksi yang mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh perilaku.
13
f. Saluran
Saluran atau chenel terdapat dan berperan pada media. Media yang di
gunakan harus sesuai dengan pesan yang di sampaikan . sebagai contoh
dari saluran adalah memberikan penyuluhan kesehatan terhadap murid SD
menggunakan Flipchart, gambarnya akan berbeda dengan murid SMP.
Dan apabila penyuluhan pada masyarakat pedesaan menggunakan
Flipchart, akan kurang menarik di bandingkan dengan video movie.
g. Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas Sasaran adalah kemampuan seseorang menerima Pesan seperti
tingkat pendidikan seseorang dan pengalaman seseorang akan
mempengaruhi kemampuan seseorang mencera sebuah pesan yang di
sampaikan. Hal hal yang perlu di perhatikan dalam Kapabilitas sasaran
ialah Alat peraga yang di gunakan untuk memberi penyuluhan harus tepat,
baik dari segi isi, bentuk materi, skema atau alat peraga lainnya yang
sesuai dengan kapabilitas sasaran.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap kehidupan manusia. sebagai
perawat kita sudah semestinya mempelajari dan memahami segala macam
komunikasi hingga memudahkan kita dalam melakukan tindakan
keperawatan yang benar dan tepat terhadap pasien. Dengan telah mengetahui
peran komunikasi serta tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi
3.2 Saran
Saya sebagai penulis berharap materi ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas bagi saya dan pembaca tentang materi Respon Seksual pada
matakuliah Maternitas ini, semoga kita semua bisa menjadi perawat yang baik
dan bisa menyelesaikan sekolah perawat ini dengan sukses serta dapat
menyerap ilmu yang diperoleh dengan baik yang akan digunakan untuk
menjadi seorang perawat yang professional nantinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16