Oleh
BENI WARMAN
BP. 1301041018
TUGAS AKHIR
BENI WARMAN
BP: 1301041018
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
Beni Warman
BP: 1301041018
Pembimbing 1 Pembimbing 2
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
Beni Warman
BP: 1301041018
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Anggota Anggota
KATA PENGANTAR
Tsunami” ini penulis buat sebagai salah satu untuk memperoleh gelar sarjan
muda ahli madya dari Politeknik Negeri Padang khususnya Jurusan Teknik
Elektro Program Studi Teknik Elektronika. Kemudian tak lupa pula kita kirimkan
shalawat beriringan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis
1. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan motivasi
serda doa dalam setiap tindakan yang penulis ambil dalam pendidikan
3. Bapak Afrizal Yohanef, ST., M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
PNP.
4. Bapak Herizon, ST., SST., MT selaku Ketua Program Studi DIII Teknik
Elektronika PNP.
6. Seluruh staf pengajar, staf administrasi dan semua staf teknisi jurusan
8. Selanjutnya, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap laporan tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan terutama bagi pembaca yang
mempunyai bidang keahlian sama dengan penulis. Amin ya rabbal’alamin.
Penulis
Beni Warman
No. alumni BENI WARMAN No. alumni Fakultas
1601229
(a) Tempat / Tgl Lahir : Pasir Gadang/16 Beni warman 1994
(b) Nama Orang Tua : Sawarin
(c) Fakultas : Politeknik
(d) Jurusan : Teknik Elektro / Teknik Elektronika
(e) No. BP : 1301041018
(f) Tanggal Lulus : 03 Oktober 2016
(g) Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
(h) IPK : 3,14
(i) Lama Studi : 3 Tahun, 0 Bulan
(j) Alamat Orang Tua : Pasir Gadang, Jorong Pasir Bintungan, Kenagarian Air
Gadang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat
Rancang Bangun Pengisi Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini
Tsunami
Tugas Akhir DIII Oleh : Beni Warman
Pembimbing 1. Yul Antonisfia, ST., MT 2. Andrizal, ST., MT
ABSTRAK
Tujuan dalam perancangan Solar Charger Controller pada sistem peringatan dini tsunami adalah untuk
membuat rangkaian pengecasan pada baterai kering yang digunakan sebagai supply tegangan DC (Direct
Current) pada rangkaian sistem peringatan dini tsunami. Rangkaian yang digunakan dalam perancangan
Solar Charger Controller adalah rangkaian pembagi tegangan dan rangkaian kontrol mosfet. Rangkaian
kontrol mosfet digunakan sebagai kontrol pengecasan dan kontrol beban pada baterai. Sensor yang
digunakan sebagai pengukuran arus beban pada baterai adalah sensor arus Acs71. Data dari hasil
pengecasan akan ditampilkan melalui Liquid Crystal Display (LCD) yang di kendalikan oleh
Mikrokontroler Arduino Nano. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Solar Charger
Controller dapat bekerja sesuai dengan prinsip kerja yang di rancang dalam pengecasan baterai dan dapat
mengukur berapa tegangan pada baterai dan Solar Cell yang di tampilkan di LCD.
Kata Kunci : Sensor Arus Acs712, Rangkaian Pembagi Tegangan, Rangkain Mosfet, Liquid Crystal Display
(LCD), Mikrokontroler Arduino Nano.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 03 Oktober 2016.
Abstrak telah disetujui penguji :
Tanda Penguji I Penguji II Penguji III Pembimbing I
Tangan
Nama
Efrizon, SST., MT Tuti Angraini, SST., MT Yultrisna, ST., MT Yul Antonisfia, ST., MT
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro :
i
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
1.4. Tujuan....................................................................................................3
2.6.1 Arduino.......................................................................................21
5.2 Saran..................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 9 Data Pengukuran dengan alat ukur dan pembagi tegangan ...........47
Tabel 14 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah
Tabel 15 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah
Tabel 16 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah
Tabel 17 Hasil Pengukuran Solar cell pakai beban Pada Cuaca Cerah
Tabel 18 Hasil Pengukuran Solar cell pakai beban Pada Cuaca Cerah
PENDAHULUAN
energi yang dihasilkan dari intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik
adalah solar cell. Namun, terdapat kendala pada aplikasi solar cell, yaitu ketidak-
linieran pada tahanan input panel surya yang akan sangat berpengaruh terhadap
efisiensi Solar Cell ketika terhubung dengan suatu beban. Dengan tahanan input
yang tidak linier, maka ketika Solar Cell digunakan untuk mensuplai daya ke
suatu beban, transfer daya ke beban menjadi tidak maksimal dan efisiensi panel
surya akan berkurang, maka dari itu ditambahlah baterai agar daya yang
sesuai spesifikasi dari baterai tersebut. Jadi untuk pengisian baterai digunakan
sebuah charger. Charger merupakan sebuah alat elekronika yang digunakan untuk
pengisian baterai. Jadi dengan penggunaan charger, baterai dapat bertahan lebih
lama dan baterai jadi lebih awet. Charger untuk pengisian baterai ini sebenarnya
sudah banyak digunakan tapi, disini saya mencoba merancang rangkaian tersebut
dimana pengisian baterai inputnya dari Solar Cell. Alasan saya menggunakan
solar cell sebagai input pengisian baterai karena, Solar Cell hanya membutuhkan
berbeda dan mempunyai kelebihan dari Solar Charger Controller ini yaitu dapat
1
2
tidak full discharge, overload dan juga teradapat sensor suhu pada rangkaian ini.
Untuk itu penulis membuat tugas akhir ini dengan judul “Rancang Bangun
Pengisi Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini
Tsunami”
Harapannya dari tugas akhir yang saya buat ini dapat digunakan dan
dikembangkan seperti judul yang saya ajukan, dan dapat bermanfaat untuk
kebutuhan-kebutuhan lain.
Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah pembuatan tugas akhir ini
sebagai berikut:
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis membatasi masalah, agar tidak
12V.
(Aki) kering.
1.4 Tujuan
tegangan DC.
1.5 Metodologi
1. Studi Literatur
5. Membuat kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah,
Bab ini berisi tentang teori dasar, ulasan dan kajian pustaka terkait
Bab ini berisi tentang pengukuran dan pengujian alat serta pembahasan
analisa dari hasil pengukuran dan pengujian terhadap alat yang telah
dibuat.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil akhir dari
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban.Solar
sudah penuh) dan kelebihan tegangan dari panel surya / solar cell. Kelebihan
tegangan dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller
pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Panel surya / solar
tegangan.
Beberapa fungsi detail dari solar charger controller adalah sebagai berikut:
Overvoltage.
Mengatur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak
Seperti yang telah disebutkan di atas Solar Charge Controller yang baik
sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya / solar
6
7
cell berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere. Solar
charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian
terhubung dengan output panel surya / solar cell, 1 output ( 2 terminal ) yang
beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke
panel sel surya karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan
arus listrik DC dari panel surya / solar cell ke baterai, bukan sebaliknya.Solar
Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu
bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga
angin ataupun mikro hidro. Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller
'tandem' yaitu mempunyai 2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk
ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan
saja, sehingga keterbatasan waktu yang tidak bisa disuplai energi matahari secara
full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi
maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari. [5]
8
Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge
controller:
dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical
form.
(Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge
controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke
dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang
Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Panel surya / solar cell ukuran 120 Watt,
memiliki karakteristik Maximun Power Voltage 17.1 Volt, dan Maximun Power
Current 7.02 Ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan
batere 12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere =
9
87.05 Watt. Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar
Teknologi yang sudah jarang digunakan, tetapi sangat murah, adalah Tipe 1 atau 2
Stage Control, dengan relay ataupun transistor. Fungsi relay adalah meng-short
Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage
charging:
Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk -
antara 14.4 - 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel
surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk)
Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam)
baterai.
10
Fase float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4
maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini. [8]
Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga
untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara
sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri
semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas
efek fotovoltaik. Solar cell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai menipisnya
cadangan enegi fosil dan isu global warming.Energi yang dihasilkan juga sangat
murah karena sumber energi matahari bisa didapatkan secara gratis. [5]
Model eS50236-PCM
Maximum Power 40 Wp
Maximum Power Voltage 17,2V
Short Circuit Current 1,3 A
Maximum Power Current 2,32 A
Open Circuit Voltage 21,75 V
Nominal Voltage 17.24 V
FF 0.71
Maximum sistem Voltage 1000V
Maximum series fuse 16A
Berat 4 Kg
Dimensi 535 x 345 x 25 mm
11
energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun
dalam Kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energi. Salah satu bahan
semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah Kristal silicon. [8]
misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-
campuran tersebut. Electron bebas tersebut berasal dari kelebihan electron yang
dimiliki oleh arsen terhadap linkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silicon.
Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang
sebaliknya terjadi jika Kristal silicon ditambahkan oleh insur golongan ketiga,
difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p.
Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan
daerah lebih negative pada batas tipe-p. Adanya perbedaan muatan pada
medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik
tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang
dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus
13
difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada
bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. kehadiran medan listrik
pada electron dapat mengakibatkan electron bergerak. Hal inilah yang dilakukan
pada solar cell sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada
sambungan p-n agar electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik
tersebut.
lebih besar dari lebar pita 5 lectron, 5lectron tersebut akan menyebabkan eksitasi
electron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita
valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga
terminal sel surya, maka 5 lectron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga
2.3 Baterai
Pembangkit listrik tenaga matahari pada umumnya hanya aktif pada saat
siang hari (pada saat sinar matahari ada). Sehingga untuk keperluan malam hari
solar cell tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka energi yang
dihasilkan solar cell pada siang hari disimpan sebagai energi cadangan pada saat
matahari tidak tampak. Untuk menyimpan energi tersebut dipakai suatu baterai
tenaga listrik matahari mempunyai fungsi yang ganda. Disuatu sisi baterai
berfungsi sebagai penyimpanan energi, sedang disisi lain baterai harus dapat
berfungsi sebagai satu daya dengan tegangan yang konstan untuk menyuplai
1. Baterai Primer
Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu
baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik
2. Baterai Sekunder
mengalami perubahan kimia, setelah baterai dipakai, elektroda dan elektrolit dapat
melewatkan arus dengan arah yang berlawanan dengan pada saat baterai
digunakan. Pada saat dimuati energi listrik diubah dalam energi kimia. Jadi, dapat
kita ketahui bahwa fungsi baterai pada rancangan pembangkit tenaga surya ini
adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan solar cell pada siang hari,
15
tujuannya adalah untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca mendung
atau hujan serta pada malam hari. Dengan demikian dapat bekerja sesuai dengan
kebutuhan. Baterai yang digunakan adalah jenis asam timbale (baterai basah) yang
Gambar 6. Baterai
kapasitas dinyatakan dalam Ampere hours (Ah), maka dapat ditulis; Kapasitas
sebesar 10 Ampere dalam 10 jam, maka besarnya kapasitas baterai tersebut adalah
adalah :
Jumlah ampere hour hanya dapat dikeluarkan oleh baterai, diisi oleh arus
listrik dari luar atau dengan kata lain yaitu dicas (charger). Sebagai contoh:
Sebuah baterai dengan kode 120 Ah 100Hr artinya baterai mampu bekerja selama
100 jam dengan jumlah arus yang dikeluarkan sekitar 1,2 ampere dalam setiap
jam. Hal ini diperoleh dengan = 1,2 A setiap jam selama 100 jam, dengan
sebesar 1,2 A x 12 Volt = 14,4 watt. Baterai tersebut mampu menyuplai beban
sebesar 14,4 watt selama 100 jam, akan sekitar 4 hari hingga baterai kosong. [6]
nilai arus yang di dapatkan dari sensor tidak linear sehingga terkadang kita
membutuhkan tingkat linear yang lebih tinggi. Sebelum membahas lebih lanjut,
akan di jelaskan terlebih dahulu tentang sensor arus ACS712. ACS712 ini
memiliki tipe variasi sesuai dengan arus maksimal yakni 5A, 20A, 30A. ACS712
Pada pembahasan kali ini sensor arus yang di gunakan adalah variasi
5A ini memang memiliki karakteristik dapat dilihat dari tabel dari datasheet
dengan bentuk grafik perubahan Vout sensor terhadap arus yang di deteksi.
Sangat jelas bahwa dari kedua gambar di atas bisa kita analisa bahwa Nilai
dengan range 180 - 190 mV/A dengan nilai ideal 185mV/A pada gambar 1.
Analisa gambar 2 memiliki karakteristik nilai tegangan output sensor tanpa beban
mengartikan 1A. disini yang akan kita gunakan adalah nilai idealnya.
untuk membuat sebuah algoritma program yang akan kita gunakan. sebagai
berikut :
1. Pengambilan data dari sensor berupa tegangan simpan pada var Vo.
2. Jika di atas waktu tersetting, akan dilakukan pembagian nilai antara Jumlah
total Amp(mA) yang telah di dapatkan di bagi dengan nilai waktu tersetting.
sensor arus ACS712. Sehingga di dapatkan nilai Arus fix dengan mengurangi nilai
Amp(mA)-cal_value. [4]
19
berbeda halnya dengan tegangan AC yang terus berubah sesuai bentuk gelombang
sinus dan memiliki magnitude tegangan dalam wilayah positif dan negatif.
ditemukan.
perancangan rangkaian pembagi tegangan seperti terlihat pada gambar 1a, dan
juga dapat didesain menggunakan transformator seperti terlihat pada gambar 1b.
berbeda. Tegangan DC seperti terlihat pada gambar 12 memiliki sifat nilai yang
relatif konstan, selain itu tegangan DC pada umumnya hanya berada pada satu
kuadran (positif saja atau negatif saja). Dengan sifat/karakteristik tegangan seperti
sinus. Selain itu tegangan AC berada pada dua kuadran, positif maupun negatif,
2.6 Mikrokontroller
belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat
2.6.1 Arduino
memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah untuk digunakan. Arduino dapat
digunakan sebagai output PWM), 8 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz,
sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuah tombol
berikut:
22
Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan
dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF
tegangan 3.3V. Yang kedua ini merupakan sebuah pin yang tak
Mikrokontroller ATmega328
Tegangan Pengoperasian 5 Volt
Tegangan input yang disarankan 7-12 Volt
Batas tegangan input 6-20 Volt
Volt. Jika di suplai dengan yang lebih kecil misalnya 5 Volt maka board Arduino
Uno bisa menjadi tidak stabil dan jika menggunakan suplai yang lebih besar 12
Volt, maka regulator bias kelebihan panas dan membahayakan board Arduino
atau sumber tenaga lainnya yang diatur). Kita dapat menyuplai tegangan
melalui pin ini, atau jika penyuplaian tegangan melalui power jack,
5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator
pada board. Board dapat disuplai dengan salah satu suplai dari DC power
jack (7-12V), USB connector (5V), atau pin VIN dari board (7-12).
3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator pada board. Arus
Input dan Output setiap 14 pin digital Arduino Uno dapat digunakan sebagai input
resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 KOhm. Selain itu, beberapa pin
pin ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2
USB-ke-TTL.
kenaikan atau penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat
fungsi analogWrite().
LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13.
Ketika pin bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED
mati.
TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi
dengan analogReference().
25
Arduino mempunyai 8 input analog, diberi label A0 samapai A7, setiap memberi
10 bit resolusi ( contohnya 1024 nilai yang berbeda). Secara default , 6 input
analog tersebut mengukur dari ground samapai tegangan 5 Volt, dengan itu
mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan pin
akan mengenal file header, biasa ditulis dengan extensi h(*.h), adalah file bantuan
dalam program. Bagi yang sebelumnya pernah memelajari Bahasa pascal, file
header ini serupa dengan unit. Dalam Bahasa C, file header standar yang
program yang akan buat akan menggunakan file-file yang didaftarkan. Berikut ini
#include<stdio.h>
#include<stdlib.h>
#include”myheader.h”
26
Setiap akan menggunakan fungsi tertentu yang disimpan dalam sebuah file
atau objek lain. identifier dapat mengandung huruf (A-Z, a-z), angka
Tipe data
terdapat pada bbit-msb(bit paling kanan) tipe data yang digunakan dimana msb =
0 jika bilangan itu positif dan msb = 1 jika bilangan itu negatif itulah sebabnya
mengapa kapasitas bilangan char untuk positif hanya 127 karena hanya 7-bit yang
atau 8-bit maka bilangan positif 9 akan tertulis dalam mempri 0b00001000 dan
nama yang sama. Setiap anggota deretan (elemen) diberi nomor yang disebut
indeks dimulai dairi indeks nol. Array diatur agar mempunyai lokasi memori yeng
bersebelahan dengan alamat terkecil menunjuk elemen array pertama dan alamat
menggunkan indeksnya.
beberapa sub program yang terpisah yang melakukan fungsi tertentu. Parameter
dalam fungsi yaitu tipe dan argument, dimana tipe adalah nilai yang dihasilkan
oleh fungsi, jika tidak dinyatakan hasil fungsi dianggap bertipe integer. Deklarasi
tipe void dapat dimanfaatkan untuk menghindari terjadinya nilai balik, sedangkan
argument adalah deklarasi variable apa saja yan dibutuhkan fungsi bersifat
optional. [1]
28
peralatan elektronika yang harus menampilkan data-data yang ingin dilihat dari
peralatan tersebut.
I2C/TWI Connector. LCD tipe ini didesain untuk meminimalkan penggunaaan pin
pada saat menggunakan display LCD 20x4. Normalnya sebuah LCD 20x4 akan
untuk dapat diaktifkan. Namun LCD tipe ini membuat perangkaian hanya
Spesifikasi
3. Supply voltage: 5V
4. Size:82x35x18 mm
5. Weight:40 gram
29
Alat Sistem Peringatan dini Tsunami adalah sebuah alat yang berfungsi
Sebagai peringatan dini tsunami, yang mana alat ini berfungsi mengirimkan
data dari bluetooth Xbee, dimana data yang dikirimkan adalah sebuah sensor
getar. Dalam rangkaian sistem peringatan dini Tsunami terdapat dua buah
4. Shield Arduino
30
Series Xbee
Frekuensi 2,4 GHz
Data Rate (max) 250 Kbps
Mod. Protokol 802.15.4
Power Output 0dBm (1mw)
Sensitivity -92 dBm
Voltage Supply 2,8 – 3,4 V
Current Transmitter 4,5 mA
Antena Conn On board, wire Antena
Temperatur -40 - 85° C
3. LCD 16x2
4. Buzzer
5. Led Indikator
6. Shield Arduino
Series Xbee
Frekuensi 2,4 GHz
Data Rate (max) 250 Kbps
Mod. Protokol 802.15.4
Power Output 0dBm (1mw)
Sensitivity -92 dBm
Voltage Supply 2,8 – 3,4 V
Current Receiver 4,5 mA
Antena Conn On board, wire Antena
Temperatur -40 - 85° C
Secara keseluruhan alat ini tersusun atas dua bagian penting yang saling
berhubungan satu sama lain yaitu hardware dan software. Kedua bagian ini
harus saling sinkron satu sama lain agar maksud dan tujuan dari pembuatan
alat ini tercapai dan sesuai dengan yang diharapkan. Bagian hardware terdiri
LCD 20x4
Solar Cell
Pembagi
Tegangan
Mikrokontroller Charger
ATMega328 Kontrol Baterai
Sensor Arus
Kontrol
beban
32
33
2. Sensor Arus digunakan untuk mengukur besar arus yang pada baterai.
untuk memproses data tegangan, arus, dan daya pada rangkaian solar charger
dan pengontrol jalan nya sistem alat sehingga di dapatkan output yang di
inginkan.
5. LCD 20x4 digunakan untuk menampilkan tegangan, arus, daya, dan pengisian
pada baterai.
Input dari pengisian baterai ini adalah solar cell, yang mana pengisian
output alat ini dari baterai, menggunakan rangkaian mosfet Ir9540 sebagai kontrol
dan rangkaian pembagi tegangan, yang digunakan untuk mengukur arus dan
Alat ini memiliki fitur seperti: layar LCD dan Indikator LED. Yang mana
LCD digunakan untuk menampilkan pengukuran dari sensor arus ,tegangan, dan
34
IRF9540. Hal itu membuat men-drive sisi High dan sisi Low MOSFET
IRF9540. Hal itu membuat men-drive sisi High dan sisi Low MOSFET
rangkaian beban menghasilkan sisi High dari tegangan basis untuk mosfet.
untuk mengukur tegangan solar cell dan tegangan baterai. Output dari
tegangan.
Ampere digunakan untuk mendeteksi arus dari panel surya.Pada sensor arus ini
dapat mengetahui perubahan arus dari baterai yang pakai beban dan sensor
menampilkan nilai arus dari panel surya di setiap pemakaian beban melalui
tampilan LCD Display sehingga mendapat nilai daya dari solar cell didapatkan
lebih sedikit. Rangkaian Led sebagai indikator yang terdiri dari 3 buah yaitu, Led
RGB sebagai indikator keadaan baterai, Led merah keadaan tidak ada beban, dan
pemograman yang akan digunakan pada alat “Rancang Bangun Pengisi Baterai
Algoritma merupakan garis besar jalannya suatu program. Salah satu bentuk
flowchart yang akan dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
40
Flowchart merupakan alur kerja alat dari mulai diaktifkan sampai selesai.
Start
Sensor Arus,
tegangan dan LCD
N
If tegangan Charger Kontrol
Solar
cell>12V&<12V
On
Charger Kontrol
On
Tampilan
LCD
Stop
A. Tegangan :
C. Input :
D. Output :
1. LCD 20x4
2. Indikator Led
E. Dimensi Alat :
1. Panjang 70 cm
2. Lebar 54 cm
3. Tinggi 85 cm
42
2. Jika tegangan Solar Cell melebihi tegangan baterai maka Solar Charger
3. Jika tegangan baterai sudah penuh maka Solar Chrger Controlle akan
Controller.
diantaranya box rangkaian, Tiang Solar Cell. Dari 2 bagian tersebut memiliki
a. Box rangkaian
arduino, sensor Arus, Sensor Tegangan, LCD, seperti terlihat pada gambar
dibawah ini .
43
Pengujian pada hadware merupakan salah satu langkah yang mesti dan
penting dilakukan dalam menyelesaikan sebuah alat untuk mengetahui apakah alat
yang dibuat telah sesuai dengan yang diharapkan atau sebaliknya. Selain itu
pengujian juga bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat
1. Multimeter.
2. Osiloskop
1. Rangkaian Regulator
6. Rangkaian LCD
45
46
Mikrokontroller arduino Atmega 328 yang bersumber dari baterai yaitu sebesar
5V.
tegangan output dari 7805 yaitu sebesar 5V, dan digunakan untuk supply ke
Untuk mengetahui berapa tegangan pada baterai dan solar cell, saya
dibawah ini.
Tabel 9. Data Pengukuran baterai dengan alat ukur dan Rangkaian pembagi
tegangan.
dan sensor tegangan berbeda rata-rata 0,3 volt. Rangkaian pembagi ini
tegangan yang nilai ADC nya dikontrol dengan microkontroller arduino. Input
analog Arduino dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC antara 0 dan 5V.
Pembagi tegangan mengurangi tegangan yang diukur untuk dalam kisaran input
analog Arduino.
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 4,7Vx1023
5V
ADC = 982
ADC = 4,1Vx1023
5V
ADC = 839
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa tegangan pada baterai dan
solar cell.
49
Tabel 10. Data pengukuran Solar cell dengan alat ukur dan rangkaian pembagi
tegangan
Waktu Dengan alat Dengan Rangkaian Perbedaan Data
No (WIB) ukur(Multimeter) Pembagi Tegangan Tegangan ADC
1 10.00 19.68 V 19.32 V 0,34V 964
2 11.00 19.79 V 19.43 V 0,36V 981
3 12.00 19.68 V 19.26 V 0,42V 976
4 13.00 19.65 V 19.31 V 0,34V 964
5 14.00 19.60 V 19.33 V 0,27V 961
6 15.00 19.68 V 19.36 V 0,32V 967
7 16.00 19.79 V 19.41 V 0,38V 982
8 17.00 18.89 V 18.45 V 0,44V 834
9 18.00 16,4 V 16,12 V 0,28V 753
Jumlah 3,15V
Rata-rata 0,35V
Berdasarkan tabel diatas hasil pengukuran tegangan solar dengan alat ukur
(multimeter) dan sensor tegangan berbeda rata-rata 0,3 volt. Rangkaian pembagi
tegangan yang nilai ADC nya dikontrol dengan microkontroller arduino. Input
analog Arduino dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC antara 0 dan 5V.
Pembagi tegangan mengurangi tegangan yang diukur untuk dalam kisaran input
analog Arduino.
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 4,8Vx1023
5V
ADC = 982
ADC = 3,68Vx1023
5V
ADC = 753
sensor arus. Sesuai dengan hasil pengukuran pada tabel dibawah ini.
Berdasarkan tabel 4 data pengukuran dengan alat ukur 0,16A dan dengan
sensor 0,13A, Untuk pengukuran saat ini penulis menggunakan Hall Effect sensor
arusACS 712 (5A). Sensor ini membaca nilai saat ini dan mengubahnya menjadi
nilai tegangan yang relevan, Nilai yang menghubungkan dua pengukuran adalah
2. Sensor ini dapat mengukur arus positif dan negatif (kisaran -5A ...5A)
3. Power supply 5A
yaitu
Nilai = (5/1024) x nilai analog yang dibaca. Jika tidak mendapatkan 5V dari
Tidak ada uji arus melalui tegangan output adalah VCC / 2 = 2,5
count ADC = 1024/5 * Vin dan Vin = 2,5 + 0.100 * I (di mana I = Arus)
52
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 0,94Vx1024
5V
ADC = 192
cell untuk bisa mengecas baterai. Rangkaian mosfet kontrol Charger ini bekerja
Mosfet Ir9540 digunakan sebagai kontrol charger untuk baterai, jadi jika
tegangan dari solar cell melebihi tegangan baterai (hari cerah) maka mosfet akan
aktif dan masuk kebaterai untuk pengecasan, jika tegangan solar cell kurang dari
Pada tabel 8 pengukuran diatas bahwa tegangan keluaran dari solar sel
tergantung pada cahaya matahari yang didapatkan oleh solar sel, apabila solar sel
tersebut mendapat cahaya matahari dari pagi sampai sore disaat cuaca cerah maka,
tegangan keluaran solar sel bisa mencapai 12-20 Vdc dan pada saat cuaca
mendung tegangan keluaran dari solar sel kurang dari 12 Vdc. Pada tanggal 6
agustus 2016 telah penulis lakukan pengukuran tegangan saat cuaca cerah yaitu
54
sejam sekali. Pengukuran dilakukan dari pagi jam 9.00 sampai malam jam 19.00.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan rata-rata tegangan solar cell yaitu 19 volt.
Untuk mengetahui berapa tegangan pada saat nilai PWM 255 dan saat
pengecasan, dapat kita buktikan dengan menggunakan grafik dari osiloscop dan
Duty Cycle =
Time / Div = 10 mS
Ton = 0,800 ms
Toff = 1,239ms
Duty Cycle =
Ton = 0,431 ms
Toff = 0,013 ms
Duty Cycle =
untuk beban.
56
kontrol beban, jadi tegangan untuk beban, dikontrol pada mosfet Ir9540 melalui
bekerja dengan baik dan mengatur kecerahan LCD. Tegangan yang dibutuhkan
panel surya,Tegangan dan arus baterai pakai beban. Pada rangkaian LCD20x4
menggunakan rangkaian I2C agar pemakain pin arduino lebih sedikit . Untuk
LED indikasi menggunakan 3 buah led. Yaitu led RGB, digunakan untuk
menunjukkan tingkat tegangan baterai. Led Hijau dan led orange untuk keadaan
beban. Dapat dilihat di gambar 39 dibawah ini Tampilan LCD 20x4 dan Led
indikator.
Bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan oleh solar sel dalam
Tabel 14 . Hasil pengukuran tegangan keluaran solar cell pada hari Sabtu, 6
Agustus 2016
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 4,8Vx1023
5V
ADC = 983
ADC = 4,6Vx1023
5V
ADC = 941
60
Tabel 15 . Hasil pengukuran tegangan keluaran solar cell pada hari Kamis, 15
September 2016
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 4,77Vx1023
5V
ADC = 975
ADC = 194
61
Tabel 16 . Hasil tegangan keluaran solar cell pada hari Kamis, 22 September 2016
No Waktu Tegangan Data ADC
1. 9.00 18,9 Volt 924
2. 10.00 19,35 Volt 964
3. 11.00 19,7 Volt 976
4. 12.00 18,5 Volt 892
5. 13.00 18,7 Volt 901
6. 14.00 19,4 Volt 956
7. 15.00 19,8 Volt 964
8. 16.00 19,1 Volt 967
9. 17.00 18 Volt 912
10. 18.00 9 Volt 498
11. 18.30 2 Volt 267
12. 19.00 1,4 Volt 215
Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal
analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler
adalah :
ADC = 4,78Vx1023
5V
ADC = 976
ADC = 215
Bertujuan untuk mengetahui berapa arus dan tegangan yang terpakai saat ada
beban pada solar cell, Pada pengambilan data arus dan tegangan, panel surya
62
Tabel 17 . Hasil pengukuran Solar cell pakai beban pada hari Minggu, 28 Agustus
2016
Waktu Tegangan Arus Beban
No (WIB) (Volt) (A) (KOhm)
1 11.20 19.15 0,64 10
2 11.00 19.89 0,74 10
3 12.00 19.68 0,65 10
4 13.00 19.65 0,67 10
5 14.00 19.60 0,74 10
6 15.00 19.68 0,68 10
7 16.00 19.79 0,71 10
8 17.00 18.89 0,68 10
63
Tabel 18 . Hasil pengukuran Solar cell pakai beban pada hari Sabtu, 3 September
2016
Waktu Tegangan Arus Beban
No (WIB) (Volt) (A) (KOhm)
1 11.20 19.68 0,74 10
2 11.00 19.79 0,77 10
3 12.00 19.68 0,65 10
4 13.00 19.65 0,67 10
5 14.00 19.60 0,74 10
6 15.00 19.68 0,78 10
7 16.00 19.79 0,71 10
8 17.00 18.89 0,68 10
Titik Pengukuran
ADC
Input dari mikrokontroller adalah pin analog yaitu dari pin A0 sampai A2
dan pin digital dari pin D2 sampai D3 dimana pin A0 sampai A2 digunakan untuk
Sensor Arus dan Rangkaian pembagi tegangan dan pin D2 sampai D3 digunakan
untuk kontrol beban dan PWM. Kemudian data tersebut akan diproses oleh
yaitu pin D5 dan D9 untuk rangkaian indikator Led, pin A4 dan A5 untuk LCD
pakai rangkaian I2C. Tegangan keluaran dari mikrokontroller arduino bernilai 4.9
Vdc.
Dalam Pengujian alat secara keseluruhan dilakukan untuk mendapat hasil dari
jam. Dari pengujian tersebut didapat kan hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 22 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller Pada Hari Senin
Tanggal 03 Oktober 2016
Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 14.00 19,8 12,38V 12,42V 0,4V
2 15.00 19,8 12,42V 12,46V 0,4V
3 16.00 18,7 12,46V 12,49V 0,3V
4 17.00 17,6 12,49V 12,51V 0,2V
5 18.00 16,4 12,51V 12,53V 0,2V
Jumlah 1,5
Rata-rata 0,3
Tabel 23 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller Pada Hari Selasa
Tanggal 04 Oktober 2016
Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 7.00 18,48 11,79 V 11,83V 0,3V
2 8.00 19,65 11,83V 11,87V 0,4V
3 9.00 19,68 11,87V 11,91V 0,4V
4 10.00 19,79 11,91V 11,95V 0,4V
5 11.00 19,81 11,95V 11,99V 0,4V
6 12.00 20,5 12,04V 12,08V 0,4V
7 13.00 20,3 12,12V 12,16V 0,4V
8 14.00 20,8 12,16V 12,20V 0,4V
9 15.00 19,4 12,23V 12,26V 0,3V
10 16.00 19,7 12,26V 12,29V 0,3V
11 17.00 17,6 12,29V 12,31V 0,2V
12 18.00 14,1 12,31V 12,33V 0,2V
Jumlah 4,1
Rata-rata 0,34
Analisa:
Dari hasil pengecasan yang dilakukan, pengecasan baterai akan jalan jika
tegangan input dari solar cell melebihi tegangan baterai, jika tegangan dari solar
cell kurang dari tegangan baterai maka solar charger tidak akan mengecas baterai.
67
Pengisian normal pada baterai adalah besar arus pengisian sebesar 10% dari
1. Baterai 12V
2. Baterai 12Ah
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan pengujian yang telah dilakukan terhadap alat kerja maka dapat diambil
pada solar cell dan baterai, yang mana pengukuran tegangan dengan alat
ukur dan rangkaian pembagi tegangan didapat perbedaan yaitu solar Cell
tegangan baterai bertambah paling tinggi 0,4V dan paling rendah 0,2V.
68
69
7. Dari hasil pengujian saat cuaca cerah pengecasan baterai rata-rata naik
0,33V/Jam.
5.2 Saran
dengan pengujian yang telah dilakukan terhadap alat kerja ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulis buat, untuk itu penulis menyarankan
[5] Rois dkk. 2010. “Pengecasan baterai dengan solar cell”. Surabaya:
[7] Tooley, Mike. 2002, Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi Edisi
Tersedia di : (http://zonaelektro.net/adc-analog-to-digital-converter/,
Program Keseluruhan Rancang Bangun Pengisi Baterai Dengan Solar Charge Controller Pada
/*BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM*/
/*RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN SOLAR CHARGE CONTROLLER
PADA SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI*/
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#define SOL_ADC A0 // Sensor tegangan Solar Cell pin A0
#define BAT_ADC A1 // Sensor tegangan Battery pin A1
#define CURRENT_ADC A2 // Sensor Arus ACS 712 pin A2
#define TEMP_ADC A3 // Sensor LM 35 pin A3
#define AVG_NUM 10 // number of iterations of the adc routine to average the adc readings
#define BAT_MIN 10.5 // minimum battery voltage for 12V system
#define BAT_MAX 15.0 // maximum battery voltage for 12V system
#define BULK_CH_SP 14.4 // bulk charge set point for sealed lead acid battery
#define FLOAT_CH_SP 13.6 // float charge set point for lead acid battery
#define LVD 11.5 // Low voltage disconnect setting for a 12V system
#define PWM_PIN 3 // pin-3 untuk control charging MOSFET default frequency is 490.20Hz
#define LOAD_PIN 2 // pin-2 untuk control the beban
#define BAT_RED_LED 5 // Status battery
#define BAT_GREEN_LED 6 // Status battery
#define BAT_BLUE_LED 7 // Status battery
#define LOAD_RED_LED 8 // Status Solar Cell
#define LOAD_GREEN_LED 9 // Status beban
//MULAI PROGRAM//
int sum = 0;
int sample ;
for (int i=0; i<AVG_NUM; i++)
{ // loop through reading raw adc values AVG_NUM number of times
sample = analogRead(adc_parameter); // read the input pin
sum += sample; // store sum for averaging
delayMicroseconds(50); // pauses for 50 microseconds
}
return(sum / AVG_NUM); // divide sum by AVG_NUM to get average and return it
}
//PENGATURAN CHARGER//
void setpoint(void)
{
temp_change =temperature-25.0; // 25deg cel is taken as standard room temperature
// temperature compensation = -5mv/degC/Cell
// If temperature is above the room temp ;Charge set point should reduced
// If temperature is bellow the room temp ;Charge set point should increased
if(system_volt ==12)
{
bulk_charge_sp = BULK_CH_SP-(0.030*temp_change) ;
float_charge_sp=FLOAT_CH_SP-(0.030*temp_change) ;
lvd =LVD;
}
//PWM CHARGER//
void charge_cycle(void)
{
if (solar_volt > bat_volt && bat_volt <= bulk_charge_sp)
{
}
else if (bat_volt >float_charge_sp && bat_volt <= bulk_charge_sp)
{
charge_status = 2; // indicate the charger is in FLOAT mode
error = (bulk_charge_sp - bat_volt); // duty cycle reduced when the battery voltage
approaches the charge set point
Ep= error *100 ; // Ep= error* Kp // Assume Kp=100
if(Ep < 0)
{
Ep=0;
}
else if(Ep>100)
{
Ep=100;
}
else if(Ep>0 && Ep <=100) // regulating
{
duty = (Ep*255)/100;
}
analogWrite(PWM_PIN,duty);
}
}
else
{
charge_status=0; // indicate the charger is OFF
duty=0;
analogWrite(PWM_PIN,duty);
}
}
//BEBAN KONTROL//
void load_control()
{
if (solar_volt < 5 ) // load will on when night
{
if(bat_volt >lvd) // check if battery is healthy
{
load_status=1;
digitalWrite(LOAD_PIN, HIGH); // load is ON
}
else if(bat_volt < lvd)
{
load_status=0;
digitalWrite(LOAD_PIN, LOW); //load is OFF
}
}
else // load will off during day
{
load_status=1;
digitalWrite(LOAD_PIN, HIGH);
}
}
//INDIKATOR LED//
void indikator_led(void)
{
baterai_led(); // Led indikator status battery
load_led(); // Led indikator beban
}
//PENGATURAN LED//
void leds_off_all(void)
{
digitalWrite(BAT_RED_LED,HIGH);
digitalWrite(BAT_GREEN_LED,HIGH);
digitalWrite(BAT_BLUE_LED,HIGH);
digitalWrite(LOAD_RED_LED, LOW);
digitalWrite(LOAD_GREEN_LED, LOW);
}
if(load_status==1){Serial.println("Beban Terhubung");}
lcd.setCursor(13, 1);
lcd.write(1);
lcd.setCursor(15, 1);
lcd.print(solar_volt);
lcd.print("V");
// lcd.setCursor(14, 0);
// lcd.write(5);
// lcd.setCursor(16, 0);
// lcd.print(temperature);
// lcd.write(0b11011111);
// lcd.print("C");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(2);
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print(bat_volt);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(9, 1);
lcd.write(2);
if((charge_status==1) | (charge_status== 2))
{
lcd.write(6);
}
else
{
lcd.write(7);
}
lcd.setCursor(0,2);
lcd.write(3);
lcd.setCursor(2,2);
lcd.print(load_current);
lcd.print("A");
lcd.setCursor(13,2);
lcd.print(watts);
lcd.print("W");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("Energy:");
lcd.print(wattHours);
lcd.print("WH");
}
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(BAT_RED_LED,OUTPUT);
pinMode(BAT_GREEN_LED,OUTPUT);
pinMode(BAT_BLUE_LED,OUTPUT);
pinMode(LOAD_RED_LED ,OUTPUT);
pinMode(LOAD_GREEN_LED,OUTPUT);
pinMode(PWM_PIN,OUTPUT);
pinMode(LOAD_PIN,OUTPUT);
digitalWrite(PWM_PIN,LOW); // pengaktifan PWM
digitalWrite(LOAD_PIN,LOW); // pengaktifan beban
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" TUGAS AKHIR ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" BENI WARMAN ");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print(" 1301041018 ");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(" TEKNIK ELEKTRONIKA ");
delay(700);
lcd.clear();
void loop()
{
read_data(); // Pembacaan data analog pada pin arduino
system_voltage(); // detect the system voltage according to battery voltage
setpoint(); // decide the charge set point according to system voltage
charge_cycle(); // pwm charging of battery
daya(); // penghitungan daya
load_control(); // Kontrol beban
indikator_led(); // Indikator LED
serial_monitor(); // Tampil di serial monitor
lcd_display(); // lcd display
}
//****SELESAI****//
LAMPIRAN 1
54Cm
70Cm
30Cm 54Cm
40Cm
2,5Cm
6Cm
80Cm
30Cm
10Cm
2,5 Cm
40Cm
70Cm
2,5Cm
2,5Cm
6Cm
30Cm 80cm
10Cm
2,5Cm
40 Cm
80Cm
30Cm
10Cm
2,5Cm
54Cm
70Cm
80Cm
30 Cm
10Cm
2,5Cm