Anda di halaman 1dari 102

RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN

SOLAR CHARGER CONTROLLER PADA SISTEM


PERINGATAN DINI TSUNAMI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana muda


Ahli Madya dari Politeknik Negeri Padang

Oleh
BENI WARMAN
BP. 1301041018

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2016
RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN
SOLAR CHARGER CONTROLLER PADA SISTEM
PERINGATAN DINI TSUNAMI

TUGAS AKHIR

BENI WARMAN

BP: 1301041018

PROGRAM STUDI D III TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2016
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN


SOLAR CHARGER CONTROLLER PADA SISTEM
PERINGATAN DINI TSUNAMI

Oleh
Beni Warman
BP: 1301041018

Program Studi DIII Teknik Elektronika


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Yul Antonisfia, S.T., M.T Andrizal, S.T., M.T


NIP. 19680726 199303 1 002 NIP. 19681005 199303 1 001

Ketua Program Studi Ketua Jurusan


Teknik Elektronika Teknik Elektro

Herizon, S.T., SST., M.T Afrizal Yuhanef, S.T., M.Kom


NIP. 19690927 199903 1 001 NIP. 19640429 199003 1 001
iii

HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN SOLAR CHARGER

CONTROLLER PADA SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI

Oleh
Beni Warman
BP: 1301041018

Tugas Akhir ini telah dipertanggungjawabkan di hadapan


Tim Penguji Tugas Akhir pada tanggal
03 Oktober 2016

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Efrizon, SST., M.T Tuti Angraini, SST., M.T


NIP. 19670425 199303 1 003 NIP. 19670930 199303 2 003

Anggota Anggota

Yultrisna, ST., M.T Yul Antonisfia, S.T., M.T


NIP. 19700715 199512 2 001 NIP. 19680726 199303 1 002
iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Pengisi

Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini

Tsunami” ini penulis buat sebagai salah satu untuk memperoleh gelar sarjan

muda ahli madya dari Politeknik Negeri Padang khususnya Jurusan Teknik

Elektro Program Studi Teknik Elektronika. Kemudian tak lupa pula kita kirimkan

shalawat beriringan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang

telah membawa kita ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan motivasi

serda doa dalam setiap tindakan yang penulis ambil dalam pendidikan

2. Bapak Aidil Zamri, ST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.

3. Bapak Afrizal Yohanef, ST., M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
PNP.

4. Bapak Herizon, ST., SST., MT selaku Ketua Program Studi DIII Teknik

Elektronika PNP.

5. Pembimbing I dan Pembimbing II, Bapak Yul Antonisfia, ST., MT dan

Bapak Andrizal, ST., MT.


v

6. Seluruh staf pengajar, staf administrasi dan semua staf teknisi jurusan

elektro terutama prodi elektronika

7. Teman-teman satu jurusan dan Program Studi terutama kelas C EC.

8. Selanjutnya, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang telah membantu penulis selama proses pengujian dan penulisan

tugas akhir ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap laporan tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan terutama bagi pembaca yang
mempunyai bidang keahlian sama dengan penulis. Amin ya rabbal’alamin.

Padang, 03 Oktober 2016

Penulis

Beni Warman
No. alumni BENI WARMAN No. alumni Fakultas
1601229
(a) Tempat / Tgl Lahir : Pasir Gadang/16 Beni warman 1994
(b) Nama Orang Tua : Sawarin
(c) Fakultas : Politeknik
(d) Jurusan : Teknik Elektro / Teknik Elektronika
(e) No. BP : 1301041018
(f) Tanggal Lulus : 03 Oktober 2016
(g) Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
(h) IPK : 3,14
(i) Lama Studi : 3 Tahun, 0 Bulan
(j) Alamat Orang Tua : Pasir Gadang, Jorong Pasir Bintungan, Kenagarian Air
Gadang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat

Rancang Bangun Pengisi Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini
Tsunami
Tugas Akhir DIII Oleh : Beni Warman
Pembimbing 1. Yul Antonisfia, ST., MT 2. Andrizal, ST., MT

ABSTRAK

Tujuan dalam perancangan Solar Charger Controller pada sistem peringatan dini tsunami adalah untuk
membuat rangkaian pengecasan pada baterai kering yang digunakan sebagai supply tegangan DC (Direct
Current) pada rangkaian sistem peringatan dini tsunami. Rangkaian yang digunakan dalam perancangan
Solar Charger Controller adalah rangkaian pembagi tegangan dan rangkaian kontrol mosfet. Rangkaian
kontrol mosfet digunakan sebagai kontrol pengecasan dan kontrol beban pada baterai. Sensor yang
digunakan sebagai pengukuran arus beban pada baterai adalah sensor arus Acs71. Data dari hasil
pengecasan akan ditampilkan melalui Liquid Crystal Display (LCD) yang di kendalikan oleh
Mikrokontroler Arduino Nano. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Solar Charger
Controller dapat bekerja sesuai dengan prinsip kerja yang di rancang dalam pengecasan baterai dan dapat
mengukur berapa tegangan pada baterai dan Solar Cell yang di tampilkan di LCD.
Kata Kunci : Sensor Arus Acs712, Rangkaian Pembagi Tegangan, Rangkain Mosfet, Liquid Crystal Display
(LCD), Mikrokontroler Arduino Nano.

Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 03 Oktober 2016.
Abstrak telah disetujui penguji :
Tanda Penguji I Penguji II Penguji III Pembimbing I
Tangan

Nama
Efrizon, SST., MT Tuti Angraini, SST., MT Yultrisna, ST., MT Yul Antonisfia, ST., MT
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro :

Afrizal Yuhanef, ST., M.Kom


NIP. 19640429 199003 1 001
Alumni telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapat nomor alumni :

Petugas Fakultas / Universitas


Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Universitas Nama Tanda Tangan


ABSTRAK

Rancang Bangun Pengisi Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada


Sistem Peringatan Dini Tsunami

Tujuan dalam perancangan Solar Charger Controller pada sistem


peringatan dini tsunami adalah untuk membuat rangkaian pengecasan pada baterai
kering yang digunakan sebagai supply tegangan DC (Direct Current) pada
rangkaian sistem peringatan dini tsunami. Rangkaian yang digunakan dalam
perancangan Solar Charger Controller adalah rangkaian pembagi tegangan dan
rangkaian kontrol mosfet. Rangkaian kontrol mosfet digunakan sebagai kontrol
pengecasan dan kontrol beban pada baterai. Sensor yang digunakan sebagai
pengukuran arus beban pada baterai adalah sensor arus Acs71. Data dari hasil
pengecasan akan ditampilkan melalui Liquid Crystal Display (LCD) yang di
kendalikan oleh Mikrokontroler Arduino Nano. Berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa Solar Charger Controller dapat bekerja sesuai dengan prinsip
kerja yang di rancang dalam pengecasan baterai dan dapat mengukur berapa
tegangan pada baterai dan Solar Cell yang di tampilkan di LCD.

Kata Kunci : Sensor Arus Acs712, Rangkaian Pembagi Tegangan, Rangkain


Mosfet, Liquid Crystal Display (LCD), Mikrokontroler Arduino Nano.

i
vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................2

1.3. Batasan Masalah....................................................................................3

1.4. Tujuan....................................................................................................3

1.5. Metodologi ............................................................................................3

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................6

2.1. Solar Charger Kontroller .......................................................................6

2.1.1 Teknologi Solar Charge Controller ..............................................8

2.1.2 Cara Kerja Solar Charge Controller .............................................9

2.2. Solar Cell .............................................................................................10

2.2.1 Prinsip dasar teknologi solarcell dari bahan silicon ..................11


vii

2.2.2 Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.............................................11

2.2.3 Sambungan P-N .........................................................................12

2.3. Baterai .................................................................................................14

2.4. Sensor Arus .........................................................................................16

2.5. Rangkaian Pembagi tegangan .............................................................19

2.6 Mikrokontroller ....................................................................................20

2.6.1 Arduino.......................................................................................21

2.6.2 Bahasa Pemograman Arduino ....................................................25

2.7 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 .....................................................28

2.8 Rangkaian alat sistem peringatan dini Tsunami ...................................29

2.8.1 Rangkaian Transmitter (Xbee1) .................................................29

2.8.2 Rangkaian Receiver (Xbee2) .....................................................30

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT .................................32

3.1. Rancangan sistem secara keseluruhan ............................................32

3.1.1 Prinsip Kerja ..........................................................................33

3.2 Perancangan Rangkaian ..................................................................34

a. Rangkaian Mosfet Charger.........................................................34

b. Rangkaian Mosfet Beban ...........................................................35

c. Rangkaian Pembagi Tegangan ...................................................35

d. Rangkaian Sensor Arus ..............................................................36

e. Rangkaian LCD Display 20x4 dan LED Indikator ....................37

f. Rangkaian Solar Charger Kontroller ........................................38


viii

3.3 Perancangan Perangkat Lunak (Software) ......................................39

3.3.1 Pembuatan Flowchart ............................................................40

3.3.2 Spesifikasi Alat .....................................................................41

3.3.3 Cara Pengoperasian Alat .......................................................42

3.4 Perancangan Mekanik......................................................................42

a. Box Rangkaian ..............................................................42

b. Tiang Solar Cell ............................................................43

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ............................................................45

4.1 Pengujian Pada Hardware ................................................................45

4.1.1 Rangkaian Regulator .............................................................46

A. Pengujian Rangkaian Regulator ....................................46

B. Analisa Rangkaian Regulator ........................................47

4.1.2 Rangkaian Pembagi Tegangan ..............................................47

A. Pengujian Rangkaian pakai baterai ...............................47

B. Analisa Rangkaian pakai baterai ...................................48

C. Pengujian Rangkaian pakai baterai ...............................48

D. Analisa Rangkaian pakai baterai ...................................49

4.1.3 Rangkaian Sensor Arus .........................................................50

A. Pengujian Rangkaian Sensor Arus ................................50

B. Analisa Rangkaian Sensor Arus ....................................51

4.1.4 Rangkaian mosfet Kontrol Charger ......................................52

A. Pengujian Rangkaian Mosfet kontrol charger ...............52

B. Analisa Rangkaian Mosfet kontrol charger ...................53


ix

4.1.5 Rangkaian Mosfet kontrol Beban..........................................55

A. Pengujian Rangkaian Mosfet kontrol Beban .................55

B. Analisa Rangkaian Regulator ........................................56

4.1.6 Rangkaian LCD 20x4 dan Led indikator ..............................57

4.1.7 Solar Cell...............................................................................58

A. Pengujian Solar Cell ......................................................58

B. Solar Cell pakai Beban ..................................................61

4.1.8 Analisa Mikrokontroller Arduino Nano Atmega328 ............63

4.2 Pengujian Alat Secara Keseluruhan ..................................................64

BAB V PENUTUP ...............................................................................................68

5.1 Kesimpulan .......................................................................................68

5.2 Saran..................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik PWM ....................................................................................8

Gambar 2 Skema Solar Cell ...........................................................................11

Gambar 3 Cara Kerja Solar Sel .......................................................................11

Gambar 4 Semikonduktor Tipe-P (kiri) dan Tipe-N (kanan) ........................12

Gambar 5 Diagram Energi Sambungan P-N Munculnya Daerah Deplesi ......13

Gambar 6 Baterai ............................................................................................15

Gambar 7 Sensor Arus ACS712 5A ..............................................................16

Gambar 8 Output Voltage dan Arus Sensor Arus ACS712 5A .....................17

Gambar 9 Rangkaian Pembagi Tegangn ........................................................19

Gambar 10 Bentuk tegangan DC dan AC ....................................................... 20

Gambar 11 Arduino nano .................................................................................21

Gambar 12 Tampil depan LCD 20x4 dengan I2C ...........................................28

Gambar 13 Tampilan belakang LCD 20x4 dengan I2C Conector ...................28

Gambar 14 Rangkaian Transmitter ..................................................................30

Gambar 15 Rangkaian Receiver ......................................................................31

Gambar 16 Blok Diagram Sistem Secara Keseluruhan ...................................32

Gambar 17 Rangkaian Mosfet Charger ...........................................................34

Gambar 18 Rangkaian Mosfet Beban ..............................................................35

Gambar 19 Rangkaian Pembagi Tegangan .......................................................35

Gambar 20 Rangkaian Sensor Arus ACS712 ...................................................36

Gambar 21 Rangkaian LCD 20x4 dan indikator Led ......................................37

Gambar 22 Rangkaian Solar Charger Kontrolller.............................................38


xi

Gambar 23 Flowchart cara kerja Alat ...............................................................40

Gambar 24 Box rangkaian ................................................................................43

Gambar 25 Tiang Solar cell ..............................................................................43

Gambar 26 Perancangan Mekanik Keseluruhan ..............................................44

Gambar 27 Pengukuran Regulataor Tegangan ................................................46

Gambar 28 Pengukuran Rangkaian Pembagi Tegangan ..................................47

Gambar 29 Pengukuran Sensor Arus ...............................................................50

Gambar 30 Rangkain mosfet kontrol Charger .................................................53

Gambar 31 Hasil Pengujian Lebar Pulsa PWM motor 100 ............................54

Gambar 32 Hasil Pengujian Lebar Pulsa PWM motor 255 ............................55

Gambar 33 Pengukuran tegangan beban dari baterai........................................56

Gambar 34 Pengujian Display LCD 20x4 dan LED Indikator ........................57

Gambar 35 Tampilan LCD 20x4 dan Led indikator ........................................57

Gambar 36 Pengukuran Tegangan Solar cell ...................................................58

Gambar 37 Pengukuran Solar cell dengan Beban ............................................62

Gambar 38 Arduino Nano Atmega328 .............................................................62


xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data spesifikasi panel surya ..........................................................10

Tabel 2 Spesifikasi baterai ..........................................................................15

Tabel 3 Tabel datasheet ACS712 ................................................................17

Tabel 4 Spesifikasi dari Arduino ................................................................22

Tabel 5 Tipe Data .......................................................................................26

Tabel 6 Spesifikasi Rangkaian Transmitter (Xbee1) ..................................30

Tabel 7 Spesifikasi Rangkaian Receiver (Xbee2) .......................................31

Tabel 8 Pengukuran Regulator Tegangan ...................................................46

Tabel 9 Data Pengukuran dengan alat ukur dan pembagi tegangan ...........47

Tabel 10 Data pengukuran solar cell .............................................................49

Tabel 11 Data Pengukuran sensor Arus Pada Baterai ..................................51

Tabel 12 Lebar Pulsa Pengisian baterai pada solar cell ...............................53

Tabel 13 Pengukuran Beban ........................................................................56

Tabel 14 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah

Tanggal 6 Agustus 2016.................................................................59

Tabel 15 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah

Tanggal 15 September 2016...........................................................60

Tabel 16 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Solar cell Pada Cuaca Cerah

Tanggal 22 September 2016...........................................................61

Tabel 17 Hasil Pengukuran Solar cell pakai beban Pada Cuaca Cerah

Tanggal 28 Agustus 2016...............................................................62


xiii

Tabel 18 Hasil Pengukuran Solar cell pakai beban Pada Cuaca Cerah

Tanggal 3 September 2016.............................................................63

Tabel 19 Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller ..........................63

Tabel 20 Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller ..........................64

Tabel 21 Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller ..........................64

Tabel 22 Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller ..........................65

Tabel 23 Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller ..........................65


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber energi matahari memiliki kelebihan yaitu ketersediaan sumber energi

terjamin dan ramah lingkungan. Perangkat yang digunakan untuk mengubah

energi yang dihasilkan dari intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik

adalah solar cell. Namun, terdapat kendala pada aplikasi solar cell, yaitu ketidak-

linieran pada tahanan input panel surya yang akan sangat berpengaruh terhadap

efisiensi Solar Cell ketika terhubung dengan suatu beban. Dengan tahanan input

yang tidak linier, maka ketika Solar Cell digunakan untuk mensuplai daya ke

suatu beban, transfer daya ke beban menjadi tidak maksimal dan efisiensi panel

surya akan berkurang, maka dari itu ditambahlah baterai agar daya yang

dibutuhkan menjadi maksimal dan efisiensi.

Ketahanan suatu baterai tergantung dari pemakaian dan pengisian baterai

sesuai spesifikasi dari baterai tersebut. Jadi untuk pengisian baterai digunakan

sebuah charger. Charger merupakan sebuah alat elekronika yang digunakan untuk

pengisian baterai. Jadi dengan penggunaan charger, baterai dapat bertahan lebih

lama dan baterai jadi lebih awet. Charger untuk pengisian baterai ini sebenarnya

sudah banyak digunakan tapi, disini saya mencoba merancang rangkaian tersebut

dimana pengisian baterai inputnya dari Solar Cell. Alasan saya menggunakan

solar cell sebagai input pengisian baterai karena, Solar Cell hanya membutuhkan

cahaya matahari untuk pengisian dayanya.

Solar charger ini sudah banyak digunakan, penulis mencoba merancang

berbeda dan mempunyai kelebihan dari Solar Charger Controller ini yaitu dapat

1
2

mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging dan

overvoltage, mengatur arus yang dibebaskan/diambil dari baterai agar baterai

tidak full discharge, overload dan juga teradapat sensor suhu pada rangkaian ini.

Untuk itu penulis membuat tugas akhir ini dengan judul “Rancang Bangun

Pengisi Baterai Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini

Tsunami”

Harapannya dari tugas akhir yang saya buat ini dapat digunakan dan

dikembangkan seperti judul yang saya ajukan, dan dapat bermanfaat untuk

kebutuhan-kebutuhan lain.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah pembuatan tugas akhir ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang rangkaian Solar charger controller pada sistem

peringatan dini tsunami.

2. Bagaimana merancang hardware dan membuat mekanik panel surya untuk

sistem peringatan dini tsunami yang baik.

3. Bagaimana menggunakan LCD 20X4 untuk menampilkan data Tegangan,

Arus, dan Daya.


3

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis membatasi masalah, agar tidak

meluasnya pembahasan-pembahasan yang timbul. Adapun batasan masalah dalam

pembuatan tugas akhir ini adalah:

1. Rancangan alat yang dibuat hanya untuk tegangan DC.

2. Tegangan untuk beban pada alat ini digunakan dari baterai.

3. Rangkaian solar charger kontroller yang dirancang hanya untuk baterai

12V.

4. Rangkaian solar charger kontroller yang dirancang hanya untuk baterai

(Aki) kering.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pengangkatan judul ini adalah:

1. Merancang dan Membuat Solar Charger Controller lebih mudah dan

efisien menyimpan tegangan Solar Cell ke baterai.

2. Merancang dan Membuat rangkaian solar charger controller untuk beban

tegangan DC.

1.5 Metodologi

Untuk menyelesaikan tugas akhir ini dilakukan tahap-tahap berikut, yaitu:

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh teori dasar dan teori

pendukung pelaksanaan tugas akhir.

2. Konsultasi dengan Pembimbing


4

Konsultasi dengan dosen pembimbing tugas akhir dilakukan agar penulis

mendapat bimbingan/masukan dalam penyelesaian tugas akhir.

3. Perancangan dan pembuatan

Merancang dan membuat dalam bentuk software dan hardware.

4. Pengukuran, pengujian dan analisis

Setelah perancangan dan pembuatan alat selesai maka dilakukan

pengukuran, pengujian terhadap alat dan selanjutnya dilakukan analisis.

5. Membuat kesimpulan

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan melihat hasil dari pengujian

alat yang telah dilakukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembuatan dan memahami laporan tugas akhir ini,

maka penulis membuat sistematika penulisan. Sistematika penulisan yang

dimaksud adalah urutan penulisan laporan secara bertahap diantaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, metodologi serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dasar, ulasan dan kajian pustaka terkait

dengan topik yang dibahas pada laporan yang dibuat.


5

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Bab ini berisi tentang penjelasan bagaimana perancangan dan

pembuatan alat pengecasan baterai dengan Solar Charger Controller.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini berisi tentang pengukuran dan pengujian alat serta pembahasan

analisa dari hasil pengukuran dan pengujian terhadap alat yang telah

dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil akhir dari

penyelesaian dalam pembuatan serta perancangan alat.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Solar Charger Controller

Solar Charger Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk

mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban.Solar

charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian karena baterai

sudah penuh) dan kelebihan tegangan dari panel surya / solar cell. Kelebihan

tegangan dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller

menerapkan teknologi Pulse Width Modulation (PWM) untuk mengatur fungsi

pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Panel surya / solar

cell 12 Volt umumnya memiliki tegangan output 16 - 21 Volt.Jadi tanpa Solar

Charge Controller, baterai akan rusak oleh Over-Charging dan ketidakstabilan

tegangan.

Beberapa fungsi detail dari solar charger controller adalah sebagai berikut:

 Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari Overcharging, dan

Overvoltage.

 Mengatur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak

Full Discharge dan Overloading.

 Monitoring tegangan dan arus baterai

Seperti yang telah disebutkan di atas Solar Charge Controller yang baik

biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai

sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya / solar

6
7

cell berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere. Solar

charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian

apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali.

Solar Charger Controller biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang

terhubung dengan output panel surya / solar cell, 1 output ( 2 terminal ) yang

terhubung dengan baterai dan 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan

beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke

panel sel surya karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan

arus listrik DC dari panel surya / solar cell ke baterai, bukan sebaliknya.Solar

Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu

bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga

angin ataupun mikro hidro. Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller

'tandem' yaitu mempunyai 2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk

ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan

saja, sehingga keterbatasan waktu yang tidak bisa disuplai energi matahari secara

full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi

maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari. [5]
8

2.1.1 Teknologi Solar Charge Controller

Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge

controller:

A. PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse

dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical

form.

Gambar 1. Grafik PWM.

B. MPPT (Maximun Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi DC to DC

(Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge

controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke

dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang

dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai.

Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Panel surya / solar cell ukuran 120 Watt,

memiliki karakteristik Maximun Power Voltage 17.1 Volt, dan Maximun Power

Current 7.02 Ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan

batere 12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere =
9

87.05 Watt. Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar

120W : 12.4 V = 9.68 Ampere.

Teknologi yang sudah jarang digunakan, tetapi sangat murah, adalah Tipe 1 atau 2

Stage Control, dengan relay ataupun transistor. Fungsi relay adalah meng-short

ataupun men-disconnect baterai dari panel surya / solar cell. [5]

2.1.2 Cara Kerja Solar Charge Controller

Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit


Listrik Tenaga Surya. Solar charge controller berfungsi untuk:

 Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian


kalau baterai penuh).
 Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (Baterai ke beban diputus
kalau baterai sudah mulai 'kosong').

Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage
charging:

 Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk -

antara 14.4 - 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel

surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk)

dimulailah fase absorption.

 Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan

tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam)

tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari

baterai.
10

 Fase float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4

- 13.7 Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus

maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini. [8]

2.2 Solar Cell .

Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga

matahari menjadi energi listrik. Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi

untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara

langsung. PV biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul.Dalam

sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri

maupun paralel.Yang dimaksud dengan surya adalah sebuah elemen

semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas

efek fotovoltaik. Solar cell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai menipisnya

cadangan enegi fosil dan isu global warming.Energi yang dihasilkan juga sangat

murah karena sumber energi matahari bisa didapatkan secara gratis. [5]

Tabel 1. Data spesifikasi panel surya

Model eS50236-PCM
Maximum Power 40 Wp
Maximum Power Voltage 17,2V
Short Circuit Current 1,3 A
Maximum Power Current 2,32 A
Open Circuit Voltage 21,75 V
Nominal Voltage 17.24 V
FF 0.71
Maximum sistem Voltage 1000V
Maximum series fuse 16A
Berat 4 Kg
Dimensi 535 x 345 x 25 mm
11

Gambar 2. Skema Solar Cell.

2.2.1 Prinsip dasar teknologi solar cell dari bahan silicon.

Solar cell merupakan suatu perangkat semi konduktor yang dapat

menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan

energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun

dalam Kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energi. Salah satu bahan

semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah Kristal silicon. [8]

Gambar 3. Cara Kerja Solar Cell.

2.2.2 Semikonduktor Tipe P dan Tipe N.

Ketika suatu Kristal silikon ditambahkandengan unsur golongan kelima,

misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-

atom silicon yang mengakibatkan munculnya electron bebas pada material


12

campuran tersebut. Electron bebas tersebut berasal dari kelebihan electron yang

dimiliki oleh arsen terhadap linkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silicon.

Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang

sebaliknya terjadi jika Kristal silicon ditambahkan oleh insur golongan ketiga,

misalnya boron, maka kurangnya electron valensi boron dibandingkan dengan

silicon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada

semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p.

Adanya tambahan pembawa muatan tersebut mengakibatkan semikonduktor ini

akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika diberikan sejumlah

energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p. [5]

Gambar 4. Semikonduktor Tipe-P (Kiri) dan Tipe-N (Kanan).

2.2.3 Sambungan P-N.

Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi

difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p.

Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan

daerah lebih negative pada batas tipe-p. Adanya perbedaan muatan pada

sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya

medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik

tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang

dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus
13

difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada

semikonduktor sambungan p-n tersebut.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, electron adalah partikel

bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. kehadiran medan listrik

pada electron dapat mengakibatkan electron bergerak. Hal inilah yang dilakukan

pada solar cell sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada

sambungan p-n agar electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik

tersebut.

Ketika junction disinari, photon yang mempunyai 5 lectron sama atau

lebih besar dari lebar pita 5 lectron, 5lectron tersebut akan menyebabkan eksitasi

electron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita

valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga

menghasilkan pasangan 5 lectron-hole. Apabila ditempatkan hambatan pada

terminal sel surya, maka 5 lectron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga

menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. [5]

Gambar 5. Diagram Energi Sambungan P-N Munculnya Daerah Deplesi.


14

2.3 Baterai

Pembangkit listrik tenaga matahari pada umumnya hanya aktif pada saat

siang hari (pada saat sinar matahari ada). Sehingga untuk keperluan malam hari

solar cell tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka energi yang

dihasilkan solar cell pada siang hari disimpan sebagai energi cadangan pada saat

matahari tidak tampak. Untuk menyimpan energi tersebut dipakai suatu baterai

sebagai penyimpanan muatan energi. Baterai digunakan untuk sistem pembangkit

tenaga listrik matahari mempunyai fungsi yang ganda. Disuatu sisi baterai

berfungsi sebagai penyimpanan energi, sedang disisi lain baterai harus dapat

berfungsi sebagai satu daya dengan tegangan yang konstan untuk menyuplai

beban. Menurut penggunaan baterai dapat diklasifikasikan menjadi 2:

1. Baterai Primer

Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu

baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik

dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan semula.

2. Baterai Sekunder

Baterai sekunder adalah baterai yang dapat digunakan kembali dan

kembali dimuati. Pada waktu pengisian baterai elektroda dan elektrolik

mengalami perubahan kimia, setelah baterai dipakai, elektroda dan elektrolit dapat

dimuati kembali, kondisi semula setelah kekuatannya melemah yaitu dengan

melewatkan arus dengan arah yang berlawanan dengan pada saat baterai

digunakan. Pada saat dimuati energi listrik diubah dalam energi kimia. Jadi, dapat

kita ketahui bahwa fungsi baterai pada rancangan pembangkit tenaga surya ini

adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan solar cell pada siang hari,
15

tujuannya adalah untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca mendung

atau hujan serta pada malam hari. Dengan demikian dapat bekerja sesuai dengan

kebutuhan. Baterai yang digunakan adalah jenis asam timbale (baterai basah) yang

dapat diisi ulang cairan kimia dan energi listrik.

Gambar 6. Baterai

Pada baterai yang baru dibeli dipasaran, elektronik dimasukkan kedalam

baterai sampai tiap-tiap lempeng terdalam. Kesanggupan sebagai solar cell

mengeluarkan sejumlah aliran listrik dinamakan kapasited (kapasitas) Besarnya

kapasitas dinyatakan dalam Ampere hours (Ah), maka dapat ditulis; Kapasitas

Akumulator = Ampere x jam Bila sebuah akumulator mengeluarkan aliran listrik

sebesar 10 Ampere dalam 10 jam, maka besarnya kapasitas baterai tersebut adalah

10 x 10 = 100 Ah. Kapasitas Akumulator yang beredar di pasaran pada umumnya

adalah :

Tabel 2. Spesifikasi Baterai


16

Jumlah ampere hour hanya dapat dikeluarkan oleh baterai, diisi oleh arus

listrik dari luar atau dengan kata lain yaitu dicas (charger). Sebagai contoh:

Sebuah baterai dengan kode 120 Ah 100Hr artinya baterai mampu bekerja selama

100 jam dengan jumlah arus yang dikeluarkan sekitar 1,2 ampere dalam setiap

jam. Hal ini diperoleh dengan = 1,2 A setiap jam selama 100 jam, dengan

demikian diperkirakan baterai dengan kondisi penuh dapat menyuplai beban

sebesar 1,2 A x 12 Volt = 14,4 watt. Baterai tersebut mampu menyuplai beban

sebesar 14,4 watt selama 100 jam, akan sekitar 4 hari hingga baterai kosong. [6]

2.4 Sensor Arus

Sensor ACS712 adalah merupakan sensor untuk mendeteksi arus.

Penggunaan sensor arus ACS712 ini Kebanyakan memiliki kekurangan yakni

nilai arus yang di dapatkan dari sensor tidak linear sehingga terkadang kita

membutuhkan tingkat linear yang lebih tinggi. Sebelum membahas lebih lanjut,

akan di jelaskan terlebih dahulu tentang sensor arus ACS712. ACS712 ini

memiliki tipe variasi sesuai dengan arus maksimal yakni 5A, 20A, 30A. ACS712

ini menggunakan VCC 5V.

Gambar 7. Sensor Arus ACS712 5A


17

Pada pembahasan kali ini sensor arus yang di gunakan adalah variasi

ACS712 dengan nilai arus maksimal 5A buatan LC Electronics dengan

menggunakan Arduino Nano sebagai Microcontrollernya. Sensor Arus ACS712 -

5A ini memang memiliki karakteristik dapat dilihat dari tabel dari datasheet

ACS712 - 5A di bawah ini :

Tabel 3. Tabel datasheet ACS712

dengan bentuk grafik perubahan Vout sensor terhadap arus yang di deteksi.

Seperti di bawah ini :

Gambar 8. Output Voltage dan Arus Sensor Arus ACS712 5A


18

Sangat jelas bahwa dari kedua gambar di atas bisa kita analisa bahwa Nilai

perubahan arus yang terjadi berdasarkan perubahan tegangan output sensor

dengan range 180 - 190 mV/A dengan nilai ideal 185mV/A pada gambar 1.

Analisa gambar 2 memiliki karakteristik nilai tegangan output sensor tanpa beban

terdeteksi pada tegangan 2.5V dan perubahan tegangan setiap 185mV

mengartikan 1A. disini yang akan kita gunakan adalah nilai idealnya.

Dari pemahaman sederhana tersebut, maka kita manfaatkan menjadi dasar

untuk membuat sebuah algoritma program yang akan kita gunakan. sebagai

berikut :

1. Pengambilan data dari sensor berupa tegangan simpan pada var Vo.

2. Mengurangi nilai Vo - 2.50 simpan pada var Voa dan di absolutkan.

3. Setelah di dapat Voa/0.185 simpan pada var Amp(A).

4. Nilai var Amp(A) dirubah ke nilai (mA) dengan Amp*1000.(Alasan merubah

ke nilai mA, untuk memperdetil dalam pengkalibrasian)

5. Melakukan Proses kalibrasi.

Proses kalibrasi Sendiri memiliki algoritma sebagai berikut :

1. Jika waktu di bawah waktu tersetting melakukan penjumlahan Nilai var

Amp(mA) secara berkala.

2. Jika di atas waktu tersetting, akan dilakukan pembagian nilai antara Jumlah

total Amp(mA) yang telah di dapatkan di bagi dengan nilai waktu tersetting.

3. Sehingga didapatkan nilai rata-rata, di simpan pada var cal_value.Nilai

cal_value ini di gunakan untuk mengurangi ketidak stabilan pada output

sensor arus ACS712. Sehingga di dapatkan nilai Arus fix dengan mengurangi nilai

Amp(mA)-cal_value. [4]
19

2.5 Rangkaian Pembagi Tegangan

Rangkaian Pembagi tegangan dapat digunakan untuk mengukur tegangan

AC maupun DC, walau demikian algoritma pengukuran yang diterapkan tidaklah

sama. Tegangan DC relatif bernilai konstan sehingga mudah untuk diukur,

berbeda halnya dengan tegangan AC yang terus berubah sesuai bentuk gelombang

sinus dan memiliki magnitude tegangan dalam wilayah positif dan negatif.

Besaran tegangan efektif AC dapat diketahui apabila tegangan maksimum/puncak

diketahui. Dengan menggunakan algoritma yang tepat dan persamaan matematis

yang berkesesuaian, nilai maksimum dan nilai efektif tegangan AC dapat

ditemukan.

Sensor tegangan merupakan piranti yang umum digunakan pada perlatan

elektronik. Secara sederhana sensor tegangan bisa didapatkan melalui

perancangan rangkaian pembagi tegangan seperti terlihat pada gambar 1a, dan

juga dapat didesain menggunakan transformator seperti terlihat pada gambar 1b.

Sensor tegangan dengan menggunakan pembagi tegangan dapat digunakan pada

tegangan AC maupun DC, sedangkan sensor yang menggunakan transformator

hanya dapat digunakan untuk men-sensing tegangan AC.

Gambar 9. Rangkaian pembagi tegangan


dan Sensor Tegangan

Terlepas dari jenis sensor tegangan yang digunakan, dalam aplikasi

berbasis mikroprosesor teknik pembacaan tegangan AC dan DC sangatlah


20

berbeda. Tegangan DC seperti terlihat pada gambar 12 memiliki sifat nilai yang

relatif konstan, selain itu tegangan DC pada umumnya hanya berada pada satu

kuadran (positif saja atau negatif saja). Dengan sifat/karakteristik tegangan seperti

di atas pembacaan tegangan DC menjadi mudah untuk terapkan. Berbeda dengan

tegangan AC, bentuk tegangannya tidak konstan melainkan mengikuti bentuk

sinus. Selain itu tegangan AC berada pada dua kuadran, positif maupun negatif,

sehingga tidak dapat langsung diberikan ke pin input mikroprosesor. [1]

Gambar 10. Bentuk tegangan DC dan AC

2.6 Mikrokontroller

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to Digital

Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang

sesuai dengan tugas mikrokontroler akan sangat membantu perancangan sehingga

dapat mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen komponen tersebut

belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat

ditambahkan pada sistem mikrokontroler melalui port-portnya. [1]


21

2.6.1 Arduino

Arduino merupakan rangkaian elektronik yang bersifat open source, serta

memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah untuk digunakan. Arduino dapat

mengenali lingkungan sekitarnya melalui berbagai jenis sensor dan dapat

mengendalikan lampu, motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya. Arduino

mempunyai banyak jenis, di antaranya Arduino Uno, Arduino Nano, Arduino

Mega 2560, Arduino Fio, dan lainnya.

Gambar 11. Arduino Nano

Arduino Nano adalah sebuah board mikrokontroller yang didasarkan pada

ATmega328. Arduino mempunyai 14 pin digital input/output (6 diantaranya dapat

digunakan sebagai output PWM), 8 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz,

sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuah tombol

reset. Arduino memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroller,

mudah menghubungkan ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau

mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk

memulainya. Revisi 3 dari board Arduino memiliki fitur-fitur baru sebagai

berikut:
22

 Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan

dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF

yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang

disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan

kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi

dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan

tegangan 3.3V. Yang kedua ini merupakan sebuah pin yang tak

terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.

 Sirkit RESET yang lebih kuat.

 ATmega16U2 menggantikan 8U2.

Tabel 4. Spesifikasi dari Arduino

Mikrokontroller ATmega328
Tegangan Pengoperasian 5 Volt
Tegangan input yang disarankan 7-12 Volt
Batas tegangan input 6-20 Volt

Jumlah pin I/O digital 14 (6 diantaranya menyediakan


keluaran PWM)
Jumlah pin input analog 8
Arus DC tiap pin I/O 40mA
Arus DC untuk pin 3.3 Volt 50 mA
Memori Flash 32 KB (ATmega328), sekitar 0.5
KB digunakan oleh bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
23

Board Arduino dapat beroperasi pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20

Volt. Jika di suplai dengan yang lebih kecil misalnya 5 Volt maka board Arduino

Uno bisa menjadi tidak stabil dan jika menggunakan suplai yang lebih besar 12

Volt, maka regulator bias kelebihan panas dan membahayakan board Arduino

Uno. Range yang di rekomendasikan adalah 7 sampai 12 Volt.

Pin-pin dayanya adalah sebagai berikut:

 VIN. Tegangan input ke Arduino board ketika board sedang

menggunakan sumber suplai eksternal (seperti 5 Volt dari koneksi USB

atau sumber tenaga lainnya yang diatur). Kita dapat menyuplai tegangan

melalui pin ini, atau jika penyuplaian tegangan melalui power jack,

aksesnya melalui pin ini.

 5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator

pada board. Board dapat disuplai dengan salah satu suplai dari DC power

jack (7-12V), USB connector (5V), atau pin VIN dari board (7-12).

Penyuplaian tegangan melalui pin 5V atau 3,3V membypass regulator,

dan dapat membahayakan board. Hal itu tidak dianjurkan.

 3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator pada board. Arus

maksimum yang dapat dilalui adalah 50 mA.

 GND. Pin ground.

Memori ATmega328 mempunyai 32 KB (dengan 0,5KB digunakan untuk

bootloader). ATmega328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM.

Input dan Output setiap 14 pin digital Arduino Uno dapat digunakan sebagai input

dan output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead().


24

Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat

memberikan atau menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah

resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 KOhm. Selain itu, beberapa pin

mempunyai fungsi special:

 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

memancarkan (TX) serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua

pin ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2

USB-ke-TTL.

 External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk

dipicu sebuah interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu

kenaikan atau penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat

fungsi attachInterrupt() untuk lebih jelasnya.

 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan

fungsi analogWrite().

 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport

komunikasi SPI menggunakan SPI library.

 LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13.

Ketika pin bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED

mati.

 TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi

TWI dengan menggunakan Wire library

 AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan

dengan analogReference().
25

 Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara

khusus, digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk

melindungi yang memblock sesuatu pada board.

Arduino mempunyai 8 input analog, diberi label A0 samapai A7, setiap memberi

10 bit resolusi ( contohnya 1024 nilai yang berbeda). Secara default , 6 input

analog tersebut mengukur dari ground samapai tegangan 5 Volt, dengan itu

mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan pin

AREF dan fungsi analogReference(). [1]

2.6.2 Bahasa Pemograman Arduino

Arduino menggunakan pemrograman dengan bahasa C. Dalam Bahasa C

akan mengenal file header, biasa ditulis dengan extensi h(*.h), adalah file bantuan

yang digunakan untuk menyimpan daftar-daftar fungsi yang akan digunakan

dalam program. Bagi yang sebelumnya pernah memelajari Bahasa pascal, file

header ini serupa dengan unit. Dalam Bahasa C, file header standar yang

digunakan untuk input, output adalah <stdio.h>.

File header yang akan digunakan harus didaftarkan dengan menggunakan

directive #include yang berfungdi untuk memberitahu kepada kompilator bahwa

program yang akan buat akan menggunakan file-file yang didaftarkan. Berikut ini

contoh penggunaan directive #include.

#include<stdio.h>

#include<stdlib.h>

#include”myheader.h”
26

Setiap akan menggunakan fungsi tertentu yang disimpan dalam sebuah file

header, maka harus mendaftarkan file headernya dengan menggunakan derective

#include. Sebagai contoh, ketika akan menggunakan fungsi getch() dalam

program, maka kita harus mendaftarkan file header<conio.h>.

 Identifier merupakan nama yang diberikan pada variable, fungsi, label

atau objek lain. identifier dapat mengandung huruf (A-Z, a-z), angka

(0-9), dan karakter (… ). Identifier bersifat case sensitive dan dapat

mencapai maksimal 32 karakter.

 Konstanta integer dan long integer ditulis dalam bentuk decimal

(1234), bentuk biner (0b10100010), bentuk hexadecimal (0xff) atau

dalam bentuk octal (0777).

 Tipe data

Tabel 5. Tipe Data

Tipe Ukuran Range


Bit 1 0,1 (tipe data bit hanya dapat digunakan
untuk variable glbal)
Char 8 -128 to 127
Unsigned char 8 0 to 255
Signed char 8 -128 to 127
Int 16 -32768 to 32767
Short int 16 -32768 to 32767
Unsigned int 16 0 to 65535
Signed int 16 -32768 to 32767
Long int 32 -2147483648 to 2147483647
Unsigned long int 32 0 to 4294967295
Signed long int 32 -2147483648 to 2147483647
Float 32 1.175e-38 to 3.402e38
Double 32 1.175e-38 to 3.402e38
27

Bilangan negatif dalam mikrokontroler sebenarnya tidak ada namun hanya

kesepakatan saja perbedaan bilangan positif dan negative dalam mikrokontroler

terdapat pada bbit-msb(bit paling kanan) tipe data yang digunakan dimana msb =

0 jika bilangan itu positif dan msb = 1 jika bilangan itu negatif itulah sebabnya

mengapa kapasitas bilangan char untuk positif hanya 127 karena hanya 7-bit yang

digunakan untuk menyimpan bilangan misalnya “char” memakan memori 1 byte

atau 8-bit maka bilangan positif 9 akan tertulis dalam mempri 0b00001000 dan

bilangan negative 8 akan tertulis dalam memori 0b10001000.

 Array merupakan deretan variable yang berjenis sama dan mempunyai

nama yang sama. Setiap anggota deretan (elemen) diberi nomor yang disebut

indeks dimulai dairi indeks nol. Array diatur agar mempunyai lokasi memori yeng

bersebelahan dengan alamat terkecil menunjuk elemen array pertama dan alamat

tersebar menunjukan elemen terakhir. Elemen array dapat diakses dengan

menggunkan indeksnya.

 Fungsi merupakan sub program yang besar dapat dipecah menjadi

beberapa sub program yang terpisah yang melakukan fungsi tertentu. Parameter

dalam fungsi yaitu tipe dan argument, dimana tipe adalah nilai yang dihasilkan

oleh fungsi, jika tidak dinyatakan hasil fungsi dianggap bertipe integer. Deklarasi

tipe void dapat dimanfaatkan untuk menghindari terjadinya nilai balik, sedangkan

argument adalah deklarasi variable apa saja yan dibutuhkan fungsi bersifat

optional. [1]
28

2.7 Liquid Crystal Display (LCD) 20x4

Lequid Crystal Displays (LCD) 20x4 ini dapat digunakan untuk

menampilkan karakater sebanyak 80 karakter. LCD banyak digunakan pada

peralatan elektronika yang harus menampilkan data-data yang ingin dilihat dari

peralatan tersebut.

Pada penelitian ini akan menggunakan LCD yang dirangkaikan dengan

I2C/TWI Connector. LCD tipe ini didesain untuk meminimalkan penggunaaan pin

pada saat menggunakan display LCD 20x4. Normalnya sebuah LCD 20x4 akan

membutuhkan sekurang-kurangnya 8 pin Arduino dan 1 buah potensiometer

untuk dapat diaktifkan. Namun LCD tipe ini membuat perangkaian hanya

memerlukan 2 pin. [1]

Gambar 12. Tampil depan LCD 20x4 dengan I2C

Spesifikasi

1. I2C Address: 0x3F

2. Backlight (Blue with white char color)

3. Supply voltage: 5V

4. Size:82x35x18 mm

5. Weight:40 gram
29

Gambar 13. Tampilan belakang LCD 20x4 dengan I2C Conector

2.8 Rangkaian Alat Sistem Peringatan dini Tsunami

Alat Sistem Peringatan dini Tsunami adalah sebuah alat yang berfungsi

Sebagai peringatan dini tsunami, yang mana alat ini berfungsi mengirimkan

data dari bluetooth Xbee, dimana data yang dikirimkan adalah sebuah sensor

getar. Dalam rangkaian sistem peringatan dini Tsunami terdapat dua buah

sistem yaitu sebuah rangkaian Transmitter dan Receiver. [2]

2.8.1 Rangkaian Transmitter (Xbee 1)

Rangkaian transmitter ini terdapat sebuah sensor getar yang

difungsikan untuk membaca getaran, sehingga data yang terbaca

dikirimkan ke rangkaian receiver.

Bagianp-Bagian Rangakaian Transmitter

1. Mikrokontroller Arduino UNO

2. Modul Bluetooth Xbee Pro

3. Sensor Meas (Piezo)

4. Shield Arduino
30

Tabel 6. Spesifikasi Rangkaian Transmitter (Xbee1)

Series Xbee
Frekuensi 2,4 GHz
Data Rate (max) 250 Kbps
Mod. Protokol 802.15.4
Power Output 0dBm (1mw)
Sensitivity -92 dBm
Voltage Supply 2,8 – 3,4 V
Current Transmitter 4,5 mA
Antena Conn On board, wire Antena
Temperatur -40 - 85° C

Gambar 14. Rangkaian Transmitter

2.8.2 Rangkaian Receiver (Xbee 2)

Rangkaian receiver ini terdapat sebuah buzzer yang berfungsi untuk

sirine. Buzzer ini akan aktif apabila rangkaian transmitter sudah

mengirimkan data yang telah terdeteksi dari sensor getar.

Bagian-Bagian Rangakaian Transmitter

1. Mikrokontroller Arduino UNO

2. Modul Bluetooth Xbee Pro


31

3. LCD 16x2

4. Buzzer

5. Led Indikator

6. Shield Arduino

Tabel 7. Spesifikasi Rangkaian Receiver (Xbee2)

Series Xbee
Frekuensi 2,4 GHz
Data Rate (max) 250 Kbps
Mod. Protokol 802.15.4
Power Output 0dBm (1mw)
Sensitivity -92 dBm
Voltage Supply 2,8 – 3,4 V
Current Receiver 4,5 mA
Antena Conn On board, wire Antena
Temperatur -40 - 85° C

Gambar 15. Rangkaian Receiver


BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Rancangan Sistem Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan alat ini tersusun atas dua bagian penting yang saling

berhubungan satu sama lain yaitu hardware dan software. Kedua bagian ini

harus saling sinkron satu sama lain agar maksud dan tujuan dari pembuatan

alat ini tercapai dan sesuai dengan yang diharapkan. Bagian hardware terdiri

dari perancangan mekanik secara keseluruhan dan perancangan box rangkaian

dari Solar charger kontroller, rangkaian sensor, rangkaian LCD. Bagian

software terdiri dari flowchart dan program,

Berikut blok diagram sistem secara keseluruhan :

LCD 20x4

Solar Cell
Pembagi
Tegangan
Mikrokontroller Charger
ATMega328 Kontrol Baterai

Sensor Arus

Kontrol
beban

Gambar 16. Blok Diagram Sistem Secara Keseluruhan

32
33

Fungsi masing-masing blok :

1. Panel surya berfungsi untuk mengkonversi cahaya matahari secara langsung

untuk diubah menjadi listrik.

2. Sensor Arus digunakan untuk mengukur besar arus yang pada baterai.

3. Rangkaian pembagi Tegangan digunakan untuk mengukur tegangan yang

pada panel surya dan pada baterai.

4. Mikrokontroller Arduino nano Atmega328, digunakan sebagai mikrokontroler

untuk memproses data tegangan, arus, dan daya pada rangkaian solar charger

dan pengontrol jalan nya sistem alat sehingga di dapatkan output yang di

inginkan.

5. LCD 20x4 digunakan untuk menampilkan tegangan, arus, daya, dan pengisian

pada baterai.

3.1.1 Prinsip Kerja

Input dari pengisian baterai ini adalah solar cell, yang mana pengisian

Baterainya menggunakan rangkaian mosfet Ir9540 sebagai kontrol charger dan

output alat ini dari baterai, menggunakan rangkaian mosfet Ir9540 sebagai kontrol

beban, yang dikontrol oleh sebuah mikrokontroller Arduino nano ATMega328.

Kemudian input dari rangkaian penulis menggunakan sensor Arus acs712

dan rangkaian pembagi tegangan, yang digunakan untuk mengukur arus dan

tegangan pada alat ini.

Alat ini memiliki fitur seperti: layar LCD dan Indikator LED. Yang mana

LCD digunakan untuk menampilkan pengukuran dari sensor arus ,tegangan, dan
34

pengisian baterai. Kemudian Indikator LED digunakan untuk indikator keadaan

baterai dan beban terhubung dan tidak terhubung.

3.2 Perancangan Rangkaian

a. Rangkaian Mosfet Charger

Gambar 17. Rangkaian Mosfet Charger

Rangkaian mosfet charger adalah rangkaian yang menggunakan mosfet

IRF9540. Hal itu membuat men-drive sisi High dan sisi Low MOSFET

menggunakan sinyal PWM dari mikrokontroller. T1 merupakan bagian dari

rangkaian charger menghasilkan sisi High dari tegangan basis untuk

mosfet.Pengecasan solar cell langsung ke rangkaian mosfet Charger.


35

b. Rangkaian mosfet Beban

Gambar 18. Rangkaian Mosfet beban

Rangkaian mosfet beban adalah rangkaian yang menggunakan mosfet

IRF9540. Hal itu membuat men-drive sisi High dan sisi Low MOSFET

menggunakan sinyal PWM dari mikrokontroller. T2 merupakan bagian dari

rangkaian beban menghasilkan sisi High dari tegangan basis untuk mosfet.

c. Rangkaian Pembagi Tegangan

Gambar 19. Rangkaian Pembagi Tegangan


36

Pada rangkaian ini menggunakan rangkaian pembagi tegangan

untuk mengukur tegangan solar cell dan tegangan baterai. Output dari

pembagi tegangan dialirkan sebagai sinyal tegangan analog pin-A0 dan

Analog pin-A1 dan Kapasitor keramik C3 dan C4 digunakan sebagai filter

tegangan.

d. Rangkaian Sensor Arus

Gambar 20. Rangkaian Sensor Arus ACS712

Pada rangkaian sensor ini menggunakan modul sensor arus ACS712 5

Ampere digunakan untuk mendeteksi arus dari panel surya.Pada sensor arus ini

dapat mengetahui perubahan arus dari baterai yang pakai beban dan sensor

ACS712 ini dikontrol di pin analog A2 dari mokrokontroller sehingga dapat

menampilkan nilai arus dari panel surya di setiap pemakaian beban melalui

tampilan LCD Display sehingga mendapat nilai daya dari solar cell didapatkan

dari perhitungan nilai arus dan tegangan baterai tersebut.


37

e. Rangkaian LCD Dispaly 20x4 dan LED Indikator

Gambar 21. Rangkaian LCD 20x4 dan indikator Led

Pada rangkaian LCD ini penulis menggunakan rangkaian tambahan yaitu

I2C untuk mempermudah pengaturan LCD dan pin rangkaian ke mikrokontroller

lebih sedikit. Rangkaian Led sebagai indikator yang terdiri dari 3 buah yaitu, Led

RGB sebagai indikator keadaan baterai, Led merah keadaan tidak ada beban, dan

led hijau keadaan ada beban.


38

f. Rangkaian Solar Charger Controller

Gambar 22. Rangkaian Solar Charger Controller


39

3.3 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak merupakan perancangan mengenai algoritma

pemograman yang akan digunakan pada alat “Rancang Bangun Pengisi Baterai

Dengan Solar Charger Controller Pada Sistem Peringatan Dini Tsunami”.

Algoritma merupakan garis besar jalannya suatu program. Salah satu bentuk

algoritma dituangkan dalam bentuk diagram alir ( flowchart ). Adapun bentuk

flowchart yang akan dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
40

3.3.1 Pembuatan Flowchart

Flowchart merupakan alur kerja alat dari mulai diaktifkan sampai selesai.

Berikut flowchart kerja alat:

Start

Sensor Arus,
tegangan dan LCD

Baca data sensor


arus,dan tegangan
Baterai dan solar

N
If tegangan Charger Kontrol
Solar
cell>12V&<12V
On

Charger Kontrol
On

Tampilan
LCD

Stop

Gambar 23. Flowchart Cara Kerja Alat


41

3.3.2 Spesifikasi Alat

A. Tegangan :

1. Daya Maksimum Solar Cell 20Wp

2. Tegangan Input Baterai 12V

3. Tegangan Output Rangkaian Beban 5V

B. Mikrokontroller : Arduino Nano (Atmega328)

C. Input :

1. Sensor Arus Acs712

2. Rangkaian Pembagi Tegangan

D. Output :

1. LCD 20x4

2. Indikator Led

E. Dimensi Alat :

1. Panjang 70 cm

2. Lebar 54 cm

3. Tinggi 85 cm
42

3.3.3 Cara Pengoperasian Alat

Cara peongoperasian alat Solar Charger Controller sebagai berikut:

1. Menghubungkan kabel rangkaian Solar Charger Controller ke baterai

dan Solar Cell, lalu tekan switch on untuk mengaktifkan rangkaian

Solar Charger Controller.

2. Jika tegangan Solar Cell melebihi tegangan baterai maka Solar Charger

Controller akan melakukan pengecasan pada baterai.

3. Jika tegangan baterai sudah penuh maka Solar Chrger Controlle akan

mengatur Over Charger.

4. Menhubungkan rangkaian beban ke rangkaian Solar Charger

Controller.

5. Tekan tombol push button untuk menghidupkan Rangkaian beban .

3.4 Perancangan Mekanik

Dalam perancangan mekanik terdapat 2 bagian utama dalam perancangan

diantaranya box rangkaian, Tiang Solar Cell. Dari 2 bagian tersebut memiliki

fungsi masing-masing diantaranya :

a. Box rangkaian

Digunakan untuk tempat rangkaian seperti rangkaian charger,

arduino, sensor Arus, Sensor Tegangan, LCD, seperti terlihat pada gambar

dibawah ini .
43

Gambar 24. Box Rangkaian

b. Tiang Solar cell

Digunakan untuk penempatan solar cell, baterai, dan rangkaian charger.

Gambar 25. Tiang Solar Cell


44

Gambar 26. Perancangan Mekanik Keseluruhan


BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Pada Hardware

Pengujian pada hadware merupakan salah satu langkah yang mesti dan

penting dilakukan dalam menyelesaikan sebuah alat untuk mengetahui apakah alat

yang dibuat telah sesuai dengan yang diharapkan atau sebaliknya. Selain itu

pengujian juga bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat

yang dibuat. Dalam melakukan pengujian maka di persiapkan terlebih dahulu

peralatan alat ukur yaitu:

1. Multimeter.

2. Osiloskop

Bagian-bagian hardware yang akan diuji adalah sebagai berikut:

1. Rangkaian Regulator

2. Rangkaian Pembagian Tegangan

3. Rangkaian Sensor Arus

4. Rangkaian Mosfet Kontrol charger

5. Rangkaian Mosfet Kontrol Beban

6. Rangkaian LCD

7. Mengukur Tegangan Solar cell

8. Mengukur Solar cell Pakai Beban

9. Pengujian rangkaian keseluruhan

45
46

4.1.1 Rangkaian Regulataor

A. Pengujian Rangkaian Regulator

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur tegangan yang masuk pada

Mikrokontroller arduino Atmega 328 yang bersumber dari baterai yaitu sebesar

5V.

Gambar 27. Pengukuran Regulataor Tegangan

Pada rangkaian ini penulis menggunakan IC Regulator 7805 yang mana

tegangan output dari 7805 yaitu sebesar 5V, dan digunakan untuk supply ke

Mikrokontroller Arduino Atmega328.

Dengan hasil pengukuran seperti tabel dibawah ini:

Tabel 8. Pengukuran Regulator Tegangan


No Output Tegangan (Volt) Keterangan
1 Baterai 12 TP1
2 IC 7805 5.01 TP2
47

B. Analisa Rangkaian Regulator

Tegangan output dari baterai yaitu 12 V, lalu masuk ke IC 7805, dan

teganngannya diturunkan oleh IC 7805, dengan tegangan keluaran yang terukur

pada IC tersebut 5.01 V sesuai dengan karakteristik IC tersebut.

4.1.2 Rangkaian Pembagi Tegangan

A.Pengujian Rangkaian Pembagi Tegangan Pakai Baterai

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa tegangan pada baterai.

Gambar 28. Pengukuran Rangkaian Pembagi Tegangan

Untuk mengetahui berapa tegangan pada baterai dan solar cell, saya

menggunakan pembagi tegangan. Sesuai dengan hasil pengukuran pada tabel

dibawah ini.

Tabel 9. Data Pengukuran baterai dengan alat ukur dan Rangkaian pembagi

tegangan.

Dengan Alat Dengan Rangkaian Perbedaan Data ADC


NO ukur(Multimeter) Pembagi Tegangan Tegangan
1 12,78V 12,43V 0,35V 982
2 12,63V 12,31V 0,32V 979
3 12,11 V 11,87V 0,23V 839
48

B. Analisa Rangkaian Pembagi Tegangan Pakai Baterai

Berdasarkan tabel diatas hasil pengukuran tegangan baterai dengan nultimeter

dan sensor tegangan berbeda rata-rata 0,3 volt. Rangkaian pembagi ini

Menggunakan 2 buah resistor masing-masing 100Kohm dan 20Kohm yang

tegangan yang nilai ADC nya dikontrol dengan microkontroller arduino. Input

analog Arduino dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC antara 0 dan 5V.

Pembagi tegangan mengurangi tegangan yang diukur untuk dalam kisaran input

analog Arduino.

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

a. Tegangan Maksimum = 4,7 V

ADC = 4,7Vx1023
5V

ADC = 982

b. Tegangan Minimum = 4,1 V

ADC = 4,1Vx1023
5V

ADC = 839

C. Pengujian Rangkaian Pembagi Tegangan Pakai Solar Cell

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa tegangan pada baterai dan

solar cell.
49

Tabel 10. Data pengukuran Solar cell dengan alat ukur dan rangkaian pembagi
tegangan
Waktu Dengan alat Dengan Rangkaian Perbedaan Data
No (WIB) ukur(Multimeter) Pembagi Tegangan Tegangan ADC
1 10.00 19.68 V 19.32 V 0,34V 964
2 11.00 19.79 V 19.43 V 0,36V 981
3 12.00 19.68 V 19.26 V 0,42V 976
4 13.00 19.65 V 19.31 V 0,34V 964
5 14.00 19.60 V 19.33 V 0,27V 961
6 15.00 19.68 V 19.36 V 0,32V 967
7 16.00 19.79 V 19.41 V 0,38V 982
8 17.00 18.89 V 18.45 V 0,44V 834
9 18.00 16,4 V 16,12 V 0,28V 753
Jumlah 3,15V
Rata-rata 0,35V

D. Analisa Rangkaian Pembagi Tegangan Pakai Solar Cell

Berdasarkan tabel diatas hasil pengukuran tegangan solar dengan alat ukur

(multimeter) dan sensor tegangan berbeda rata-rata 0,3 volt. Rangkaian pembagi

ini Menggunakan 2 buah resistor masing-masing 100Kohm dan 20Kohm yang

tegangan yang nilai ADC nya dikontrol dengan microkontroller arduino. Input

analog Arduino dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC antara 0 dan 5V.

Pembagi tegangan mengurangi tegangan yang diukur untuk dalam kisaran input

analog Arduino.

Pengukuran tegangan dengan rumus:

R1 = 100KOhm dan R2 = 20KOhm

Untuk Fungsi pembacaan tegangan dan koversinya itu diantara 0-1023.

5V = ADC jumlah 1024

1 jumlah ADC = (5/1024) Volt = 0.0048828Volt

Vout = Vin * R2 / (R1 + R2)


50

Vin = Vout * (R1 + R2) / R2

Vin = count ADC * 0,00488 * (120/20) Volt

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

a. Tegangan Maksimum = 4,8 V

ADC = 4,8Vx1023
5V

ADC = 982

b. Tegangan Minimum = 3,68 V

ADC = 3,68Vx1023
5V

ADC = 753

4.1.3 Rangkaian Sensor Arus

A. Pengujian Rangkaian Sensor Arus

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui berapa Arus pada baterai.

Gambar 29. Pengukuran Sensor Arus


51

Untuk mengetahui berapa arus beban pada baterai, saya menggunakan

sensor arus. Sesuai dengan hasil pengukuran pada tabel dibawah ini.

Tabel 11. Data Pengukuran sensor Arus Pada Baterai

Alat Dengan Sensor Arus Data ADC


Ukur(Multimeter)
0,16A 0,13A 192

B. Analisa Rangkaian Sensor Arus

Berdasarkan tabel 4 data pengukuran dengan alat ukur 0,16A dan dengan

sensor 0,13A, Untuk pengukuran saat ini penulis menggunakan Hall Effect sensor

arusACS 712 (5A). Sensor ini membaca nilai saat ini dan mengubahnya menjadi

nilai tegangan yang relevan, Nilai yang menghubungkan dua pengukuran adalah

sensitivity. Seperti data sheet ACS 712 (5A) :

1. Sensitivitas adalah 185mV/ A

2. Sensor ini dapat mengukur arus positif dan negatif (kisaran -5A ...5A)

3. Power supply 5A

4. Tegangan 2.5V ketika tidak ada arus.

Sebelum menggunakan sensor yaitu melakukan pengkalibrasiaan sensor

yaitu

Nilai = (5/1024) x nilai analog yang dibaca. Jika tidak mendapatkan 5V dari

arduino pin 5V kemudian, nilai = (/1024 V pengukuran)x nilai analog yang

dibaca. V pengukuran adalah tegangan diantara Arduino pin 5V dan GND.

Sensitivitas adalah = 100mV / A = 0.100V / A

Tidak ada uji arus melalui tegangan output adalah VCC / 2 = 2,5

count ADC = 1024/5 * Vin dan Vin = 2,5 + 0.100 * I (di mana I = Arus)
52

count ADC = 204,8 (2,5 + 0,1 * I) = 512 + 20,48 * I

20,48 * I = (ADC menghitung-512)

(Count ADC / 20,48) I = - 512 / 20,48

Arus (I) = 0,04882 * ADC -25

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

Tegangan Maksimum = 0,94 V

ADC = 0,94Vx1024
5V

ADC = 192

4.1.4 Rangkaian Mosfet Kontrol Charger

A. Pengujian Rangkaian Mosfet kontrol Charger

Tujuan melakukan pengukuran ini untuk mengetahui berapa tegangan solar

cell untuk bisa mengecas baterai. Rangkaian mosfet kontrol Charger ini bekerja

dengan menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) dengan pengaturan lebar

pulsa atau pengaturan tegangan pada solar cell.


53

Gambar 30. Rangkain mosfet kontrol Charger

Mosfet Ir9540 digunakan sebagai kontrol charger untuk baterai, jadi jika

tegangan dari solar cell melebihi tegangan baterai (hari cerah) maka mosfet akan

aktif dan masuk kebaterai untuk pengecasan, jika tegangan solar cell kurang dari

tegangan baterai (hari mendung ) mosfet akan off .

Tabel 12. Lebar Pulsa Pengisian baterai pada solar cell

No PWM Toff (ms) Ton (ms) Duty Tegangan(V)


Cycle
(%)
1 100 1,239 0,800 39,22 8,6
2 252 0,431 0,013 97,07 18,44

B. Analisa Rangkaian Mosfet Kontrol Charger

Pada tabel 8 pengukuran diatas bahwa tegangan keluaran dari solar sel

tergantung pada cahaya matahari yang didapatkan oleh solar sel, apabila solar sel

tersebut mendapat cahaya matahari dari pagi sampai sore disaat cuaca cerah maka,

tegangan keluaran solar sel bisa mencapai 12-20 Vdc dan pada saat cuaca

mendung tegangan keluaran dari solar sel kurang dari 12 Vdc. Pada tanggal 6

agustus 2016 telah penulis lakukan pengukuran tegangan saat cuaca cerah yaitu
54

sejam sekali. Pengukuran dilakukan dari pagi jam 9.00 sampai malam jam 19.00.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan rata-rata tegangan solar cell yaitu 19 volt.

Untuk mengetahui berapa tegangan pada saat nilai PWM 255 dan saat

pengecasan, dapat kita buktikan dengan menggunakan grafik dari osiloscop dan

rumus seperti berikut :

Pengujian rangkaian mosfet kontrol Irf9540 dengan osiloskop

Gambar 31 . Hasil Pengujian Lebar Pulsa PWM 100

Duty Cycle =

Volt / Div =5V

Time / Div = 10 mS

1. Untuk PWM 100 dapat diketahui bahwa

Ton = 0,800 ms

Toff = 1,239ms

Duty Cycle =

Duty Cycle = = 38,2 %

Teg = 19 Vdc x 38,2 % = 7,25 Vdc


55

Gambar 32. Hasil Pengujian Lebar Pulsa PWM 255

2. Untuk PWM 252 dapat diketahui bahwa

Ton = 0,431 ms

Toff = 0,013 ms

Duty Cycle =

Duty Cycle = = 97,07 %

Teg = 19 Vdc x 97,07 % = 18,44 Vdc

4.1.5 Rangkaian Mosfet kontrol Beban

A. Rangkaian Mosfet kontrol Beban

Bertujuan untuk mengetahui tegangan output yang dihasilkan oleh baterai

untuk beban.
56

Gambar 33. Pengukuran Tegangan beban dari baterai

Tabel 13. Pengukuran Beban

No Arus Baterai Tegangan


(mA) Baterai (Volt)
1 0,9A 19,3

B. Analisa Mosfet Kontrol Beban

Tegangan untuk beban di gunakan dari baterai dengan menggunakan mosfet

kontrol beban, jadi tegangan untuk beban, dikontrol pada mosfet Ir9540 melalui

Mikrokontroller Arduino Atmega328.


57

4.1.6 Rangkaian LCD 20x4 dan LED indikator.

Gambar 34. Pengujian LCD 20x4 dan LED Indikator

Pengujian pada Rangakain LCD20x4 dilakkukan apakah rangakaian

bekerja dengan baik dan mengatur kecerahan LCD. Tegangan yang dibutuhkan

pada LCD yaitu sebesar 5VdcLCD20x4 digunakan untuk menampilkan Tegangan

panel surya,Tegangan dan arus baterai pakai beban. Pada rangkaian LCD20x4

menggunakan rangkaian I2C agar pemakain pin arduino lebih sedikit . Untuk

LED indikasi menggunakan 3 buah led. Yaitu led RGB, digunakan untuk

menunjukkan tingkat tegangan baterai. Led Hijau dan led orange untuk keadaan

beban. Dapat dilihat di gambar 39 dibawah ini Tampilan LCD 20x4 dan Led

indikator.

Gambar 35. Tampilan LCD 20x4 dan Led indikator


58

4.1.7 Solar Cell

A. Pengujian Solar Cell

Bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan oleh solar sel dalam

satu hari, saat cuaca cerah.

Gambar 36. Pengukuran Tegangan Solar cell.


59

Tabel 14 . Hasil pengukuran tegangan keluaran solar cell pada hari Sabtu, 6
Agustus 2016

No Waktu Tegangan Data ADC


1. 7.30 18,4 Volt 941
2. 8.30 19,3 Volt 977
3. 9.30 19,5 Volt 979
4. 10.30 19 Volt 975
5. 11.30 19 Volt 975
6. 12.30 19,8 Volt 983
7. 13.30 19,2 Volt 976
8. 14.30 19,3 Volt 976
9. 15.30 19,1 Volt 975
10 16.30 19 Volt 974
Jumlah 191,16 Volt
Rata-rata 19,16 Volt

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

a. Tegangan Maksimum = 4,8 V

ADC = 4,8Vx1023
5V

ADC = 983

b. Tegangan Minimum = 4,6 V

ADC = 4,6Vx1023
5V

ADC = 941
60

Tabel 15 . Hasil pengukuran tegangan keluaran solar cell pada hari Kamis, 15
September 2016

No Waktu Tegangan Data ADC


1. 8.00 17,7 886
2. 9.00 18,5 Volt 942
3. 10.00 19,2 Volt 972
4. 11.00 19,5 Volt 975
5. 12.00 19 Volt 967
6. 13.00 19 Volt 968
7. 14.00 18,9 Volt 928
8. 15.00 19 Volt 967
9. 16.00 19 Volt 965
10. 17.00 17 Volt 865
11. 18.00 3 Volt 311
12. 18.30 1,2 Volt 194

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

a. Tegangan Maksimum = 4,77 V

ADC = 4,77Vx1023
5V

ADC = 975

b. Tegangan Minimum = 0,95 V

ADC = 0,95 Vx1023


5V

ADC = 194
61

Tabel 16 . Hasil tegangan keluaran solar cell pada hari Kamis, 22 September 2016
No Waktu Tegangan Data ADC
1. 9.00 18,9 Volt 924
2. 10.00 19,35 Volt 964
3. 11.00 19,7 Volt 976
4. 12.00 18,5 Volt 892
5. 13.00 18,7 Volt 901
6. 14.00 19,4 Volt 956
7. 15.00 19,8 Volt 964
8. 16.00 19,1 Volt 967
9. 17.00 18 Volt 912
10. 18.00 9 Volt 498
11. 18.30 2 Volt 267
12. 19.00 1,4 Volt 215

Untuk menghitung data ADC yang merupakan hasil dari pemetaan sinyal

analog secara digital dapat menggunakan rumus, Hasil ADC pada mikrokontroler

adalah :

ADC = Tegangan Terbaca x 1023


5V

a. Tegangan Maksimum = 4,78 V

ADC = 4,78Vx1023
5V

ADC = 976

b. Tegangan Minimum = 1,05 V

ADC = 1,05 Vx1023


5V

ADC = 215

B. Solar Cell Pakai Beban

Bertujuan untuk mengetahui berapa arus dan tegangan yang terpakai saat ada

beban pada solar cell, Pada pengambilan data arus dan tegangan, panel surya
62

dihubungkan dengan beban resistor variabel. Kemudian diukur menggunakan alat

ukur(Multimeter) dan tegangan dari panel surya.

Gambar 37. Pengukuran Solar cell dengan Beban.

Tabel 17 . Hasil pengukuran Solar cell pakai beban pada hari Minggu, 28 Agustus
2016
Waktu Tegangan Arus Beban
No (WIB) (Volt) (A) (KOhm)
1 11.20 19.15 0,64 10
2 11.00 19.89 0,74 10
3 12.00 19.68 0,65 10
4 13.00 19.65 0,67 10
5 14.00 19.60 0,74 10
6 15.00 19.68 0,68 10
7 16.00 19.79 0,71 10
8 17.00 18.89 0,68 10
63

Tabel 18 . Hasil pengukuran Solar cell pakai beban pada hari Sabtu, 3 September
2016
Waktu Tegangan Arus Beban
No (WIB) (Volt) (A) (KOhm)
1 11.20 19.68 0,74 10
2 11.00 19.79 0,77 10
3 12.00 19.68 0,65 10
4 13.00 19.65 0,67 10
5 14.00 19.60 0,74 10
6 15.00 19.68 0,78 10
7 16.00 19.79 0,71 10
8 17.00 18.89 0,68 10

4.1.8 Analisa Mikrokontroller Arduino Nano Atmega328

Titik Pengukuran
ADC

Gambar 38. Arduino Nano Atmega328


64

Input dari mikrokontroller adalah pin analog yaitu dari pin A0 sampai A2

dan pin digital dari pin D2 sampai D3 dimana pin A0 sampai A2 digunakan untuk

Sensor Arus dan Rangkaian pembagi tegangan dan pin D2 sampai D3 digunakan

untuk kontrol beban dan PWM. Kemudian data tersebut akan diproses oleh

mikrokontroller sesuai program yang di inginkan, setelah diproses oleh

mikrokontroller maka didapatkan output mikrokontroller sesuai dengan program,

yaitu pin D5 dan D9 untuk rangkaian indikator Led, pin A4 dan A5 untuk LCD

pakai rangkaian I2C. Tegangan keluaran dari mikrokontroller arduino bernilai 4.9

Vdc.

4.2 Pengujian Alat Secara Keseluruhan

Dalam Pengujian alat secara keseluruhan dilakukan untuk mendapat hasil dari

pengisian baterai.Pengujian yang dilakukan yaitu selama 12 jam, 11 jam, 9 jam, 5

jam. Dari pengujian tersebut didapat kan hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 19 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller


Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) (Volt) Setelah Tegangan
dari solar dari pengecasan baterai
cell baterai
1 8.00 19.68 12,08 V 12,11V 0,3V
2 9.00 19.79 12,11V 12,15V 0,4V
3 10.00 19.68 12,15V 12,19V 0,4V
4 11.00 19.65 12,19V 12,23V 0,4V
5 12.00 19.60 12,23V 12,26V 0,3V
6 13.00 19.68 12,26V 12,30V 0,4V
7 14.00 19.79 12,30V 12,33V 0,3V
8 15.00 18.89 12,33V 12,37V 0,4V
9 16.00 18,43 12,37V 12,40V 0,3V
10 17.00 18,32 12,40V 12,43V 0,3V
11 18.00 13,6 12,43V 12,45V 0,2V
Jumlah 3,7
Rata-rata 0,336
65

Tabel 20 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller


Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 10.00 20.1 12,16 V 12,20V 0,4V
2 11.00 20,36 12,20V 12,23V 0,3V
3 12.00 20,7 12,23V 12,27V 0,4V
4 13.00 19.8 12,27V 12,31V 0,4V
5 14.00 19.76 12,31V 12,34V 0,3V
6 15.00 19.7 12,34V 12,37V 0,3V
7 16.00 19.65 12,37V 12,39V 0,2V
8 17.00 18.89 12,43V 12,45V 0,2V
9 18.00 13,3 12,45V 12,47V 0,2V
Jumlah 2,7
Rata-rata 0,3

Tabel 21 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller


Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 7.30 18,68 12,11 V 12,14V 0,3V
2 8.30 19,55 12,14V 12,18V 0,4V
3 9.30 19,76 12,18V 12,21V 0,3V
4 10.30 19,79 12,21V 12,25V 0,4V
5 11.30 19,81 12,25V 12,29V 0,4V
6 12.30 20,2 12,29V 12,33V 0,4V
7 13.30 20,4 12,33V 12,37V 0,4V
8 14.30 20,7 12,37V 12,40V 0,3V
9 15.30 19,1 12,40V 12,43V 0,3V
10 16.30 19,4 12,43V 12,45V 0,2V
11 17.30 17,6 12,45V 12,47V 0,2V
12 18.00 14,1 12,47V 12,49V 0,2V
Jumlah 3,8
Rata-rata 0,32
66

Tabel 22 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller Pada Hari Senin
Tanggal 03 Oktober 2016
Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 14.00 19,8 12,38V 12,42V 0,4V
2 15.00 19,8 12,42V 12,46V 0,4V
3 16.00 18,7 12,46V 12,49V 0,3V
4 17.00 17,6 12,49V 12,51V 0,2V
5 18.00 16,4 12,51V 12,53V 0,2V
Jumlah 1,5
Rata-rata 0,3

Tabel 23 . Hasil pengisian baterai Solar charger Kontroller Pada Hari Selasa
Tanggal 04 Oktober 2016
Waktu Tegangan Tegangan Tegangan Perbedaan
No (WIB) (Volt) dari (Volt) dari Setelah Tegangan
solar cell baterai pengecasan baterai
1 7.00 18,48 11,79 V 11,83V 0,3V
2 8.00 19,65 11,83V 11,87V 0,4V
3 9.00 19,68 11,87V 11,91V 0,4V
4 10.00 19,79 11,91V 11,95V 0,4V
5 11.00 19,81 11,95V 11,99V 0,4V
6 12.00 20,5 12,04V 12,08V 0,4V
7 13.00 20,3 12,12V 12,16V 0,4V
8 14.00 20,8 12,16V 12,20V 0,4V
9 15.00 19,4 12,23V 12,26V 0,3V
10 16.00 19,7 12,26V 12,29V 0,3V
11 17.00 17,6 12,29V 12,31V 0,2V
12 18.00 14,1 12,31V 12,33V 0,2V
Jumlah 4,1
Rata-rata 0,34

Analisa:

Dari hasil pengecasan yang dilakukan, pengecasan baterai akan jalan jika

tegangan input dari solar cell melebihi tegangan baterai, jika tegangan dari solar

cell kurang dari tegangan baterai maka solar charger tidak akan mengecas baterai.
67

Pengisian normal pada baterai adalah besar arus pengisian sebesar 10% dari

kapasitas baterai, seperti rumus dibawah ini.

Rumus perhitungan pengisian baterai:

1. Baterai 12V

2. Baterai 12Ah

3. Arus pada charger 0,96A

4. Tambahkan 20% untuk diefisiensi baterai

Lama pengisian Baterai =(12Ah/0,96A)+20%

Lama pengisian Baterai =(12,5A+20% =15x20/100)

Lama pengisian Baterai =(12,5+2,5) =15Jam


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan dan pembuatan sistem kemudian dilanjutakan

dengan pengujian yang telah dilakukan terhadap alat kerja maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tegangan maksimal yang dihasilkan oleh solar cell 40 Wp dalam satu

hari pada saat cuaca cerah rata-rata adalah 19,16V.

2. Pengecasan pada baterai akan bekerja jika tegangan Charger melebihi

tegangan baterai yaitu 12V.

3. Rangkaian pembagi tegangan yang digunakan untuk mengukur tegangan

pada solar cell dan baterai, yang mana pengukuran tegangan dengan alat

ukur dan rangkaian pembagi tegangan didapat perbedaan yaitu solar Cell

0,35V dan baterai 0,31V.

4. Dari hasil pengujian pengecasan selama 11 jam, Hasil pengecasan

tegangan baterai bertambah paling tinggi 0,4V dan paling rendah 0,2V.

Rata-rata tegangan naik 0,336V.

5. Dari hasil pengujian Pada tanggal 03 Oktober 2016 pengecasan selama

5 jam, Hasil pengecasan tegangan baterai bertambah paling tinggi 0,4V

dan paling rendah 0,2V. Rata-rata tegangan naik 0,3V.

68
69

6. Dari hasil pengujian Pada tanggal 04 Oktober 2016 pengecasan selama

12 jam, Hasil pengecasan tegangan baterai bertambah paling tinggi 0,4V

dan paling rendah 0,2V. Rata-rata tegangan naik 0,34V.

7. Dari hasil pengujian saat cuaca cerah pengecasan baterai rata-rata naik

0,33V/Jam.

5.2 Saran

Berdasarkan perancangan dan pembuatan sistem kemudian dilanjutakan

dengan pengujian yang telah dilakukan terhadap alat kerja ini, penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulis buat, untuk itu penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Rangkaian Pengecasan baterai pada Solar Charger Controller bisa lebih

maksimal dengan menambahkan sistem Maximum Power Point Tracker

(MPPT) pada rangakaian.

2. Rangkaian Pengecasan baterai pada Solar Charger Controller masih

memiliki kekurangan, karena pengecasan baterai tersebut berdasarkan

PWM sehingga bekerja kurang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Adi, Agung Nugroho. 2010, Mekatronika Edisi Pertama, Yogyakarta :

Graha Ilmu Yogyakarta.

[2] Alfiansyah, Darmi. 2015, Sistem Peringatan Dini Tsunami, Padang :

Politeknik Negeri Padang.

[3] ARDUINO-SOLAR-CHARGE-CONTROLLER-Version-20. 2015.

(instructables.com/id/), diakses pada tanggal 30 Agustus 2016.

[4] Barmawi, Malvino.1999.”Prinsip – Prinsip Elektronika”, Edisi Ke Tiga

Jilid1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[5] Rois dkk. 2010. “Pengecasan baterai dengan solar cell”. Surabaya:

Teknik Elektronika PENS-ITS.

[6] S, Wasito. 2006, Vademekum Elektronika Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama.

[7] Tooley, Mike. 2002, Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi Edisi

Kedua, Jakarta : Erlangga.

[8] Wahyu purnomo, 2010, “Pengisi Baterai Otomatis dengan Menggunakan

Solar Sel” Tugas Akhir. Depok: Teknik Elektro Fakultas Teknologi

Industri Universitas Gunadarma.

[9] Zona Elektro. 2013. ADC (Analog To Digital Converter). (Online)

Tersedia di : (http://zonaelektro.net/adc-analog-to-digital-converter/,

diakses 3 Oktober 2016).


LAMPIRAN 8

Program Keseluruhan Rancang Bangun Pengisi Baterai Dengan Solar Charge Controller Pada

Sistem Peringatan Dini Tsunami:

/*BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM*/
/*RANCANG BANGUN PENGISI BATERAI DENGAN SOLAR CHARGE CONTROLLER
PADA SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI*/

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#define SOL_ADC A0 // Sensor tegangan Solar Cell pin A0
#define BAT_ADC A1 // Sensor tegangan Battery pin A1
#define CURRENT_ADC A2 // Sensor Arus ACS 712 pin A2
#define TEMP_ADC A3 // Sensor LM 35 pin A3
#define AVG_NUM 10 // number of iterations of the adc routine to average the adc readings
#define BAT_MIN 10.5 // minimum battery voltage for 12V system
#define BAT_MAX 15.0 // maximum battery voltage for 12V system
#define BULK_CH_SP 14.4 // bulk charge set point for sealed lead acid battery
#define FLOAT_CH_SP 13.6 // float charge set point for lead acid battery
#define LVD 11.5 // Low voltage disconnect setting for a 12V system
#define PWM_PIN 3 // pin-3 untuk control charging MOSFET default frequency is 490.20Hz
#define LOAD_PIN 2 // pin-2 untuk control the beban
#define BAT_RED_LED 5 // Status battery
#define BAT_GREEN_LED 6 // Status battery
#define BAT_BLUE_LED 7 // Status battery
#define LOAD_RED_LED 8 // Status Solar Cell
#define LOAD_GREEN_LED 9 // Status beban

//ICON PADA LCD//


byte solar[8] = { 0b11111,0b10101,0b11111,0b10101,0b11111,0b10101,0b11111,0b00000 };
//Icon untuk solar Cell

byte battery[8] = { 0b01110,0b11011,0b10001,0b10001,0b10001,0b10001,0b10001,0b11111 };


//Icon untuk battery

byte energy[8] = { 0b00010,0b00100,0b01000,0b11111,0b00010,0b00100,0b01000,0b00000 };


// Icon untuk power

byte temp[8] = { 0b00100,0b01010,0b01010,0b01110,0b01110,0b11111,0b11111,0b01110 };


// Icon untuk Suhu

byte charge[8] = { 0b01010,0b11111,0b10001,0b10001,0b10001,0b01110,0b00100,0b00100 };


// Icon untuk charge battery

byte not_charge[8]= { 0b00000,0b10001,0b01010,0b00100,0b01010,0b10001,0b00000,0b00000 };


// Icon untuk tidak charge battery

//byte alarm[8] = { 0b00000,0b00100,0b01110,0b01110,0b01110,0b11111,0b00000,0b00100 };


// Icon untuk alarm

//DEKLARASI SEMUA VARIABEL


float solar_volt=0;
float bat_volt=0;
float load_current=0;
int temperature=0;
int temp_change=0;
float system_volt=0;
float bulk_charge_sp=0;
float float_charge_sp=0;
float charge_status=0;
float load_status=0;
float error=0;
float Ep=0;
int duty =0;
float lvd;
float msec=0;
float last_msec=0;
float elasped_msec=0;
float elasped_time=0;
float ampSecs = 0;
float ampHours=0;
float watts=0;
float wattSecs = 0;
float wattHours=0;

LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE); // Alamat LCD 20x4 pakai I2C 0x3F

//MULAI PROGRAM//

//PEMBACAAN ANALOG INPUT(TEGANGAN SOLAR DAN TEGANGAN BATERAI)//


int read_adc(int adc_parameter)
{

int sum = 0;
int sample ;
for (int i=0; i<AVG_NUM; i++)
{ // loop through reading raw adc values AVG_NUM number of times
sample = analogRead(adc_parameter); // read the input pin
sum += sample; // store sum for averaging
delayMicroseconds(50); // pauses for 50 microseconds
}
return(sum / AVG_NUM); // divide sum by AVG_NUM to get average and return it
}

//RUMUS DATA TEGANGAN DAN ARUS//


void read_data(void)
{
//5V = ADC value 1024 => 1 ADC value = (5/1024)Volt= 0.0048828Volt
// Vout=Vin*R2/(R1+R2) => Vin = Vout*(R1+R2)/R2 R1=100 and R2=20
solar_volt = read_adc(SOL_ADC)*0.00488*(120/20)-2.9;
bat_volt = read_adc(BAT_ADC)*0.00488*(120/20)-1.9;
load_current = (read_adc(CURRENT_ADC)*0.00488)-0;
temperature = read_adc(TEMP_ADC)*0.00488*100;
}
//KALKULASI DAYA
void daya(void)
{
msec = millis();
elasped_msec = msec - last_msec; // Calculate how long has past since last call of this
function
elasped_time = elasped_msec / 1000.0; // 1sec=1000 msec
watts = load_current * bat_volt; // Watts now
ampSecs = (load_current*elasped_time); // AmpSecs since last measurement
wattSecs = ampSecs * bat_volt; // WattSecs since last measurement
ampHours = ampHours + ampSecs/3600; // 1 hour=3600sec //Total ampHours since program
started
wattHours = wattHours + wattSecs/3600; // 1 hour=3600sec //Total wattHours since program
started
last_msec = msec; // Store 'now' for next time
}

//SISTEM TEGANGAN BATERAI//


void system_voltage(void)
{
if ((bat_volt >BAT_MIN) && (bat_volt < BAT_MAX))
{
system_volt = 12;
}
/*
else if ((bat_volt > BAT_MIN*2 ) && (bat_volt < BAT_MAX*2))
{
system_volt=24;
}*/
else if ((bat_volt > BAT_MIN/2 ) && (bat_volt < BAT_MAX/2))
{
system_volt=6;
}
}

//PENGATURAN CHARGER//
void setpoint(void)
{
temp_change =temperature-25.0; // 25deg cel is taken as standard room temperature
// temperature compensation = -5mv/degC/Cell
// If temperature is above the room temp ;Charge set point should reduced
// If temperature is bellow the room temp ;Charge set point should increased
if(system_volt ==12)
{
bulk_charge_sp = BULK_CH_SP-(0.030*temp_change) ;
float_charge_sp=FLOAT_CH_SP-(0.030*temp_change) ;
lvd =LVD;
}

else if(system_volt ==6)


{
bulk_charge_sp = (BULK_CH_SP/2)-(0.015*temp_change) ;
float_charge_sp= (FLOAT_CH_SP/2)-(0.015*temp_change) ;
lvd=LVD/2;
}
/*
else if (system_volt == 24)
{
bulk_charge_sp = (BULK_CH_SP*2)-(0.060*temp_change) ;
float_charge_sp= (FLOAT_CH_SP*2)-(0.060*temp_change) ;
lvd=LVD*2;
}
*/
}

//PWM CHARGER//
void charge_cycle(void)
{
if (solar_volt > bat_volt && bat_volt <= bulk_charge_sp)
{

if (bat_volt <= float_charge_sp) // charging start


{
charge_status = 1; // indicate the charger is in BULK mode
duty= 252.45;
analogWrite(PWM_PIN,duty); // 99 % duty cycle // rapid charging

}
else if (bat_volt >float_charge_sp && bat_volt <= bulk_charge_sp)
{
charge_status = 2; // indicate the charger is in FLOAT mode
error = (bulk_charge_sp - bat_volt); // duty cycle reduced when the battery voltage
approaches the charge set point
Ep= error *100 ; // Ep= error* Kp // Assume Kp=100

if(Ep < 0)
{
Ep=0;
}
else if(Ep>100)
{
Ep=100;
}
else if(Ep>0 && Ep <=100) // regulating
{
duty = (Ep*255)/100;
}
analogWrite(PWM_PIN,duty);
}
}
else
{
charge_status=0; // indicate the charger is OFF
duty=0;
analogWrite(PWM_PIN,duty);
}
}

//BEBAN KONTROL//
void load_control()
{
if (solar_volt < 5 ) // load will on when night
{
if(bat_volt >lvd) // check if battery is healthy
{
load_status=1;
digitalWrite(LOAD_PIN, HIGH); // load is ON
}
else if(bat_volt < lvd)
{
load_status=0;
digitalWrite(LOAD_PIN, LOW); //load is OFF
}
}
else // load will off during day
{
load_status=1;
digitalWrite(LOAD_PIN, HIGH);
}
}

//LED INDIKATOR BATTERY//


void baterai_led(void)
{
if( (bat_volt > system_volt) && ( bat_volt <bulk_charge_sp))
{
leds_off_all();
digitalWrite(BAT_GREEN_LED,LOW); // Tegangan Battery sehat
}
else if(bat_volt >= bulk_charge_sp)
{
leds_off_all();
digitalWrite(BAT_BLUE_LED,LOW); // Battery Full
}
else if(bat_volt < system_volt)
{
leds_off_all();
digitalWrite(BAT_RED_LED,LOW); // Tegangan Battery Low
}
}

//LED INDIKATOR BEBAN


void load_led()
{
if(load_status==1)
{
digitalWrite(LOAD_GREEN_LED,HIGH);
}
else if(load_status==0)
{
digitalWrite(LOAD_RED_LED,HIGH);
}
}

//INDIKATOR LED//
void indikator_led(void)
{
baterai_led(); // Led indikator status battery
load_led(); // Led indikator beban
}

//PENGATURAN LED//
void leds_off_all(void)
{
digitalWrite(BAT_RED_LED,HIGH);
digitalWrite(BAT_GREEN_LED,HIGH);
digitalWrite(BAT_BLUE_LED,HIGH);
digitalWrite(LOAD_RED_LED, LOW);
digitalWrite(LOAD_GREEN_LED, LOW);
}

//TAMPILAN DATA DI SERIAL MONITOR//


void serial_monitor(void)
{
delay(100);
Serial.print("Tegangan solar cell: ");
Serial.print(solar_volt);
Serial.println("V");
Serial.print("Tegangan Baterai: ");
Serial.print(bat_volt);
Serial.println("V");
Serial.print("Syestem Voltage: ");
Serial.print(system_volt);
Serial.println("V");
Serial.print("Charge Set Point:");
Serial.println(bulk_charge_sp);
Serial.print("Suhu:");
Serial.print(temperature);
Serial.println("C");
Serial.print("Arus beban: ");
Serial.print(load_current);
Serial.println("A");
Serial.print("Daya: ");
Serial.print(watts);
Serial.println("W");
Serial.print("Energy: ");
Serial.print(wattHours);
Serial.println("WH");
Serial.print("Duty Cycle :");
if (charge_status==1) {Serial.println("99%");
Serial.println("BULK CHARGING");}
else if (charge_status==2) {Serial.print(Ep);
Serial.println("%");
Serial.println("FLOAT CHARGING");}
else {Serial.println("0%");
Serial.println("NOT CHARGING");}

if(load_status==1){Serial.println("Beban Terhubung");}

else {Serial.println("Beban Tidak Terhubung"); }


Serial.println("***************************");}

//TAMPILAN LCD 20X4//


void lcd_display()
{
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" ** SOLAR CHARGER **");

lcd.setCursor(13, 1);
lcd.write(1);
lcd.setCursor(15, 1);
lcd.print(solar_volt);
lcd.print("V");
// lcd.setCursor(14, 0);
// lcd.write(5);
// lcd.setCursor(16, 0);
// lcd.print(temperature);
// lcd.write(0b11011111);
// lcd.print("C");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.write(2);
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print(bat_volt);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(9, 1);
lcd.write(2);
if((charge_status==1) | (charge_status== 2))
{
lcd.write(6);
}
else
{
lcd.write(7);
}
lcd.setCursor(0,2);
lcd.write(3);
lcd.setCursor(2,2);
lcd.print(load_current);
lcd.print("A");
lcd.setCursor(13,2);
lcd.print(watts);
lcd.print("W");
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("Energy:");
lcd.print(wattHours);
lcd.print("WH");

}
void setup()
{

Serial.begin(9600);
pinMode(BAT_RED_LED,OUTPUT);
pinMode(BAT_GREEN_LED,OUTPUT);
pinMode(BAT_BLUE_LED,OUTPUT);
pinMode(LOAD_RED_LED ,OUTPUT);
pinMode(LOAD_GREEN_LED,OUTPUT);
pinMode(PWM_PIN,OUTPUT);
pinMode(LOAD_PIN,OUTPUT);
digitalWrite(PWM_PIN,LOW); // pengaktifan PWM
digitalWrite(LOAD_PIN,LOW); // pengaktifan beban

lcd.begin(20,4); // inilisasi lcd untuk 20x4, turn on backlight


lcd.backlight(); // Pencahayaan
lcd.createChar(1,solar);
lcd.createChar(2, battery);
lcd.createChar(3, energy);
//lcd.createChar(4,alarm);
lcd.createChar(5,temp);
lcd.createChar(6,charge);
lcd.createChar(7,not_charge);
lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(" TUGAS AKHIR ");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" BENI WARMAN ");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print(" 1301041018 ");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(" TEKNIK ELEKTRONIKA ");
delay(700);
lcd.clear();

void loop()
{
read_data(); // Pembacaan data analog pada pin arduino
system_voltage(); // detect the system voltage according to battery voltage
setpoint(); // decide the charge set point according to system voltage
charge_cycle(); // pwm charging of battery
daya(); // penghitungan daya
load_control(); // Kontrol beban
indikator_led(); // Indikator LED
serial_monitor(); // Tampil di serial monitor
lcd_display(); // lcd display
}

//****SELESAI****//
LAMPIRAN 1

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Skematik Dan Layout Shield Arduino Skala Dgbr Beni Warman


1:1 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
LAMPIRAN 2

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Skematik, Layout Dan Tataletak skala Dgbr Beni Warman


Komponen Rangkaian Supply 5V 1:1 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
LAMPIRAN 3

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Skematik Dan Layout Tataletak skala Dgbr Beni Warman


Komponen Rangkaian LCD 1:1 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
LAMPIRAN 4

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Skematik, Layout dan tata letak skala Dgbr Beni Warman


Rangkaian Shield Arduino 1:1 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
LAMPIRAN 5
70Cm

54Cm

70Cm

30Cm 54Cm

40Cm

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Desain Mekanik Tampak Atas dan skala Dgbr Beni Warman


Tampak Bawah 1:10 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
70Cm
2,5Cm
LAMPIRAN 6

2,5Cm

6Cm
80Cm
30Cm

10Cm
2,5 Cm

40Cm
70Cm
2,5Cm

2,5Cm

6Cm
30Cm 80cm

10Cm
2,5Cm

40 Cm

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Desain Mekanik Tampak Samping Kiri skala Dgbr Beni Warman


dan Samping Kanan 1:10 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018
54Cm
LAMPIRAN 7

80Cm

30Cm

10Cm

2,5Cm
54Cm
70Cm

80Cm
30 Cm

10Cm

2,5Cm

I II II Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

Desain Mekanik Tampak Depan dan skala Dgbr Beni Warman


Tampak Belakang 1:10 Dprs Tim Penguji
Politeknik Negeri Padang No. BP : 1301041018

Anda mungkin juga menyukai