Anda di halaman 1dari 8

Body Mass Index Is Associated With Hospital

Mortality in Critically Patients: An


Observasional Cohort Study
TELAAH JURNAL

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum
Metodologi Penelitian Tahun Ajaran 2018

Oleh :
I Made Putra Wira Negara
162010101013

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
I. IDENTITAS

1. Judul Artikel : Body Mass Index Is Associated With Hospital Mortality in


Critically Patients: An Observasional Cohort Study
2. Nama Penulis : Peter Pickkers,MD, PhD; Nicolette de Keizer, PhD; Joost
Dusseljee,Daan Weerheijm, MSc; Johannes G. van der Hoeven, MD, PhD; Niels
Peek.
3. Tahun Terbit : 2013
4. Penerbit : Clinical Investigations
5. Format dan Bahasa : e-Journal / Inggris

II. METODE PENELITIAN

1. Desain / Rancangan Penelitian


Desain penelitian adalah kerangka kerja yang akan digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan riset. Desain penelitian memberikan prosedur dalam mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan desain studi Cohort Observasional. Dimana dalam peneitian ini nantinya
bertujuan mencari korelasi diantara beberapa variable.
 Identifikasi masalah artikel → Obesitas dikaitkan dengan berbagai penyakit, yang
menghasilkan penurunan harapan hidup secara keseluruhan. Namun, beberapa studi
menunjukkan bahwa kelebihan berat badan juga dapat mengurangi mortalitas di rumah sakit
pada kelompok pasien tertentu yang disebut sebagai paradoks obesitas. Namun hasil yang
bertentangan dilaporkan untuk pasien sakit pada fase kritis. Karena itu, maka penelitian ini
bertujun menyelidiki korelasi indeks massa tubuh dan mortalitas rumah sakit pada pasien sakit
pada fase kritis.

 Perumusan hipotesis → BMI berpengaruh terhadap tingkat mortalitas pasien


dirumah sakit.
 Jenis penelitian
- Berdasarkan sifat masalah → penelitian korelatif
- Berdasarkan ketersediaan data → data skunder
- Berdasarkan ada/tidaknya perlakuan → penelitian observasional (cohort
study)
Cohort study merupakan studi follow up/insidens/perspektif, yang
bertujuan untuk mengetahui etiologi penyakit dan mengukur tingkatan asosiasi
faktor resiko dan penyakit.
- Berdasarkan jenis data dan metode yang digunakan → penelitian
kuantitatif
2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini ditetapkan beberapa variable yang akan diteliti. Pengertian dari
variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Berikut merupakan variabel-variabel dari artikel jurnal yang berjudul
“Body Mass Index Is Associated With Hospital Mortality in Critically Patients: An
Observasional Cohort Study” :
a) Variabel bebas / Independent variable → Body Mass Index (BMI)
b) Variabel tergantung / Dependent variable → Tingkat Kematian dirumah sakit
c) Variabel penengah / Moderating variable → durasi/lamanya dalam mengkonsumsi
ASI, banyaknya ASI yang dikonsumsi dalam 1 hari.
d) Variabel sela / Intervening variable → Penyakit yang diderita pasien, umur, dan jenis
kelamin
e) Variabel kontrol → orang yang tidak mengkonsumsi ASI
Definisi operasional variabel merupakan cara mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau
fenomena.
Cakupan definisi operasional :
a. Nama variabel
b. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian
c. Hasil ukur/ kategori
d. Skala pengukuran

DEFINISI SKALA
NO. VARIABEL KATEGORI
OPERASIONAL PENGUKURAN

1. Konsumsi Menurut Manuaba (1999), Dalam laporan Skala Nominal


ASI ASI adalah makanan ideal Riskesdas, pola
yang tidak ada menyusui
bandingannya untuk dikelompokkan menjadi
pertumbuhan dan tiga kategori, yaitu:
perkembangan bayi normal a. Menyusui eksklusif,
dan merupakan adalah tidak memberi
pengaruh biologis dan bayi makanan atau
emosional unik antara ibu minuman lain,
dan bayi. Menurut Van termasuk air putih,
(2009), ASI selain menyusui
merupakan makanan terbaik (kecuali obat obatan
bagi bayi yang diberikan dan vitamin atau
hingga usia 4-6 bulan. Selain mineral tetes, ASI
dapat memenuhi kebutuhan perah juga
gizi bayi, ASI juga memiliki diperbolehkan)
sejumlah keunggulan yakni selama 6 bulan sejak
memiliki zat kekebalan lahir.
untuk melindungi tubuh dari b. Menyusui
bahaya penyakit, infeksi dan predominan, adalah
higienis. menyusui bayi tetapi
pernah memberikan
sedikit air atau
minuman berbasis air,
misalnya teh, sebagai
makanan/minuman
prelakteal sebelum
ASI keluar.
c. Menyusui parsial
adalah menyusui bayi
serta diberikan
makanan buatan
selain ASI, baik susu
formula, bubur atau
makanan lainnya
sebelum bayi berumur
enam bulan, baik
diberikan secara
kontinyu maupun
sebagai makanan
prelaktasi
2. IQ Kecerdasan Intelektual (IQ) Klasifikasi Skala Skala Ordinal
adalah ukuran kemampuan Weschler
intelektual, analisis, logika,
 128 ke-atas : Very
dan rasio seseorang. IQ Superior
merupakan kecerdasan otak  120-127 : Superior
 111-119 : Bright
untuk menerima, Normal (High
menyimpan, dan mengolah Average)
 91-110 : Average
informasi menjadi fakta.  80-90 : Dul Normal
(Low Average)
 66-79 : Borderline-
Defective
 65 ke-bawah
: Mentally Defective

3. Pencapaian Edukasi merupakan proses Menurut International Skala ordinal


edukasi pengajaran yang dilakukan Standart Classification
secara formal kepada of Education 2011:
seseorang yang bertujuan 0 : kurang dari
untuk mengembangkan pendidikan primer
potensi diri, kecerdasan, 1 : pendidikan primer
moral dan keterampilan. 2 : di bawah pendidikan
sekunder
3 : di atas pendidikan
sekunder
4 : Setelah pendidikan
sekunder namun
pendidikan non-tersier
5 : Pendidikan tersier
dalam waktu singkat
6 : Level sarjana (S1)
7 : Level master (S2)
8 : Level doktoral
9 : Bukan merupakan
klasifikasi manapun
4. Pendapatan Pendapatan adalah jumlah Menurut The Brazilian Skala ordinal
uang yang diterima oleh Institute for Geography
suatu perusahaan atau and Statistic terdapat
seseorang dari suatu aktivitas beberapa klasifikasi :
yang dilakukannya, dan  Class A: > BRL
15.760
kebanyakan aktivitas tersebut
 Class B: > BRL
adalah aktivitas penjualan 7.880
 Class C: > BRL
produk dan atau penjualan
3.152
jasa kepada konsumen.  Class D: > BRL
1.576
 Class E: < BRL
1.576

III. METODE SAMPLING


Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non-random sampling dengan ciri-ciri
khusus yang diperlukan peneliti (judgemental sampling)
Tujuan : mengetahui pengaruh ASI terhadap tingkat kecerdasan, pencapaian pendidikan dan
pendapatan seseorang di usia 30 tahun
Sampel : semua ibu yang baru melahirkan di 5 rumah sakit di Pelotas, Brazil pada tahun
1982.

IV. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Pada tahun 1982, peneliti mengunjungi lima rumah sakit bersalin di Pelotas, Brazil dan
mendatangi setiap ibu yang baru saja melahirkan lalu mewawancarai mereka.

V. ANALISIS DATA DAN UJI STATISTIK


Dari uji ANOVA terlihat p-value 0.0001 yang berarti < 0.05, hal ini menunjukkan
bahwa keputusan yang diambil adalah menerima H1 yang berarti bahwa ada pengaruh
antara mengkonsumsi ASI dengan tingkat IQ, pencapaian pendidikan dan pendapatan
setiap bulan.

VI. INTERPRETASI DATA


Tabel 1 menunjukkan variabilitas yang cukup besar pada tingkat pendidikan ibu
hamil, juga menginformasikan bahwa hanya ada satu dari lima ibu yang menyusui kurang
dari satu bulan. Selain itu hanya ada satu dari enam ibu yang menyusui selama satu bulan
penuh atau lebih. Namun juga ada beberapa ibu yang memilih untuk menyusui secara
predominan selama empat bulan atau lebih (lihat pada tabel 1). Di usia 30 tahun, rata – rata
IQ sebesar 98 poin dan rata – rata tingkat pendidikannya sebesar 11,4. Koefisien korelasi
antara pendapatan dan tingkat pendidikan sebesar 0.39 (p<0.0001), sedangkan koefisien
korelasi antara pendapatan dan IQ sebesar 0.42 (p<0.0001).
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkatan pendidikan, IQ, dan pendapatan meningkat
seiring dengan tingginya pendidikan ibu, pendapatan dalam keluarga, dan berat badan lahir.
Tingkatan pendidikan, IQ dan pendapatan juga semakin meningkat pada anak yang mendapat
ASI lebih lama. Selain itu tabel 2 juga menunjukkan bahwa pria memiliki IQ yang sedikit
lebih tinggi dan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan wanita.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah adanya hubungan antara konsumsi ASI dengan
tingkat kecerdasan yang dinilai dari IQ, pencapaian pendidikan dan pendapatan seseorang di
usia 30 tahun. Semakin lama ASI dikonsumsi, maka semakin tinggi IQ, pendidikan yang
dicapai, serta pendapatan di usia 30 tahun semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai