Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA

PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA


TENGGARA PERIODE DESEMBER 2013- MEI 2014
Finsie L. Waas*, Budi T. Ratag*, Jootje M.L. Umboh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Prevalensi hipertensi di Indonesia melalui hasil pengukuran tekanan darah yang di dapat pada umur ≥18
tahun yaitu sebesar 25,8%. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tercatat selama tahun 2013
terdapat 27,1% kunjungan hipertensi ke puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan data 10 penyakit
terbanyak pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Ratahan tahun 2013, hipertensi menempati urutan
pertama dengan kunjungan kasus hipertensi berjumlah 32,5% kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan Puskesmas
Ratahan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian studi kasus kontrol.
Besar sampel yaitu 56 responden kelompok kasus dan 56 responden kelompok kontrol maka total sampel
adalah 112 responden. Variabel yang diteliti adalah riwayat keluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
dan status merokok. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis bivariat menggunakan uji chi-
square (CI=95%, α= 0,005) dengan menggunakan program SPSS versi 21.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi
dengan nilai p = 0,001 dengan nilai OR= 3,6 (CI= 1,633 – 7,881). Ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = 0,010 dengan nilai OR = 2,9 (CI= 1,272 - 6,462). Tidak ada
hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p= 0,225. Tidak ada hubungan
antara status merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai p= 0,547. Saran kepada Puskesmas Ratahan
agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ratahan tentang
hipertensi dan upaya pencegahannya.

Kata kunci : Riwayat keluarga, Tingkat pendidikan, Tingkat pendapatan, Status merokok, Kejadian Hipertensi

ABSTRACT
Based on the Basic Health Research (Riskesdas) 2013, the hypertension prevalence in Indonesia through blood
pressure test from the respondents aged 18, was 25,8%. According to the data of North Sulawesi Public Health
department mentioned that in the whole 2013 there was 27,1% hypertense cases in every Public Helath Centre
in North Sualwesi. In Public Health Centre Ratahan based on the highest deseased to the outpatient, hypertense
was in the first rank with 32,5% visits. The objectives of this study was to analyse the factors that related to the
outpatient at Ratahan Public Health Centre
This study is an observational analytic with case control design. The sample of the study was 56 respondent on
the case group and 56 respondent on the control group, hence the total sample was 112 respondent. The
variable we have been study is family history, education level, income level and smoking status. The data taking
using questioner and bivariat analysis using Chi-Square (CI = 95%, α = 0,05) with SPSS versi 21.
This study showed that there is a relation between family history with hypertense case where p = 0,001 and OR
= 3,6 (CI= 1,633 – 7,881). There is a relation between education level and hypertense case where p = 0,010
and OR = 2,9 (CI= 1,272 - 6,462). There is no relation between income level and hypertense where p = 0,225.
There is no relation between smoking status and Hypertense case with p = 0,547 . Recommended that can be
given to Ratahan Public Health Centre they are improving their programs on promotion about hypertense and
how to overcome.

Key words : family history, education level, income level, smoking status, hypertense
PENDAHULUAN hipertensi di setiap Puskesmas se-Provinsi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika Sulawesi Utara.
tekanan darah di pembuluh darah meningkat Melalui data 10 penyakit terbanyak
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi yang di dapat dari Dinas Kesehatan
karena jantung bekerja lebih keras Kabupaten Minahasa Tenggara, tercatat
memompa darah untuk memenuhi selama tahun 2013 terdapat 13.107
kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika kunjungan pasien hipertensi di seluruh
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu Puskesmas se-Kabupaten Minahasa
fungsi organ-organ lain, terutama organ- Tenggara.
organ vital seperti jantung dan ginjal Data 10 penyakit terbanyak
(Riskesdas 2013). pelayanan kesehatan rawat jalan di
Melalui catatan Badan Kesehatan Puskesmas Ratahan tahun 2013, hipertensi
Dunia/World Health Organization (WHO) menempati urutan pertama dengan
tahun 2011, terdapat 1 miliyar orang di kunjungan kasus hipertensi selama tahun
dunia menderita hipertensi, dan dua pertiga 2013 yaitu berjumlah 2.960 kunjungan,
diantaranya berada di negara berkembang. tertinggi pada bulan Desember yaitu
Kenaikan kasus hipertensi diperkirakan sebanyak 316 kunjungan dan terendah pada
menjadi 1,15 miliyar kasus di tahun 2025. bulan Agustus yaitu sebanyak 165
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita kunjungan. Berdasarkan data-data di atas,
hipertensi saat ini dan pertambahan penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penduduk saat ini. mengenai faktor-faktor yang berhubungan
Prevalensi hipertensi di Indonesia dengan kejadian hipertensi pada pasien
pada tahun 2013 berdasarkan hasil rawat jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten
pengukuran tekanan darah yang di dapat Minahasa Tenggara.
pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%) dan METODE PENELITIAN
terendah di Papua (16,8%). Sulawesi Utara Jenis penelitian yang digunakan adalah
berada di urutan ke-9 yaitu 27,1%. Hasil ini penelitian observasional analitik dengan
di dukung melalui data Dinas Kesehatan desain case control study (studi kasus
Provinsi Sulawesi Utara bahwa selama kontrol). Penelitian ini dilaksanakan di
tahun 2013 terdapat 32.072 kunjungan wilayah kerja Puskesmas Ratahan,
Kabupaten Minahasa Tenggara pada bulan dengan uji statistik chi kuadrat (chi square)
Juni - Oktober 2014. dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
Populasi pada penelitian ini yaitu
semua pasien rawat jalan di Puskesmas HASIL DAN PEMBAHASAN
Ratahan yang di diagnosis oleh dokter Hasil Peneltian berdasarkan karakteristik
menderita hipertensi sesuai data rekam umur paling banyak 85,7% rsponden berada
medis bulan Desember 2013 sampai Mei pada kelompok umur ≥ 40 tahun sedangkan
2014 sebagai kelompok kasus, dan yang paling sedikit 14,3% responden berada
penduduk yang tinggal di wilayah kerja pada umur <40 tahun.
Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa
Hasil penelitian berdasarkan
Tenggara yang tidak menderita hipertensi
karakteristik jenis kelamin diperoleh paling
dan tidak sedang mengonsumsi obat anti
banyak 64,3% respoden berjenis kelamin
hipertensi sebagai kelompok kontrol.
perempuan dan 35,7% adalah laki-laki.
Sampel pada penlitian ini adalah
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
keseluruhan dari populasi yaitu 56
pekerjaan paling banyak 36,6% adalah
responden pada kelompok kasus dan 56
responden yang tidak bekerja dan paling
responden pada kelompok kontrol. Variabel
sedikit 4,5% adalah responden yang bekerja
dalam penelitian ini yaitu riwayat keluarga,
sebagai honorer.
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
Berdasarkan konsumsi alkohol pada
status merokok.
kelompok kasus, paling banyak 76,8%
Instrumen yang digunakan dalam
terdapat pada responden yang tidak
penelitian ini adalah kuesioner. Metode
mengonsumsi alkohol dan paling sedikit
pengumpulan data dibagi menjadi 2 yakni
23,2% responden mengonsumsi alkohol.
data primer yaitu data yang diperoleh secara
Pada kelompok kontrol paling banyak
langsung dengan metode wawancara ke
80,4% responden tidak mengonsumsi
rumah responden dengan menggunakan
alkohol dan paling sedikit 19,6% responden
kuesioner dan data sekunder yang diperoleh
mengonsumsi alkohol.
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Berdasarkan karakteristik IMT
Tenggara serta dari rekam medis Puskesmas
(Indeks Massa Tubuh) diketahui paling
Ratahan. Analisis data menggunakan
banyak 51,8% responden kelebihan berat
analisis univariat dan analisis bivariat
badan dan paling sedikit 1,8% responden
memiliki berat badan kurang. Pada responden yang tidak memiliki riwayat
penelitian ini telah dilakukan matching pada keluarga hipertensi. Penelitian ini hampir
variabel umur, IMT dan jenis kelamin. sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muhlisah dan Junaidi di Puskesmas Ujung
Tabel 1. Hubungan antara riwayat keluarga, Loe Kabupaten Bulukumba setelah di uji
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan statistik dengan chi-square di peroleh nilai
status merokok dengan kejadian hipertensi. probabilitas 0,007 yang menyatakan terdapat
Kejadian Hipertensi
Total p
Faktor Risiko Kasus kontrol OR CI (95%)
Value
N % n % n %
Riwayat Keluarga
Ada 40 71,4 23 41,1 63 56,3 1,633-
Tidak ada 16 28,6 33 58,9 49 43,8 0,001 3,587 7,881
Tingkat pendidikan
Rendah dan menengah 43 76,6 30 53,6 73 65,2 1,272-
Tinggi 13 23,2 26 46,4 39 34,8 0,010 2,867 6,462
Tingkat pendapatan
<UMP 21 37,5 15 26,8 36 32,1 0,274-
≥UMP 35 62,5 41 73,2 76 67,9 0,225 0.610 1,359
Status Merokok
Merokok 20 35,7 17 30,4 37 33,0 0,579-
Tidak Merokok 36 64,3 39 69,6 75 67,0 0,547 1,275 2,807

Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hubungan antara genetik (riwayat keluarga


hasil ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi) dengan kejadian hipertensi.
dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = Hasil penelitian menunjukkan
0,001 dengan OR = 3,587 (CI 95% = 1,633- terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
7,881) maka dapat dikatakan bahwa dengan kejadian hipertensi dengan nilai p =
responden yang memiliki riwayat keluarga 0,010 OR = 2,867 CI 95% = 1,272-6,462
menderita hipertensi memiliki risiko 3,6 kali maka dapat dikatakan bahwa responden
menderita hipertensi dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan rendah
dan menengah memiliki risiko 2,9 kali merokok dengan kejadian hipertensi dimana
menderita hipertensi dibandingkan dengan nilai p = 0,547. Penelitian ini hampir sama
responden yang berpendidikan tinggi. dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Penelitian ini hampir sama dengan Syahrini, Susanto dan Udiyono di
penelitian yang dilakukan oleh Anggara dan Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang,
Prayitno di Puskesmas Telaga Murni, berdasarkan hasil uji statistic chi-square
Cikarang Barat setelah di uji statistik dengan didapakan nilai p = 0,655; OR =1,1; CI =
chi-square di peroleh nilai p = 0,042 yang 95% (0,4 - 3,3). Nilai p > 0,05 yaitu 0,655
menyatakan terdapat hubungan antara yang berarti tidak ada hubungan yang
tingkat pendidikan dengan kejadian bermakna antara kebiasaan merokok dengan
hipertensi dengan nilai OR 3,20 (CI 95% = kejadian hipertensi.
1,15 – 8,86) maka dapat dikatakan
responden yang memiliki tingkat pendidikan KESIMPULAN
rendah memiliki risiko 3,20 kali menderita 1. Ada hubungan antara riwayat keluarga
hipertensi dibandingkan dengan respoden dengan kejadian hipertensi di wilayah
yang berpendidikan tinggi. kerja Puskesmas Ratahan dimana
Tabel di atas menunjukan bahwa responden yang memiliki riwayat
berdasarkan analisis bivariat didapatkan keluarga hipertensi berisiko 3,6 kali lebih
hasil tidak ada hubungan antara tingkat besar menderita hipertensi dibandingkan
pendapatan dengan kejadian hipertensi dengan responden yang tidak memiliki
dimana nilai p = 0,225. Hasil penelitian ini riwayat keluarga menderita hipertensi.
berbeda dengan penelitian yang 2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan
dilaksanakan oleh Sihombing yang dengan kejadian hipertensi di wilayah
dilaksanakan di 33 Propinsi di Indonesia kerja Puskesmas Ratahan dimana
tahun 2010. Berdasarkan status ekonomi responden yang tingkat pendidikannya
dari 114.692 responden yang obes diketahui rendah berisiko 2,9 kali lebih besar
bahwa status ekonomi tinggi terlihat relatif menderita hipertensi dibandingkan
berisiko hipertensi dibandingkan dengan dengan responden yang tingkat
status ekonomi rendah dengan OR=1,05. pendidikannya tinggi.
Berdasarkan analisis bivariat
didapatkan tidak ada hubungan antara status
3. Tidak ada hubungan antara tingkat Murn Cikarang Barat Tahun 2012.
pendapatan dengan kejadian hipertensi di 2012. Jakarta Timur: Jurnal Program
Wilayah kerja Puskesmas Ratahan. Studi S1 Kesehatan Masyarakat
4. Tidak ada hubungan antara status
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit
merokok dengan kejadian hipertensi di
Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka
wilayah kerja Puskesmas Ratahan
Cipta

SARAN Dalimartha, S. Purnama, B. T. P, Sutarina,


1. Disarankan bagi petugas kesehatan yang N, Mahendra, B, darmawan, R.
ada di Puskesmas Ratahan agar dapat 2008. Care Your Self Hipertensi.
melakukan penyuluhan kepada Jakarta: Penebar Plus+
masyarakat yang ada di wilayah kerja
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Puskesmas Ratahan melalui kegiatan-
2006. Pedoman Teknsis Penemuan
kegiatan yang ada dimasyarakat seperti
dan Tatalaksana Penykit Hipertensi.
ibadah, PKK, arisan ataupun pertemuan
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
pertemuan lainnya, atau dengan
EGC.
pembagian liflet atau poster mengenai
hipertensi dan upaya pencegahannya Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

beserta faktor risiko yang berhubungan 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013.

dengan hipertensi seperti riwayat Jakarta: Badan Penelitian dan

keluarga dan tingkat pendidikan. Pengembangan Kesehatan

2. Disarankan bagi masyarakat yang berada Departemen Kesehatan Republik

di wilayah kerja Puskesmas Ratahan agar Indonesia.

lebih memperhatikan pendidikan dalam


Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
keluarga dalam upaya pencegahan
Tenggara. 2014. 10 Penyakit
hipertensi.
Terbanyak.. Minahasa Tenggara

DAFTAR PUSTAKA Jufri, Z, Tasak, H,

Anggara, F.H, Prayitno, N. 2013. Faktor- Sukriyadi.2012.Hubungan Antara

Faktor yang Berhubungan dengan Gaya Hidup Dengan Kejadian

Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Hipertensi Pada Pasien Rawat


Jalan Di Puskesmas Panaikang STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
Kecamatan Sinjai Timur Volume 1 Nomor 1 Hal. 33-39.
Kabupaten. Sinjai : Jurnal STIKES Online. di akses 4 oktober 2014
Nani Hasanuddin Makassar
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian
Volume 1 Nomor 5, Hal. 1-9. di
kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
akses 1 oktober 2014
Puskesmas Ratahan. 2013. 10 Penyakit
Malla, H, Fajriansi, A, Darwis. 2014.
Terbanyak pada Pelayanan
Faktor-faktor yang Berhubungan
Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa
dengan Kejadian HIpertensi pada
Tenggara
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas
Bontoa Kecamatan Bonto Kabupaten Puskesmas Ratahan. 2014. 10 Penyakit
Maros. Makassar: Jurnal STIKES Terbanyak pada Pelayanan
Nani Hasanuddin Makassar Volume Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa
4 Nomor 2 Hal. 181-188. Online di Tenggara
akses 1 oktober 2014
Sigarlaki, H. 2006. Karakteristik dan Faktor
Mannan, H, Wahiduddin, Rismayati. 2012. Berhubungan dengan Hipertensi di
Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Desa Bocor Kecamatan Bulus
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantern, Kabupaten Kebumen
Bangkala Kabupaten Jeneponto. Jawa Tengah Tahun 2006. Jakarta :
Makassar. Jurnal Bagian Jurnal Fakultas Kedokteran,
Epidemiologi fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia
Masyarakat Universitas Volume 10 Nomor 2 Hal. 78-88.
Hasannuddin. Online. di akses 21 Online. di akses 4 oktober 2014
Juni 2014
Sihombing, M. 2010. Hubungan Perilaku

Muhlisah, E, Junaidi. 2013. Faktor Yang Merokok, Konsumsi

Berhubungan Dengan Kejadian Makanan/Minuman, dan Aktivitas

Penyakit Hipertensi Di Puskesmas Fisik dengan Penyakit Hipertensi

Ujung Loe Kabupaten Bulukumba pada Responden Obes Usia Dewasa

Tahun 2013. Makassar. Jurnal di. Jakarta : Artikel Pusat Penelitian


Biomedis dan Farmasi Badan
Penelitian Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. Volume 60 Nomor 9
Hal. 406-413. Online. di akses 19
Oktober 2014

Suoth, M, Bidjuni, H, Malara, R.2014.


Hubungan Gaya Hidup Dengan
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara.
Manado : Jurnal PS Ilmu
Keperawatan Universitas Sam
Ratulangi Volume 2 Nomor 1 Hal. 1-
10. Online.di akses 4 oktober 2014

Syahrini, E. N, Susanto, H.S, Udiyono,


A.2012.Faktor-Faktor Risiko
Hipertens Primer di Puskesmas
Tlogosari Kulon Kota Semarang.
Semarang : Jurnal Kesehatan
UNDIP. Volume 1 Nomor 2 Hal.
315-325.

Triyanto, T. 2014. Pelayanan Keperawatan


Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu

Yogiantoro, M. 2009. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing

Anda mungkin juga menyukai