Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Buah semangka merupakan tanaman budidaya yang masuk dalam jenis tanaman
semusim yang berarti bahwa budidaya tanaman semangka tidak membutuhkan waktu
lama untuk melakukan proses pemanenan sejak awal tanam dilakukan. Buah semangka
dapat dipanen saat usia tanaman mencapai umur rata-rata tiga bulan, tergantung pada
jenis atau varietas masing-masing semangka yang dibudidayakan. Panen buah
semangka dapat dilakukan saat buah telah masak dengan ciri-ciri telah terjadi perubahan
warna kulit buah, ukuran buah membesar, dan batang buah mengecil. Tanaman
semangka merupakan tanaman hortikultura kategori buah-buahan yang cukup banyak
diusahakan. Umur tanaman yang relatif pendek, dan tingginya permintaan pasar
menjadikan usahatani tanaman semangka banyak ditekuni oleh petani.
Indonesia memiliki beberapa daerah yang berpotensi untuk mengembangkan
komoditas buah semangka tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015)
diketahui bahwa terdapat tiga daerah utama sebagai penghasil buah semangka terbesar
di Indonesia, yaitu Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Jawa Timur, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sentra penghasil buah semangka
terbagi menjadi satu kota dan empat kabupaten. Adapun luas panen tanaman semangka
dan produksi buah semangka di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
1.1.

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Buah Semangka Daerah Istimewa Yogyakarta,
Tahun 2014
No. Kabupaten Luas Panen (Ha) Produksi (Ku)
1. Kulon Progo 574 109.325
2. Bantul 0 0
3. Gunungkidul 2 10
4. Sleman 38 9.564
5. Kota Yogyakarta 0 0
Sumber : Daerah Istimewa Yogyakarta dalam angka 2015

Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten yang memiliki luas panen terbesar
pada tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta. yaitu sebesar 574 hektar dengan
volume produksi mencapai 109.325 kuintal. Luas panen tanaman semangka dan volume

1
produksi yang tinggi, menyebabkan Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi yang
besar sebagai sentra produksi buah semangka. Kabupaten Kulon Progo memiliki 12
kecamatan yang masing-masing kecamatan tersebut memiliki potensi yang berbeda
terhadap peningkatan produksi buah semangka. Berikut ini adalah data luas panen
tanaman semangka dan produksi buah semangka di setiap kecamatan di Kabupaten
Kulon Progo.

Tabel 1.2. Luas Panen dan Produksi Buah Semangka Per Kecamatan di Kabupaten
Kulon Progo, Tahun 2014
Tanaman Semangka
No
Kecamatan Luas Panen Tanaman Produksi Buah Semangka
.
Semangka (Ha) (Ku)
1. Temon 84 13.806
2. Wates 37 6.839
3. Panjatan 382 74.984
4. Galur 71 13.696
5. Lendah 0 0
6. Sentolo 0 0
7. Pengasih 0 0
8. Kokap 0 0
9. Girimulyo 0 0
10. Nanggulan 0 0
11. Kalibawang 0 0
12. Samigaluh 0 0
Kulonprogo 2014 574 109.325
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo

Berdasarkan tabel 1.2. dapat diketahui bahwa di Kabupaten Kulon Progo terdapat
empat wilayah sentra produksi buah semangka, yaitu Kecamatan Temon, Wates,
Panjatan dan Galur, sedangkan delapan kecamatan lainnya belum mengusahakan
budidaya tanaman semangka. Pada tabel 1.2. menunjukkan volume produksi dan luas
panen tanaman semangka tertinggi dihasilkan oleh Kecamatan Panjatan dengan luas
panen 382 hektar dan volume produksi mencapai 74.984 kuintal. Tingginya volume
produksi buah semangka tersebut sekaligus menunjukkan bahwa di Kecamatan Panjatan
merupakan sentra produksi buah semangka utama di Kabupaten Kulon Progo dan
diikuti oleh Kecamatan Temon, Kecamatan Galur dan Kecamatan Wates secara
berurutan dengan volume produksi masing-masing sebesar 13.806 kuintal, 13.696
kuintal dan 6.839 kuintal. Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 secara keseluruhan

2
mampu memproduksi buah semangka sebanyak 109.325 kuintal dengan luas panen
mencapai angka 574 hektar.
Volume produksi buah semangka di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014
dapat dikatakan cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Tingginya volume produksi buah semangka di kabupaten ini
dapat memicu permasalahan lain dalam kegiatan agribisnis buah semangka, yaitu
permasalahan pemasaran produk dari petani ke konsumen. Buah semangka yang
memiliki karakteristik mudah rusak, dan memiliki jumlah fisik yang besar (bulky)
menuntut agar komoditas ini untuk segera sampai ke tangan konsumen. Proses aliran
atau perpindahan kepemilikan buah semangka dari produsen ke konsumen dengan
mempertimbangkan berbagai biaya dan manfaat yang diperoleh oleh masing-masing
pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut merupakan peranan penting dari kegiatan
pemasaran.
Kegiatan pemasaran memiliki peranan penting dalam kegiatan agribisnis buah
semangka. Melalui kegiatan pemasaran, produk buah semangka yang dihasilkan oleh
produsen dapat sampai ke konsumen akhir. Selain itu, melalui kegiatan pemasaran pula
produk buah semangka dari petani dapat terjual dan mampu memberikan keuntungan
bagi petani dari proses jual-beli produk yang berlangsung, serta melalui kegiatan
tersebut kebutuhan konsumen dapat terpenuhi, sehingga mampu menghasilkan
kepuasan bagi konsumen.
Sorokhaibam and Brahmacharimayum (2011) menyatakan bahwa pemasaran
produk pertanian merupakan suatu proses yang dimulai dari pengambilan keputusan
produksi untuk menjual komoditas pertanian yang diproduksi dan melibatkan berbagai
aspek pada sistem pemasaran tersebut, baik fungsional maupun institusional, serta
berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomi meliputi penyimpanan, grading,
transportasi, dan distribusi. Sistem pemasaran terdiri dari berbagai rantai pemasaran
didalamnya. Setiap rantai pemasaran memiliki banyak pihak yang berkepentingan untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan pemasaran yang dilakukannya.
Pihak-pihak tersebut termasuk petani sebagai produsen, serta berbagai macam pedagang
perantara (middleman). Pihak-pihak tersebut dalam rantai pemasaran akan membentuk
sebuah saluran pemasaran yang panjang atau pendeknya saluran tersebut akan
mempengaruhi besar kecilnya margin pemasaran. Pembentukan harga akhir di tingkat

3
konsumen juga dipengaruhi oleh besarnya margin pemasaran yang terbentuk pada
saluran pemasaran tersebut.

2. Rumusan Penelitian
Produsen atau petani dalam melaksanakan kegiatan pemasaran pada dasarnya
tidak dapat lepas dari adanya rantai pemasaran pada sistem pemasaran. Rantai
pemasaran dalam sistem pemasaran memiliki peranan yang sangat penting sebagai
distributor produk pertanian dari petani (produsen) kepada konsumen akhir. Oleh karena
itu, efisiensi dari saluran pemasaran yang terbentuk akan berpengaruh terhadap
pembentukkan harga akhir suatu produk pertanian dipasaran. Panjang pendeknya
saluran pemasaran dipengaruhi oleh banyak sedikitnya pedagang perantara (middleman)
yang membentuk saluran tersebut. Panjangnya saluran pemasaran dapat menyebabkan
tingginya margin pemasaran dan pada akhirnya akan mempertinggi harga ditingkat
konsumen. Panjangnya saluran pemasaran juga dapat menjadi salah satu indikator
terjadinya inefisiensi dalam kegiatan pamasaran. Saluran pemasaran yang tidak efisien
akan menyebabkan produsen harus menerima bagian harga yang lebih rendah dari yang
seharusnya diterima, sedangkan konsumen harus membayar dengan harga yang lebih
tinggi dari yang seharusnya dibayarkan. Saat ini selisih harga buah semangka ditingkat
konsumen dengan harga buah semangka di tingkat produsen cukup tinggi. Tingginya
selisih harga di tingkat produsen dan di tingkat konsumen tersebut sering kali
disebabkan oleh panjangnya saluran pemasaran buah semangka, sehingga margin
pemasaran yang terbentuk meningkat dan terjadi masalah inefisiensi sistem pemasaran.

4
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Berapa besarnya margin pemasaran buah semangka yang terbentuk pada masing-
masing saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon
Progo?
2. Berapa besarnya farmer’s share pada masing-masing saluran pemasaran buah
semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo?
3. Bagaimana efisiensi pemasaran buah semangka pada setiap saluran pemasaran buah
semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo?
4. Bagaimana tingkat monopoli yang terjadi pada setiap lembaga pemasaran buah
semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo?
5. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap margin pemasaran buah semangka
di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo?

3. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui besarnya margin pemasaran buah semangka pada masing-masing
saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
b. Mengetahui farmer’s share pada masing-masing saluran pemasaran buah semangka
di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
c. Mengetahui efisiensi pemasaran buah semangka pada setiap saluran pemasaran buah
semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
d. Mengetahui tingkat monopoli setiap lembaga pemasaran pada pemasaran buah
semangka di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran buah semangka di
Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.

5
4. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk mengembangkan
kemampuan, pengalaman, dan wawasan dalam bidang sosial ekonomi pertanian,
khususnya dalam bidang pemasaran buah semangka. Selain itu, penelitian ini juga
menjadi selah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana (S1) di Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
b. Bagi pelaku agribisnis buah semangka dapat digunakan sebagai bahan informasi
untuk meningkatkan kegiatan agribisnis buah semangka yang dijalankan.
c. Bagi pemerintah atau lembaga terkait, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan, saran, maupun pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang tepat
berkaitan dengan pemasaran buah semangka, khususnya di Kabupaten Kulon Progo.
d. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi
untuk penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai