Anda di halaman 1dari 6

S P E K T R A | Vol. IV No.

01, April 2018


P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF “KUNJUNGI


CERMATI MAKNAI TEMUKAN (KUCERMATE)”
SORAK HOREY MEDIA KOMIK
Sri Yani Widyaningsih
Universitas Negeri Surakarta
e-mail: widyaningsih_spd@yahoo.com

ABSTRAK

Karya Ilmiah ini merupakan Best Practice pada pembelajaran Kimia semester 2 tahun Pelajaran
2016/2017. Pembelajaran K.D. 3.10 yaitu “Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan
organik sederhana”, sebagianbesar peserta didik kurang mampumemberikan nama senyawa kimia, memaknai
serta menghafal dalam waktu yang lama.Bulan Januari, penulis menerapkan model pembelajaran “kucermate”
menggunakan media komik berbasis inkuiri (penemuan) yang dikemas melalui permainan yang mampu
menghilangkan keraguan atau kecanggungan siswa dalam memberikan pemberian nama senyawa kimia.
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didikdan memberikan hasil prestasi
belajar yang signifikan serta mampu meningkatkan rasa percaya diri, kemandirian, tanggung jawab, saling
menghargai, dll. Berdasarkan hasil penilaian formatif pada KD ini terdapat ketercapaian ketuntasan yang tinggi,
peningkatan aktivitas belajar serta kreativitas belajar.

Kata Kunci:kucermate, inovatif, media komik, prestasi belajar

PENDAHULUAN kecil, 7). mengelola kelas, 8). mengajar


kelompok kecil dan perorangan.1
Mengajar adalah suatu pekerjaan Terwujudnya pendidikan yang bermutu
profesional, yang menuntut kemampuan yang membutuhkan upaya yang terus menerus untuk
kompleks untuk dapat melakukannya. meningkatkan kualitas pendidikan. Perencanaan
Kompetensi pedagogis terkait dalam mengelola pembelajaran yang baik mewarnai kehidupan
pembelajaran dalam rangka mengaktualisasikan siswauntuk jenjang pendidikan selanjutnya.
berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sehingga seorang guru harus mampu
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2015, merencanakan serta melaksanakan pembelajaran
tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang yang melibatkan kemampuan yang dimiliki
guru dituntut untuk menguasai kompetensi siswaantara lain: aktivitas, kreativitas, motivasi,
pedagogis, profesional, kepribadian dan sosial. minat, kemampuan bertanya, kemampuan
Salah satu kemampuan yang dituntut dalam menjawab pertanyaan dan semua harus dilandasi
kompetensi ini adalah melaksanakan sikap kejujuran.
pembelajaran yang mendidik. Untuk Perlunya pembelajaran yang
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, menyenangkan yang mampu membangkitkan
untuk semua jenjang guru PAUD,TK, SD, kemampuan siswauntuk terlibat langsung
SLTP, SLTA maupun dosen perguruan tinggi, mengaktualkan potensi yang dimiliki tanpa ada
harus memiliki keterampilan dasar dalam keterpaksaan, ketakutan serta ketercapaian
mengajar. kompetensi dasar yang diharapkan guru sesuai
Menurut Sri Anifah, keterampilan dasar kurikulum yang berlaku. Penilaian yang
mengajar yang diperoleh hasil penelitian menyeluruh serta sinergis pada aspek sikap,
(Turney, 1979)meliputi: 1).bertanya, 2). kognitif dan keterampilan adalah tujuan
memberi penguatan, 3). mengadakan variasi, 4). penilaian kurikulum 2013. Melalui model
menjelaskan, 5). membuka dan menutup
pelajaran, 6). membimbing diskusi kelompok 1 S. Anifah dkk,Modul Stradegi Pembelajaran UT,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2009)

59
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

pembelajaran “kucermate”menggunakan media mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi


komik berbasis inkuiri (penemuan) yang sebagai pedoman bagi para perancang
dikemas melalui permainan yang mampu pembelajaran dan para pengajar dalam
menghilangkan keraguan atau merencanakan aktivitas belajar mengajar”.
kecanggungansiswadalam memberikan jawaban Arends (1997:7) menyatakan “The term
atas pertanyaan. teaching model refers to a particular approach
Pembelajaran “kunjungi cermati maknai to instruction that includes its goals, syntax,
temukan (kucermate)” sorak horey media komik environment, and management system”.4 Istilah
merupakan pembelajaran yang berpusat pada model pengajaran mengarah pada suatu
peserta didik. Zawadzki menjelaskan model pendekatan pembelajaran tertentu termasuk
pembelajaran yang berpusat pada guru tidak lagi tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
memadai dalam memenuhi tujuan pendidikan sistem pengelolaannya.
dan kebutuhan siswasecara
professional.2Melalui siklus belajar yang terdiri Media Pembelajaran
dari: mengunjungi, mencermati, memaknai Istilah media pembelajaran merupakan
sampai akhirnya siswaakan menemukan kata majemuk yang berasal dari kata “media”
jawaban dari permainan ini. Media komik dan “pembelajaran”. Media secara harfiah
mampu menggantikan peran guru dalam berarti perantara atau pengantar. Sedangkan
menyampaikan beberapa informasi dari “pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi
kompetensi inti (KI). Kepuasan atas penemuan untuk membuat seseorang melakukan suatu
jawaban yang benar hasil pemikiran siswadalam kegiatan belajar”. Dengan demikian media
belajar tertuang dalam “Yel-Yel” diiringi sorak pembelajaran memberikan penekanan pada
horey. posisi media sebagai “wahana penyalur pesan
atau informasi belajar sehigga mengkondisikan
PEMBAHASAN seseorang untuk belajar.
Pada awalnya penggunaan media dalam
Model Pembelajaran proses belajar mengajar hanya berfungsi sebagai
Menurut Bruce Joice,model pembelajaran alat bantu visual, yaitu berupa alat peraga yang
adalah suatu perencanaan pembelajaran di kelas dapat memberikan pengalaman visual bagi
atau pembelajaran dalam tutorial untuk peserta didik, kemudian, sesuai dengan
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran perkembangan sains dan tekhnologi, termasuk
yaitu buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- perkembangan ilmu komunikasi, psikologis, dan
lain, jadi melalui model pembelajaran kita ilmu pendidikan, penggunaan media dalam
mampu mendesain pembelajaran yang interaksi belajar mengajar semakin berkembang
membantu siswauntuk mencapai tujuan sehingga media pembelajaran saat ini dapat
pembelajaran.3 dipandang sebagai sub-sistem dalam kegiatan
Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, pembelajaran.
2000) sejalan dengan pendapat Eggen dan Oemar Hamalik menjelaskanmanfaat
Kauchak bahwa model pembelajaran penggunaan media yaitu: 1).membangkitkan
memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk keinginan dan minat baru serta memberikan
mengajar, model pembelajaran adalah: pengalaman lebih luas, 2). membangkitkan
“Kerangka konseptual yang melukiskan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, 3).
prosedur yang sistematis dalam memberikan pengalaman yang menyeluruh, dan
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk konkrit. 5 John Latuheru (2001) menyatakan,
keuntungan yang diperoleh dari media
2R Zawadzki, “Is process-oriented guided-inquiry
learning (POGIL) suitable as a teaching method in 4 Richard I Arends, Cooperative Learning, (USA:
Thailand’s higher education”, As. J. Education & The McGraw-Hill, 1997), hal. 7.
Learning, 1(2), 2010, hal. 66-74. 5 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
3 Bruce Joyce, Models of Teaching, (Yogyakarta: (Bandung: Bumi Aksara, 2011).
Pustaka Pelajar, 2009)

61
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

pembelajaran adalah :1). dapat menerjemahkan umur 18-30 tahun. Dari penyelidikan ini
ide-ide abstrak menjadi lebih realistik, 2). membuktikan bahwa komik telah memberi
mediaberupa buku-buku pelajaran, majalah, dan pengaruh yang besar dalam kehidupan para
surat kabar mudah didapatkan, 3). mudah remaja dan orang tua. Pada masa itu komik yang
digunakan, 4).dapat digunakan pada semua jenis muncul kebanyakan bertema sejarah, sehingga
dan jenjang pendidikan, 5).menghemat waktu sangat berpengaruh terhadap kehidupan
dan tenaga guru, dan 6).menarik perhatian siswa. bermasyarakat.
Adapun Paul Suparno, mengemukakan beberapa Menurut Nana Sudjana (2005: 64)
keuntungan penggunaan media antara lain: komik dapat didefinisikan suatu bentuk kartun
menjadikan materi pelajaran lebih berkesan, yang mengungkapkan karakter dan memerankan
tidak menakutkan, bahkan mengasyikkan dan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan
menyenangkan untuk dipelajari. 6 Pembelajaran dengan gambar dan dirancang untuk
melalui model Kucermate, mampu memberikan hiburan kepada para pembaca. 7
menghasilkan siswa yang aktif serta termotivasi Pada komik terdiri atas berbagai situasi cerita
dalam belajar. bersambung sedangkan pada kartun sangat
tergantung pada dampak penglihatan tunggal.
Media Komik Beberapa perwatakan lain dari komik adalah
Salah satu penyebab kurangnya minat sifatnya humor, dan memusatkan perhatian
membaca sebagian besar siswakarena disekitar rakyat, cerita-ceritanya mengenai diri
tersedianyaserta kemudahan akses internet pribadi sehingga pembaca dapat
untuk menjawab berbagai persoalan/tugas yang mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan
diberikan guru. Melalui bantuan google semua serta tindakan dari perwatakan-perwatakan
persoalan terjawab, siswa menemukan jawaban tokoh utamanya. Alur ceritanya ringkas dengan
langsung sesuai persoalan yang diharapkan. perwatakan orangnya yang realistis penuh aksi,
Pembelajaran kimia melalui komik ini menarik perhatian semua orang dari berbagai
diharapkan lebih menyenangkan dan tidak tingkat usia. Luasnya popularitas komik telah
membosankan serta tidak membuat frustasi mendorong banyak orang menggunakan teknik
dalam menemukan konsep. Komik merupakan komik untuk penjelasan yang sungguh- sungguh
media pengajaran dan hiburan. Hal ini daripada hanya sebagai hiburan semata-mata.
disebabkan karena visualisasi mencoba
menggambarkan hakekat suatu pesan dalam Komik merupakan suatu bentuk bacaan
bentuk yang menyerupai keadaan yang dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk.
sebenarnya. Melalui bimbingan guru, komik dapat berfungsi
Dilihat dari sejarahnya komik mulai sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat
muncul sekitar tahun 1890, merupakan hasil baca. Beberapa keunggulan komik antara lain:1)
perpaduan gambar dengan teks cerita/bacaan. Komik menambah perbendaharaan kata-kata
Komik pertama yang tampil dikoran adalah para pembacanya. 2) Mempermudah anak didik
TheYellowKit yang terbit di Amerika pada tahun menangkap hal-hal ataupun rumusan yang
1890 mendapat sambutan yang meriah karena abstrak. 3) Bila mendapat bimbingan yang baik,
komik lebih mudah dimengerti daripada cerita komik justru akan mengembang kan minat baca
tertulis. Karena semakin digemari, maka komik anak dari satu bidang pengetahuan (areaofstudy)
mulai dibukukan pada tahun 1930. Penelitian ke bidang lain. 4) Dengan membanding-
terhadap sejumlah peredarannya telah bandingkan gambar dari satu buku kebuku yang
meunjukkan bahwa buku-buku komik dibaca lain,anak didik diberi kebebasan untuk belajar
oleh anak-anak ditingkat menengah dan hampir menilai segi arstitiknya. 5) Komik dapat melatih
setengahnya dari siswa SMA,dan dibaca oleh daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan
kira-kira 1/3 dari penduduk Amerika,antara salah satu tujuan pendidikan, yakni agar kelak

7
6 Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Nana Sudjana, & A. Rivai, Media Pengajaran,
Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 1997). (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), hal 64.

~~ 62 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

menjadi manusia yang kreatif. 6) Merupakan Tahap-tahap Kucermate Sorak Horey


alat yang ampuh disekolah sebagai bahan Tahap I:
mengintroduksi suatu topik/subyek sebelum 1. Siswa membentuk 10(sepuluh)
pelajaran ataupun diskusi dimulai dalam kelas kelompok belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan 2. Siswa membaca bahan ajar baik yang
bahwa komik dapat digunakan sebagai media diberikan guru atau sumber lain yang
pembelajaran yang murah dan menarik dengan relevan.
tujuan untuk menggairahkan siswa dalam 3. Siswa menerima penjelasan prosedur
belajar, menumbuhkan kreatifitas, menjawab permainan, penentuan skor/nilai, tujuan
keingintahuan siswa, dan menumbuhkan minat permainan.
belajar siswa. Pembelajaran dengan media 4. Siswa berkelompok dan menerima 1 lembar
komik, diharapkan dapat menaikkan prestasi komik yang berbeda antar kelompok.
belajar siswa dan mencapai tuntas belajar. Tahap II:
siswa melakukan aktivitas:
Model Pembelajaran Kucermate Sorak 1. Secara bersama-sama menyerukan Yel-yel
Horey “Kucermate”.
Pembelajaran yang bertujuan memberikan 2. Setiap kelompok menyelesaikan tugas
pemahaman, penguasaan dan pemecahan sesuai soal yang diterima mencermati,
masalah yang dihadapi siswamengarah pada memikirkan, menemukan, serta menuliskan
suatu pendekatan pembelajaran tertentu jawabannya pada kartu yang tersedia.
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, 3. Setelah selesai tugas 1 lembar komik yang
dan sistem pengelolaannya. Model diterima, mencari dan menukarkan lembar
pembelajaran ini penulis kembangkan dari komik dengan mengunjungi stand
model pembelajaran POGIL (PROCESS- kelompok lainnya.
ORIENTED GUIDED-INQUIRY LEARNING) 4. Secara bergantian saling kunjung dan saling
merupakanpembelajaran inquiry-terbimbing tukar lembar komik antar kelompok dan
berorientasi-proses. David M. Hanson, POGIL mengerjakan lembar komik yang baru.
merupakan pembelajaran yang berpusat pada 5. Siswa akan mendapatkan skor/nilai sesuai
siswa yang bekerja dalam kelompok (disebut dengan jumlah kartu yang telah dikerjakan
belajar tim) bertujuan penguasaan konsep bukan dengan benar.
hafalan, siswa mampu mengembangkan Tahab III:
keterampilan, berpikir tingkat tinggi, 1. Kelompok yang sudah berhasil
metakognisi, komunikasi, kerja tim, manajemen, menyelesaikan 10 lembar komik,
dan penilaian.8 menyerukan Yel-yel
Melalui model pembelajaran “kucermate 2. Setelah waktu yang ditentukan habis, maka
sorak horey” beberapa konsep kecercapaian permainan berhenti.
indikator mampu dikuasai oleh siswa, untuk satu 3. Guru bersama-sama dengan siswa
kali tatap muka. Sehingga pembelajaran ini akan mencocokkan jawaban.
lebih efektif dan tidak ada penekanan 4. Masing-masing kelompok memberikan
terhadap siswa. Pembelajaran yang skor/nilai hasil pekerjaan dengan prinsip
menyenangkan dengan berusaha jujur.
mengombinasikan pekerjaan mental yang 5. Guru mengumumkan pemenang dari
menekankan dengan fisiologi relaks, sehingga pembelajaran ini.
siswa merasa gembira dalam belajar yang 6. Kelompokyangmemenangkan
nantinya melahirkan pelajar-pelajar yang permainan menyerukan Yel-yel
istimewa. Tahab IV:
1. Siswa dengan bimbingan guru membuat
8 Hanson David, et al, Instructor’s guide to process- kesimpulan bersama.
oriented guided-inquiry learning, (Lisle: 2. Semua siswa menyerukan Yel-yel bersama-
Department of ChemistryStony Brook University, sama.
Stony Brook, NY 11794-3400, 2006)

63
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

berkomunikasi (Gustone dalam Alit Mariana,


Yel-yel kucermate Sorak Horey 2009). 9 Terdapat keseimbangan antara bekerja
Kunjungi, cermati, maknai, dan bermain karena dalam pembelajaran siswa
temukan, aku paham, aku jadi makin mengungkapkan perasaan melalui seruan Yel-
pintar, Alhamdulillah, yeeeees yel.
Mudeeng, mudeeng, mudeeng, yeeeees Bobbi de Porter, gabungan yang sangat
seimbang antara bekerja dan bermain, antara
PENUTUP rangsangan internal dan eksternal, dan antara
waktu yang dihabiskan di zona yang
Berdasarkan pengalaman penulis aman,bawalah dunia mereka (pembelajar) ke
pada dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia
penelitian sebelumnya, POGIL sangat berdampak kita ke dalam dunia mereka. 10 Piaget, anak
positip pada pembelajaran di sekolah. berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan
Pembelajaran “Kucermate sorak Horey” yang anak tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri
merupakan pengembangan POGIL dilengkapi maka harus diberi kesempatan untuk berbuat
media komik berlatar belakang cerita kimia, sendiri. 11 Melalui model “kucermate”siswa
tentang kegunaan serta dampak penggunaan zat beraktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan
atau senyawa dalam kehidupan sehari-hari. mental (rohani), yang mengarah pada proses
belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
Penulis telah melaksakan pembelajaran mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab
model “Kucermate sorak Horey”, untuk konsep pertanyaan guru, bekerjasama dengan siswa
“Tata Nama Senyawa Kimia”. Beberapa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
keunggulan yang dapat diperoleh dari penerapan diberikan.
pembelajaran model “Kucermate sorak Horey”
sebagai berikut:a).meningkatkan pemahaman DAFTAR PUSTAKA
konsep yang dianggap sulit oleh siswa,b). hasil
wawancara sebagian besar (hampir 90%) siswa Anifah,S. dkk. 2009. Modul Stradegi
menyatakan gembira serta lebih mudah Pembelajaran UT. Jakarta: Universitas
memahami konten, c). meningkatkan motivasi, Terbuka.
aktivitas, kreativitas, kemampuan
mengemukakan pendapat bagi sebagian besar Arends, Richard I. 1997. Cooperative Learning.
siswa, d). pembelajaran berpusat pada siswa, e). USA: The McGraw-Hill.
guru sangat leluasa untuk melaksanakan Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta:
penilaian, f). sangat efisien dan sinergis antara Erlangga.
waktu dan indicator kecercapaian. De Porter, B. & Hernachi, M. 2002. Quantum
Adapun kekurangan dari model Learning (Abdurrahman, A.). Bandung:
“Kucermate sorak Horey”, antara lain: a). guru Kaifa.
membutuhkan persiapan ekstra untuk membuat Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar.
media komik dengan mengaitkan antara cerita Bandung: Bumi Aksara.
dengan senyawa kimia, b). guru harus mampu Hanson David, et al. 2006. Instructor’s guide to
memberi motivasi yang tinggi agar aktivitas process-oriented guided-inquiry
belajar siswamaksimal, c). guru harus menjadi learning.Lisle: Department of
sutradara yang bagus agar siswa tidak bosan dan ChemistryStony Brook University, Stony
frustasi. Brook, NY 11794-3400
Setelah mengikuti model pembelajaran
“kucermate” sorak horey, siswa akan mampu 9
Alit Marina, Pembelajaran Remedial, (Jakarta:
mengkonstruksi pemahaman konsep dengan Depdiknas, 2009)
memperluas pengetahuan yang sudah ada, 10
B. De Porter &M. Hernachi,Quantum
melatih kemandirian, meningkatkan aktivitas, Learning(Abdurrahman, A.), (Bandung: Kaifa,
sehingga terbentuk rasa tanggung jawab dan 2002)
percaya diri serta mengembangkan kemampuan 11 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta:
Erlangga, 1989)

~~ 64 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

Joyce, B. 2009. Models of Teaching.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendiknas. 2003. Undang-Undang Standar
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Mariana, M.A. 2009. Pembelajaran Remedial.
Jakarta: Depdiknas.
Paul Suparno. 2013. Metodologi Pembelajaran
Fisika. Konstruktivistik dan
Menyenangkan, Yogyakarta:Universitas
Sanata Darma.
Sudjana, N. & Rivai, A. 2005. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suparno, P. 1997. Teori Perkembangan Kognitif
Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Widyaningsih, S. Y. 2015. Pogil Tipe Game
Simulasi Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Belajar Stoikhiometri.
Zawadzki, R.2010. Is process-oriented guided-
inquiry learning (POGIL) suitable as a
teaching method in Thailand’s higher
education. As. J. Education & Learning,
vol1(2), 66-74

65

Anda mungkin juga menyukai