Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di


kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan
luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2 Berdasarkan posisi
geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas: Utara - Negara Malaysia,
Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. Selatan - Negara Australia, Samudera Hindia.
Barat - Samudera Hindia. Timur - Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera
Pasifik.

Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya daratan yang


terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua India ke
utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi bagian utara. Pergerakan lempeng bumi
inilah yang kemudian melahirkan gunung Himalaya. Konon proses yang terjadi pada
20 – 36 juta tahun yang silam itu menyababkan sebagian anak benua diselatan
terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaaan adalah gugusan - gugusan
pulau (Nusantara ) yang merupakan mata rantai gunung berapi.

Lempeng – lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm pertahun dan karena massa batuan
yang bergerak besar maka energy yang dihasilkan besar pula. Hal tersebut berdampak
bukan hanya pada banyaknya aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia, tapi juga
tenaga besar yang terjadi pada fenomena-fenomena tersebut.

2.1 Pangea

Pangaea atau Pangea (Pan berarti Seluruh dan Gea(disebut Gaia) berarti bumi
Dalam Bahasa Yunani Purba) adalah Super benua yang sangat besar pada zaman
Paleolitik dan Mesolitik sekitar 250 juta tahun yang lalu, sebelum akhirnya
terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong benua atau plat lalu menyebar ke
seluruh permukaan bumi.
Teori pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang
lampau, semua benua bergabung dalam satu daratan besar yang disebut Pangea.
Kemudian ,karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-benua
tersebut pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Dipercayaan
bahwa benua tidak selalu dapat kembali sesuai dengan posisinya sekarang, diduga
jauh sebelum abad ke 20.
Teori pangea sendiri didasari oleh Teori Wegener yang menyatakan semua
benua itu pada sutu waktu membentuk satu super benua pangeaea, sebelum
kemudian putus dan hanyut ke lokasi yang sekarang.sebagian didasarkan pada
fenomena luar biasa pada benua Afrika dan Amerika Selatan, yang dicatat
pertama kali oleh Abraham Ortelius tiga abad sebelumnya. Wegener juga

1
terkesima dengan struktur geologi yang unik dan temuan fosil satwa dan
tumbuhan pada pertemuan garis pantai Amerika Selatan dan Afrika, yang kini
dipisahkan oleh Samudera Atlantis.
Alexander Du Toit, seorang professor geologi dari Universitas Johannes burg
merupakan salah seorang pendukung fanatis dari konsep konsep Wegener,
menerangkan bahwa pertama Pangaea terbagi menjadi 2 bagian benua yang luas,
Laurasia pada hemisphere bagian utara dan Gondwana di selatan. Laurasia dan
Gondwana kemudian terbagi-bagi lagi menjadi benua yang lebih kecil seperti
yang ada sekarang.
Kelemahan yang sangat fatal dari teori Wegener adalah ketidakmampuan teori
ini memberikan jawaban yang memuaskan dari pertanyaan yang paling mendasar
yang justru timbul dari kritiknya sendiri: Kekuatan apa yang begitu dahsyat yang
mampu memindahkan batuan solid yang begitu besar ke tempat yang begitu jauh?
Wegener menjelaskan bahwa benua-benua tersebut berpindah tempat melalui
dasar samudera, namun Harold Jeffreys, seorang ahli geofisika Inggris,
mengoreksi bahwa secara fisik tidak mungkin batuan solid yang besar meluncur
melalui dasar samudera tanpa pecah.

Setelah wegener meninggal muncul teori lempeng tektonis.

Teori lempeng tektonis telah terbukti sama pentingnya dengan ilmu bumi
pada saat penemuan struktur fisik dan kimia atom serta teori evolusi. Meskipun
teori lempeng tektonis kini telah diterima secara luas oleh masyarakat ilmiah, dan
meneliti menyatakan Bumi bagaikan puzzle (lempeng), bukan seperti kulit jeruk
bali
Peneliti, mengandaikan Bumi seperti telur yang retak. Dimana pecahan-
pecahan itu disebut tectonic plate.Diatas plate/pecahan ini, ada benua yang kita
tempati. Plate atau pecahan ini lah yang terus bergerak perlahan terkadang
bergerak menabrak plate/pecahan yang lain, atau bahkan bergerak menjauhi
plate/pecahan yang lain. Terkadang, sebuah benua, bisa terletak diatas/diantara
dua plate/pecahan. Ketika pecahan ini bergerak menjauh, maka akan
menyebabkan benua diatasnya terpisah.
Tectonic plate/ pecahan tectonic, akan mengakibatkan gempa bumi, ketika
mereka bergerak. Dibawah plate/pecahan, terdapat gunung bawah air yang
mengeluarkan semburan batu panas keatas. Terkadang, semburan ini keluar
dengan tekanan yang sangat tinggi. Tekanan ini yang menyebabkan kita
merasakan gempa bumi.Gempa bumi juga dapat disebabkan apabila terdapat dua
plate/pecahan yang bergerak menjauhi satu sama lain. Tekanan yang disebabkan
karena gerakan yang berlawanan inilah yang menyebabkan gempa bumi. Gerakan
yang berlawanan ini juga menyebabkan permukaan diatasnya (daratan/benua)
terpisah.

2
Salah satu contoh daerah yang terletak diantara dua plate/pecahan adalah California.
California terletak diatas pasific plate, dan North American plate. Peneliti
mengatakan, Pasific plate bergerak kearah barat laut, sedangkan North American
plate, bergerak kearah tenggara.

Dua peneliti lain, Harry Hess dan Robert Dietz, mendukung ide Wegener.
Mereka juga berteori bahwa lantai laut Atlantic, bergerak beberapa cm setiap
tahunnya.Inti kata, peneliti mempercayai bahwa dulunya Bumi itu terdiri dari 1
benua. Namun karena pergerakan tectonic plate, benua tersebut terpisah. Dan
dipercayai, sampai sekarang benua-benua masih bergerak dengan sangat lambat,
sehingga tidak disadari manusia

Denganbukti:
* bahwa ada kemiripan garis pantai 1 benua dengan yg lain
* Ada kemiripan flora dan fauna dari 1 benua dg benua lain (diduga dl mereka
mempunyai habitat yg sama)

3
* Teori tectonic plate –> lantai laut bergerak –> mereka juga percaya bahwa ini
adalah penyebab gempa bumi

2.2 Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Ada banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos
sampai kepada penjelasan agama dan ilmu pengetahuan. Kali ini kamu belajar
sejarah sebagai cabang keilmuan, pembahasannya adalah pendekatan ilmu
pengetahuan, yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak perlu
bertentangan dengan ajaran agama. Salah satu di antara teori ilmiah tentang
terbentuknya bumi adalah Teori “Dentuman Besar” (Big Bang), seperti
dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan dan yang mutakhir seperti ilmuwan besar
Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya
berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika digunakan
teleskop besar Mount Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagad raya
itu luasnya mencapai radius 500.000.000 tahun cahaya. Gumpalan gas itu suatu
saat meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang
terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan
kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton,
neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh arah.

Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang


menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk galaksi-
galaksi bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi kita
hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata surya yang mengisi jagad semesta. Di

4
samping itu banyak planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi langit yang
tak terhitung jumlahnya. Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet bumi.
Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antarbintang berjauhan
letaknya di angkasa. Ada juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi
bintang-bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang tak mungkin
dipisahkan dari induknya. Jadi di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya.
Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-bintang di angkasa tak mungkin
gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya. Sistem alam semesta
dengan semua benda langit sudah tersusun secara menakjubkan dan masing-masing
beredar secara teratur dan rapi pada sumbunya masing-masing.
Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang
sangat lama sampai berjuta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan
memakan waktu yang sangat panjang. Ilmu Paleontologi membaginya dalam enam
tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol,
seperti munculnya gunung-gunung, benua dan makhluk hidup yang paling sederhana.
Proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut.
1. Azoicum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu zaman sebelum adanya
kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi.
Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.
2. Palaezoicum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan
fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.
3. Mesozoicum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia
(menyusui), hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada.
Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.
4. Neozoicum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60.000.000 tahun
yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan
Quarter), zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi dan
manusia mulai hidup.
Merujuk pada tarikh bumi di atas, sejarah di Kepulauan Indonesia terbentuk
melalui proses yang panjang dan rumit. Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan
ini hanya diisi tumbuhan flora dan fauna yang masih sangat kecil dan sederhana.
Alam juga harus menjalani evolusi terusmenerus untuk menemukan keseimbangan
agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi alam dan iklim, sehingga
makhluk hidup dapat bertahan dan berkembang biak mengikuti seleksi alam.
Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim seperti yang kita temukan sekarang ini
terletak di antara dua benua dan dua samudra, antara Benua Asia di utara dan
Australia di selatan, antara Samudra Hindia di barat dan Samudra Pasifik di belahan
timur.

5
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di
atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi
tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya
semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga
material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini
terusmenerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada
celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika lava mencapai
permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya
bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku
membentuk batuan beku atau kerak.
Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra selalu bergerak secara
dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika
ini dikenal sebagai kegiatan tektonis. Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia
merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan,
Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan
lempenglempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas),
obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng). Pergerakan
lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempenglempeng. Pergerakan
mendatar berupa pergeseran lempenglempeng tersebut masih terus berlangsung
hingga sekarang.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) wilayah ini masih merupakan
bagian dari samudra yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase
berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan
tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempeng-lempeng Indo-Australia,
Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa larami),
sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau
yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan
membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di
Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada Benua
Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor,
Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-
pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah
pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah
membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun
lalu.
Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi
laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau
transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah
mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut

6
dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala
Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang
mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan
vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat
terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan
perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu.
Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal
sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di
seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural
tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa
ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian
terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara. Pembentukan daratan yang
semakin luas itu telah membentuk Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau
seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal
Pleistosen (1,8 juta tahun lalu). Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini
masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi
gempa, baik vulkanis maupun tektonis.
Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api membuatnya
menjadi daerah dengan tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.
Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah mendorong lahirnya penelitian dari
bangsabangsa lain. Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna tersebut
yang paling terkenal di antaranya adalah peneliti Alfred Russel Wallace yang
membagi Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik
fauna maupun floranya. Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur,
Paparan Sunda di sebelah barat. Zona di antara paparan tersebut kemudian dikenal
sebagai wilayah Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang membentang dari
Selat Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara. Fauna-fauna yang berada di
sebelah barat garis pembatas itu disebut dengan Indo-Malayan region. Disebelah
timur disebut dengan Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita
kenal dengan Garis Wallacea

2.3 Biogeografi

Biogeografi merupakan kombinasi dari kata “Bios” dan “Geografi”. Bios berarti
hidup atau makhluk hidup, sedangkan Geograf merupakan studi dan deskripsi
perbedaan-perbedaan dan agihan fenomena di bumi, yang mana mencakup semua
yang mengubah dan mempengaruhi permukaan bumi, termasuk sifat-sifat fisiknya,
iklim dan hasilhasil, baik yang bersifat hidup atau tidak.
Selain itu, biogeografi dapat diartikan pula sebagai studi tentang hubungan antara
pola dan proses sebaran organisme dalam ruang dan waktu, atau bisa juga diartikan
sebagai kajian organisme baik masa lampau maupun sekarang, atau bisa juga
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba untuk menggambarkan dan
memahami banyaknya pola dalam distribusi spesies dan kelompok taksonomi yang

7
lebih besar. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan
antaramakhluk hidup dengan daerah/ wilayah tertentu di permukaan bumi
adalahAlfred Russel Wallace.
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang
menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor
yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk
memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai varietas suatu
species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak memungkinkan dapat
melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dan
akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misal :

 Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos,


diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika
 Unta yang terdapat di Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
 Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-Afrika,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.

Alfred Russel Wallace adalah naturalis Inggris yang hidup pada tahun 1856-
1993. Wallace adalah orang pertama yang berbagi teori dengan Charles Darwin
tentang evolusi. Bahkan loporan wallace dari Indonesia yang memberi Inspirasi
kepada Charles Darwin untuk menulis evolusinya. Perjalanan di Indonesia antara
tahun 1854-1962 telah menjelajahi Nusantara sejauh 22.000 km, mengumpulkan
125.000 spesies mamalia, reptil, burung, kupu-kupu dan berbagai macam serangga. Ia
adalah perintis dalam menentukan batas biogeografi Tahun 1863, ia menulis batas
fauna di Indonesia yang disebut garis Wallace (nama garis ini diambil diambil dari
namanya sendiri sebagai penghargaan atas penemuan dibidangnya). Kemudian 41
tahun setelah gagasan wallace lahirlah garis weber. Kedua garis ini sebagai pemisah
persebaran Makhluk hidup di Indonresia. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis
dengan Fauna Peralihan dan Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna
Peralihan. Wallace juga membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena
masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

8
2.4 Faktor yang mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu
tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor
penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor tersebut
dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non fisik.

Faktor fisik :
1. Iklim
 Curah Hujan

Di daerah yang jumlah curah hujannya selalu ada sepanjang tahun ada
terdapat vegetasi hujan. Semakin berkurang jumlah curah hujan, maka tanaman
yang didapati sudah bukan berupa hutan lagi, akan tetapi berupa semak belukar
atau padang rumput. Dan di daerah gurun, dimana curah hujannya sangat kecil
maka vegetasi yang ada bergantung pada musim-musim yang ada hujannya.
dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka tanaman dan hewan dapat hidup
dengan baik, karena tersedinya makanan.Berdasarkan Kebutuhan airnya,
tanaman dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

1. Hygrophytes, yaitu tanaman yang hidup dalam kondisi jumlah air


banyak. Contoh : bakau
2. Mesophytes, yaitu tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah
sedang. Seperti halnya tanaman pada umumnya.
3. Xerophytes, yaitu tanaman yang hidupnya disesuaikan dengan kadar
air yang ada. Untuk mengimbangi efek kekeringan ini, maka daun
dilapisi lilin untuk mengurangi transpirasi kulit pohon menjadi tebal
dan sistem akar menjadi dalam Contoh : kaktus
 Suhu

Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari intensitas


penyinaran matahari. Semakin tinggi suhu, semakin bervariatif jenis tanaman,
sebaliknya, semakin jauh dari matahari, tanaman semakin sedikit bahkan tidak
tumbuh.

 Kelembaban Udara

9
Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi penyebaran
flora. Semakin lembab, jenis tanaman semakin bervariatif. Pada udara kering,
tanaman akan semakin sedikit jenisnya, bahkan ada tanaman yang hanya bisa
tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi.

 Angin

Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan


transpirasi bagi tanaman. Misalnya : angin Bahorok yang dapat mengeringkan
perkebunan tembakau di Delli, demikian pula dengan adanya angin dingin, angin
laut, dsb. adanya arah angin yang bertiup pada suatu daerah akan mempengaruhi
perkembangbiakan hewan. Selain itu, angin yang bertiup kencang juga sangat
membahayakan manusia.

 Sinar Matahari

Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau daun
atau klorofil.Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari akan sulit
mengalami perkembangan karena sinar matahari mempunyai fungsi yang penting
dalam pembakaran klorofil.Matahari yang menyinari permukaan bumijuga
berpengaruh dalam perkembangbiakan hewan.Sinar matahari yang terang
mengakibatkan sulit berkembangbiak dengan baik karena menghalangi proses
persalinan.

2. Tanah

Tanah juga mempengaruhi pertumbuhan berbagai jenis tanaman.Tidak


semua tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai lahan,tergantung dari
unsur hara,jenis tanah,dan tingkat kesuburan.Hewan yang menempati alam
semesta juga bergantung dari ketersediaan makanan.Tanah yang subur akan
banyak didiami oleh tumbuhan dan hewan.

10
3. Relief (Ketinggian tempat)

Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada kandungan


udara dan penyinaran matahari. Daerah yang rendah banyak di tumbuhi tanaman
yang lebat, sedangkan pada daerah yang tinggi akan jarang ditumbuhi tanaman.
Semakin tinggi suatu daerah maka akan semakin jarang janis tanaman yang dapat
tumbuh. Begitu juga dengan hewan akan berjumlah sedikit pada daerah yang
tinggi.

Faktor non fisik (Biotik) :

1. Tumbuhan

Misalnya tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di


bawahnya atau diantaranya.

2. Binatang

Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji


(burung atau tupai).

3. Manusia

Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui penebangan,


pengairan, pemupukan, penanaman kembali. Demikian juga, misalnya
mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan industri serta daerah
pemukiman.

4. Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling


berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi
jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup
tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring jaring
makanan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap persebaran makhluk
hidup, adanya jaring jaring makanan ini akan menjadikan bertahannya suatu
populasi hewan atau tumbuhan, atau justru sebagai penghambat kehidupan

11
mereka karena tidak sesuainya lingkungan dan populasi yang ada diwilayah
setempat .

5. Kemampuan Beradaptasi

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup


dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk tetap hidup dengan
baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam lingkungannnya, dimana
ketika mereka memiliki kamampuan untuk baradaptasi sebagai wujud
pencegahan serangan dari musuh atau pertahanan diri. Namun tidak semua
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan memiliki kemampuan untuk
berdapatasi, melainkan hanya hewan dan tumbuhan tertentu.

12
2.5 persebaran flora berdasarkan geologi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di
Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di
Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu
tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan tumbuhan di
Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur mirip
dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal tersebut, flora di
Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu flora di dataran Sunda, di
dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
a. Flora di Dataran Sunda
Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya
mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. contohnya yaitu: tumbuhan
jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis
nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat
pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Di dataran
Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemik. terdapat pada tempat
tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di
wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di
perbatasan Bengkulu,Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien
Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara.

b. Flora di daerah Dataran Sahul


Flora di dataran Sahul disebut juga flora Australis karena
jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau
Irian Jaya serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Dataran Sahul memiliki
corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang ciri-cirinya sangat
lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beri-
buribu, jenis tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa
mencapai lebih dari 50 m,berdaun lebat sehingga matahari sukar
menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya
merambat. Berbagai jenis kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti
kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam, dan kayu merbau. Di
daerah pantai banyak kitajumpai hutan mangrove dan pandan,
sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan.

c. Flora Daerah Peralihan


pulau yang masuk daerah peralihan yakni Sulawesi,
Maluku,dan nusa tenggara. Disebut peralihan karena memiliki
kemiripan contohnya flora disulawesi, yang mempunyai kemiripan
dengan floran daerah kerin di Maluku, nusa tenggara, jawa, dan
Filipina. Dikawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan yang
mirip dengan tumbuhan di Kalimantan, sedangkan dikawasan pantai
dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di irian jaya .

13
2.6 Persebaran Fauna di Indonesia

a. Fauna Asiatis (Oriental)


Fauna ini tersebar di bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna dataran
Sunda.Fauna Asiatis antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau
terdapat di Jawa,Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan
Kalimantan, badak bercula satu di Jawa,orang utan di Sumatera dan
Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu di
Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di Kalimantan tidak
terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti monyet,
musang, anoa, dan rusa. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak terbang
yang termasuk binatang Asia.

b. Fauna Australis
Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya.
Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di
benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul., contohnya
antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, burung cendrawasih dan berbagai jenis
burung lainnya, reptil, dan amphibi.

c. Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan
fauna di dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di
dataran Sahul. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa,kuskus, biawak,
katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah fauna
peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komodo di P.Komodo dan
pulau-pulausekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di Pulau Morotai,
Obi, Halmahera dan Bacan.

3 Pembagian Wilayah Fauna Dunia


Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,
klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya,
sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui
setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi
hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran
hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan
sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan
sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di
samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di
wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan
berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya
dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke

14
tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran
flora. Adakalanya hewan khas disuatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.

Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran


fauna atas 8 wilayah yaitu:
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah
Selatan Gurun Sahara,Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan
yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika,badak Afrika, gorila,
baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti
zebra,antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah
Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di
Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut
sejarah pulauMadagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah
Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah
Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,kelelawar,
dan anjing.

2. Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh
benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai
Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai
Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara.
Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah
hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis
faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap
bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika
Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang
Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain
kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing,dan
kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.

3.Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat,
Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah
ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur,
bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat
beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci,
kelelawar, anjing, kucing, dan bajing

4. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika
.Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian
besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan

15
endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone,
Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera
hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah
fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan
spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis
reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada
sejenis kelelawar penghisap darah.

5. Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia
Selatan dan Asia tenggara,Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini
hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah
harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula
satu.Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop
berbagai jenis reptil, danikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama
dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing,anjing, monyet, gajah,
badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan
AsiaTenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

6. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian,
Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini
adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur).
Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung
cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok
reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.

7. Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di
Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah
Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu.Oleh karena itu
jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.

8. Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di
kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu
lebat dan mampu menahan dingin., misalnya rusa kutub,burung
pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.

16

Anda mungkin juga menyukai