Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik.

Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

tersingkap dipermukaan bumi menurut Waheed (2002), lateritisasi adalah proses

pelapukan secara kimiawi yang mengakibatkan pengayaan sekunder pada unsur-

unsur tertentu dan menghasilkan endapan yang bernilai ekonomis, seperti endapan

nikel.

Dalam dunia pertambangan pengerjaan blok model cadangan merupakan hal

yang tidak bisa diabaikan, hasil dari proses pemodelan dapat memberikan gambaran

yang lebih akurat dalam hal mengevaluasi berapa cadangan nikel laterit yang ada

dan berapa lapisan overburden yang harus disingkirkan untuk mendapatkan hasil

yang maksimal dari kegiatan pertambangan nikel laterit tersebut. Untuk pembuatan

blok model diperlukan database yang komprehensif yang didalamnya terkandung

data survey, lokasi lubang bor, geologi, dan kadar ni yang ditemukan pada masing-

masing kedalaman pada tiap lubang bor. Data-data tersebut akan diolah dan

menghasilkan blok model 3D, dari model 3D ini maka dapat diestimasi penyebaran

nikel laterit di zona penelitian, zona apa yang dikategorikan sebagai zona

overburden dan mana yang merupakan zona cadangan.

Metode pemodelan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode

pemodelan cadangan blok model teratur dengan metode estimasi Krigging.

Krigging merupakan metode estimasi yang memperhitungkan letak sampel secara


2

spasial. Menurut Lane (1964) kadar batas adalah kriteria yang normalnya

diterapkan di tambang untuk mendeskriminasikan antara waste dan ore di badan

deposit. Dimana kandungan mineral jika kurang dari kadar batas akan

diklasifikasikan sebagai waste dan jika di atas kadar batas maka akan

diklasifikasikan sebagai ore. Tergantung dari model tambangnya, material waste

akan dibuang di tempat tambang atau ditransport ke waste dump, dimana ore akan

dikirim ke treatment plant untuk diproses lebih jauh dan dijual. Menurut Sasongko

et al (2013) kadar batas optimum (cut-off grade (COG)) didefinisikan untuk

memisahkan material yang masuk sebagai bijih dan material yang masuk sebagai

waste. Tujuan dari menentukan batas kadar optimum ini adalah untuk mendapatkan

keuntungan maksimal dalam penambangan.

Data yang digunakan adalah data hasil penelitian terdahulu yang berasal dari

data PT. X yang melakukan pekerjaan tambang di daerah Watudemba, Kecamatan

Palangga, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini

dilakukan untuk memberikan contoh menganalisa data ore yang dalam kasus ini

adalah data pengeboran nikel laterit, memberikan blok model 3D penyebaran nikel

laterit dan analisanya serta melakukan perbandingan krigging. Hasil akhirnya

diharapkan akan menciptakan pemodelan yang lebih sedikit error dan laporan

cadangan yang optimum. Untuk melakukan pemodelan kadar batas dan pemodelan

matematika untuk mengetahui berapa profit yang akan didapat, peneliti

menggabungkan metode matematika dari Sasongko et al (2013) dan da Gama

(2013).
3

Parameter pemodelan Sasongko et al (2013) adalah struktur rantai tambang

yang langsung dari site tambang ke pelabuhan dan menghitung valuasi ekonomi

berdasarkan struktur aliran kas. da Gama (2013) mendasarkan modelnya dengan

struktur rantai tambang dari site tambang ke pabrik pengolahan (smelter) lalu ke

pelabuhan dengan tidak berdasarkan struktur aliran kas.

Pada penelitian ini peneliti menggabungkan dua pemodelan diatas, struktur

rantai tambang peneliti merupakan dari site tambang ke pabrik pengolahan

(smelter) lalu terakhir ke pelabuhan. Pada penelitian ini peneliti memberikan

pilihan tiga skenario untuk hasil dari smelter, skenario pertama adalah hasil

konsentrat dalam bentuk ferro-nickel (feNi), skenario kedua adalah hasil konsentrat

dalam bentuk nickel pig iron (NPI) dan skenario terakhir dalam bentuk nickel matte.

Lebih lengkapnya mengenai perbandingan metode pemodelan peneliti dengan

peneliti terdahulu dapat dilihat di Tabel 1.1.

Oleh karena itu peneliti mengerjakan penelitian dengan judul ” Pemodelan

Cadangan dan Pemodelan Kadar Batas Optimum Nikel Laterit Dengan Penjualan

Dalam Bentuk Konsetrat dan Memperhitungkan Biaya Pengupasan Material

Penutup ”.
4

Tabel 1.1. Tabel Keaslian Penelitian

Sasongko et al (2013) da Gama (2013) Peneliti

Pit - Stockpile - Pit – Stockpile –


Pit - Stockpile - Port Smelter - Port Smelter - Port
Struktur
Bijih dijual dalam
Rantai
Bijih dijual bentuk bentuk konsentrat
Tambang & Bijih dijual mentah konsentrat (feNi, NPI, nickel
Asumsi
matte)
Pemodelan
Tidak memperhitungkan Memperhitungkan Memperhitungkan
biaya pengupasan biaya pengupasan biaya pengupasan
Valuasi Tidak berdasarkan
Struktur aliran kas aliran kas Struktur aliran kas
Ekonomi
Bahan
Bijih Nikel Laterit Bijih besi Bijih Nikel laterit
Tambang
I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka ditetapkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Pemodelan cadangan yang dilakukan adalah model cadangan blok model

teratur dengan metode estimasi Kriging

2. Bagaimana pengaruh penentuan kadar batas serta kadar batas optimum

juga pengaruh material penutup kepada proses tambang keseluruhan

terutama pada hal keuntungan bersih sekarang (NPV).

3. Dalam valuasi ekonomi faktor yang berpengaruh adalah investasi

operasional penambangan dalam kasus penelitian ini adalah nikel serta

dicari pengaruh pengupasan material penutup kepada model dalam

penelitian.
5

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka penelitian ini

dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Melakukan pemodelan penyebaran kadar nikel laterit menggunakan

estimasi Kriging dan menghasilkan evaluasi cadangan nikel laterit

dan kaitannya dengan valuasi ekonomi

2. Menentukan kadar batas optimum dan melakukan perhitungan

terhadap keuntungan tambang jika memperhitungkan biaya untuk

mengupas material penutup

3. Memberikan laporan valuasi ekonomi termasuk perhitungan

keuntungan bersih serta aliran kasnya dengan memperhitungkan

struktur dari rantai tambang

I.4. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Penelitian

Lokasi Penelitian terletak di wilayah pertambangan PT. X. Lokasi ini berada

di daerah Watudemba, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Peneliti tidak melakukan pengamatan langsung dilapangan

tetapi, hanya menggunakan data eksplorasi berupa data titik pemboran yang

meliputi data titik lokasi bor, kedalaman, dan kadar nikel tiap 1 m.

Berdasarkan data yang telah disebutkan diatas, diharapkan peneliti dapat

menghasilkan blok model yang dapat merepresentasikan secara akurat penyebaran

nikel laterit yang ada di daerah penelitian, memberikan jumlah lapisan overburden

yang perlu disingkirkan untuk menambang nikel, serta melakukan valuasi ekonomi
6

yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi dalam prose penambangan yang

efisien dan efektif.

Adapun batasan masalah yang diangkat yaitu :

1. Penelitian dilakukan pada daerah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT.

X.

2. Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari peneliti terdahulu

yang menggunakan data dari PT. X

3. Data yang digunakan untuk membuat blok model adalah data titik

pemboran (meliputi data titik lokasi bor dan kadar nikel) yang

berjumlah 44 titik bor.

4. Nikel laterit yang diambil atau dimaksudkan ditambang adalah nikel

pada lapisan limonit dan saprolit

5. Penerapan jumlah lapisan overburden yang perlu disingkirkan untuk

menghasilkan aktifitas pertambangan yang efektik dan efisien.

6. Penerapan metode Krigging untuk interpolasi data blok model.

7. Secara materi, meliputi pemodelan dan estimasi sumberdaya sampai

valuasi ekonomi pada kadar batas optimum.

8. Secara stuktur rantai tambang, penelitian/ pemodelan dari pit sampai

port dengan produk akhir konsentrat.

9. Proses rantai tambang melakukan pengupasan lapisan material

penutup dan proses pengolahan (smelter) menjadi konsentrat


7

I.5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa manfaat bagi ilmu, perusahaan, dan

peneliti. Adapun manfaat tersebut adalah :

1. Bagi Ilmu :

a. Memodelkan penyebaran kadar nikel laterit

b. Memberikan gambaran bagaimana hasil estimasi Krigging

c. Dapat memperhitungkan kadar batas optimum dengan memasukkan factor

pengupasan material penutup

2. Bagi Perusahaan :

a. Menentukan kadar batas yang ideal dengan memfaktorkan berapa banyak

lapisan overburden yang perlu disingkirkan.

b. Menentukan metode estimasi mana yang paling cocok digunakan untuk

menghitung cadangan optimum dari nikel laterit dengan kondisi lapangan

yang ada.

3. Bagi Peneliti :

a. Dapat melakukan pemodelan cadangan metode blok model teratur dengan

metode Kriging serta dapat menghasilkan penyebaran kadar nikel laterit

b. Dapat mengetahui pengaruh perbedaan metode estimasi pada blok model

dan valuasi ekonomi secara keseluruhan

c. Menentukan struktur tambang, model matematika serta kadar batas

optimum yang ideal untuk digunakan.


8

I.6. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di daerah Watudemba, Kecamatan Palangga,

Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan luas wilayah 705

Ha.

Gambar 1.1. Peta Daerah Penelitian

Anda mungkin juga menyukai