Anda di halaman 1dari 2

http://sosializer.blogspot.com/2016/05/konflik-indonesia-dengan-negara.

html
ketegangan RI-Australia menguat tajam belakangan ini. Ada potensi konflik terbuka
secara militer antara Jakarta dan Canberra. Pasalnya, peningkatan kekuatan armada
perang di dekat perairan Australia, bukan lagi sekadar wacana. Pihak TNI menyebut,
sejumlah kapal perang telah dipindahkan ke perbatasan Australia. Selain itu, sejumlah
pesawat tempur kini juga disiagakan armada pencegat menggagalkan masuknya kapal
Australia ke perairan Indonesia. Pertama, Potensi meletusnya perang terbuka antara
Indonesia dan Australia sangat mungkin terjadi. Kapan? Tergantung pada situasi, apakah
persoalan yang menjadi dasar munculnya permusuhan bereskalasi cepat atau lambat.
Sebagaimana diakui Juru Bicara TNI AL dan TNI AU, armada perang Indonesia sudah
mendekat ke wilayah Australia. Sejumlah kapal perang telah dipindahkan ke perbatasan
Australia. Sejumlah pesawat tempur lagi, sudah disiagakan. Sehingga secara faktual, tensi
permusuhan Indonesia terhadap Australia sudah mendidih.Penyiagaan armada tempur oleh
pihak Indonesia bisa diartikan sebagai sebuah tantangan baru terhadap Australia. Dan bila
Australia juga menerima tantangan, perang terbuka laut dan udara, tentunya tak
terhindarkan. Lain halnya kalau kesiapan itu hanya dimaksudkan sebagai sebuah perang
urat syaraf (psy war) semata.

Perairan antara Indonesia dengan Australia meliputi wilayah yang sangat luas,
terbentang lebih kurang 2.100 mil laut dari selat Torres sampai perairan P.Chrismas.
Perjanjian perbatasan maritim antara Indonesia dengan Australia yang telah ditentukan dan
disepakati, menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari perkembangannya, karena
perjanjian tersebut dilaksanakan baik sebelum berlakunya UNCLOS ’82 (menggunakan
Konvensi Genewa 1958) maupun sesudahnya. Perjanjian yang telah ditetapkan juga
menarik karena adanya negara Timor Leste yang telah merdeka sehingga ada perjanjian
(Timor Gap Treaty) yang menjadi batal dan batas-batas laut yang ada harus dirundingkan
kembali secara trilateral antara RI – Timor Leste – Australia.

Secara Garis besar perjanjian batas maritim Indonesia – Australia dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu :

· Perjanjian perbatasan pada tanggal 18 Mei 1971 mengenai Batas Landas Kontinen di
wilayah perairan selatan Papua dan Laut Arafura.
· Perjanjian perbatasan pada tanggal 9 Oktober 1972 mengenai Batas Landas Kontinen di
wilayah Laut Timor dan Laut Arafura.
· Perjanjian perbatasan maritim pada tanggal 14 Maret 1997 yang meliputi ZEE dan Batas
Landas Kontinen Indonesia Australia dari perairan selatan P.Jawa termasuk perbatasan
maritim di P.Ashmore dan P.Chrismas.
Pada tanggal 9 September 1989 telah disetujui pembagian Timor Gap yang dibagi
menjadi 3 area (A,B dan C) dalam suatu Zone yang disebut ”Zone Of Cooperation”.
Perjanjian Timor Gab ini berlaku efektif mulai tanggal 9 Februari 1991, perjanjian ini juga
tidak membatalkan perjanjian yang sudah ada sebelumnya, namun dengan merdekanya
Timor Leste maka perjanjian ini secara otomatis menjadi batal.

Anda mungkin juga menyukai