Anda di halaman 1dari 8

Teks Khutbah Idul Adha Terbaru 2018/1439 H

Dinamika Sosial di Tanah Air


‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫السال م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫ الحمد هلل الذى‬.‫ هللا اكبر وهلل الحمد‬.×3‫× هللا اكبر‬3‫× هللا اكبر‬3‫هللا اكبر‬
‫هدانا لهدا وماكانا لنهتدى لوال ان هدان هللا من يهدى هللا فال مضل له ومن‬
‫ اشهد ان الاله اال هللا وحده ال شريك له واشهد ان‬.‫يضلل فال هادى له‬
‫ اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى اله‬.‫محمدا عبده ورسوله‬
‫ فيا عبادهلل اوصيكم واياي بتقوى هللا وطا عته‬.‫ اما بعد‬.‫وصحبه اجمعين‬
‫ اعود باهلل من الشيطان‬.‫ قال سبحانه وتعالى فى كتابه الكريم‬.‫لعلكم تفلحون‬
‫ ياايها الدين امنوا اتقوهللا حق تقا ته والتمتن اال وانتم مسلمون‬:‫الرجيم‬.
Allahu Akbar 3 X wa lillahil hamd

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Terpuji Tuhan Maha Perkasa, Maha Kuasa, dan Maha Luar Biasa. Tiada yang
kita besarkan sepanjang hari, pagi dan petang, di mesjid dan di kantor, di
keramaian kota dan di kesunyian malam, kecuali nama-Mu ‘Allahu Akbar’.
Kalimat takbir ini mengingatkan kita kembali bahwa tidak ada yang lebih
besar daripada kebesaran Allah.

Kebesaran apapun di dunia ini bukan bandingan akan kebesaran-Nya. Tiada


bangsa besar, tiada negara besar, tiada pembesar yang pantas dipersamakan
kebesarannya dengan Allah. Kebesaran-Mu ya Allah membuat dunia ini tiada
berarti, membuat batu jadi luluh dan besi jadi meleleh. Segala kekuatan dan
kekuasaan lumpuh di hadapan-Mu.

Sejak cahaya fajar 10 Dzulhijjah menyingsing di ufuk timur, umat Islam di


seluruh dunia, di seluruh benua dan samudera, di delapan penjuru mata
angin, bangkit bersama mengumandangkan ucapan takbir, membahana
memecah angkasa sampai ke langit biru.

Bau parfum insan-insan beriman yang datang berlebaran hari ini menebar
bau mewangi semekar bunga-bunga di taman, sebagai pertanda umat Islam
mengenang kembali suatu peristiwa yang sangat bersejarah yang telah
dialami oleh Nabi Ibrahim as. bersama istri (Sitti Hajar) dan anaknya
(Ismail).Sebagaimana tersebut dalam sejarah, bahwa Nabi Ibrahim telah
lama merindukan datangnya seorang anak sebagai penerus cerita dan
pelanjut sejarah. Bertahun-tahun beliau menanti dengan penuh kesabaran,
akhirnya Allah mengaruniakan kepadanya seorang putera bernama Ismail.

Nabi Ibrahim sangat menyayangi puteranya itu, Ismail menjadi buah hati
belahan jantung dalam keluarganya. Setelah Ismail memasuki usia remaja,
datanglah ujian dari Allah untuk menguji keimanan Nabi Ibrahim. Allah swt.
memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak yang
dicintainya. Setelah Ibrahim yakin akan perintah Allah ini melalui mimpinya
yang berkali-kali, maka Ibrahim memanggil putarenya seraya berkata :

ُ ‫ي ِإنِى أ َ َرى فِى ال َمن َِام اَنِي ا َ ْذبَحُكَ فَا ْن‬


‫ظ ْر َماذَا ت ََرى‬ َّ َ‫يَا َ بُن‬

Artinya : ‘Wahai anakku sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa


aku menyembelihmu. Bagaimana menurut pendapatmu?’

Ismail anak yang shaleh memberikan jawaban yang meyakinkan kepada


ayahnya :

َ ‫ت ا ْفعَ َل َماتُؤْ َم ُر‬


َّ ‫ست َِجدُنِي ا ِْن شَا َء هللاُ مِ نَ ال‬
َ‫صابِ ِريْن‬ ِ َ‫يَا اَب‬

Artinya : ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya


Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’. (Q. S.
Ash-Shaffat : 102).

Setelah itu Ibrahim bersama dengan anaknya Ismail, berjalan seiring,


selangkah dari kota Makkah menuju ke Mina, tetapi sebelum sampai
ketempat yang dituju tiba-tiba ditengah jalan Nabi Ibrahim bertemu dengan
seseorang yang menanyakan maksudnya, setelah Ibrahim menyampaikan
tujuannya untuk menyembelih anaknya, maka orang itu berkata pulang saja,
bukankah hal itu mimpi belaka ? Nabi Ibrahim mengetahui bahwa yang
datang mengganggu itu adalah iblis syetan laknatullah, menyamai sebagai
manusia.

Nabi Ibrahim mengambil batu-batu kerikil melempari syetan itu sehinggga ia


lari tunggang langgang disuatu tempat yang dinamai Jumratul Wula seteleh
berjalan kurang lebih 400 meter dari tempat yang pertama datang lagi
seorang manusia, juga menghalang-halangi dengan mengumukakan
beberapa alasan antara lain Iblis berkata :”Apakah engkau tidak
memperhatikan betapa cantinya parasnya anakmu, dan betapa gagahnya
dan halusya budi pekertinya”Nabi Ibrahim as., berhasil menundukan godaan
syetan itu, lalu mengambil batu-batu kerikil melempari syetan itu sehingga
lari jauh yang dinamai Jumratul Ustha Nabi Ibrahm kembali melanjutkan
perjalanannya kurang lebih 400 meter dari tempat kedua ia bertemu lagi
manusia lain yang juga menghalang-halangi perintah Tuhan.

Kemudia Nabi Ibrahim kembali mengambil batu-batu kerikil melempari


syetan itu sehingga lari jauh dan akhirnya dinamai Jumratul Aqabah, dengan
adanya peristiwa tersebut didalam pelaksanaan ibadah Haji , disyariatkan
pada jamaah Haji untuk melempar 3 Jumarah yaitu, Jumratul Wula, Jumratul
Ustha dan Jumratul Aqbah.Dengan izin dan Ridha Allah keduanya telah tiba
dengan selamat yaitu di Jabal Qurban, tempat lokasi penyembelihan,
keduanya sudah siap. Nabi Ibrahim telah siap dengan pedangnya yang
terhunus ditangan kanannya, sedangkan Ismail juga sudah siap merebahkan
dirinya, menggelengkan kepalanya diatas batu besar, membuka lehernya
siap untuk disembelih.

Alahu Akbar 3x

Saudara-saudara sekalian, sekedar untuk meringankan penderitaan maka


Ismail memintah kepada ayahnya sebelum ia disembelih, ada beberapa hal
yang diusulkan oleh Ismail anatara lain : whai ayahku hendaklah ayah
menginkat kedua tanganku dan kedua kakiku, ayah, baju yang menutupi
badangku agar dibuka saja dan ditutpkan kemukaku, hai ayah segerakanlah
memenuhi perintah Allah, namun sebeum ayah menyembelihku, segeralah
ayah mengasah pedangnya lebih dahulu, agar lebih tajam supaya tidak
terlalu lama aku merasakan sakit akibat yang timbul karena penyembelihan
itu. Dan sekiranya ibuku rindu kiranya baju ini dapat dicimunya.

Saudaraku….

Sekarang tibalah saatnya untuk penyembelihan, baru saja Ismail


merebahkan dirinya, menggalakan kepalanya diatas sebuah batu besar Nabi
Ibrahim as. Sementara mengayungkan pedangnya yang tajam dan
mendekatkan keleher anaknya …… sambil membaca Bismillahi wallahu Akbar,
tiba-tiba malaikat Jibril as, segera turun kebawah dari puncak Jabal Qurban
itu dengan membawa seekor kibasy atau domba yang amat bagus, gemuk
sehat yang didatangkan dari Syurga, dan malaikat Jibril berkata “Wahai
Ibrahim sembelilah domba ini, sebagai ganti anakmu Ismail itu, makanlah
sebahagian daginnya, dan jadikanlah hari ini sebagai hari raya bagimu
berdua, dan sedekahkanlah sebahagian daginnya kepada kaum fakir miskin
sebagai ibadah Qurban”.

Keduanya pulanglah kerumahnya dengan membaca kalimat takbir Allahu


Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar disepanjang jalan sampai tiba didepan
rumahnya, lalu ketika itu ibu Ismail Sitti Hajar terperanjat setelah mendengar
gema takbir yang berkumandang dari jauh, yang semaking lama semaking
jelas bahwa suara yang suci itu datang dari lidah yang diucapkan oleh
suaminya dan anaknya sendiri.
Setelah nyata kepada Sitti Hajar bahwa anaknya kembali dengan selamat
iapun bangkit, kemudian berlari-lari dengan penuh kegembiraan
mennyambut kedatangan anaknya dan suaminya itu, Sungguh Sitti Hajar
seorang wanita yang taat kepada Suaminya dan Ismail taat kepada kedua
orang tuanya.Allahu Akbar 3 X, wa lillahil hamd.

Saudara-saudara seiman dan sekeyakinan !

Dalam situasi bangsa kita sekarang ini yang sedang menghadapi berbagai
permasalahan nasional, membuat peringatan Hari Raya Idul Adha ini menjadi
sangat berarti. Banyak pelajaran penting dari peristiwa yang sangat
bersejarah ini yang dapat kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, betapa kita semua turut prihatin,
terkadang sampai meneteskan air mata, menyaksikan bencana demi
bencana, kerusuhan demi kerusuhan yang datang silih berganti menimpa ibu
pertiwi. Bencana Banjir yang terjadi dipulau Jawa, kerusuhan yang pernah
terjadi di Ambon, diposo dan lain-lain, telah menimbulkan kerugian yang
tidak sedikit, kita teringat dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah
dalam surat Al-Israa ayat 16, yang berbunyi :

‫علَ ْي َها القَ ْو ُل فَدَ َّم ْرنَاهَا ت َ ْدمِ ي ًْرا‬ َ َ‫َوإِذَا ا َ َر ْدنَا ا َ ْن نُ ْهلِكَ قَََ ْريَةً ا َ َم ْرنَا ُمتْ َرفِ ْي َها فَف‬
َ ‫سق ُ ْوا فِ ْي َها فَ َح َّق‬

Artinya : ‘Apabila Kami (Tuhan) menghendaki untuk menghancurkan suatu


negeri, Kami berikan kesempatan kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu, lalu mereka berbuat fasiq di negeri itu, maka sudah sepatutnyalah
berlaku hukuman bagi mereka, maka Kami hancurkan negeri itu sehancur-
hancurnya’.

Dalam suarat Ar-Rum ayat 41, Allah swt. berfirman :

َ‫عمِ لُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬


َ ‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫ساد ُ فِي ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

Artinya : ‘Telah nampak kerusakan di darat dan di laut, akibat perbuatan


manusia, sampai Allah menimpakan kepada mereka, akibat dari apa yang
telah mereka lakukan, supaya mereka kembali kepada jalan yang benar’

Sebagai anak bangsa, kita sangat menyayangkan kalau berbagai kerusuhan


yang terjadi di tanah air justru diciptakan oleh orang-orang yang
mengatasnamakan kebenaran, demokrasi, dan supremasi hukum. Orang-
orang seperti inilah yang dijelaskan oleh Allah dalam surah Al-Baqarah ayat
11, yang berbunyi :

ِ ‫َو ِإذَا قِي َل لَ ُه ْم َال ت ُ ْف ِسد ُوا فِي ْاْل َ ْر‬


ْ ‫ض قَالُوا ِإنَّ َما نَحْ نُ ُم‬
َ‫ص ِلحُون‬
Artinya : ‘Kalau dikatakan kepada mereka janganlah kamu membuat
keruskan di muka bumi, mereka menjawab kami adalah orang-orang yang
melakukan perbaikan’

Jika kita kaji secara mendalam, maka akan terlihat adanya beberapa faktor
yang menyebabkan munculnya berbagai kerusuhan di tanah air. Faktor-
faktor tersebut antara lain : sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang
atau sekelompok orang, adanya usaha untuk mengadu domba sesama
bangsa Indonesia, dan distribusi kekayaan yang tidak merata. Ketiga faktor
ini bertentangan dengan semangat yang terkandung dalam peringatan Hari
Raya Idul Qurban.

Sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok tertentu di


tanah air, bertentangan dengan sikap yang telah dicontohkan oleh Nabi
Ibrahim. Ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk
menyembelih leher anaknya, sudah jelas-jelas merupakan perintah Allah.
Tetapi, kenapa Nabi Ibrahim masih mau meminta pendapat anaknya ?

Jawabnya, karena Nabi Ibrahim bukanlah orang yang mementingkan diri


sendiri, Ibrahim paham bahwa suatu persoalan bagaimanapun kecilnya,
tetapi menyangkut orang lain haruslah dimusyawarahkan sekalipun dengan
orang yang berada di bawah kekuasaannya.

Bukankah berbeda dengan sikap sebahagian orang di antara kita yang tidak
mau mendengarkan saran dan pendapat orang lain. Kalau mereka diperingati
untuk tidak melakukan kerusakan, mereka justru berbalik memberikan
jawaban pembelaan dengan mengatasnamakan kebenaran.Adanya usaha-
usaha provokasi untuk mengadu domba sesama bangsa Indonesia dan umat
Islam secara internal, bahkan berusaha menjauhkan umat Islam sendiri dari
melaksanakan perintah Allah, juga telah dialami oleh Nabi Ibrahim bersama
istri dan anaknya sebelum melaksanakan kurban. Berkali-kali iblis datang
menggoda Nabi Ibrahim agar membatalkan niatnya melaksanakan perintah
Allah.

Iblis juga memprovokasi Siti Hajar dan Ismail agar tidak menuruti keinginan
Nabi Ibrahim. Akan tetapi, sejarah telah menunjukkan bahwa ketiga manusia
pilihan ini tidak terpengaruh oleh tipu daya iblis dan mereka secara bersama-
sama melaksanakan perintah Allah. Dewasa ini, ada suatu indikator sosial
yang menunjukkan bahwa ada potensi perpecahan yang cukup besar di
antara umat Islam sendiri.

Dalam kondisi yang demikian, hendaknya umat Islam tidak mengedepankan


emosi dalam menyikapi setiap permasalahan. Kalau mengedepankan emosi
daripada akal, maka umat Islam akan menjadi lahan empuk para provokator
sehingga terjadilah perpecahan di kalangan umat Islam sendiri.Distribusi
kekayaaan yang tidak merata bertentangan dengan makna Hari Raya Idul
Qurban. Setelah Nabi Ibrahim menyembelih binatang pengganti anaknya,
dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Tindakan ini mengandung
makna pemerataan. Pemerataan ini sangat kita butuhkan untuk mengobati
‘luka-luka sosial’ berupa kesenjangan ekonomi yang dapat menjadi faktor
pendorong munculnya berbagai bentuk kerusuhan.

Sebenarnya, kekayaan alam ini memang disediakan oleh Allah untuk


dinikmati secara bersama. Akan tetapi, ada orang atau sekelompok orang
yang mengambil bagian yang terlalu banyak melebihi porsi yang seharusnya
sehingga yang lain tidak kebagian jatah. Jangan heran, kalau ada orang sakit
perut karena kelaparan, sementara ada orang sakit perut karena
kekenyangan.

Allahu Akbar 3X, wa lillahil hamd

Untuk memberantas ketiga faktor di atas, maka ada suatu karakter yang
dimiliki oleh Nabi Ibrahim yang patut kita contoh. Karakter tersebut adalah
keberanian Nabi Ibrahim melawan kebathilan dan kemauan untuk berkorban
dalam menegakkan kebenaran. Nabi Ibrahim rela dibakar hidup-hidup oleh
Raja Namrud dalam kobaran api demi menegakkan kebenaran Ilahi.

Nabi Ibrahim rela berpisah dengan ayah kandungnya yang bekerja sebagai
pembuat berhala demi mempertahankan nilai-nilai tauhid yang
diperjuangkannya. Bahkan, Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya sendiri
demi melaksanakan perintah Allah.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Dalam usaha menegakkan kebenaran ini, ada suatu fenomena sosial yang
cukup memprihatinkan di kalangan umat Islam. Ketika kepentingan Islam
diabaikan dan kebenaran Ilahi dinjak-injak, kita diam saja tidak melakukan
apa-apa.

Sebaliknya, ketika kepentingan kelompoknya tidak tercapai atau bendera


organisasinya dikucilkan, mereka berjuang mati-matian atas nama
Tuhan.Kalau umat Islam lebih berpegang teguh kepada anggaran dasar
organisasinya daripada kebenaran Islam. Kalau umat Islam lebih berpegang
teguh kepada faham kelompok dan jamaahnya daripada petunjuk-petunjuk
Alquran.

Kalau umat Islam lebih berpegang teguh kepada misi perjuangan partainya
daripada ketentuan-ketentuan Ilahi, maka pada saat itu kepentingan Islam
secara umum akan terabaikan.”Kehancuran rakyat disebabkan kehancuran
raja-raja (pemerintah), kehancuran
raja-raja disebabkan kehancuran ulamak, kehancuran ulamak disebabkan
kecintaan
mereka kepada harta dan kedudukan.

Barangsiapa yang dikuasai oleh dunia, maka tidak akan mampu menghapus
kekejian, lalu bagaimana terhadap para pembesar dan raja? Kepada Allah
kita memohon pertolongan.”
Bukan tidak boleh orang Islam berorganisasi, sebab organisasi merupakan
tempat untuk merancang strategi perjuangan Islam.

Tidak ada halangan bagi orang Islam untuk membentuk jamaah dan
kelompok tertentu, sebab jamaah dan kelompok merupakan wadah untuk
melakukan pembinaan bagi komunitas umat Islam.

Tidak ada larangan bagi orang Islam untuk berpartai, sebab partai
merupakan alat untuk memperjuangkan aspirasi umat. Yang tidak boleh kita
lakukan, jangan sampai dengan organisasi itu, ada orang merasa
organisasinyalah yang paling Islam sementara organisasi lain kafir semua.
Yang tidak kita harapkan, jangan sampai dengan jamaah dan kelompok yang
dibentuk, ada orang mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling berhak
masuk syurga kelompok lain masuk neraka.

Yang tidak boleh terjadi, jangan sampai dengan partai yang dipilihnya, ada
orang menganggap partainyalah yang paling benar partai lain salah. Kalau
fanatisme kelompok semakin menonjol, maka umat Islam akan kehabisan
energinya untuk memperdebatkan masalah-masalah yang tidak prinsip.
Sebaliknya, mereka lupa membahas agenda-agenda yang lebih besar untuk
membangun kejayaan Islam. Untuk itu, Allah swt. berfirman :

‫واعتصموا بحبل هللا جميعا والتفرقوا‬

Artinya : “Berpegang teguhlah kepada tali (agama) Allah dan jangan bercerai
berai” (Q. S. Ali Imran : 103).

Keberanian Nabi Ibrahim dalam menegakkan kebenaran dan melawan


kebathilan ini hendaknya menjadi pelajaran yang amat berharga bagi umat
Islam hari ini. Jauhkanlah ambisi-ambisi pribadi dan kelompok dalam
memperjuangkan kebenaran, karena Allah tidak menyukai kepalsuan dan
kemunafikan.

Allah tidak akan meridhai suatu perjuangan yang hanya menjadikan agama
sebagai alat untuk memperoleh kepentingan duniawi. Dalam menegakkan
kebenaran tersebut, diperlukan kebersamaan di kalangan umat Islam
sehingga memiliki barisan yang kokoh dalam membumikan ajaran-ajaran
Islam.
Perbedaaan organisasi, kelompok, dan partai di antara kita, jangan dijadikan
sebagai penghalang untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.Perlunya
menegakkan kebenaran ini, telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. melalui
sabdanya :

. ‫ليس من قوم يعمل فيهم بمنكر ويفسد فيهم بقبيح فلم يغيروه ولم ينكروه اال حق علي هللا ان يعمهم بالعقوبة جميعا ثم اليستجا ب‬
‫)لهم (رواه احمد‬

Artinya : ‘Kalau di suatu kaum terdapat kemunkaran dan kejahatan, lalu


mereka tidak mencegah kemunkaran itu, mereka tidak melawan kejahatan
itu, maka Allah akan mengumumkan adzabnya atas mereka semua;
kemudian daripada itu Allah tidak akan mengabulkan do’a mereka’. (H. R.
Ahmad).

Allahu Akbar 3 X, wa lillahil hamdKaum muslimin dan muslimat yang


berbahagia

Semoga dengan semangat Hari Raya Idul Qurban ini kita mampu mengatasi
berbagai ujian dan cobaan. Marilah dengan semangat Idul Qurban kita
menyongsong masa depan yang lebih anggun dan manusiawi di bawah
pancaran nilai-nilai Islam.

Bagi mereka yang memiliki kemampuan hendaklah mereka berkurban karena


Allah. Pada Hari Raya Idul Qurban ini umat Islam diharapkan bukan saja
memotong leher binatang, tetapi yang lebih penting adalah memotong
(menghilangkan) sifat-sifat kebinatangan.Allahu Akbar 3 X, wa lillahil hamd

‫ فا ستغفرهللا لى ولكم انه هو الغفورالرحيم‬,‫ انه هو السميع العليم‬,‫ ونفعنى واياكم بااليات والدكر الحكيم‬,‫بارك هللا فى القران الكريم‬

Anda mungkin juga menyukai