Terpuji Tuhan Maha Perkasa, Maha Kuasa, dan Maha Luar Biasa. Tiada yang
kita besarkan sepanjang hari, pagi dan petang, di mesjid dan di kantor, di
keramaian kota dan di kesunyian malam, kecuali nama-Mu ‘Allahu Akbar’.
Kalimat takbir ini mengingatkan kita kembali bahwa tidak ada yang lebih
besar daripada kebesaran Allah.
Bau parfum insan-insan beriman yang datang berlebaran hari ini menebar
bau mewangi semekar bunga-bunga di taman, sebagai pertanda umat Islam
mengenang kembali suatu peristiwa yang sangat bersejarah yang telah
dialami oleh Nabi Ibrahim as. bersama istri (Sitti Hajar) dan anaknya
(Ismail).Sebagaimana tersebut dalam sejarah, bahwa Nabi Ibrahim telah
lama merindukan datangnya seorang anak sebagai penerus cerita dan
pelanjut sejarah. Bertahun-tahun beliau menanti dengan penuh kesabaran,
akhirnya Allah mengaruniakan kepadanya seorang putera bernama Ismail.
Nabi Ibrahim sangat menyayangi puteranya itu, Ismail menjadi buah hati
belahan jantung dalam keluarganya. Setelah Ismail memasuki usia remaja,
datanglah ujian dari Allah untuk menguji keimanan Nabi Ibrahim. Allah swt.
memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak yang
dicintainya. Setelah Ibrahim yakin akan perintah Allah ini melalui mimpinya
yang berkali-kali, maka Ibrahim memanggil putarenya seraya berkata :
Alahu Akbar 3x
Saudaraku….
Dalam situasi bangsa kita sekarang ini yang sedang menghadapi berbagai
permasalahan nasional, membuat peringatan Hari Raya Idul Adha ini menjadi
sangat berarti. Banyak pelajaran penting dari peristiwa yang sangat
bersejarah ini yang dapat kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, betapa kita semua turut prihatin,
terkadang sampai meneteskan air mata, menyaksikan bencana demi
bencana, kerusuhan demi kerusuhan yang datang silih berganti menimpa ibu
pertiwi. Bencana Banjir yang terjadi dipulau Jawa, kerusuhan yang pernah
terjadi di Ambon, diposo dan lain-lain, telah menimbulkan kerugian yang
tidak sedikit, kita teringat dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah
dalam surat Al-Israa ayat 16, yang berbunyi :
علَ ْي َها القَ ْو ُل فَدَ َّم ْرنَاهَا ت َ ْدمِ ي ًْرا َ ََوإِذَا ا َ َر ْدنَا ا َ ْن نُ ْهلِكَ قَََ ْريَةً ا َ َم ْرنَا ُمتْ َرفِ ْي َها فَف
َ سق ُ ْوا فِ ْي َها فَ َح َّق
Jika kita kaji secara mendalam, maka akan terlihat adanya beberapa faktor
yang menyebabkan munculnya berbagai kerusuhan di tanah air. Faktor-
faktor tersebut antara lain : sikap arogansi yang ditunjukkan oleh seseorang
atau sekelompok orang, adanya usaha untuk mengadu domba sesama
bangsa Indonesia, dan distribusi kekayaan yang tidak merata. Ketiga faktor
ini bertentangan dengan semangat yang terkandung dalam peringatan Hari
Raya Idul Qurban.
Bukankah berbeda dengan sikap sebahagian orang di antara kita yang tidak
mau mendengarkan saran dan pendapat orang lain. Kalau mereka diperingati
untuk tidak melakukan kerusakan, mereka justru berbalik memberikan
jawaban pembelaan dengan mengatasnamakan kebenaran.Adanya usaha-
usaha provokasi untuk mengadu domba sesama bangsa Indonesia dan umat
Islam secara internal, bahkan berusaha menjauhkan umat Islam sendiri dari
melaksanakan perintah Allah, juga telah dialami oleh Nabi Ibrahim bersama
istri dan anaknya sebelum melaksanakan kurban. Berkali-kali iblis datang
menggoda Nabi Ibrahim agar membatalkan niatnya melaksanakan perintah
Allah.
Iblis juga memprovokasi Siti Hajar dan Ismail agar tidak menuruti keinginan
Nabi Ibrahim. Akan tetapi, sejarah telah menunjukkan bahwa ketiga manusia
pilihan ini tidak terpengaruh oleh tipu daya iblis dan mereka secara bersama-
sama melaksanakan perintah Allah. Dewasa ini, ada suatu indikator sosial
yang menunjukkan bahwa ada potensi perpecahan yang cukup besar di
antara umat Islam sendiri.
Untuk memberantas ketiga faktor di atas, maka ada suatu karakter yang
dimiliki oleh Nabi Ibrahim yang patut kita contoh. Karakter tersebut adalah
keberanian Nabi Ibrahim melawan kebathilan dan kemauan untuk berkorban
dalam menegakkan kebenaran. Nabi Ibrahim rela dibakar hidup-hidup oleh
Raja Namrud dalam kobaran api demi menegakkan kebenaran Ilahi.
Nabi Ibrahim rela berpisah dengan ayah kandungnya yang bekerja sebagai
pembuat berhala demi mempertahankan nilai-nilai tauhid yang
diperjuangkannya. Bahkan, Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya sendiri
demi melaksanakan perintah Allah.
Dalam usaha menegakkan kebenaran ini, ada suatu fenomena sosial yang
cukup memprihatinkan di kalangan umat Islam. Ketika kepentingan Islam
diabaikan dan kebenaran Ilahi dinjak-injak, kita diam saja tidak melakukan
apa-apa.
Kalau umat Islam lebih berpegang teguh kepada misi perjuangan partainya
daripada ketentuan-ketentuan Ilahi, maka pada saat itu kepentingan Islam
secara umum akan terabaikan.”Kehancuran rakyat disebabkan kehancuran
raja-raja (pemerintah), kehancuran
raja-raja disebabkan kehancuran ulamak, kehancuran ulamak disebabkan
kecintaan
mereka kepada harta dan kedudukan.
Barangsiapa yang dikuasai oleh dunia, maka tidak akan mampu menghapus
kekejian, lalu bagaimana terhadap para pembesar dan raja? Kepada Allah
kita memohon pertolongan.”
Bukan tidak boleh orang Islam berorganisasi, sebab organisasi merupakan
tempat untuk merancang strategi perjuangan Islam.
Tidak ada halangan bagi orang Islam untuk membentuk jamaah dan
kelompok tertentu, sebab jamaah dan kelompok merupakan wadah untuk
melakukan pembinaan bagi komunitas umat Islam.
Tidak ada larangan bagi orang Islam untuk berpartai, sebab partai
merupakan alat untuk memperjuangkan aspirasi umat. Yang tidak boleh kita
lakukan, jangan sampai dengan organisasi itu, ada orang merasa
organisasinyalah yang paling Islam sementara organisasi lain kafir semua.
Yang tidak kita harapkan, jangan sampai dengan jamaah dan kelompok yang
dibentuk, ada orang mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling berhak
masuk syurga kelompok lain masuk neraka.
Yang tidak boleh terjadi, jangan sampai dengan partai yang dipilihnya, ada
orang menganggap partainyalah yang paling benar partai lain salah. Kalau
fanatisme kelompok semakin menonjol, maka umat Islam akan kehabisan
energinya untuk memperdebatkan masalah-masalah yang tidak prinsip.
Sebaliknya, mereka lupa membahas agenda-agenda yang lebih besar untuk
membangun kejayaan Islam. Untuk itu, Allah swt. berfirman :
Artinya : “Berpegang teguhlah kepada tali (agama) Allah dan jangan bercerai
berai” (Q. S. Ali Imran : 103).
Allah tidak akan meridhai suatu perjuangan yang hanya menjadikan agama
sebagai alat untuk memperoleh kepentingan duniawi. Dalam menegakkan
kebenaran tersebut, diperlukan kebersamaan di kalangan umat Islam
sehingga memiliki barisan yang kokoh dalam membumikan ajaran-ajaran
Islam.
Perbedaaan organisasi, kelompok, dan partai di antara kita, jangan dijadikan
sebagai penghalang untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.Perlunya
menegakkan kebenaran ini, telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. melalui
sabdanya :
. ليس من قوم يعمل فيهم بمنكر ويفسد فيهم بقبيح فلم يغيروه ولم ينكروه اال حق علي هللا ان يعمهم بالعقوبة جميعا ثم اليستجا ب
)لهم (رواه احمد
Semoga dengan semangat Hari Raya Idul Qurban ini kita mampu mengatasi
berbagai ujian dan cobaan. Marilah dengan semangat Idul Qurban kita
menyongsong masa depan yang lebih anggun dan manusiawi di bawah
pancaran nilai-nilai Islam.
فا ستغفرهللا لى ولكم انه هو الغفورالرحيم, انه هو السميع العليم, ونفعنى واياكم بااليات والدكر الحكيم,بارك هللا فى القران الكريم