Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN SOSIAL:

Rancangan Instrumen Penelitian


Dr. Rini Dwiastuti
Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University
Email : rinidwi.fp@ub.ac.id

1. DESKRIPSI MODUL
4. KEGIATAN BELAJAR 3: Wawancara
2. KEGIATAN BELAJAR 1: Skala 4.1. Tujuan kegiatan 3
Pengukuran 4.2. Uraian Materi 3

4
2.1. Tujuan kegiatan 1 4.3. Tugas kegiatan 3
2.2. Uraian Materi 1
2.3. Tugas kegiatan 1 5. Rancangan Tugas Modul 4

3. KEGIATAN BELAJAR 2: 6. Paktikum Kegiatan 6


Penyusunan Kuesioner

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


3.1. Tujuan kegiatan 2
3.2. Uraian Materi 2
3.3. Tugas kegiatan 2

1. Deskripsi Modul
Modul ini menjelaskan penyusunan ineks dan skala, tata cara penyusunan
kuesioner, tata cara interview, pengenalan penelitian berbasis studi kasus, serta PRA
(Partisipatory Rural Appraisal). Penyusunan indeks dan skla melengkapi penjelasan dari
tingkat pengukuran variabel yang telah dijelaskan pada Modul 3. Penyusunan rangan
instrument pengumpulan data dapat dipermudah dan dipercepat dengan memanfaatkan
difinisi dan pengukuran variabel yang telah disusun sebelumnya (Kegiatan praktikum ke-
lima). Selain itu, dalam modul ini akan dibahas masalah tata cara penyusunan
questionnaires dan interview. Sedangkan untuk lebih lengkapnya akan dibahas juga
tentang penelitian yang berbasis studi kasus. Tujuan umum dari modul ini adalah untuk
memberikan bekal kemampuan memahami dan menjelaskan kegunaan instrument,
mengidentifikasi jenis instrument, merancang daftar pertanyaan, serta mengenal
instrument yang dipergunakan pada penelitian berbasis studi kasus.

2. Kegiatan Belajar 1: Skala Pengukuran


2.1. Tujuan kegiatan pemelajaran 1
Setelah mempelajari bagian ini, Saudara diharapkan dapat:
• Mengerti tingkatan dalam skala pengukuran
• Mampu menyusun indeks atau skala dalam penelitiannya
• Mengerti kriteria kualitas pengukuran
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
2.2. Uraian materi pembelajaran 1

Istilah indeks dan skala seringkali dipertukarkan dalam penggunaannya pada beberapa literature
penelitian sosial (Babie, 2007). Sementara itu, indeks dan skala memiliki definisi yang berbeda satu sama
lain. Indeks adalah suatu tipe pengukuran yang merangkum dan meranking beberapa observasi yang
spesifik dan menampilkan kembali dalam suatu bentuk dimensi yang lebih umum. Sedangkan skala adalah
suatu tipe pengukuran yang terdiri dari beberapa hal yang memiliki struktur yang logis diantaranya.
Skala dan indeks adalah pengukuran variabel tipe ordinal. Skala dan indeks adalah campuran
pengukuran dari variabel yang didasarkan pada lebih dari saatu item data/pertnyataan/pertanyaan.
Perbedaan antara indeks dan skala terletak pada cara menentukan skor. Indeks adalah skor akumulasi dari
semua item suatu variabel; sedangkan skor pada setiap item atau atribut tertentu yang terkait dengan
suatu variable. Indeks lebih condong kepada cara pengukuran sejumlah indikator dalam suatu variabel,
sementara skala lebih mengacu pada perbedaan intensitas pada masing-masing atau setiap indikator
(Babbie, 2007). Adapun persamaan antara indeks dan skala adalah keduanya merupakan:

• ukuran ordinal yang disusun untuk mengurutkan responden menurut variabel tertentu,
• ukuran gabungan dari suatu variabel yang didasarkan pada beberapa pertanyaan
Untuk memudahkan mengenali perbedaan indeks dan skala berikut disajikan contoh. Pada Tabel
4.1. memberikan gambaran perbedaan antara indeks dan skala terhadap profil diantara tiga hotel menurut
faktor strategis. Bagian pertama menggambarkan logika skala, yaitu setiap item faktor strategis ditetapkan
skor skala (pada bagian rating). Skor indeks dijelaskan dengan total bobot skor dari semua item factor
strategis yang dipertimbangkan, yakni sebagaimana yang ditunjukkan pada baris terakhir dari tabel.

Tabel 4.1. Matriks profil kompetitif antara hotel Holiday Inn, Hilton dan Marriot

Faktor Strategis Bobot Holiday Inn Hilton Marriot


Rating Bobot Rating Bobot Rating Bobot
skor skor skor
Pengenalan nama 0,05 4 0,20 4 0,20 3 0,15
Pelayanan 0,15 4 0,60 4 0,60 3 0,45
Tingkat hunian 0,15 3 0,45 3 0,45 3 0,45
Segmentasi pasar 0,08 4 0,32 2 0,16 3 0,24
Pangsa pasar 0,15 4 0,60 3 0,45 2 0,30
Pengalaman bisnis 0,10 4 0,40 4 0,40 1 0,10
Kekuatan keuangan 0,18 1 0,18 4 0,72 3 0,54
Lokasi 0,10 4 0,40 3 0,30 3 0,30
Penyediaan fasilitas 0,04 4 0,16 3 0,12 3 0,12
TOTAL 1,00 3,31 3,40 2,65

skala indeks

Dalam Babbie (2007) dan Effendi (1995) disebutkan bahwa terdapat empat teknik penyusunan
skala yakni:
• Bogardus social distance scale,
• Thurstone scaling,
• Likerts scaling,
• Guttman scaling,
Page 2 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

Teknik skala Burgadus adalah suatu kelengkapan untuk mengukur berbagai derajad tingkat
kesediaan seseorang untuk bergabung dengan klas masyarakat tertentu. Pernyataan yang disusun
menunjukkan itensitas hubungan yang semakin meningkat; sehingga dari urutan pernyataan
mempunyai konsekwensi skala dengan itensitas hubungan yang semakin meningkat pula.
Skala Turstone ialah suatu teknik penyusunan skala untuk mengurutkan unit pengamatan
berdasarkan kriteria atau indikator tertentu. Dalam penetapan skala, mempertimbangkan
kekuatan indikator setiap “item” (pernyataan) dari suatu variabel yang hendak diukur. Kekuatan
indikator dari setiap urutan “item” mempunyai interval yang sama. Setiap “item” diberi skor
dengan interval yang sama; kemudian peneliti menguji relevansi dari masing-masing “item”
(pernyataan) dengan mempertimbangkan keseluruhan “item”. Penanda skor mungkin dapat
ditetapkan dengan angka 1 hingga 13, yang menunjukkan indikator sangat paling lemah hingga
paling kuat. Selanjutnya, menetapkan mana “item” yang mendapatkan penilaian hampir homogen
dari unit pengamatan (responden). Hasil pemilihan “item” tersebut dapat dituangkan dalam
daftar pertanyaan (kuesioner).
Dalam Babbie (2007) diuraikan bahwa skala Thustone sekarang ini jarang digunakan sebab:
(a). amat banyak mengeluarkan energi dan waktu yang diperlukan untuk menyusun skor yang
dipertimbangkan dalam “item”, (b) kualitas pertimbangan penyusunan pada setiap “item” sangat
tergantung dari pengalaman peneliti, (c). maksud penyampaian oleh beberapa “item” indikasi dari
suatu variable tertentu cenderung berubah dari waktu ke waktu, dan (d). suatu “item”
mempunyai bobot tertentu pada suatu waktu dan mempunyai bobot yang berbeda pada waktu
berikutnya.
Skala Likert merupakan suatu teknik pengukuran didasarkan pada penggunaan kategori
respon yang berututan (ordinality). Sebagai contoh, kategori respon 5 jenjang terdiri atas: sangat
setuju (“strongly agree”), setuju (“agree”), netral, tidak setuju (“disagree”), dan sangat tidak
setuju (“strongly disagree”) pada suatu pernyataan. Sedangkan kategori respon 7 jenjang meliputi:
Strongly agree, Somewhat agree, Slightly agree, Neither agree nor disagree, Slightly disagree,
Somewhat disagree, Strongly disagree. Dari satu variable dapat dimunculkan (create) beberapa
pernyataan sesuai dengan fenomena yang akan diangkat dalam suatu penelitian.
Disamping itu, skala Likert juga dipergunakan untuk menghitung skor indeks dari individu
pernyataan. Masing-masing responden menetapkan pilihan skor pada setiap “item” (pernyatan).
Hasil dari analisis “item”, dri responden dapat diperoleh total skor pada skala tertentu tergantung
dari jumlah pernyataan yang dipertimbangkan dalam suatu penelitian.
Pada Babbie (2007) juga dijelaskan bahwa penyusunan skala Likert jarang digunakan pada
saat ini, karena mungkin terlihat kompleks. Kreatifitas simplifikasi adalah memberikan skor 0
hingga 4 atau skor 1 hingga 5 untuk lima kategori respon; memberi petunjuk dari item kedalam
angka (sebagai contoh skor 5 untuk kategori “sangat setuju” untuk “item” positif dan skor 1 untuk
kategori “ sangat tidak setuju” untuk “item” negatif).
Skala Guttman ialah suatu metode dari penemuan dan penggunaan struktur intensitas
empiris diantara beberapa indicator dari suatu variable tertentu (Babbie, 2005). Pada teknik
penyusunan skala ini hendak dipertahankan ketunggalan dimensi (unidimensionality). Artinya,
skala hanya mengukur satu dimensi walaupun suatu variabel bisa terdiri atas beberapa dimensi
(Effendi, 1995). Disamping itu, skala Guttman didasarkan pada ide bahwa seseorang yang
memberikan indikator yang kuat dari beberapa variabel juga akan memberikan indikator yang
Page 3 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
lemah. Sebagai contoh dalam keputusan pembelian produk benih, seseorang dapat memberikan
indikator kuat (dengan tanda +) pada variabel harga pembelian dan manfaat, namun juga
memberikan indikator variabel promosi walaupun dengan indikator lemah (dengan tanda – ).
Atau responden yang lain memberikan pada variabel pertama dengan indicator kuat, sedangkan
dua variable yang lain dengan indicator lemah. Sehingga pola pemberian indicator dari responden
pertama adalah (+ + –); sedangkan pola indicator dari responden kedua ialah (+ – –).
Selanjutnya dari keseluruhan responden ditetapkan skor indeks dan skor skala sebagai dasar
untuk menghitung koefisien reproduksibilitas (coefficient of reproductibility); yakni koefisien yang
menunjukkan derajad ketepatan instrument pengukur.
Seperti format Likert, perbedaan semantic (semantic differential) merupa-kan pertanyaan
responden dalam kuesioner untuk memilih antara dua posisi yang berlawanan dengan
menggunakan pemberian sifat untuk menjembatani jarak perbedaan dua kutub yang berlawanan.
Berikut contoh implementasi penyusunan skala perbedaan semantik.
 Mengukur kepercayaan terhadap suatu merek produk benih jagung
− Kemungkinan tingkat keberhasilan panen:
Sangat tinggi ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : …. Sangat rendah

 Mengukur intensitas penggunaan benih jagung hibrida merek tertentu


− Tingkat penggunaan benih jagung hibrida merek “X”:
Sangat sering ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : …. Sangat jarang

 Mengukur sikap konsumen terhadap produk makanan olahan


− Kesukaan responden terhadap kripik nangka
Sangat suka ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : …. Sangat tidak suka
 Mengukur kepercayaan terhadap manfaat agroforestry
− Menerapkan sistem agroforestry
Mengun tungkan ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : ….. : ….Tidak menguntungkan

2.3. Tugas kegiatan belajar 1


(1) Apa yang dimaksud dengan indeks dan skala?
(2) Menurut Saudara, tipe pengukuran mana yang relevan dengan rencana penelitian skripsi Anda?
Mengapa?

3. Kegiatan Belajar 2: Penyusunan Kuesioner


3.1. Tujuan kegiatan pembelajaran 2
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
• Mengerti peran, kelemahan dan kelebihan questionnaires dalam pelaksanaan suatu penelitian
• Mengetahui bentuk umum dan tipe dari suatu questionnaires
• Mampu mendesain questionnaires dengan baik

Page 4 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

3.2. Uraian materi pembelajaran 2

Peran dari suatu questionnaires adalah untuk mengembangkan rencana penetapan apa yang ingin
ditanyakan pada kegiatan survei didasarkan pada fakta, pendapat dan sikap serta informasi apa yang diketahui
dan sejauh mana suatu hal ingin diketahui. Hal tersebut tidak lepas dari rumusan permasalahan serta tujuan
penelitian. Kedalaman substansi didasarkan pada kegunaan (porpose) dari suatu penelitian; apakah untuk
mengeksplorasi (menggali), deskripsi atau eksplanatori (menjelaskan).
Questionnaires sendiri merupakan suatu alat untuk mengoleksi data yang diperlukan dengan bentuk format
yang telah terstandarisasi. Kelebihan dari penggunaan questionnaires untuk pengumpulan data adalah mudah
diterapkan bila digunakan untuk meneliti suatu karakteristik dari suatu komunitas penduduk, dan tingginya
standarisasi data yang didapat. Sedangkan kelemahan dari penggunaan questionnaires ini adalah data yang
didapat belum tentu bersifat netral, dan responden sendiri biasanya tidak begitu jujur dalam mengungkapkan
pendapatnya dalam suatu interview (Robson, 2006).
Penyusunan kuesioner pada penelitian survei merupakan salah satu tahapan operasionalisasi; yakni
menyusun pertanyaan dan atau pernyataan yang didasarkan pada definisi operasional dari variabel atau
indikator yang telah ditetapkan pada Modul 3. Dalam penyusunan kuesioner meliputi: rancangan bentuk
pertanyaan, rancangan instrumen, lay out kuesioner, dan pemeriksaan panjangnya kuesioner (Maylor and
Blackmon. 2005).
Untuk mengidentifikasi kegiatan pelaksanaan wawancara didasarkan pada penggalan siklus proses survei
sebagaimana disusun oleh Maylor dan Blackman (2005 ) pada Gambar 4.1 mengingat kegiatan wawancara
merupakan bagian dari pelaksanaan survei.

Penetapan apa yang akan


Pengembangan ditanyakan
rencana penetepan
contoh (sample) Perbaikan isi
Penetapan siapa yang ditanya & (substansi) survei
bagaimana menanyakan

Perancangan instrumen survei

Revisi instrumen

Pre-test & Pilot-test


Survei

Pelaksanaan Survei

Tindak lanjut Survei

Gambar 4.1. Posisi rancangan instrument pada proses survei (Maylor and Blackman,2005)

Bentuk umum dari suatu questionnaires berupa perancangan instrumen, pembuatan lay out daftar
pertanyaan dan mengevaluasi seberapa banyak daftar pertanyaan yang telah dibuat. Sementara itu, ada

Page 5 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
beberapa tipe questionnaires, antara lain (1) close-ended questions, (2) open-ended questions, (3) kombinasi
(1) dan (2), (4) contingency questions, dan (5) matrix questions (Baker, 1988).
Suatu questionnaires haruslah disusun dengan tepat sehingga memudahkan si peneliti dapat dengan mudah
menjawab pertanyaan dalam obyektifitas penelitian. Dalam menyusun suatu questionnaires perlu
diperhatikan dalam penyusunan kata-katanya, seperti kalimat pertanyaan yang sederhana dan jelas,
pertanyaan cukup pendek saja, tidak memberikan dua pertanyaan atau lebih dalam satu waktu, dan lain-lain
(Robson, 2006).
Pertanyaan yang disusun dalam kuesioner dapat berbentuk pertanyaan tertutup (closed-ended
quesition); yaitu dengan memberikan beberapa alternatif jawaban (multiple choice). Beberapa kelebihan
dari bentuk pertanyaan tertutup adalah: (1) pencacah (enumerator) lebih cepat mencacatan jawaban dan
responden lebih cepat memeberikan jawaban, (2) ketepatan data lebih terjamin, dan (3) mempermudah
dalam pelaksanaan entry data. Bentuk lain adalah pertanyaan terbuka (open-ended quesition), yakni
enumerator mencatat jawaban mengikuti respon responden. Kelebihan dari bentuk tersebut adalah peneliti
dapat memperoleh data sesuai dengan aspirasi enumerator, namun agak kesulitan dalam pelaksanaan entry
data. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan pertanyaan atau pernyataan dalam
kuesioner adalah: jelas, sederhana, ringkas dan alami.
Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan, maka pertanyaan perlu diurutkan sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan wawancara mengalir lancar. Dalam susunan kuesioner, seringkali diawali dengan
pernyataan yang terkait dengan kondisi demografi keluarga (mirip yang terdapat pada kartu keluarga atau
KK). Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang dikembangkan dari variabel dan atau indikator yang
menjadi fokus penelitian; yakni dengan membagi pertanyaan ke dalam beberapa sesi. Yang perlu
diperhatikan adalah: (1) mulailah dengan pertanyaan yang sederhana, dan (2) pertanyaan yang sulit dan
peka ditempatkan pada akhir kuesioner.
Penataan atau lay out kuesioner sangat diperlukan untuk kuesioner formal atau yang berskala besar,
juga kuesioner yang ditujukan pada responden yang berstatus tinggi atau kalangan profesional. Rancangan
yang bagus dapat memotivasi respon responden.
Pemeriksaan panjangnya kuesioner dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan wawancara
tidak terlalu lama dan tidak didapatkan pertanyaan yang tidak terjawab. Pada kondisi letih, responden akan
memberikan jawaban yang tidak terkontrol, atau dapat juga tidak dapat melengkapi keseluruhan pertanyaan
yang dipersiapkan.

3.3. Tugas kegiatan belajar 2


Berdasarkan definisi dan pengukuran variabel atau indikator yang telah dilaksanakan pada Modul 3, secara
kelompok mahasiswa diminta untuk:
1. Menentukan banyaknya sesi yang akan dituangkan dalam kuesioner.
2. Menyusun lima hingga sepuluh pertanyaan pada setiap sesi; bentuk pertanyaan tertutup maupun
terbuka.

4. Kegiatan Belajar 3: Wawancara


4.1. Tujuan kegiatan pembelajaran 3:
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
• Memahami macam-macam bentuk interview, kelebihan dan kelemahan dari suatu interview
• Mengetahui isi dari suatu bentuk interview dan bagaimana menciptakan suatu suasana interview
yang baik

Page 6 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

4.2. Uraian materi pembelajaran 3

Wawancara adalah suatu proses interkasi dan komunikasi antara pewawancara dan responden.
Adapun peranan wawancara adalah untuk mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Dalam proses wawancara, pewawancara berfungsi:
1. Sebagai pemandu responden dalam memahami pertanyaan sehingga jawaban yang diberikan tepat dan
berkualitas.
2. Mencatatat jawaban dari responden, dan bila ada jawaban yang kurang jelas harus dilengkapi dengan
informasi tambahan.
Menterjemahkan pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner menjadi bahasa setempat dapat
menghindari bias. Interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data primer dengan bantuan
kuesioner (daftar pertanyaan).
Dalam pelaksanaannya ada beberapa macam interview (wawancara) : (1) interview yang terstruktur, (2)
interview semi-terstruktur, dan (3) interview yang tidak terstruktur. Kelebihan dari suatu interview adalah si
peneliti atau interviewer (pewaancara/enumerator) bisa memperjelas bagian-bagian pertanyaan yang dirasa
kurang jelas oleh para responden, dan interviewer dapat meningkatkan partisipasi dan keiikutsertaan para
responden dalam proses interview secara langsung. Sementara itu, kelemahan dalam pelaksanaan interview
adalah interviewer dapat berpengaruh dalam pengolahan data dilapang, dan responden mungkin merasakan
bahwa jawaban mereka dan data yang diambil tidak anonimous sehingga dapat mengganggu privasi mereka
kedepannya (Robson, 2006).
Seorang interviewer perlu mengetahui struktur dari pelaksanaan interview (wawancara) dengan target
responden, antara lain: (1) mengingatkan responden tentang prosedur dari pelaksanaan interview tersebut,
(2) perkenalan umum, (3) perkenalan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan nantinya, (4)
daftar pertanyaan, (5) mempersiapkan perkiraan jawaban-jawaban dan kode-kode jawaban, dan (6)
pernyataan penutup. Sedangkan untuk menciptakan suatu suasana yang nyaman bagi responden dalam
pelaksaan interview, maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang interviewer adalah: (1) waspada akan
konteks-konteks sosial yang ada dikomunitas responden, (2) lebih banyak mendengar daripada berbicara, (3)
membuat pertanyaan langsung ke inti permasalahan, jelas, dan tidak ada nada ancaman, (4) membiarkan
jawaban dari responden mengalir apa adanya dan tidak menginterupsi bila jawaban keluar dari pokok
pertanyaan, (5) menunjukkan sikap kita tertarik pada jawaban yang diberikan, dan (6) memperhatikan bahasa
tubuh kita sendiri sebagai interviewer (Robson, 2006).
Pada penelitian survei, pengumpulan informasi secara sistematis dari responden secara langsung dapat
dilakukan dengan metode wawancara. Menurut Tull and Hawkins (1993) ada empat wawancara, yaitu
wawancara: telepon, surat, langsung dan melalui computer. Wawancara telepon adalah pengumpulan
informasi dari responden melalui telepon. Wawancara surat ialah pengumpulan informasi dari responden
melalui surat atau melalui teknik yang serupa. Wawancara langsung merupakan pengumpulan informasi
dalam situasi tatap muka (face to face). Pada wawancara langsung meliputi wawancara dalam ruangan dan
wawancara pencegatan. Wawancara dalam ruang adalah wawancara secara langsung dalam rumah atau
kantor responden; sedangkan wawancara “pencegatan” ialah wawancara secara langsung dalam pusat lokasi,
biasanya tempat perbelanjaan. Adapun wawancara melalui komputer adalah responden memasukkan data
ke komputer secara langsung dalam memberikan jawaban dari pertanyaan yang ditampilkan dalam monitor.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam wawancara adalah: (a) peralatan yang diperlukan,
(b) kode etik bagi pewawancara, (c) persiapan wawancara, (d) sikap pewawancara, dan (e) taktik wawancara.
Terkait dengan kualitas data yang dikumpulkan, sikap pewawancara dan taktik wawancara memegang
peranan penting. Sikap pewawancara dapat mempengaruhi psikologi responden; sehingga pewawancara
harus mampu menciptakan hubungan baik dengan responden dan menciptakan suasana komunikasi yang
luwes (tidak kaku). Pada suasana wawancara yang kondusif membuat responden berkenan memberikan
Page 7 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
informasi dan bahkan termotivasi untuk memberikan pendapat yang relevan. Disamping itu, pewawancara
harus berhati-hati dalam tutur kata agar tidak menyinggung perasaan responden. Adapun pedoman dan
prosedur wawancara secara rinci dapat dibaca pada bab 10 dalam Singarimbun dan Effendi (1995).

4.3. Tugas kegiatan belajar 3


1. Secara kelompok mahasiswa diminta melalukan wawancara dengan kuesioner yang dipilih sesuai
dengan bidang kajian yang menjadi minat.

2. Mencatat pertanyaan atau pernyataan yang menyebabkan jawaban responden bersifat umum dan
atau yang sulit dimengerti oleh responden.

3. Memperhatikan kekurangan dan kesalahan dalam wawancara.

4. Menyusun laporan pewawancara dengan format seperti yang terdapat pada lampiran 10.3. pada
referensi Singarimbun (1995).

Daftar Pustaka

Ancok, D. 1995. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi
(Editor). Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

Babbie, E. 1992. . Practical of Social Research. Sixth Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmout: Ch. 7
(p. 165 – 188)

Effendi, S. 1995. Prinsip-prinsip Pengukuran & Penyusunan Skala. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi
(Editor). Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

Singarimbun, Irawati. 1995. Teknik Wawancara. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi (Editor). Metode
Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

Tull, D.I & D.I. Hawkins. 1993. Marketing Research: Measurement & Method. Sixth Edition. Macmillan
Publishing Company, New York : chapter 9 (p. 303 – 321)

5. Rancangan Tugas Modul 4

5.1. TUJUAN TUGAS :


a. Meningkatkan pengetahuan tentang tipe-tipe skala pengukuran, perbedaan indeks dan skala, dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan indeks atau skala yang dibutuhkan sesuai dengan
topik penelitian mereka.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun questionnaires penelitian dengan baik dan benar.
c. Memahami prosedur penelitian yang berbasis studi kasus.

5.2. URAIAN TUGAS :


a. Obyek garapan : Rancangan Instrumen
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
(1). Melengkapi materi pada setiap kegiatan belajar pada Modul 4 dengan bahan referensi dari sumber lain.
(2). Menyelesaikan semua soal latihan dan tugas yang terdapat pada Modul 4; yaitu pada uraian tugas kegiatan
belajar 1, 2, dan 3.

Page 8 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan:
(1). Untuk menyelesaikan tugas kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam Modul 4, mahasiswa diminta untuk
membentuk kelompok Menurut bidang kajian yang sama.
(2). Diskusikan jawaban setiap soal latihan dari tugas kegiatan 1 dan 2 yang terdapat pada Modul 4 pada
jadwal tutorial.
(3). Kumpulkan jawaban latihan soal dalam bentuk hard copy sebelum dilakukan presentasi.
(4). Hasil kerja kelompok dipresentasikan dikelas pada jadwal kuliah pada minggu minggu yang sama.
(5). Tugas kegiatan 3 merupakan materi kegiatan praktikum 7 – 8, yaitu tentang Latihan Penarikan Contoh
dan Wawancara yang dilaksanakan pada ……..
(6). Metode pelaksanaan tugas kegiatan 3 Modul 4 diuraikan pada metode pelaksanaan kegiatan praktikum

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan:


(1). Jawaban latihan soal (hard copy) sebelum maupun sesudah diskusi kelas.
(2). Penyajian presentasi di dalam kelas dengan format power point.

5.3. KRITERIA PENILAIAN :


a. Kelengkapan jawaban
b. Kreativitas tampilan power point
c. Kejelasan dalam penyajian
d. Kemampuan menjawab pertanyaan/sanggahan/tanggapan dari audiences
e. Penilaian aspek kognitif dan afektif mahasiswa yang bukan merupakan kelompok penyaji didasarkan pada
partisipasi aktif dalam memberikan tanggapan, kritik, dan pertanyaan.
f. Penilaian kemampuan didasarkan pada tabel berikut :

Tabel 1. Indikator penilaian proses diskusi kelompok

Peran Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai


Ketua 1. Memandu proses diskusi Kurang aktif 60 0,20 12
Sedang aktif 75 15
Sangat aktif 90 18
2. Memotivasi anggota Kurang aktif 60 0,25 15
Sedang aktif 75 18,75
Sangat aktif 90 22,50
3. Memelihara kelompok Kurang aktif 60 0,20 12
dinamis Sedang aktif 75 15
Sangat aktif 90 18
4. Mengatur waktu Kurang efisien 70 0,10 7
Efisien 75 7,50
Sangat efisien 80 8
5. Mengarahkan sekretaris dlm Tdk mengarahkan 50 0,10 5
mengikuti proses & membuat Mengarahkan 75 7,50
catatan secara tepat dan
cermat
6. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang 0 0,15 0
Menyumbang 75 11,25
Nilai Terrendah 51,0
Nilai Tertinggi 85,25

Page 9 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
Tabel 1. (lanjutan)

Peran Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai


Sekretaris 1. Mencatat point-point yang Tidak sistematis 60 0,20 12
dihasilkan oleh kelompok sistematis 70 14
2. Berpartisipasi dalam Tidak pernah 0 0,30 0
menjawab soal 1 kali 30 9
2 – 3 kali 60 18
>3 kali 90 27
3. Mencatat referensi yang Sebagian 70 0,30 21
digunakan kelompok keseluruhan 85 25,5
4. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang 0 0,15 0
Menyumbang 75 11,25
Nilai Terrendah 33
Nilai Tertinggi 77,50
Anggota 1. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang 0 0,15 0
Menyumbang 75 12
2. Berkontribusi memberikan Tidak pernah 0 0,30 0
alternatif jawaban soal 1 kali 30 9
latihan 2 – 3 kali 60 18
>3 kali 90 27
3. Memberikan tanggapan Tidak pernah 0 0,25 0
terhadap pendapat individu 1 kali 30 7,50
lain 2 – 3 kali 60 15
>3 kali 90 22,5
4. Kehadiran dlm diskusi Tdk hadir 0 0,15 0
Hadir 70 10,50
Nilai Terrendah 0
Nilai Tertinggi 71,25

Tabel 2. Indikator penilaian Kelompok (TKB 1 & 2)


No. Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai
A. Laporan kelompok
1 Kelengkapan deskripsi Konsep Teori Dasar:
Tidak ada 50 0,3 15
Ada & kurang tepat 70 21
Ada & tepat 100 30
2 Power point Kurang dari standar 60 0,2 12
Standar 70 14
Lebih dari standar 80 16
3 Sistematika alur logika Tidak ada 50 0,3 15
Ada & tdk runtut 70 21
Ada & runtut 100 30
4 Data pendukung (Contoh Tidak ada 50 0,1 5
aplikasi) Ada & tdk relevan 70 7
Ada & relevan 90 9
5 Daftar pustaka Tidak ada 30 0,1 3
Ada & tdk sesuai 50 5
Ada & tdk lengkap 70 7
Ada & lengkap*) 90 9
Catatan: Nilai terendah: 50, tertinggi: 94

Page 10 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

Tabel 3. Indikator penilaian individu bukan penyaji (Audiance)

GRADE SKOR INDIKATOR KERJA

Sangat kurang <20 Tanggapan, kritik, pertanyaan tidak masuk akal dan tidak
ada hubungan logis
Kurang 21-40 Tanggapan, kritik, pertanyaan cukup logis, namun tidak
masuk akal
Cukup 41-60 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, masuk akal, inovatif

Baik 61-80 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, masuk akal, inovatif

Sangat baik >81 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, inovatif dan dapat
mudah diimplementasikan pada dunia nyata

6. Praktikum Kegiatan 6: Penyusunan Daftar


Pertanyaan
6.1. Uraian Materi :
Kuesioner merupakan salah satu bentuk instrumen yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian. Ada
beberapa bentuk instrumen yang melengkapi kegiatan pengumpulan data; yakni (a) Pedoman Pengumpulan Data
Sekunder, (b) Pedoman RRA dan (c) Kuisioner dan Pedoman Pengisian. Bentuk kuesioner dapat dirancang
menurut pemakaiannya. Beberapa pemakaian kuesioner adalah: (a) kuesioner untuk kelompok atau individu, (b)
kuesioner untuk wawancara langsung dengan responden atau pengisian sendiri oleh responden. Apabila
kuesioner diisi langsung oleh responden, seharusnya dilengkapi dengan pedoman pengisian.
Tujuan pokok dari penyusunan kuesioner dari kegiatan penelitian, menurut Singarimbun dan Handayani
(1995) adalah untuk memperoleh informasi: (1) yang relevan dengan tujuan penelitian, dan (2) yang memiliki
reliabilitas dan validitas tinggi. Penyusunan kuesioner harus didasarkan pada penetapan variabel maupun
pengukurannya yang sudah jelas sebagaimana yang telah dilakukan pada praktikumkegiatan 5. Hal tersebut
untuk menghindari permasalahan yang timbul pada saat analisis data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
penelitian.
Dalam perancangan instrumen dalam bentuk kuesioner meliputi: perancangan bentuk pertanyaan,
perancangan instrumen, pembuatan lay out kuesioner, dan pemeriksaan kembali panjangnya kuesioner (Maylor
and Blackmon. 2005). Perancangan instrumen untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan; karenanya
pertanyaan perlu diurutkan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan wawancara mengalir lancar. Susunan diawali
dengan pernyataan yang terkait dengan kondisi demografi keluarga dan dilanjutkan dengan pertanyaan yang
dikembangkan dari variabel dan atau indikator yang menjadi fokus penelitian; yakni dengan membagi pertanyaan
ke dalam beberapa sesi. Pembagian sesi disesuaikan dg konsep yg telah diidentifikasi dalam proses
konseptualisasi sebagaimana yang telah dilakukan pada praktikum kegiatan 3 dan 4. Berikut diberikn contoh
pembagian sesi dalam kuesioner :
1. Topik: Analisis pendapatan cabang usahatani
 dibagi menjadi sesi:
1. Karakteristik rumahtangga responden
2. Penguasaan teknik budidaya
3. Identifikasi biaya cabang usahatani
4. Penerimaan cabang usahatani
Page 11 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
2. Topik: Analisis efisiensi pemasaran menurut SCP (structure, conduct & performance atau struktur, tingkah laku
& kinerja
 dibagi menjadi sesi:
1. Karakteristik lembaga pemasaran responden
2. Struktur pasar
3. Saluran pemasaran
4. Fungsi pemasaran & biaya pemasaran

Penataan atau lay out kuesioner (daftar pertanyaan) sangat diperlukan untuk kuesioner formal atau yang
berskala besar. Rancangan yang bagus dapat memotivasi respon responden. Adapun Layout atau design dari
kuesioner yang baik memuat empat bagian :
• Pengantar yang menjelaskan tujuan riset, identitas periset, cara jawab dan permohonan kepada responden
untuk berpartisipasi dalam riset.
• Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik atau identitas responden  sesi pertama
• Pertanyaan2 utama yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah riset  sesi kedua dan
seterusnya.
• Penutup yang berisi ucapan terimakasih dan/ atau cara mengembalikan kuesioner.
Pada Box 1 disajikan contoh dua bagian dari layout kuesioner.
Pertanyaan yang disusun dalam kuesioner dapat berbentuk pertanyaan tertutup, terbuka, gabungan
tertutup-terbuka, kontingensi atau berbentuk matrik dengan memberikan beberapa alternatif jawaban (multiple
choice). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner
adalah: jelas, sederhana, ringkas dan alami. Ran-cangan instrumen sebaiknya:
− dimulai dengan pertanyaan yang sederhana,
− pertanyaan yang sulit dan peka ditempatkan pada akhir kuesioner,
− pergunakan istilah yang mudah difahami oleh responden.
Contoh pertanyaan dari berbagai bentuk disajikan pada Box 2 dan beberapa contoh yang lebih rinci dapat dibaca
dalam Masrisingarimbun dan Effendi (1995) pada bab 9.

Page 12 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

BOX 1
Contoh layout daftar pertanyaan

Bersamaan dengan kuisioner ini, Peneliti bermaksud meneliti mengenai sikap dan perilaku
petani terhadap keputusan pembelian terhadap pupuk organik kemasan. Tujuan penelitian ini
adalah memprediksikan pembelian terhadap pupuk organik kemasan di masa mendatang dengan
menganalisis perilaku konsumen terhadap pembelian.
Untuk itulah, Peneliti memohon kerjasama Bapak/Ibu agar bersedia menjadi responden
penelitian ini serta bersedia mengisi kuisioner ini dengan benar demi keabsahan data-data yang
dibutuhkan. Terimaksih.

KUISIONER PENELITIAN

Nama : …………………

A. IDENTITAS DIRI

1. Jenis Kelamin : a. Perempuan b. Laki-laki


2. Usia : .......................tahun
3. Pendidikan Terakhir bapak/ibu :
a. SD b. SMP c. SMU d. S1 e. Lainnya, yaitu……
4. Jumlah Anggota Keluarga : ................... orang
5. Luas lahan yang bapak/ibu miliki : ........................ha
6. Status penguasaan lahan :
a. Penyewa
b. Pemilik penggarap
7. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan pupuk organik kemasan :
a. Pernah, tapi saat ini tidak menggunakan
(alasan ..............................................................................................................)
b. Saat ini menggunakan
(alasan ...............................................................................................................)
c. Belum pernah menggunakan
(alasan ................................................................................................................)

8.Jenis pupuk apa yang saat ini bapak/ibu gunakan ? (jawaban yang dipilih dibawah ini boleh
lebih dari satu jawaban. Lingkari jawaban bapak/ibu!)
a.pupuk kimia b. pupuk kandang/blotong c. pupuk organik kemasan

Page 13 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

BOX 2
Contoh pertanyaan Menurut bentuk

I. Bentuk pertanyaan tertutup (close-ended questions)


Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan informasi tentangg manfaat fungsi
pupuk organik kemasan?
Iklan di TV
Iklan di radio
Petugas/Penyuluh Pertanian
Saudara
Tetangga

Bagaimanakah menurut Bapak/Ibu/Saudara tentang harga pupuk organik kemasan?


Sangat murah

Murah
Sesuai
Mahal
Sangat mahal

Bagaimanakah kerugian akibat erosi tanah menurut penilaian Bapak/Ibu/Saudara? Erosi


tanah:

tidak merugikan
menimbulkan kerugian yang ringan
menimbulkan kerugian yang agak berat
menimbulkan kerugian yang berat
menimbulkan kerugian yang amat berat

Siapa yang berpartisipasi dalam menentukan jenis tanaman kayu yang akan ditanam?
Petani dengan persetujuan Dinas Kehutanan
Dinas Kehutanan tanpa persetujuan petani
Di luar jawaban a dan b

Page 14 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

BOX 2
Contoh pertanyaan Menurut bentuk (Lanjutan)

II. Bentuk pertanyaan terbuka (open-ended)


Apakah kegiatan penyuluhan tersebut berguna bagi perbaikan gizi keluarga bpk/ibu/
saudara?
Jawaban: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................

Berapa harga penjualan gabah Bapak/Ibu/Saudara pada waktu panen musim tanam yang
lalu? Dan berapa total berat hasil panen dari luas lahan yang Bapak/Ibu/Saudara kelola?
Jawaban: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................

Bagaimana menurut persepsi Bapak/Ibu/saudara tentang kualitas produk olahan salak


merek “X” tersebut?
Jawaban: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................

III. Bentuk Kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka


Bgm menurut Bpk/Ibu/Saudara tentang keunggulan pupuk organik kemasan?
Dpt meningkatkan produksi
Lebih menghemat biaya pemupukan
Lebih aman bagi kesehatan pengguna
Lainnya (sebutkan) . . . . . . . . . . .

Menurut Balai Penelitian, bibit ubi kayu varietas unggul baru (seperti UJ-5, Mlg-4;
Mlg-6, Andira 1, Andira-4 dll) dapat meningkatkan produksi ubi kayu di desa ini .
Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu/ Saudara? Apakah:
Betul
Tidak tahu/Ragu-ragu
Salah
Alasan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................
............................

Page 15 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012

BOX 2
Contoh pertanyaan Menurut bentuk (Lanjutan)

IV. Bentuk pertanyaan kontingensi:


1. Apakah ibu pernah menggunakan teh pelangsing dari mustika ratu ?
Pernah
Tidak Pernah (langsung ke pertanyaan 4)

2. JIKA PERNAH, bagaimana rasa teh pelangsing tersebut menurut Ibu/Saudara ?


Jawaban: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
......................................................................

3. Berapa frekwensi minum teh pelangsing tersebut dlm satu minggu?


1 kali
2 kali
3 kali
7 kali

4. JIKA TDK PERNAH, mengapa?


Jawaban: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................

V. Bentuk pertanyaan Matriks


Berilah tanda contreng (√) pada sel yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara.

Pernyataan SS S TT TS STS
Penggunaan pupuk organik kemasan akan mening-
katkan biaya produksi
Pupuk organik kemasan mengandung bahan organik
tinggi akan meningkatkan kesuburan lahan
Apakah bapak/ibu setuju bahwa pupuk organik
kemasan tidak mengandung zat-zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan pengguna ?
Keterangan: STS = Sangat tidak setuju; TS = Tidak setuju; TT = Tidak tahu;
S = Setuju; SS = Sangat setuju

Page 16 of 17 Modul 4
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Instrumen Penelitian Brawijaya University 2012
6.2. Tujuan Praktikum
• Terampil menerapkan tahapan penyusunan daftar pertanyaan
• Berpengalaman menyusun pertanyaan yang didasarkan pada definisi dan pengukuran variabel yang telah
dirumuskan
• Berpengalaman menyusun berbagai bentuk pertanyaan yang relevan

6.3. Pelaksanaan Praktikum


1. Praktikan diminta untuk membentuk kelompok dengan kriteria anggota yang mempunyai bidang kajian atau
judul yang serupa (hampir sama)
2. Melalui diskusi kelompok, praktikan diminta untuk menentukan banyaknya sesi yang akan dituangkan dalam
kuesioner.
3. Secara aklamasi, praktikan diminta memilih konsep dengan definisi operasional dan pengukuran variabel
yang telah hasil rumusan kegiatan praktikum kegiatan 5 diantara anggota kelompok.
4. Praktikan diminta untuk menyusun pertanyaan sebanyak lima pertanyaan pada setiap sesi; pertanyaan
dituangkan dalam tiga bentuk pertanyaan diantara lima bentuk yang ada (tertutup, terbuka, kombinasi
tertutup-terbuka, kontingensi dan matriks).
5. Buat kuesioner yang dilengkapi dengan sampul dan pengantar yang menjelaskan tujuan riset, identitas
periset, cara jawab dan permohonan kepada responden untuk berpartisipasi dalam riset.
6. Praktikan diminta untuk menyiapkan sendiri lembar kerja Laporan Praktikum Kegiatan 6; mengingat
banyaknya halaman kuesioner beragam antar judul penelitian. Pada lembar kerja harus dicantumkan nama
dan NIM anggota kelompok serta persetujuan Asisten sebagai berikut:

Praktikum VI
Tanggal : …………………................

Nama Praktikan: …………………................

NIM : …………………................

Nilai : …………………................

Nama Asisten : …………………................

Tanda tangan :

Page 17 of 17 Modul 4

Anda mungkin juga menyukai