Anda di halaman 1dari 21

PERKESMAS

KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:

1. Adi Prastyo NIM:


2. Evalentina Afrida NIM:
3. Gayuh Nigho Artiko NIM:
4. Ira Setiawati NIM:
5. Novita Mariana Baitanu NIM:
6. Nurul Aini NIM:
7. Putri Candra Kusuma NIM:
8. Sheila Koesdinata NIM:
9. Yulinar NIM:

AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA


Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo
Jl. Bendungan Hilir No.17 Jakarta Pusat, Telp. (021) 5743272
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Kesehatan Lingkungan”.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
PERKESMAS.

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kami dibantu, dibimbing, dan didukung
oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini, terutama kepada:

1. Direktur Akper Hang Tuah Jakarta; Ns. Rita Wismajuani, SKM, S.Kep., M.AP
2. Wadir I Akper Hang Tuah Jakarta; Ns. Amir Wibianto, S.Kep., M.
3. Wadir II Akper Hang Tuah Jakarta; Soeroso, AMKG
4. Wadir III Akper Hang Tuah Jakarta; Ns. Sugeng Haryono, M.Kep.
5. Koordinator Mata Ajar PERKESMAS Ns. Eny Susyanti, S.Kep., M.Kep.
6. Wali kelas tingkat III, Tri purnamawati, M. Kep., Ns. Sp. Kep. An. Sekaligus
sebagai dosen pembimbing.
7. Orang Tua yang telah membantu dan mendukung baik secara moral maupun
materiil.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i.

Jakarta, Agustus 2018

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2

C. Metode Penulisan .............................................................................................................. 3

D. Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................................................. 4

A. Definisi ............................................................................................................................... 4

B. Dimensi Lingkungan Hidup (Sjarifah, 2013) ....................................................................... 4

C. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan (Ferry, 2009) ......................................................... 5

D. Paradigma Kesehatan Lingkungan ..................................................................................... 9

E. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pesisir dan Laut Berbasis
Masyarakat............................................................................................................................... 11

F. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Lingkungan .................................. 11

G. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia (Sjarifah, 2013) ........................................ 12

H. Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan dan Pesisir ......................................... 14

I. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) .............................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah Ilmu multidisipliner yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk
penanggulangan dan pencegahan.
Kesehatan Lingkungan menurut peraturan pemerintah nomor 66 tahun 2014
adalah upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor resiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang diselenggarakan melalui upaya penyehatan
pengamanan dan pengendalian faktor resiko lingkungan (Lembaran Negara,2014)
Perlindungan dari kelompok yang rentan terhadap kondisi lingkungan yang
berbahaya masih dianggap sebagai prioritas yang rendah di negara-negara
berkembang termaksuk indonesia. Namun, dampak dari faktor-faktor resiko
lingkungan terhadap kesehatan manusia sedang berkembang, baik dalam besarnya
dan juga keanekaragaman. determinasi kualitas lingkungan terhadap status
kesehatan dan keturunan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mengurangi pengaruh lingkungan yang merugikan perlu dilakukan usaha
penyehatan lingkungan dan pengendalian faktor resiko.
(Direjen P2PL, 2012)
Norma serta budaya yang menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan
keadaan lingkungan yang sesuai dengannya serta akan menimbulkan penyakit
yang sesuai pula dengan gaya hidup tersebut. Bagaimana sekelompok masyarakat
memperlakukan air, udara, dan sebagainya, akan mengakibatkan penyakit yang
sesuai pula dengan perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa untuk menjadi sehat, tidak cukup hanya dengan pencegahan

1
2

penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola masyarakat


sebagai satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya. Ini artinya, kesehatan erat
sekali hubungannya dengan sumberdaya sosial ekonomi, tidak hamya tergantung
dari fasilitas kesehatan yang ada.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa/I mampu memahami konsep kesehatan lingkungan.

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami definisi dari kesehatan


lingkungan.

b. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami dimensi lingkungan


hidup.

c. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami ruang lingkup


kesehatan lingkungan.

d. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami paradigma dari


kesehatan lingkungan.

e. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami konsep pengelolaan


SDA dan lingkungan pesisir.

f. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami faktor-faktor yang


dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan.

g. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami masalah kesehatan


lingkungan di Indonesia.

h. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami penanggulangan


masalah kesehatan lingkungan dan pesisir.
3

i. Agar mahasiswa/I mampu mengerti dan memahami analisis dampak


kesehatan lingkungan (ADKL).

C. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Dalam metode ini menggunakan buku-buku yang sesuai dengan topik bahasan.
2. Penelusuran Melalui Internet
Bahan penulisan berupa jurnal dan artikel yang diperoleh melalui internet.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah Bab I Pendahuluan yang
terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. Bab II Tinjauan Teori terdiri atas pengertian, dimensi lingkungan hidup,
ruang lingkup kesehatan lingkungan, paradigma kesehatan lingkungan, konsep
pengelolaan SDA dan lingkungan pesisir, faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan lingkungan, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia,
penanggulangan masalah kesehatan lingkungan dan pesisir, dan analisis dampak
kesehatan lingkungan (ADKL). Bab III Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kesehatan lingkungan adalah Ilmu multi displiner yang mempelajari dinamika
hubungan interaktiv antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai
perubahan komponen Lingkungan Hidup, Manusia yang juga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya penanggulangan dan
pencegahannya. (Chandra,2007)
Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan sehingga
dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari
gangguan berbagai penyakit (Carlos, 2011)
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat
wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan
air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat. (Carlos, 2011).

B. Dimensi Lingkungan Hidup (Sjarifah, 2013)


Menurut kajian ilmu lingkungan, lingkungan (Soetaryono Retno,1982),
lingkungan hidup memuat 3 dimensi utama yang saling berkaitan anatara dimensi
yang satu dengan dimensi lainnya, yaitu lingkungan sumber daya alam,
lingkungan binaan, dan lingkungan social, budaya, dan ekonomi.

4
5

Saling Keterkaitan
Lingkungan
SDA

Lingkungan Lingkungan
Binaan Sosial

Dimensi Lingkungan Hidup

Keterangan:

1. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA), meliputi kekayaan yang terkandung


di alam jagat raya yang keberadaannya dilindungi oleh amanat UUD 1945
Pasal 33 yang berbunyi: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandungp
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan untuk kemakmuran
rakyat sebesar-besarnya. Bumi dengan kekayaan yang ada didalamnya selain
air, juga mineral, batu bara, emas, timah, dan lain sebagainya.

2. Lingkungan Sosial, meliputi interaksi social antara sesame manusia tanpa


membedakan suku, warna kulit, dan agama yang ada di bumi Indonesia dari
Sabang sampai Papua.

3. Lingkungan Binaan, meliputi lingkungan yang seharusnya mendapat


pembinaan, seperti pembangunan perumahan / pemukiman, pekantoran,
pertokoan, perhotelan, fasilitas pelayanan kesehatan.

C. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan (Ferry, 2009)


Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu sebagai
berikut:

1. Penyediaan air minum.


6

2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran.


3. Pembuangan sampah padat.
4. Pengendalian vektor.
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
6. Hygiene makanan, termasuk hygiene susu.
7. Pengendalian pencemaran udara.
8. Pengendalian radiasi.
9. Kesehatan kerja.
10. Pengendalian kebisingan.
11. Perumahan dan pemukiman.
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara.
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan.
15. Rekreasi umum dan pariwisata.
16. Tidakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam, dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut pasal 163 ayat (3) Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, terdapat
delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu sebagai berikut:

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah
5. Binatang pembawa penyakit
6. Zat kimia yang berbahaya
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas
8. Radiasi sinar pengion dan non pengion
9. Air yang tercemar
7

Ruang lingkup kesehatan lingkungan itu sangat luas dan kompleks, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar berikut.
2
YANKES

1
↓ 3
GEN → STATUS
KESEHATAN
← PERILAKU

LINGKUNGAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan


(Teori Hendrik L. Blum)

Apabila status kesehatan individu sebagaimana tercantum pada gambar diatas


disandingkan dengan dimensi lingkungan menurut kajian ilmu lingkungan, maka
dimensi lingkungan memberi warna dan wawasan yang lebih komprehsensif
terhadap kesehatan lingkungan, sebagaimana gambar dibawah ini.
2
YANKES

1
↓ 3
GEN → STATUS
KESEHATAN
← PERILAKU

LINGKUNGAN

Saling keterkaitan
Saling keterkaitan
8

Lingkungan
SDA

Lingkungan Lingkungan
Binaan Sosial

Hubungan Status Kesehatan dan Dimensi


Lingkungan
Keterangan:

1. Hendrik L Blum menginfromasikan, status kesehatan individu dipengaruhi


oleh 4 faktor utama, yaitu faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku,
dan faktor lingkungan.

2. Perilaku dan lingkungan yang saling berkaitan pada gambar diatas memuat
tiga dimensi lingkungan hidup yang secara ekologi salling berkaitan memuat
dimensi lingkungan fisik, lingkungan binaan, dan lingkungan social-
ekonomi.

3. Lingkungan fisik memuat sumber daya alam (SDA) yang dimiliki negara dan
bangsa Indonesia memuat seluruh hasil yang diperoleh dari bumi.

4. Lingkungan binaan adalah lingkungan pembangunan sarana dan prasarana


yang dibutuhkan sebagai penompang kehidupan. Setiap pembangunan
dianjurkan agar berwawasan lingkungan. Hal ini sangat berkaitan dengan
pelestarian alam yang dibutuhkan oleh semua mahluk hidup sesuai
habitatnya.

5. Lingkungan sosial memberi arti adanya interaksi yang sehat adalah satu
individu dengan individu lainnya, satu kelompok dengan kelompok lainnya,
baik yang berada dalam satu lingkungan keluarga kecil (batin), maupun
dalam lingkungan keluarga sedang dan besar dalam bentuk kelompok
masyarakat.
9

D. Paradigma Kesehatan Lingkungan


Paradigma kesehatan lingkungan adalah menggambarkan hubungan interaktif
antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku pendek.
Paradigma kesehatan lingkungan juga dapat menggambarkan patogenesis kejadian
penyakit. Maksud dari paradigma kesehatan lingkungan ialah memberikan acuan
untuk mengemukakan proses kejadian penyakit berbasis lingkungan yang
merupakan inti dari permasalahan kesehatan. Sehingga kita dapat melakukan
intervensi secara cepat dan tepat.
Patogenesis penyakit dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Dengan melihat skema dibawah, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan
menjadi 4 (empat) simpul, yakni:

Simpul 1: Sumber Penyakit


Sumber penyakit adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan
agen penyakit. Agen penyakit merupakan komponen lingkungan yang
dapat menimbulkan gangguan penyakit baik kontak secara langsung
maupun melalui kontak secara langsung maupun melalui perantara.
Beberapa contoh agent penyakit:

1. Agent Biologis: Bakteri, virus, jamur, protozoa, amoeba, dll.


2. Agent kimia: Logam berat (pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3,
N₂O, SO₂, Asphhyxiant: CH₄, CO), Debu dan serat (Asbestos,
sillicon), pestisida, dll.
3. Agent Fisika: Radiasi, suhu, kebisingan, pencahayaan, dll.
10

Sumber Komponen Penduduk Sehat/Sakit


Penyakit Lingkungan

Media
Transmisi

Variabel yang
berpengaruh

Sumber : Ahmadi, 2005

Simpul 2: Komponen lingkungan berperan yang lazim dikenal sebagai media


transmisi adalah: Udara, air, makanan, binatang, manusia secara
langsung.

Simpul 3: Perilaku pemajanan


Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan
lain, masuk kedalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan
hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan
dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang
disebut sebagai perilaku pemajanan. Perilaku pemajanan adalah jumlah
kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang
mengandung potensi bahaya penyakit. Masing-masing agent penyakit
yang masuk kedalam tubuh dengan cara-cara yang khas.
Ada 3 jalan masuk kedalam tubuh manusia, yakni:
a. Sistem pernafasan
11

b. Sistem pencernaan
c. Masuk melalui permukaan kulit.

Simpul 4: Kejadian penyakit


Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif penduduk
dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan.
Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama
mengalami kelainan dibandingkan dengan rata-rata penduduk lainnya.

E. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pesisir dan Laut
Berbasis Masyarakat
1. Mampu mendorong timbulnya pemerataan dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan.

2. Mampu merefleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik.

3. Mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota masyarakat yang


ada.

4. Mampu meningkatkan manfaat efisiensi secara ekonomis maupun teknis.

5. Responsive dan adaptif terhadap variasi kondisi social dan lingkungan lokal.

6. Mampu menumbuhkan stabilitas dan komitmen.

7. Masyarakat lokal termotivasi untuk mengelola secara berkelanjutan.

F. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Lingkungan


Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya lingkungan tidak menjadi
seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya.
Perubahan lingkungan dapat terjadi karena alam maupun manusia.Perubahan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan berakibat pada alam misalnya :
1. Penebangan dan perburuan liar.
12

2. Kegiatan pembangunan.
3. Pembuangan limbah dan sampah.
4. Pemanfaatan hewan dan tumbuhan secara berlebihan
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh alam misalnya letusan gunung
merapi, gempa bumi, musim kemarau berkepanjangan, badai, banjir, longsor,
dan lainya.

G. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia (Sjarifah, 2013)


Banyak masalah kesehatan lingkungan yang terjadi di Indonesia, diantaranya:

1. Penduduk dan permasalahannya

Urbanisasi penduduk dari desa kekota sulit deibendung dengan segala


dampaknya. Contoh: penduduk pindah dari desa ke kota untuk mencari
kehidupan bagi diri dan keluarganya. Daya dukung dan daya tampung lahan
pekerjaan dikota tidak dapat mengatasi urbanisasi karena pada hakekatnya luas
lahan tidak bertahan, namun para urban memaksa untuk bertahan hidup
meskipun terpaksa menempati pemukiman yang tidak sesuai peruntukkannya.

2. Udara dan permasalahannya

Udara merupakan zat yang paling penting setelah air yang dibutuhkan
makhluk hidup termasuk manusia. Udara berfungsi sebagai:

a. Memberikan oksigen.

b. Sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian.

c. Pendingin benda-benda yang panas.

d. Menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.

Permasalahan udara yang terjadi dan berkembang saat ini adalah terjadi
pengotoran udara yang berdampak pada kesehatan lingkungan, terutama
13

disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor, pengeluaran gas pabrik-


pabrik industri. Dalam kondisi atau batas-batas tertentu alam mampu
membersihkan udara dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem.
Diluar batas kemampuan alam membersihkan pencemaran alam yang
berlebihan, maka pencemaran itu membahayakan kesehatan manusia dan
dampaknya pada fauna, flora, dan terhadap ekosistem yang ada.

3. Air dan permasalahannya

Ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat, penyediaan air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas
memudahkan timbulnya berbagai penyakit dimasyarakat.

4. Sampah dan permasalahannya

Setiap penduduk adalah produsen sampah. Jumlah sampah yang


dihasilkannsetiap penduduk bervariasi tergantung aktivitasnya.
permasalahannya adalah sampah apa yang dihasilkan dan bagaimana cara
mengelolanya, belum terkoordinir secara bertanggungjawab dan
berkelanjutan. Sampah yang dibuang dan bertumpuk di badan sungai terutama
tertahan di pintu air akan terjadi proses pembusukan dan baunya menyengat.
Biota air tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi sirkulasi oksigen dalam
air terganggu karena pembusukan. Kondisi ini pula yang menyebabkan
kualitas air melebihi toleransi ambang batas kualitas air yang diukur dari BOD
dan COD dan bactericoli.

5. Limbah dan permasalahannya

Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry dan sejenisnya
bercampur menjadi satu dari biasanya yang dibuang atau dialirkan ke badan
sungai dan mengalir kehilir sampai keteluk atau kelaut. Limbah cair yang tidak
diproses melalui instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), tidak ramah
lingkungan. Dampaknya kualitas air sungai menurun, sehingga tidak dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber air bersih.
14

6. Bencana alam dan permasalahannya

Indonesia merupakan negara yang kondisi geografisnya rentan terhadap


bencana alam, kondisi ini menimbulkan permasalahan kesehatan lingkungan
yang tidak pernah tuntas dan tidak sehat.

7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap perencanaan tata kota di pandang sebagai


suatu kebutuhan pembangunan berwawasan lingkungan, namun tujuannya
sering kurang tepat dan disalahgunakan untuk memenuhi kebutuhan segelintir
sasaran.

Masalah kerusakan lingkungan pesisir dapat terjadi akibat dua faktor diantaranya
yaitu:

1. Kerusakan karena faktor alam

Kerusakan yang terjadi karena faktor alam dapat terjadi secara alami ataupun
akibat campur tangan manusia hingga mengakibatkan bencana alam.

2. Kerusakan akibat antropogenik

Perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh etika antroposentrisme.


Antroposentrisme ini merupakan symbol kerakusan manusia yang tidak hanya
bersifat individual tetapi dapat bersifat kolektif. Manusia tidak hanya
memanfaatkan alam sebatas keperluannya tetapi kini manusia telah
memanfaatkannya melebihi yang dibutuhkannya. Hal ini berarti manusia
mengeksploitasi alam dan lingkungan. Dampak akibat aktivitas tersebut dapat
merusak sumber daya alam khususnya dalam hal ekosistem pesisir.

H. Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan dan Pesisir


Kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi masalah kesehatan lingkungan
berupa:
15

1. Pembuatan standar kualitas air dan udara.

2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan.

3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan.

4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan.

5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru.

6. Pemeliharaan data dasar.

7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang


telah dibuat dapat ditaati.

Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat


diharapkan mampu menjawab suatu persoalan yang terjadi di suatu wilayah
berdasarkan karakteristik komunitas mempunyai hak untuk dilibatkan atau bahkan
mempunyai kewenangan secara langsung untuk membuat sebuah perencanaan
pengelolaan wilayahnya disesuaikan dengan kapasitas dan daya dukung wilayah
terhadap ragam aktivitas masyarakat disekitarnya. Proses penanggulangan
lingkungan pesisir dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:

1. Kegiatan mitigasi

Kegiatan mitigasi dapat dilakukan untuk menangani permaslahan di daerah


pesisir. Kegiatan penanggulangannya berupa menanam mangrove di wilayah
pesisir yang rentan terhadap bencana tsunami atau erosi.

2. Kegiatan preventif / pencegahan

Kegiatan preventif atau pencegahan adalah kegiatan yangn berupa mencegah


terjadinya kerusakan, contoh kegiatan pencegahan adalah penerapan AMDAL
yang berupaya mencegah kerusakan pesisir.

3. Kegiatan pemulihan
16

Kegiatan pemulihan adalah kegiatan yang berupaya memulihkan keadaan


yang telah mengalami kerusakan, kegiatan pemulihan tersebut dapat berupa
restorasi, rehabilitasi, maupun rekonstruksi.

I. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)


ADKL merupakan model pendekatan guna mengkaji atau menelaah secara
mendalam untuk mengenal, memahami, dan memprediksi kondisi karakteristik
lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan dengan
mengembangkan tatalaksana terhadap sumber perubahan media lingkungan,
masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi.
Dengan demikian, penerapan ADKL dapat dilakukan guna menelaah rencana
usaha atau kegiatan dalam tahapan pelaksanaan maupun pengelolaan untuk
mencegah, mengurangi, atau mengelola dampak kesehatan masyarakat akibat
suatu usaha atau kegiatan pembangunan.
Proses ADKL dapat dikembangkan dalam 2 hal pokok yaitu :
1. Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam rencana usaha atau kegiatan
pembangunan baik yang wajib atau tidak wajib menyusun studi AMDAL.
2. Kajian aspek kesehatan masyarakat atau kesehatan lingkungan dalam rangka
pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang terkait erat dengan masalah
kesehatan masyarakat.
Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan masyarakat
meliputi :
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c. Potensi besarnya dampak atau resiko terjadinya penyakit (angka
kesakitan dan angka kematian)
d. Karakteristik penduduk yang beresiko.
e. Sumber daya kesehatan.
17

f. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran


penyakit.
Telaah tersebut dilakukan dengan penilaian atau analisis pada:
1) Sumber dampak atau sumber emisi.
2) Media lingkungan sebelum kontak dengan manusia
3) Penduduk terpajan.
4) Potensi Dampak Kesehatan
18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan lingkungan adalah Ilmu multi displiner yang mempelajari dinamika
hubungan interaktiv antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai
perubahan komponen Lingkungan Hidup, Manusia yang juga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya penanggulangan dan
pencegahannya. lingkungan hidup memuat 3 dimensi utama yang saling berkaitan
anatara dimensi yang satu dengan dimensi lainnya, yaitu lingkungan sumber daya
alam, lingkungan binaan, dan lingkungan social, budaya, dan ekonomi. Ada
beberapa konsep pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan pesisir dan Laut
Berbasis Masyarakat diantaranya, Mampu mendorong timbulnya pemerataan
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, Mampu merefleksikan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik, Mampu meningkatkan
manfaat lokal bagi seluruh anggota masyarakat yang ada, Mampu meningkatkan
manfaat efisiensi secara ekonomis maupun teknis, Responsive dan adaptif
terhadap variasi kondisi social dan lingkungan local, Mampu menumbuhkan
stabilitas dan komitmen, Masyarakat lokal termotivasi untuk mengelola secara
berkelanjutan. Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan dan pesisir juga
dapat dilakukan beberapa kegiatan berupa, Pembuatan standar kualitas air dan
udara, Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan, Evaluasi terhadap bahaya
lingkungan, Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan
lingkungan, Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru, Pemeliharaan data
dasar, Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan
yang telah dibuat dapat ditaati.

B. Saran
Dari uraian makalah diatas kami memberikan saran bagi pembaca untuk bisa
memahami dan mengetahui konsep kesehatan lingkungan dan diharapkan
pengetahuan akan konsep kesehatan lingkungan secara manual bias dipahami.

Anda mungkin juga menyukai