Tinjauan Pustaka
2.1 Isoniazid
2014)
dan tidak lebih dari 102,0%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Nama
C6H7N3O dapat dilihat pada Gambar 2 dan dengan bobot molekul yaitu 137,14.
Pemerian isoniazid yaitu hablur atau serbuk hablur, putih atau tidak berwarna,
tidak berbau, perlahan-lahan dipengaruhi oleh udara dan cahaya. Kelarutan dari
isoniazid yaitu mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut
dalam kloroform dan eter. Jarak lebur isoniazid antara 1700 C dan 1730 C.
Isoniazid memiliki pH antara 6,0 dan 7,5. Isoniazid disimpan dalam wadah
Identifikasi :
4
b. Masukkan lebih kurang 50 mg zat kedalam labu terukur 500 mL,
dan minimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
asetalisasi setiap orang berbeda secara genetik dan sebagian besar orang eskimo
puncak dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral. Waktu paruh pada
keseluruhan populasi adalah 1 sampai 4 jam. Waktu paruh pada asetilator cepat
rata-rata 70 menit, sedangkan nilai 2-5 jam merupakan khas asetilator lambat
maupun pengobatan. Neuropati perifer merupakan efek toksik yang paling sering
timbul. Efek ini tergantung pada dosis dan paling sering terjadi pada pasien
diabetes) dan biasanya didahului dengan parestesia kaki dan tangan (Hardjasa, et
5
mengalami kerusakan hati, akan mengalami efek samping berat dengan pemberian
serbuk atau granul, berwarna putih sampai krem bersifat higroskopik. Mudah
terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal tidak larut dalam etanol, dalam
eter dan pelarut organik lain. NaCMC memiliki pH antara 6,0 – 8,0 (Rowe, et al.,
2006).
mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal dan sistem ini mampu
mengembang diikuti oleh erosi dari bentuk gel sehingga dapat terdisolusi dalam
media cair. Jika kontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks
terhidrasi. Lapisan ini bagian besarnya akan mengalami erosi sehingga terlepas
6
2.3 Mikroenkapsulasi
zat aktif dalam bentuk partikel halus dari zat padat, tetesan cairan, dan bentuk
bentuk zat aktif, perlindungan, penutupan rasa, dan pelepasan zat secara
didalamnya:
1. Bahan inti
Inti merupakan bagian yang disalut, dapat berbentuk padatan atau cairan.
Komposisi bahan inti dapat bervariasi, seperti inti cairan dapat meliputi
7
2. Bahan penyalut
Pemilihan bahan penyalut yang tepat sangat menentukan sifat fisika dan
memberikan suatu lapisan tipis yang kohesif dengan bahan inti, dapat
bercampur secara kimia dan tidak bereaksi dengan bahan inti dan dapat
berikut:
2. Pengamanan terhadap zat yang beracun atau zat yang mempunyai bau
5. Penutupan rasa pada tablet kunyah (Deasy, 1984; Benita, 1991; Lachman,
et al., 1994).
8
2.3.4 Metoda Mikroenkapsulasi
bagian besar, yaitu tipe A (proses kimia) dan tipe B (proses mekanik). Tipe A
tipe B terdiri dari metoda suspensi udara, pengeringan semprot, dan pembekuan
semprot, penyalutan dalam panci, lubang ganda sentrifungal, dan “fluidized bed”
1. Proses Kimia
a. Penguapan pelarut
Teknik ini didasari oleh penguapan fasa dalam dari suatu emulsi
b. Koaservasi
Metoda ini pertama kali diperkenalkan oleh BK. Green. Koaservasi ini
9
fase yang kaya koloid dan yang miskin koloid. Koaservasi berarti
c. Polimerisasi
interfase unit diantara zat aktif. Fase pembantu ini biasanya berbentuk
cairan dan gas, karena itu reaksi polimerisasi terjadi pada fase gas-cair,
2. Proses Mekanik
a. Suspensi udara
Metoda ini pertama kali dikenalkan oleh Prof. Dale. E. Woster dari
padat dari inti dalam udara yang mengalir melalui fase pendukung
10
b. Pengeringan semprot
berlawanan dengan aliran udara panas seperti yang terlihat pada Gambar
11
Gambar 4 : Prinsip Kerja Pengeringan semprot (Halim, 2012)
2007).
Suhu inlet dan outlet juga menjadi faktor penentu dalam pembuatan
mikrokapsul dan kandungan air. Saat suhu inlet rendah, laju penguapan
densitas membran yang tinggi, kandungan air yang tinggi, fluiditas yang
et al., 2007).
12
membran penyalut, induksi pelepasan bahan inti, dan degradasi atau
formulasi fase air, sehingga bahan penyalut harus terlarut dalam air. Hal
sebagai bahan.
c. Penyemprotan beku
al., 1994).
dari 600 μm. Zat padat disemprot dengan penyalut pada panci penyalut.
13
padatan dari berbagai kisaran ukuran, dengan berbagai bahan penyalut
f. Fluidized Bed
Teknik ini dapat dipakai untuk menyalut zat padat atau zat cair. Cairan
penyalut disemprotkan pada inti yang berupa zat padat yang tersuspensi
diudara, sedangkan inti berupa zat cair dapat disalut dengan metoda ini.
Obat ini dilarutkan dalam matrik dan terdistribusi secara merata. Obat
melekat kuat pada matrik dan dilepaskan pada degradasi matrik. Difusi
14
hanya pada saat penghantaran selesai. Dalam hal ini, pelepasan obat
4. Erosi
2.4 Disolusi
Disolusi adalah suatu proses dimana bahan padat melarut ke dalam medium
pelarutnya. Proses ini dikontrol oleh afinitas antara zat padat dengan medium
(Abdou, 1989). Disolusi dari suatu obat akan mempengaruhi bioavailabilitas dan
lapisan jenuh obat-larutan yang membungkus permukaan partikel obat padat yang
disebut dengan lapisan difusi. Dari lapisan ini molekul obat akan keluar melewati
cairan yang melarut dan berhubungan dengan membran biologis dan absorbsi pun
molekul obat tersebut akan diganti dengan obat yang dilarutkan dari permukaan
partikel obat dan absorbsi obat akan terus berlanjut (Ansel, 1989).
sediaan padat yang diberikan secara oral dalam satuan waktu tertentu. Untuk
15
Noyes dan Whitney yang didasarkan pada hukum difusi Fick dengan persamaan
(Abdou, 1985):
𝑑𝐶
= KS (Cs − C)
𝑑𝑡
dimana :
berikut:
1. Lingkungan
a. Pengadukan
makin besar intensitas pengadukan, makin tipis lapisan difusi dan makin
16
cepat proses disolusi. Pengadukan bertujuan untuk mempercepat cairan
b. Suhu medium
Kelarutan zat aktif dipengaruhi oleh suhu medium, jika suhu tinggi
laju disolusi.
c. pH Medium
Laju disolusi dari senyawa yang bersifat asam lemah akan naik
17
3. Faktor formulasi
a. Bentuk sediaan
tablet.
b. Bahan pembantu
c. Proses pengolahan
akan mempengaruhi laju disolusi zat aktif. Secara umum bila bahan
ini menggunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk.
18
Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm
pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa
goyangan yang berarti alat pengaduk bentuk dayung. Daun melewati diameter
batang sehingga dasar daun dan batang rata seperti yang terlihat pada Gambar 5.
dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu
penyalut inert yang sesuai seperti yang terlihat pada Gambar 5. Sediaan dibiarkan
tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan
yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan
Indonesia, 1995)
19
2.5 Spektofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis)
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrum ini sangat
daerah tampak, misalnya suatu zat berwama biru menyenap radiasi pada daerah
merah spectrum tersebut. Serapan radiasi UV-Vis terjadi melalui eksitasi elektron-
elektron di dalam struktur molekular menjadi keadaan energi yang lebih tinggi.
Transisi dari suatu energi keadaan dasar ke salah satu dari sejumlah keadaan
sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Spektrofotometer UV-
20
3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan
tengah yaitu pada panjang gelombang 2,5-50 µm atau bilangan gelombang 4000-
400 cm-1. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau
getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk
setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Metode ini sangat berguna untuk
dengan serbuk KBr, lalu dipindahkan kecetakan die dan sampel tersebut
kemudian dikempa ke dalam suatu cakram pada kondisi hampa udara, dan
2009).
berbagai sinyal yang dapat dideteksi dan yang mengandung informasi tentang
dalam pemindahan raster pola dan posisi balok yang dikombinasikan dengan
sinyal yang terdeteksi untuk menghasilkan gambar. Dalam SEM, berkas elektron
21
yang dipancarkan dilengkapi dengan tungsten filament katoda berkas elektron,
yang biasanya memiliki energi berkisar antara 0,2 keV sampai 40 keV,
difokuskan oleh satu atau dua lensa kondensor ke tempat sekitar 0,4 nm sampai 5
dari elektron tersebut akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi akan
diteruskan. Apabila permukaan sampel tidak rata, banyak lekukan atau berlubang,
maka tiap bagian dari permukaan sampel tersebut akan memantulkan elektron
dengan jumlah dan arah yang berbeda, sehingga diperoleh gambaran yang jelas
dari permukaan sampel tersebut dalam bentuk tiga dimensi. Sampel yang
yang tipis. Bahan konduktor yang biasa digunakan adalah emas atau campuran
panas yang hilang atau peningkatan panas sebagai akibat perubahan fisika dan
22
bahan-bahan tambahan. Variabel yang bermakna dalam metode ini termasuk
mempunyai energi antara 200 eV-1 MeV dengan panjang gelombang antara 0,5-2
A. Panjang gelombang hampir sama dengan jarak antara atom dalam kristal.
Apabila suatu bahan dikenai sinar-X, maka intensitas sinar-X yang ditransmisikan
lebih kecil dari intensitas sinar datang. Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh
bahan dan juga penghamburan oleh atom-atom material tersebut. Berkas sinar
yang dihantarkan tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasenya berbeda
dan ada juga yang menguatkan karena fasenya sama. Berkas sinar-X yang saling
dari campurannya, yang didasarkan oleh adanya perbedaan sifat kepolaran dari
komponen-komponen tersebut terhadap fase diam dan fase gerak yang ada dalam
macam mekanisme, antara lain adsorbsi, partisi, penukaran ion, fase terikat, dan
distribusi dua fase. Prinsip kerja dari KCKT adalah pelarut dari reservoir dipompa
23
dengan tekanan yang cukup tinggi ke dalam injektor. Bila contoh dimasukkan ke
dalam injektor maka contoh tersebut akan terbawa oleh pelarut dan masuk ke
dalam kolom. Komponen yang telah dipisahkan dalam kolom terus mengalir ke
kemudian keluar dalam bentuk kromatogram atau peak sebagai print out
(Harmita, 2007).
24