PENDAHULUAN
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Imunisasi tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi
pihak yang paling menentukan karena mereka yang berhubungan langsung dengan
kesejahteraan anak balita. Ibu adalah orang yang mengambil keputusan dalam
bayi dan anak yaitu pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan
1
rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut anaknya sakit, merasa bahwa
petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi ,serta hambatan lainnya (Ranuh dkk,
2008). Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu, ras, pendidikan, dan
statussosial ekonomi serta opini orang tua dan kesalahpahaman tentang vaksin
Angka ini belum mencapai target Renstra pada tahun 2015 yang sebesar
91%.Pada tahun 2015 terdapat tiga provinsi yang memiliki capaian tertinggi yaitu
Puskesmas yang memiliki capaian tertinggi sebesar 100%, yaitu Puskesmas Juli 2
2
Kecamatan dengan capaian terendah adalah kecamatan Peulimbang hanya
gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di
project ini adalah “ Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
pada bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireun tahun
2017?”.
usia usia 0-12 bulan di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireun tahun 2017.
bayi usia 0-12 bulan dengan melihat faktor usia, pendidikan dan pekerjaan.
3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
kesehatan.
dasarpada bayi usia 0-12 bulan sehingga dapat mencegah dari penyakit
menular.
Dapat dijadikan bahan referensi bagi para petugas kesehatan sehingga mereka
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian
dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari
perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif
2010).
1. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
5
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
2. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat
4. Analisis (Analysis)
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
6
5. Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
6. Evaluasi (Evaluation)
telah ada.
1. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
2009).
2. Pendidikan
7
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
2009).
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik yang terdapat pada surat kabar
8
atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, radio,
4. Pekerjaan
dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang
5. Lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
6. Sosial Budaya
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
9
2.2Imunisasi
2.2.1Pengertian Imunisasi
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari selsel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama
kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat
zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
"pengalaman". Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya,
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal misalnya
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT, dan
10
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
bopeng (variola).
kecemasan dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi dan
anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindungi dari beberapa
11
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari
a. Pengertian
b. Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu
diulang (boster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang
dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga
memerlukan pengulangan.
Jika diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan dilakukan tes Mantoux (tuberkulin)
negative. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang
12
Cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi
penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO) atau penyuntikan pada
paha.
suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustule,
kemudian pecah menjadi ulkus (luka). Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi
panas (demam). Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut.
Jikapun indurasi (benjolan) tidak timbul, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Karena
perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk kedalam kulit. Jadi, meskipun
benjolan tidak timbul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah.
Imunsasi tidak perlu diulang, karena di daerah endemi TB, infeksi alamiah akan
kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkangan bila
13
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau
menunjukan uji Mantoux positif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit
a. Pengertian
- Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan), yang disebut juga batuk rejan
atau batuk 100 hari. Karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih.
Gejalanya sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai
bunyi “whoop”/ berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau
- Penyakit tetanus, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci
bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali
di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan
imunisasi TT.
14
Cara pemberian imunisasi melalui suntikan intra muskuler (I.M atau i.m).
dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-
pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari, atau
bila masih demam dapat diberikan obat penurun panas bayi. Atau bisa juga
dengan memberikan minum cairan lebih banyak dan tidak memakaikan pakaian
terlalu banyak.
penyakit atau kelainan saraf, baik bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsi,
menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi
otak, anak-anak yang sedang demam / sakit keras dan yang mudah mendapat
3. Imunisasi Polio
a. Pengertian
saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki (Kandungan vaksin polio adalah
b. Pemberian Imunisasi
15
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi
polio massal atau Pekan Imunisasi Nasional. Tetapi jumlah dosis yang berlebihan
tidak akan berdampak buruk, karena tidak ada istilah overdosis dalam imunisasi.
Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir
(0 bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali
saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
vaccine/OPV). Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang
mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Dan kasusnya biasanya jarang
terjadi.
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah,
seperti demam tinggi (diatas 38C) ditangguhkan. Pada anak yang menderita
anak dengan dengan penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker atau keganasan, sedang
g. Tingkat Kekebalan
16
Bisa mencekal penyakit polio hingga 90 %.
4. Imunisasi Campak
a. Pengertian
seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
menular, dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang
penyakit yang disebabkan virus morbili ini. Namun, untungnya campak hanya
diderita sekali seumur hidup. Jadi sekali terkena campak, setelah itu biasanya
b. Pemberian Imunisasi
pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di
usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika
sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia
17
Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui subkutan (s.c).
ringan dan terdapat efek kemerahan / bercak merah pada pipi di bawah telinga
(antibiotik).
5. Imunisasi Hepatitis B
a. Pengertian
yang dapat merusak hati yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
b. Pemberian Imunisasi
18
Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 kali.
dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Kemudian
dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan, dan usia antara 3 – 6 bulan. Khusus
bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B, selain imunisasi yang diberikan
kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan
(I.M atau i.m) di lengan deltoid atau paha anterolateral bayi (antero : otot-otot
dibagian depan, lateral : otot bagian luar). Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan
nyeri pada tempat suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan.
f. Tanda Keberhasilan
Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Tetapi dapat
kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun.bila kadarnya diatas 1000,
berarti daya tahannya 8 tahun. Diatas 500 tahan selama 5 tahun. Diatas 200 tahan
19
selama 3 tahun. Tetapi bila angkanya 100 maka dalam setahun akan hilang.
Sementara bila angka nol bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.
g. Kontraindikasi Imunisasi
h. Tingkat Kekebalan
yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Melakukan imunisasi pada bayi
merupakan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Imunisasi dapat
kesehatan atau pekan imunisasi. Jika bayi sedang sakit yang disertai panas,
berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak.
rasa sakit sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan bayi atau anak
20
Gambar 2.1 Jadwal Imunisasi (IDAI,2017)
21
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
Usia
Pendidikan
Informasi
Sosial-Budaya
Lingkungan
a. Usia
Usia responden pada saat penelitian, dinyatakan dalam tahun. Usia dapat
22
5. Masa dewasa awal : 26-35 tahun
6. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
7. Masa lansia awal : 46-55 tahun
8. Masa lansia akhir : 56-65 tahun
9. Masa manula : > 65 tahun
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kategori usia remaja akhir (17-
25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dan dewasa akhir (36-45 tahun).
b. Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan
dikategorikan menjadi:
1. Pendidikan dasar/rendah (SD, SMP/MTs)
2. Pendidikan menengah (SMA/SMK)
3. Pendidikan tinggi (D3/S1)
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau
akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi (Depkes, 2015).
yang diajukan adalah 10 pertanyaan. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan
23
jawaban yang salah atau tidak tahu diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 10
tingkatan yaitu :
24
(D3/S1)
BAB 4
METODE PENELITIAN
25
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
berusia 0-12 bulan di Puskesmas Kuta Blang pada Bulan Desember 2017.
4.3.2 Sampel
Kriteria inklusi pengambilan sampel yang telah ditetapkan peneliti:
1. Responden yang bersedia menjadi subjek penelitian
2. Responden yang mampu membaca dan menulis .
3. Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – ≤ 12 bulan
Dari uraian di atas besar sampel yang di tentukan dalam penelitian ini
dikumpulkan.
26
2. Pemberian kode (coding)
Pada tahap ini peneliti memberi kode pada tiap variabel untuk mempermudah
pengolahan data.
2. Penyusunan data (tabulasi)
Pengorganisasian data agar dengan mudah dapat dijumlahkan, di susun, dan
ditata untuk
disajikan dan di analisa.
4.5.2 Analisa data
frekuensi dan melihat presentase data yang terkumpul lalu membahas hasil
BAB 5
HASIL PENELITIAN
27
Kecamatan Kuta Blang merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada
di Kabupaten Bireuen yang terdiri 41 Gampong atau Desa, dengan luas wilayah
41,39 Km2 jumlah penduduk 21144 terdiri dari laki-laki 10282 dan perempuan
10862 dengan jumlah KK 5538, Pus 3594 Wus 4631. Topografi Kecamatan Kuta
Blang terdiri dari sebagian besar wilayah dataran rendah dan daerah perbukitan di
bagian selatan.
Adapun batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Kuta Blang adalah sebagai
berikut :
yang dipilih adalah responden yang mengunjungi Puskesmas Kuta Blang pada
28
Berdasarkan usia responden, mayoritas usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 20
orang (64,5%). Usia 17-25 tahun yaitu sebanyak 7 orang (22,6%). Sedangkan
29
(Sumber: Data Primer, 2017)
30
4 Manfaat imunisasi 18 58,1 9 29,0 4 12,9
5 Cara pemberian imunisasi 27 87,1 39,72 6,5
6 Jadwal imunisasi 10 32,3 929,01238,7
7 Kontraindikasi imunisasi 13 41,9 15 48,4 3 9,7
8 Cara Kerja Imunisasi 1135,5 15 48,4 5 16,1
9 Imunisasi wajib pada bayi 9 29,01858,1 412,9
< 1 tahun
10 Imunisasi yang diteteskan 15 48,4 6 19,4 10 32,2
lewat mulut
(Sumber: Data Primer, 2017)
orang (77,4%), 28 orang (90,3%) dan 27 orang (87,1%). Pertanyaan yang paling
jawab tidak tahu adalah pertanyaan nomor 6 dan 10, yaitu 12 orang (38,7%) dan
10 orang (32,2%)
BAB 6
PEMBAHASAN
31
responden yang berpengetahuan burukadalah 3 orang (9,7%).Hasil penelitian ini
Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Imunisasi Dasar di BPS Ulik Budiarti
dan pekerjaan.
Bireun berada pada kategori cukup yaitu 74,2%. Hal ini dapat dikarenakan karena
pendidikan yang dimiliki cukup mudah untuk menerima informasi. Sesuai dengan
teori Wawan dan Dewi (2011) bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
umumnya dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua, guru,
32
Terdapat 5 responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik.Ibu
tinggi sejumlah 4 orang dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 6 orang. Hal ini
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar. Sesuai dengan teori Erfandi (2009)
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan, yang sering berinteraksi dengan orang
berumur 17-25 tahun. Menurut Erfandi (2009), usia mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
33
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
34
Berdasarkan hasil penelitian di Poli Umum Puskesmas Kuta Blang
Kabupaten Bireun pada bulan Desember, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan
Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk terus
tenaga kesehatan, yaitu dengan cara mencari informasi tentang imunisasi dasar
program imunisasi lengkap dan mengajak ibu-ibu untuk ikut serta dalam
program tersebut.
35
Bagi institusi terkait agar lebih proaktif mengidentifikasi permasalahan yang
puskesmas. Pemerintah juga harus cepat tanggap atas isu imunisasi yang
sedang berkembang.
Daftar Pustaka
36
Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi
Dasar Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi- Kassi
Kelurahan Mappala Kota Makassar. http://iwansyah.com/2013/09/ Gambaran-
Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Pemberian- Imunisasi Dasar - Pada –Bayi- Umur 0-
9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi- Kassi -Kelurahan Mappala –
Kota- Makassar.html Diakses tanggal 15 Desember2017
Marimbi, 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada
Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan, Jakarta: CV.
Trans Info.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Proverawati, Atikah & Citra Setyo Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi,
Yogyakarta: Nuha Offset.
Ranuh, I.G.N., dkk. 2008. Pedoman imunisasi di Indonesia, Edisi ketiga Tahun
2008. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
37