Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang
melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan
upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar
dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan
peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007).

Dewasa ini upaya kesehatan mengalami perubahan yang semula hanya upaya kuratif
(penyembuhan) penderita, secara berangsur-angsur berubah kearah kesatuan upaya kesehatan
untuk seluruh masyarakat, yang menyangkut empat aspek, yaitu: promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitatif (pemulihan) yang bersifat
menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan
(promotif) pelayanan kesehatan bayi ibu anak, antara lain dengan mengurangi angka
kematian bayi dan ibu yang sedang melahirkan. Menurut survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (1994) angka kematian ibu adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian perinatal adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan Negara-
negara lain, maka di Indonesia adalah 15 kali lebih tinggi dari Malaysia, 10 lebih tinggi dari
pada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada Philiphin (Saifudin,2001).

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis
namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa
ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan
risiko kematian ibu, Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan
sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya
mempercepat penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada
ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169).

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri
dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri
antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan, Imemberikan penyuluhan kesehatan

1
kepada masyarakat terutama kepada ibu pascapersalinan mengenai berbagai pendidikan
kesehatan yang dapat kita berikan sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kepada
ibu selama masa nifas, dan menyusui.

B. Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari promosi kesehatan ?
2) Apa saja macam – macam upaya promosi kesehatan ?
3) Bagaimana upaya preventif pada ibu hamil ?
4) Bagaimana upaya preventif pada ibu bersalin ?
5) Bagaimana upaya preventif pada ibu nifas ?
6) Bagaimana upaya preventif pada BBL ?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari promosi kesehatan
2) Untuk mengetahui macam – macam upaya promosi kesehatan
3) Untuk mengetahui upaya preventif pada ibu hamil
4) Untuk mengetahui upaya preventif pada ibu bersalin
5) Untuk mengetahui upaya preventif pada ibu nifas
6) Untuk mengetahui upaya preventif pada BBL

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan


kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu. Sedangkan Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah
kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam
meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri. Promosi kesehatan
adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.

Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu
untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi
kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif
menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan
mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai
dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran.

Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat.


Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi
kesehatan langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan
pentahapan sasaran promosi kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR.
Soekidjo Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan kesehatan adalah uapaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah

3
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi
(pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan

Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian
pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.

Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk


menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan
pencegahan penyakit (Gillies).

Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:

 Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi
juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi,
kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan
menggunakan
 Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah
kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti
merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga.
 Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak
sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang
dimiliki. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam
rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

B. Macam – Macam Upaya Promosi Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang
melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan
menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN
mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin
mendorong peningkatan peran serta masyarakat.

4
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan
sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja,
wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi :

1. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad
kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya
promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang
sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah
pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
2. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya
adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi
agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah
imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
3. Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit
kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
4. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/
mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari
penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

C. Upaya Preventif Pada Ibu Hamil


1. Pemeriksaan kehamilan rutin
Pemeriksaan kehamilan rutin, sekurangnya 4 kali pada masa kehamilan yaitu 1
kali pada trimester 1 , 1 kali trimester ke 2, 2 kali pada trimester ke 3 merupakan
upaya preventif untuk mencegah dan mengurangi angka kematian dan kesakitan
ibu hamil.

5
2. Konsumsi tablet Fe dan asam folat
Tablet Fe dan asam folat sangat bermanfaat bagi ibu hamil, Fe dapat
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan asam folat sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan janinnya.
3. Pengaturan pola makan dan diet yang tepat
Ibu hamil mengalami penigkatan kebutuhan dari biasanya karena ia harus
memenuhi kebutuhan janinnya juga, maka dengan peningkatan kebutuhan ini
maka perlu juga peningkatan intake berupa peningkatan nutrisi dengan pola yang
tepat dan seimbang.
4. Mobilisasi tubuh
Pergerakan ringan diperlukan ibu hamil untuk megatasi kekakuan dan
melancarkan sirkulasi ibu

D. Upaya Preventif Pada Ibu Bersalin


1) Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
Pencegahan komplikasi pada saat persalinan merupakan upaya untuk mengurangi
angka kesakitan dan kematian ibu pada saat persalinan, komplikasi yang mungkin terjadi
adalah perdarahan, syok, dan lainnya. Dengan adanya deteksi dini oleh penolong
persalinan dan pencegahan dini dapat menghindari komplikasi yang terjadi pada saat
persalinan.
2) Pencegahan terjadinya masalah/penyulit pada saat persalinan
Penyulit yang mungkin terjadi pada saat persalinan adalah partus lama, ibu
kehilangan tenaga, pembukaan lama dan lainnya. Keadaan ini perlu dideteksi dan
dicegah untuk menghindari komplikasi yang terjadi akibat penyulit tersebut.
3) Pencegahan atau mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu pada saat persalinan
Mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu pada saat persalinan dapat dilakukan
dengan mendeteksi masalah/penyulit dan komplikasi yang memungkinkan terjadi pada
saat persalinan.

E. Upaya Preventif Pada Ibu Nifas


1) Pencegahan terjadi komplikasi pada masa nifas
Pencegahan komplikasi pada masa nifas merupakan upaya untuk mengurangi angka
kesakitan dan kematian ibu pada masa nifas, komplikasi yang mungkin terjadi adalah

6
perdarahan, syok,dan lainnya. Dengan adanya deteksi dini dan pencegahan dini dapat
menghindari komplikasi yang terjadi pada masa nifas.
2) Pencegahan terjadinya masalah pada masa nifas
Keadaan ini perlu di deteksi dan di cegah untuk menghindari komplikasi yang terjadi
akibat penyulit tersebut.
3) Pencegahan atau mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu pada masa nifas
Mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu nifas dapat dilakukan dengan mendeteksi
masalah/penyulit dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas.

F. Upaya Preventif Pada Bayi & BBL


Imunisasi terhadap bayi, balita serta ibu hamil. Imunisasi diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang (khususnya bayi dan balita dan menghilangkan
penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia). Maka diharapkan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan balita
dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita. Pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah.
Pemeriksaan secara berskala, maksudnya memeriksakan bayi dan balita ke
pelayanan ksehatan terdekat untuk mendeteksi secara dini penyakit pada bayi dan balita ke
pelayanan kesehatan untuk mendeteksi secara dini penyakit pada bayi dan balita sehingga
angka kematian bayi dan balitapun berkurang. Pemberian vitamin A dan yodium melalui
pukesmas, posyandu ataupun di rumah
Vitamin memberikan manfaat yang besar bagi tubuh bayi dan balita karena bayi dan
balita dalam masa pertumbuhn dan memerlukan pasokan nutrisi yang adekuat. Pemberian
ini dapat dilakukan dengan kegiatan posyandu atau orang tua bayi, balita tersebutlah yang
datang ke pelayanan kesehatan terdekat.
1) Imunisasi yang Dapat Diberikan Pada BBL, yaitu :
 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat, imunisasi ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada umumnya diberikan pada
bayi umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui intradermal dengan dosis 0,05
cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi
Limfadenitis regional dan reaksi panas.

7
 Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin ini
mengandung HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian 3x. waktu pemberian
umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian intramuscular dengan
dosis 0,5 cc.
 Imunisasi polio
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya virus yang
dilemahkan frekuensi pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan dengan interval
4 minggu cara pemberian melalui oral.

Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah


sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak, polio dan
ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.
2) Perawatan Tali Pusat
Langkah-langkah perawatan pusat bayi adalah :
1. Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang.
Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian
keringkan dengan handuk lembut.
2. Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan
darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini,
pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
3. Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk
menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :

1. Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan
kering.
2. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
3. Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus
dibalut sehingga mendapat udara cukup.
4. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
5. Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar
6. Ini dilakukan 1-2 kali sehari.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Promotif adalah suatu usaha
pelayanan kesehatan ini pertama. Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan
individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya pencegahan leavel dan clark dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan
perlindungan khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis dan promotif treatment).
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau kecacatan (disability
limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).

B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengupayakan dan menjamin kesehatan bagi warga
negaranya yang kurang mampu dengan upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak
menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaaspadaan
dini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta.

Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

10

Anda mungkin juga menyukai