Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 10

Halimah Alsaleh (01031181621010)


Komang Mila Dewi (01031181621057)
Selpa Putri Yanti (01031181621043)
Nanda Ismarani (01031181621022)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
TEORI AKUNTANSI DAN METODOLOGI

Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas
yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek
akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.

Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan
praktek akuntansi yang sehat.

Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk


menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk
mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat
atas kejadian di masa depan.

Tingkatan Teori Akuntansi :


1. Teori Sintaktis (teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi)
Teori yang mencoba menerapkan praktek akuntasi yang sedang berjalan dan
meramalkan bagaimana akuntan harus bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu, atau
bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Misal : dalam periode harga
yang melambung tinggi LIFO akan cenderung menghasilkan laba yang lebih rendah
dibandingkan metode FIFO.
2. Teori Semantis (teori interpretasional)
Teori yang berkonsentrasi pada hubungan antara gejala(obyek atau kejadian) dan
istilah atau simbol yang menunjukannya. Misal : Interpretasi aktiva adalah nilai tersebut
menunjukkan nilai manfaat di masa yad, konsep laba, konsep nilai.
3. Teori Pragmatik (teori perilaku/behavioral theories)
Teori yang menekankan pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku
atau keputusan, mengukur dan menilai pengaruh ekonomik, psikologis dan sosiologis dari
prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi
pedoman pengembangan teori dan penyusunan tekni-teknik (standar) akuntansi.
Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut.

1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para


pemakai laporan keuangan.
2. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoritis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan
sifat-sifat akuntansi yang mengarah pada sifat dan jenis informasi yang
disusun untuk kelompok atau pemakai tertentu. Postulat dan konsep
teoretis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
4. Rumusan prinsip akuntansi utama yang disebarkan pada postulat dan
konsep teoretis tadi yang menjelaskan sifat-sifat dan kualitas dasar akuntansi
keuangan itu.
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan
keuangan sesuai kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip
akuntansi utama.

1. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Sifat Postulat Akuntansi


Dalam teori akuntansi kita selalu dibingungkan oleh istilah-istilah yanga agak
mirip, tetapi mungkin mempunyai arti yang berbeda seperti istilah-istilah: aksioma,
postulat, konsep, convention, generalization, metode, peraturan, postulat, praktik,
prosedur, prinsip, standar, norma, dan lain-lain. Untuk mengurangi kebingungan itu,
Belkaoui memeberikan sebagian definisi peristilahan tersebut sebagai berikut:
1. Postulat Akuntansi
Pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang
sudah diterima karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) tujuan
laporan keuangan, yang menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum
dari suatu lingkungan di mana akuntansi itu beroperasi.
2. Konsep Teoretis Akuntansi
Pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang
juga diterima umum karena kesesuainnya dengan (untuk menopang dan mewujudkan)
tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang disajikan sesuai
kebutuhan dan penekanannya (pemakaiannya) yang berperan dalam ekonomi bebas yang
ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.

3. Prinsip (Sifat) Dasar Akuntansi


Prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh output-nya, termasuk laporan
keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep
teoretis akuntansi yang merupakan sifat dan kualitas dasar dalam pengembangan standar,
teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.

4. Standar (Teknik) Akuntansi


Peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari Prinsip Dasar Akuntansi, yang mengatur
tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi
atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu lembaga (entity), organisasi atau
perusahaan. Inilah yang sebenarnya yang digambarkan oleh GAAP, APSB Statement ,
IASC Statement, PAI, atau PSAK, IFRS.

Berikut ini akan kita elaborasi elemen masing-masing postulat, konsep teoretis dan
prinsip (sifat) dasar akuntansi itu:
1. Postulat Akuntansi
a. Postulat Entity
Menurut konsep ini kita bias menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan
pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari
pemiliknya (entitas lain).

b. Postulat Going Concern


Going Concern disebut juga Continuity. Postulat ini menganggap bahwa
perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek,
perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap tidak akan
berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang akan dating. Perusahaan dianggap akan
hidup dan beroperasi untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

c. Postulat Unit of Measure


Postulat ini yang disebut juga monetary unit postulat menganggap bahwa setiap
transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang
dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan dua
keterbatasan akuntansi yakni :
1) Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam
ukuran moneter (uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang
sifatnya nonmoneter (misalnya kilogram, meter, luas, jumlah, space)
sehingga akuntansi dianggap hanya infromasi yang: kuantitatif, formal,
terstruktur, dapat diaudit, angka-angka, dan berorientasi masa lalu.

2) Keterbatasan yang kedua adalah terkandung dalam unit moneter itu sendiri
yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung pada
kemampuan daya belinya (purchasing power).

d. Postulat Accounting Period


Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntansi itu memegang postulant goin
concern, namun posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahannya harus dilaporkan secara
periodic atau kurun waktu tertentu, bisa per bulan, per semester atau per tahun. Dapat
menggunakan tahun kalender, tahun fiscal atau tahun lain (business year). Postulat ini
menerapkan konsep accrual dan deferral denga memakai cut of time yang akan membedakan
accrual accounting dan cash accounting. Akuntansi memakai accrual basic bukan cash
basic. Setiap penyusunan laporan keuangan perlu dicatat yang accrual dan yang deferral.

2. Konsep Teoretis Akuntansi


Konsep teroretis akuntansi ini sebenarnya menyangkut kepemilikan atau control
terhadap entity akuntansi yang akan dilaporkan sehingga sifat dan jenis infromasi yang
dibuat diarahkan untuk kegunaan atau pemakaian pihak yang mengontrol perusahaan/
lembaga. Beberapa penulis memberikan beberapa kemungkinan teori yang dipaki, yaitu :
a. The Proprietory Theory
Menurut konsep ini entity itu dianggap sebagai agen, perwakilan, wakalah atau
penguasaan dari pengusaha atau pemilik. Tujuan utama dari teori ini adalah menentukan dan
menganalisis net worth kekayaan bersih perusahaan yang merupakan hak si pemilik. Dalam
teori ini kesamaan akuntansinya adalah:

Asset- Liabilities = Proprietor’s Equty


Kesamaan ini dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga mempunyai
kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan
kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada Neraca atau Balance
Sheet Oriented.
b. The Entity Theory
Menurut teori ini, entity itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari
pihak yang menanamkan modal ke dalam perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi
pusat perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan pemilik. Unit usaha
(entity) itulah yang dianggap memiliki kekayaan dan kewajiban perusahaan yang baik kepada
kreditor maupun kepada pemilik. Kesamaan akuntansi menurut teori ini adalah:

Asset = Equities
Asset = Liabilities + Stockholder’s Equity

Aset adalah hak perusahaan, equity (pemilik fiktif) merupakan sumber aset yang
bisa berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban entity. Kreditor dan
pemilik sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat dimana entity
memiliki kewajiban. Walaupun mereka berbeda dalam hal perlakuan atas income, risiko,
pengawasan, dan likuidasi. Laba adalah milik entity sebelum dibagikan kepada pemilik.
Beberapa pengaruh teori ini pada metode pencatatan dan penyajian akuntansi
adalah:
1) Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi, Metode ini
lebih baik dalam penetuan pendapatan daripada FIFO, pada masa inflasi;
2) Penyajian laporan keuangan konsolidasi;
3) Definisi tentang revenue dan expense yang lazim sesuai dengan konsep ini.

c. The fund Theory


Menurut teori yang di temukan W.Y.Vatter (1959), ini menjadi perhatian bukan
pemilik dan bukan perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan kewajiban yang harus
ditunaikan yang disebut fund yang masing-masing pos memiliki aturan dalam
penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap bahwa unit usaha merupakan
sumber ekonomi (funds) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan
terhadap penguna aset atau fund tersebut.
Dengan demikian kesamaan akuntansinya adalah:

Aset = pembatasan aset


Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Dan pengguna aset ini
adalah terbatas. Kewajiban merupakan sesuatu pembatasan ekonomi secara hukum terhadap
pengguna aset. Teori Fund ini memusatkan perhatian pada harta atau asset centered dalam arti kata
menjadi fokus perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Umumnya teori ini berlaku
untuk organisasi pemerintahan atau nonprofit (nirlaba).

d. The EnterpriseTheory
Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh
perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti dengan munculnya
enterprise theory ini. Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai
kepentingan khususnya kepentingan masyarakat secara umum. Stakeholders dalam konsep
teori ini menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau
yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan atau
entity.
Dalam teori ini pihak-pihak harus diperhatikan dalam penyajian informasi
keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangan hanya mementingkan informasi bagi
pemilik entity, tetapi juga pihak lainnya yang juga memberikan konstribusi langsung dan
tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.
Munculnya employed reporting, human resources accounting, value added reporting,
environmental accounting, socio-economic accounting merupakan fenomena yang sejalan
dengan teori enterprise ini.

e. Residual Equity Theory


Sebenarnya ini merupakan gabungan antara entity dan proprietory theory. Menurut
Andrew Paton (1959) yang menjadi sorotan itu adalah residual equity bukan semua
pemilik,residual equity itu hanya pemegang saham biasa atau common stockholders.
Rumus kepemilikannya adalah:

Asset – Liabilities – Prefered Equities = Residual Equities

Liabilities dan Prefered Equities stockholders dianggap sebagai specific equities


yang merupakan outsider. Teori dalam situasi khusus misalnya dalam hal terjadinya
likuidasi, residual equities adalah kreditor dan pemegang saham preferen karena secara
hokum mereka yang diutamakan pembayarannya dalam hal terjadi likuidasi. Kemungkinan
jika dana tidak cukup pemegang saham biasa akan hilang.

f. Commander Theory
Menurut Lois Goldberg (1965), bukan teori entinity atau proprietory yang perlu
dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi
melihat commander-nya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk
melakukan kontrol ekonomi atau resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan
informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship. Bagaimana
mereka yang dipercayai mengelola kekayaan yang dimanakah kepadanya.

g. The Investor Theory


Dalam teori yang di kemukakan George Staubus (1961) ini pusat perhatian kita
adalah investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik specific equities (kreditor) dan
residual equities (pemegang saham). Sehingga kesamaan akuntansinya adalah:

Asset = Specific Equities + Residual Equities

Specific Equities ini dianggap sama dengan kreditor dan pemegang saham
preferred stock sedangkan sisanya adalah pemegang saham biasa. Teori Investor ini
hamper sama dengan residual equities theory hanya saja perbedaannya kalau investor
theory ini fokusnya adalah para investor. Menurut Staubus, kas yang akan diterima
investor di masa yang akan datang tergantung pada:

1) Kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran kas


2) Keinginan manajemen untuk membayar investor
3) Prioritas pembayaran terhadap klaim investor

h. Amanah (Accountibility) atau Ibadah Theory


Teori ini beranggapan bahwa Akuntansi atau laporan keuangan harus bisa
memenuhi kebutuhan dalam menjelaskan kepada semua pihak bahwa entitas telah
memenuhi atau sejauhmana memenuhi tanggung jawabnya kepada Tuhan dan kepada
pihak yang diperintahkan Tuhan sesuai tujuan dan maksud yang ditetapkan syariat.

3. Prinsip Dasar Akuntansi


Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip
dasar akuntansi tersebut. Antara satu dengan yang lain kadang memiliki perbedaan dan juga
persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu:
a. Dasar Akural
Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi
didasarkan pada kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi
kas.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa enity yang
dimaksud akan terus melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak
ada maksud untuk melakukan likuidasi.

APB statement No. 4 memberikan sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :

1) The Cost Principle


Menurut pendapat ini cost principle atau disebut juga acquisition cost atau
historical cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa,
biaya, harga pokok, dan ekuitas. Dengan perkataan lain, setiap perkiraan dinilai
berdasarkan harga pertukaran pada tanggal perolehan.
APB Statement No. 4 mendefinisikan Cost sebagai berikut :
Cost adalah suatu jumlah tertentuyang diukur dalam bentuk uang dari kas yang
dibelanjakan atau barang lain yang diserahkan, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang
diberikan, atau utang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau
akan diterima.
Cost dapat dibagi: expired dan unexpired.

2) . The Revenue Principle


Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue
sebagai salah satu elemen penyusun laporan laba rugi.

3). The Matching Principle


Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada periode yang sama
dengan periode pengakuan hasil. Hasil diakui pada periode menurut prinsip pengakuan hasil
dan biaya akan dibebankan sesuai periode itu.

4). The Objectivity Principle


Kegunaan laporan keuangan sangan bergantung pada tingkat kepercayaan kepada
prosedur pengukuran yang digunakan. Untuk meningkatkan keyakinan pada laporan ini
sangat sulit sehingga akuntan menggunakan prinsip objectivity untuk membenarkan pilihan
atas suatu ukuran atau prosedurnya.
5). The Consistency principle
Menurut prinsip konsistensi kejadian ekonomis yang sejenis harus dicatat, dilaporkan
secara konsisten dari satu periode ke periode yang lain.
Kegunaan prisip ini adalah agara laporan keuangan dapat diperbandingkan, dengan
penerapan prinsip ini maka manipulasi laporan laba / rugi dan neraca melalui penggunaan
prinsip yang berbeda beda akan dapat dihindarkan.

6). The Disclosure principle


Seluruh informasi yang relevan sehatusnya disajikan dalam laporan keuangan dengan
mudah dipahami. Inilah yang dikenal sebagai prinsip pengungkapan penuh (full disclosure
principle). Sering kali karena faktor perhitungan antara biaya dan manfaat, menyebabkan
tidak mungkin untuk melaporkan seluruh informasi yang relevan. Laporan keuangan dapat
disajikan dengan memilah-milah dan menggunakan pertimbangan yang sesuai dengan prinsip
pengungkapan penuh agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

7). Conservatism Principles

Prinsip konservatisme secara historis telah menjadi pedoman bagi banyak praktik
akuntansi. Konservatisme akan menyediakan pedoman yang rasional.Dengan prinsip ini,
apabila suatu ketika dihadapkan untuk memilih satu di antara dua atau lebih metode
akuntansi yang sama-sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus mengutamakan
pilihan yang akan memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip
ini merupakan sikap kehati-hatian terhadap ketidak pastian.

8). Materiality Principles

Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Prinsip ini memungkinkan akuntan untuk menggunakan
pertimbangan propesionalnya untuk menentukan apakah suatu item material atau tidak.
Secara teori, suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item
tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian dari seorang pengguna laporan keuangan.

9). Uniformity dan Comparability Principles

Informasi akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan informasi
serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau dengan informasi
serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda. Komparabilitas
memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata dalam
beristiwa ekonomi antar laporan. Komparabilitas memerlukan konsistensi (memerlukan
keseragaman metode).

PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah


sebagai berikut :

Pendekatan informal terbagi atas :

a. Pragmatis, praktis, dan non teoritis

Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di
lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan
persoalan secara praktis.

b. Pendekatan otoriter

Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.

Pendekatan Teoritis terbagi atas :


a. Deduktif
Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip
akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal
yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana
dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
b. Induktif
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran
khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang
(informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi).
Tahapan yang dilalui adalah:
 Mengumpulkan semua observasi
 Menganalisis golongan observasi
 Penarikan kesimpulan umum
 Pengujian kesimpulan umum
c. Etik
Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan,
pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam
perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan
secara adil.

d. Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social
dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga
masyarakat secra keseluruhan.

e. Makro Ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada kontrol


perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan
demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional.
Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan
realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai