Resume Teori Akuntansi
Resume Teori Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
TEORI AKUNTANSI DAN METODOLOGI
Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas
yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek
akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan
praktek akuntansi yang sehat.
Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi
pedoman pengembangan teori dan penyusunan tekni-teknik (standar) akuntansi.
Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut.
Berikut ini akan kita elaborasi elemen masing-masing postulat, konsep teoretis dan
prinsip (sifat) dasar akuntansi itu:
1. Postulat Akuntansi
a. Postulat Entity
Menurut konsep ini kita bias menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan
pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari
pemiliknya (entitas lain).
2) Keterbatasan yang kedua adalah terkandung dalam unit moneter itu sendiri
yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung pada
kemampuan daya belinya (purchasing power).
Asset = Equities
Asset = Liabilities + Stockholder’s Equity
Aset adalah hak perusahaan, equity (pemilik fiktif) merupakan sumber aset yang
bisa berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban entity. Kreditor dan
pemilik sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat dimana entity
memiliki kewajiban. Walaupun mereka berbeda dalam hal perlakuan atas income, risiko,
pengawasan, dan likuidasi. Laba adalah milik entity sebelum dibagikan kepada pemilik.
Beberapa pengaruh teori ini pada metode pencatatan dan penyajian akuntansi
adalah:
1) Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi, Metode ini
lebih baik dalam penetuan pendapatan daripada FIFO, pada masa inflasi;
2) Penyajian laporan keuangan konsolidasi;
3) Definisi tentang revenue dan expense yang lazim sesuai dengan konsep ini.
d. The EnterpriseTheory
Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh
perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti dengan munculnya
enterprise theory ini. Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai
kepentingan khususnya kepentingan masyarakat secara umum. Stakeholders dalam konsep
teori ini menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau
yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan atau
entity.
Dalam teori ini pihak-pihak harus diperhatikan dalam penyajian informasi
keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangan hanya mementingkan informasi bagi
pemilik entity, tetapi juga pihak lainnya yang juga memberikan konstribusi langsung dan
tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.
Munculnya employed reporting, human resources accounting, value added reporting,
environmental accounting, socio-economic accounting merupakan fenomena yang sejalan
dengan teori enterprise ini.
f. Commander Theory
Menurut Lois Goldberg (1965), bukan teori entinity atau proprietory yang perlu
dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi
melihat commander-nya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk
melakukan kontrol ekonomi atau resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan
informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship. Bagaimana
mereka yang dipercayai mengelola kekayaan yang dimanakah kepadanya.
Specific Equities ini dianggap sama dengan kreditor dan pemegang saham
preferred stock sedangkan sisanya adalah pemegang saham biasa. Teori Investor ini
hamper sama dengan residual equities theory hanya saja perbedaannya kalau investor
theory ini fokusnya adalah para investor. Menurut Staubus, kas yang akan diterima
investor di masa yang akan datang tergantung pada:
APB statement No. 4 memberikan sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
Prinsip konservatisme secara historis telah menjadi pedoman bagi banyak praktik
akuntansi. Konservatisme akan menyediakan pedoman yang rasional.Dengan prinsip ini,
apabila suatu ketika dihadapkan untuk memilih satu di antara dua atau lebih metode
akuntansi yang sama-sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus mengutamakan
pilihan yang akan memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip
ini merupakan sikap kehati-hatian terhadap ketidak pastian.
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Prinsip ini memungkinkan akuntan untuk menggunakan
pertimbangan propesionalnya untuk menentukan apakah suatu item material atau tidak.
Secara teori, suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item
tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian dari seorang pengguna laporan keuangan.
Informasi akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan informasi
serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau dengan informasi
serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda. Komparabilitas
memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata dalam
beristiwa ekonomi antar laporan. Komparabilitas memerlukan konsistensi (memerlukan
keseragaman metode).
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di
lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan
persoalan secara praktis.
b. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
d. Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social
dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga
masyarakat secra keseluruhan.
e. Makro Ekonomi