Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

HEPATOMA

Diajukan Kepada :
Dr. I Gede Arinton, Sp.PD, M.Kom, MMR

Disusun oleh :
Liliek Muflihah S
(K1A 00 1059)

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN – UNSOED
RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
2006

0
SMF

LAPORAN KASUS

Nama : Tn. R.
Umur Keluhan Utama
1. : 61 tahun: benjolan di perut kanan atas yang terasa mrongkol
Jenis Kelamin
sejak 2 bulan : Laki-laki
Alamat : Pemalang
Masalah : 1. Mual dan muntah
Ruang : Mawar
2. Nyeri uluhati
No. CM : 633585
3. Perut terasa cepat penuh atau sebah
Tgl. Masuk : 24–01–2006
4. Nafsu makan berkurang
5. Badan terasa linu
6. Tampak kulit dan mata kuning
7. Berat badan menurun drastis
8. Badan lemas

2. Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat


penyakit keluarga yang relevan dengan keluhan utama.

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian
kanan atas yang terasa merongkol sejak 2 bulan sebelum dirawat di RSMS.
Benjolan tersebut bila ditekan lama kelamaan teraba keras, tidak
berpindah. Benjolan tersebut semakin membesar hingga ke perut bagian
bawah. Benjolan terasa sakit seperti diremas-remas, terutama jika ditekan.
Pasien sulit menunjukkan dengan pasti lokasi sakit yang dirasakan. Sakit
terus menerus, rasa sakit tidak menjalar. Rasa sakit dipengaruhi oleh posisi
badan, nyeri berkurang jika pasien membungkuk dan dengan posisi
setengah duduk nyeri dan ketegangan perut berkurang. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri pinggang kanan.
Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di perut kiri atas sejak ± 2

1
bulan yang lalu, terasa mrongkol, teraba keras, tidak terasa sakit. Benjolan
makin lama makin membesar.
Pasien juga mengeluh perutnya cepat kenyang karena perutnya
terasa penuh dan dadanya sesak. Pasien juga tidak nafsu makan. Berat
badan menurun drastis sejak 2 bulan terakhir ( BB sebelum sakit ± 70 kg,
BB sekarang 59 kg). Selain itu pasien juga merasa nyeri di ulu hati disertai
mual dan muntah, terutama bila diisi makanan. Berat badan pasien menurun
drastis sejak 2 bulan terakhir ini.
Pasien juga mengeluhkan bahwa badannya tampak kekuningan
disertai kuning pada bola matanya. Pasien juga mengeluhkan sejak 3 bulan
ini BAK sedikit, kira-kira 1,5 gelas belimbing, tidak sakit, tidak anyang-
anyangan, berwarna kuning kecoklatan seperti air teh. Pasien juga
mengeluhkan badan terasa lemas dan cepat lelah disertai pusing gliyeng,
bila bangun dari duduk pandangan berkunang-kunang.. Oleh keluarganya,
pasien dikatakan pucat, tampak pada mata, wajah, dan ujung-ujung jarinya.
Keluhan di atas tersebut tidak disertai keluhan muntah darah,
perutnya tidak terasa ada cairan, BAB lancar dan tidak berwarna hitam
seperti petis, tidak terdapat gambaran pembuluh darah pada dinding
perutnya. Pasien juga tidak mengeluhkan kedua kakinya bengkak, buah dada
yang membesar, dan bercak-bercak kemerahan di daerah dada yang seperti
membentuk sarang laba-laba. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya bintik-
bintik merah pada kedua telapak tangannya dan pembesaran pada ujung-
ujung jari tangan seperti alat untuk menabuh.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat sakit kuning disangkal ( tidak mengeluhkan badan cepat lelah,
mata dan badan tidak berwarna kuning, air kencing tidak berwarna seperti
air teh )
 Riwayat minum jamu racikan disangkal
 Riwayat minum alkohol disangkal
 Riwayat sering mengkonsumsi kacang tanah mentah sejak usia 15 tahun

2
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit kuning.

3) Berdasarkan  dan  buat 3 hipotesis dan berikan rasionalisasi


berdasarkan literatur (cantumkan)
Kerusakan hepatoseluler menyebabkan gangguan pada metabolisme
bilirubin dimana ekskresi bilirubin terganggu terjadi hiperbilirubinemia
terkonjugasi. Hiperbilirubinemia ini menyebabkan penimbunan pigmen empedu
dalam tubuh menimbulkan warna kuning pada jaringan. Ikterus biasanya dapat
dideteksi pada sklera, kulit dan kemih yang gepal.
Rasa nyeri yang dirasakan pasien dikarenakan adanya pembesaran hati,
peregangan kapsula glisoni dan rangsangan peritoneum. Nyeri di epigastrium
terjadi karena peregangan usus atau lambung karena adanya desakan massa
tumor yang membesar masuk kedalam rongga abdomen. Nyeri tumpul pada
epigastrium disebabkan karena terangsangnya peritonium viseral dimana nyeri
abdomen yang viseral diperantai oleh serabut serabut saraf aferen viseral yang
menyertai lintasan saraf simpatik abdominal. Nyeri viseral dilukiskan sebagai
rasa nyeri yang tumpul dan pegal dengan lokasi yang difus di garis tengah atau
sebagai rasa penuh atau tertekan yang terjadi akibat distensi atau kontraksi
mukuler yang berlebihan pada viskus tersebut.
Mekanisme primer yang menimbulkan hipertensi portal adalah
peningkatan resistensi aliran darah melalui hati. Di samping itu, biasanya terjadi
peningkatan arteri splanknikus.
Pembebanan berlebihan sistem portal ini merangsang timbulnya koleteral
guna menghindari obstruksi hepatik (varises).
Penekanan pada organ lambung oleh massa tumor hepar juga
menyebabkan terjadinya suatu perasaan penuh pada perut yang diterima oleh
pusat rasa kenyang di bagian ventromedial di hipotalamus. Penekanan mekanis
dari luar usus dan lambung tersebut juga menyebabkan obstruksi parsial pada
usus atau lambung sehingga usus mengatasi obstruksi tersebut dengan

3
hiperperistaltik yang akan merangsang saraf aferen yang kemudian merangsang
pusat mual dan muntah di bagian dorsal retikulum lateralis pada pusat medularis.
Hal ini menjelaskan timbulnya mual dan muntah pada kasus ini.

4) Pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dan kenapa ?


Pemeriksaan fisik secara umum berpengaruh pada penatalaksanaan awal saat
pasien datang, baik itu dalam kasus kegawat daruratan maupun non kegawat
daruratan.
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Vital sign : Tekanan darah = 90/60 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 24 x/menit
Suhu = 370C
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan secepatnya.
 Pemeriksaan Kepala
Rambut : Distribusi merata.
Kulit : Kuning seluruh tubuh
Mata : Konjungtiva anemis (+/+)  (Untuk
mengetahui adanya tanda-tanda anemia karena
perdarahan)
Sklera ikterik (+/+), warna kuning kehijauan 
(Untuk mengetahui adanya tanda-tanda kadar
bilirubin).
 Pemeriksaan Leher : JVP tidak meningkat (Untuk mengetahui tanda-
tanda gagal jantung kanan).

 Pemeriksaan Dada
 Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor, batas paru hepar di SIC III RSB

4
Auskultasi : Suara dasar : Vesikuler mengeras
Suara tambahan : Ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
 Cor
Inspeksi : Iktus cordis tampak
Palpasi : Teraba kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
 Pemeriksaan Abdomen :
 Inspe : Perut cembung, venektasi (–)
ksi : BU (+) menurun
 Ausk : – Tegang
ultasi – Hepar : Teraba 4 jari BAC,
 Palpa pinggir tumpul, bernodul-nodul
si – Nyeri tekan (+) pada
epigastrium  (untuk mengetahui pembesaran
hati).
– Nyeri tekan (–) pada
hipokondrium dextra  (untuk mengetahui
peradangan hepar)
:
– Lien : Teraba di S II
– Pekak – Tympani daerah

 Perku inguinal

si
 Pemeriksaan Ekstremitas
 Superior : Edema (–/–), akral dingin.
 Inferior : Edema (-/-), akral dingin.
Pemeriksaan ekstremitas baik superior maupun inferior untuk mengetahui
adanya tanda-tanda hipertensi portal.

5) Bagaimana informasi pada  membantu untuk mendukung

5
hipotesis?
Hipotesis kami adalah Hepatoma atau Karsinoma Hepatoseluler.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
a. Pemeriksaan Kepala :
Rambut : Distribusi merata
Mata : CA (+/+), SI (+/+)
b. Pemeriksaan Abdomen :
 Inspe : Perut cembung
ksi : BU (+) menurun
 Ausk : – Tegang
ultasi – Hepar : Teraba 4 jari di
 Palpa bawah arcus costa, pinggir tumpul, bernodul-
si nodul
– Nyeri tekan (+) epigastrium
– Nyeri tekan (+)
hipokondrium dextra
:
– Lien : Teraba di S II
– Tympani

 Perku
si
c. Pemeriksaan Kulit : Ikterik

6) Penunjang apa yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis dan


terangkan rasionalisasinya.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah pemeriksaan darah
lengkap, urin lengkap, feses lengkap dan kimia darah. Pemeriksaan tersebut
untuk mengetahui adanya tanda-tanda penyakit yang dicurigai, penyakit-
penyakit seperti anemia, infeksi akut maupun kronik, kelainan hepar, jantung
maupun ginjal.

6
 Pemeriksaan darah lengkap
Darah lengkap
- H : 8,1 (13 – 19 g/dl)
emoglobin : 32 (37 – 45%)
- H : 6.400 (5000 – 10000 /µl)
ematokrit : 3,4 (4 – 5 juta/µl)
- L : 418.000 (150.000 – 400.000 /ml)
eukosit : 78 (82 – 92 pg)
- E : 32 (37 – 31%)
ritrosit : 29 (32 – 36 g/dl)
- T
rombosit
- M
CV
- M
CH
- M
CHC
- H : E/B/Bt/S/L/M : 1/0/0/71/20/8
JL
- P : 5,26 (6,6 – 8,2)
rotein total : 3,32 (3, 5 - 5,3)
- A : 1,94 (2,7 - 3,2)
lbumin : 288 ( 25 UI/L)
- G : 222 ( 29 UI/L)
lobulin 182,5 (10 – 50 mg/dl)
- S 1,61 (0,5 – 1,2 mg/mnt)
GOT/AST 117 (< 200 mg/dl)
- S
GPT/ALT
- U
reum darah
- K
reatinin darah

7
- G
DS
 Pemeriksaan USG
~ Tampak hepatomegali dengan nodul-nodul keganasan.
~ Tampak splenomegali.

7) Penunjang dan terangkan rasionalisasinya

a) Pemeriksaan Laboratorium
Perlu diketahui pemeriksaan uji biokimia hati tidak dapat dijadikan pegangan
dalam menegakkan penyakit cholestasis jaundice.

 Pada pemeriksaan darah rutin bisa


dijumpai Hb, Ht, AE, MCV, MCH dan MCHC rendah berarti gangguan
untuk gejala anemia ada.
 Peningkatan serum transaminase.
Pada keadaan ini merupakan petanda kerusakan pada sel-sel yang kaya
akan SGOT dan SGPT ini jadi pada prinsipnya SGOT dan SGPT
disimpan pada sel. Bila mengalami nekrosis akan keluar dan masuk ke
dalam aliran darah. Karena terjadi peningkatan SGOT dan SGPT yang
pada prinsipnya kedua enzim tersebut juga berada di hati, kemungkinan
adanya penyakit hati. Tetapi beberapa literatur menunjukkan peningkatan
SGOT dan SGPT lebih dari 400 UI/l berarti terjadi kerusakan adanya
jaringan parenkim hati, di kasus ini terjadi peningkatan SGOT hingga di
atas 400 UI/l sehingga terjadi kerusakan pada parenkim hati.

b) Pemeriksaan USG
USG melaporkan gambaran karsinoma hati seluler, primer dan
sekunder. Pada Hepatoma primer nodul gema berdensitas rendah homogen
atau heterogen, berbatas tegas disertai bayangan samping berbentuk pita
bebas gema, dan ditemukan trombus dalam vena porta pada Hepatoma
lanjut. Hepatoma sekunder, nodul dengan diameter kecil, gema berdensitas
tinggi dikelilingi oleh gema berdensitas rendah sehingga berbentuk mata

8
sapi, sedangkan nodul berdiameter besar gema berdensitas tinggi disertai
daerah bebas gema di bagian sentralnya dan gambaran gema kasar heterogen
yang difus tanpa disertai tanda-tanda trombus dalam vena porta.
Pada pemeriksaan didapatkan hati membesar dengan nodul-nodul
keganasan.

8) Apa diagnosis saudara ?


Hepatoma
DD anatomi : Hidronefrosis sinistra
9) Pertahankan rasionalisasi saudara untuk mencapai diagnosis
yaitu dengan literatur (cantumkan) dengan mekanisme dasar ilmu.
Dalam menegakkan diagnosis, kami melihat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit dahulu dan dapat kami simpulkan
sebagai berikut :

Anamnesa :
~ Perut kanan atas terasa merongkol dan nyeri
~ Nyeri uluhati
~ Mual dan muntah
~ Perut terasa cepat penuh atau sebah
~ Nafsu makan berkurang
~ Tampak kulit dan mata kuning
~ Badan lemas
~ Berat badan menurun drastis
Pemeriksaan Fisik :
~ Pemeriksaan Kepala :
Rambut : Distribusi merata
Mata : CA (+/+), SI (+/+)
~ Pemeriksaan Abdomen :
 Inspe : Perut cembung
ksi : BU (+) menurun

9
 Ausk : – Tegang
ultasi – Hepar : Teraba 4 jari di
 Palpa bawah arcus costa, pinggir tumpul, bernodul-
si nodul
– Nyeri tekan (+) epigastrium
– Nyeri tekan (+)
hipokondrium dextra
:
– Lien : Teraba di S II
– Tympani
 Perku
si
~ Pemeriksaan Kulit : Ikterik
10) Terangkan pemilihan pengelolaan dengan literatur.
a. Non Farmakologis
~ Bed rest
~ Diet tinggi kalori
~ Menjaga higienitas diri dan lingkungan
~ Minum obat teratur
~ Kontrol rutin
b. Farmakologis
~ Suportif : IVFD : D 5% = 20 tetes/menit
~ Obat alternatif/paliatif neoplasma : 5 fluorourasil 500 mg inj
~ Simtomatis : Ketoprofen supp 3 dd I (analgetik)
Vitamin B kompleks 3 dd 1 (roboronsia)
Ranitidine inj. 25 mg, 3 dd I amp IV
~ Profilaksis infeksi : Ampicillin 1 gr, 3 dd I amp IV  (intravena)
~ Kausatif : Bila hasil biopsi menunjukkan sel-sel ganas, perlu;
- Kemoterapi
- Radiasi
- Pembedahan (diameter < 5 cm)

10
11) Pemeriksaan Usulan
1. Foto toraks
Untuk melihat peninggian diafragma kanan dan ada tidaknya gambar
metastasis di paru.
2. Tes faal hati
Yaitu Alfa Feto Protein (AFP) untuk mengetahui petanda kanker.
3. HbsAg
Sebagai petanda serologis terhadap virus hepatitis.
4. Biopsi hepar

12) Prognosis
Dubia ad malam

Literatur

1. Mattingly D, Seward C, Bedside Diagnosis, Edisi 13, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta. 1996 (124-6).

2. Price, SA, Wilson LM, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit, Bagian I, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
1993 (431-49).

3. Noer S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 3, Cet.


Ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 1997 (224-34; 377-80).

4. Ganiswara SG, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Penerbit


Gaya Baru, Jakarta. 1995 (760-1).

11
5. Sjamsuhidajat,R, De jong, W, Buku Ajar Ilmu Bedah , Edisi
Revisi, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1998 (hal 226).

12

Anda mungkin juga menyukai