Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi baru dan terbarukan (EBT) saat ini sudah ramai dibicarakan
sebagai energi alternatif. Kebutuhan energi terbarukan dalam menggantikan bahan
bakar fosil yang tidak dapat terbaharukan sudah menjadi pemikiran banyak orang
sejak tahun 1970 ketika krisis energi di dunia berlangsung. Peranan ini menjadi
sangat penting, terlebih dengan semakin besarnya emisi gas buangan kendaraan
bermotor yang mencapai sekitar 3 juta ton karbondioksida ke udara pada setiap
tahunnya serta memberikan dampak besar terhadap perubahan iklim global.
Berdasarkan sumber energi, bentuk listrik merupakan energi yang paling
praktis digunakan (Rittmann 2008). Terdapat berbagai teknologi konversi yang
digunakan untuk membangkitkan energi listrik ini, yaitu pembakaran, gasification,
dan fermentasi (gas metan). Namun teknologi konversi pembakaran dan
gasification berdampak terhadap penipisan cadangan bahan bakar fosil dan
peningkatan jumlah CO2 di atmosfer, sedangkan konversi dari biogas menjadi
listrik memiliki efisiensi yang rendah, yaitu kurang dari 40% (Rittmann 2008).
Tantangan dalam pengembangan pembangkit listrik adalah menemukan teknologi
yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Fuel cell adalah alat elektrokimia yang secara kontinyu mengkonversi
energi kimia menjadi energi listrik (Shukla et al. 2004). Secara umum, fuel cell
memiliki beberapa keunggulan, seperti memiliki efisiensi yang tinggi yang dapat
digunakan pada berbagai skala pembangkit energi, jika hidrogen digunakan
sebagai bahan bakar maka polusi emisi dapat dikurangi, tidak membutuhkan alat-
alat penggerak, seperti pompa, kompressor, dan blower. Selain itu fuel cell dapat
menggunakan berbagai jenis bahan bahan bakar, serta memiliki kecepatan yang
hampir sama dengan baterai dalam memberikan listrik (Mench 2008).
Bengkulu merupakan daerah yang cukup besar dalam sektor perkebunan
kelapa sawit. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya CPO sawit di provinsi ini.
Sebagaiaman berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu pada
tahun 2015, Bengkulu memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 417.329 Ha
dan memiliki 29 pabrik CPO (Crude Palm Oil) yang terus aktif dalam
menghasilkan limbah cair. Menurut data Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu
bahwa yang dihasilkan oleh 29 pabrik minyak kelapa sawit yang melaksanakan
pengolahan TBS menjadi CPO dengan total produksi limbah cair pada Tahun
2015 sebesar 15.952,981 m3. Hal ini merupakan permasalahan yang cukup serius,
karena limbah cair kelapa sawit merupakan zat yang cukup berbahaya bagi
ekosistem dan lingkungan sekitar.
Meningkatnya produksi limbah cair kelapa sawit secara terus-menerus
akan memberikan dampak yang buruk. Salah satunya adalah limbah cair kelapa
sawit yang dibuang kea lam secara bebas akan melepaskan gas metan (CH4) dan
CO2 yang menaikkan emisi penyebab efek rumah kaca. Limbah cair kelapa sawit
2

ini juga berdampak terhadap polusi udara bagi masyarakat setempat karena
melepaskan gas metan. Banyaknya dampak negatif ini dikarenakan kurangnya
perhatian terhadap pengolahan limbah cair kelapa sawit secara bijak. Limbah cair
kelapa sawit ini memiliki potensi yang cukup besar jika dilakukan pengolahan
untuk menjadi sumber daya energi. Salah satunya adalah menjadi energy listrik.
Melalui proses pengolahan yang berbasis MFC (Mikrobial Fuel Cell), maka akan
tercipta sumber energi yang terbarukan serta ramah lingkungan. Limbah cair
kelapa sawit juga memilki berbagai substrat yang cukup baik karena masih
mengandung pati dan glukosa bagi media bakteri MFC.
Melihat besarnya potensi sumber daya dari limbah cair kelapa sawit di
daerah ini yang begitu besar maka sangat peting untuk dilaksanakan pengolahan
limbah ini menjadi potensi energi listrik. Dilaksanakan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi dari energi listrik yang dihasilkan dari limbah cair
kelapa sawit. Sehingga Provinsi Bengkulu mampu memproduksi energi
terbarukan yang berbasis pengolahan limbah sehingga berdampak positif bagi
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana menentukan besarnya energi listrik yang dihasilkan dari
bakteri MFC (Mikrobial Fuel Cell) pada medium lumpur dan limbah cair
kelapa sawit ?
2. Bagaimana optimalisasi kondisi bakteri MFC (Mikrobial Fuel Cell) pada
medium lumpur dan limbah cair kelapa sawit dalam menghasilkan energi
listrik ?
3. Bagaimana pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan oleh bakteri MFC
(Mikrobial Fuel Cell) pada medium lumpur dan limbah cair kelapa sawit
dari CPO daerah Bengkulu ?

1.3 Tujuan Kegiatan


Dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penulisan
proposal ini adalah :
1. Untuk menentukan besarnya energi listrik yang dihasilkan dari bakteri
MFC (Mikrobial Fuel Cell) pada medium lumpur dan limbah cair kelapa
sawit.
2. Untuk menentukan kondisi optimal kondisi bakteri MFC (Mikrobial Fuel
Cell) pada medium lumpur dan limbah cair kelapa sawit dalam
menghasilkan energi listrik
3. Untuk memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan oleh bakteri MFC
(Mikrobial Fuel Cell) pada medium lumpur dan limbah cair kelapa sawit
dari CPO daerah Bengkulu.
3

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam kegiatan ini, yaitu :
1. Menjadi artikel ilmiah mengenai pengolahan limbah cair kelapa sawit
menjadi sumber daya energy listrik dengan menggunakan pengolahan
yang berbasis MFC (Mikrobial Fuel Cell).
2. Penelitian ini dapat dipublikasikan dalam jurnal yang terindeks mengenai
pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi sumber daya energy listrik
dengan menggunakan pengolahan yang berbasis MFC (Mikrobial Fuel
Cell).
3. Dapat dilaksanakan seminar hasil penelitian berbasis nasional yang
dilaksanakan di Universitas Bengkulu.

1.5 Manfaat Kegiatan


Adapun manfaat dari penulisan proposal ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang proses pengolahan limbah cair kelapa sawit
menjadi sumber daya energy listrik dengan menggunakan pengolahan
yang berbasis MFC (Mikrobial Fuel Cell) kepada masyarakat
2. Penelitian yang dilakukan ini dapat berkontribusi terhadap pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya inovasi sains dalam
menciptakan sumber energi baru yang ramah linkungan.
3. Memberikan inovasi bagi pemerintahdalam meicptakan sumber daya
energi yang terbarukan serta ramah lingkungan.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobia Fuel Cell (MFC)


Microbial fuel cell merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan listrik
dari komponen organik melalui katabolisme pada mikrobial. Elektron dihasilkan
selama proses oksidasi yang dilakukan oleh mikroba, kemudian elektron akan
berpindah melalui membran (Lovely,2008).
Prinsip kerja sistem MFC adalah bakteri pada bejana anoda mentransfer
elektron dari donor elektron ke elektroda anoda. Bakteri yang hidup pada bejana
anoda mengkonversi substrat seperti glukosa, asetat dan juga limbah cair menjadi
CO2 , proton dan elektron. Bejana anoda berada dalam kondisi anaerobik dan
bakteri harus mengubah penerima elektron alaminya menjadi penerima elektron
insoluble contohnya anoda. Penerimaan elektron ke anoda terjadi melalui kontak
langsung kabel-kabel nano (nanowires) atau pengangkut elektron yang dapat
larut. Elektron mengalir dari anoda melalui hambatan luar ke katoda. Selama
produksi elektron, proton juga diproduksi dalam jumlah banyak. Proton ini
bermigrasi melalui membran ke bejana katoda, selanjutnya bereaksi dengan
oksigen menjadi air (Logan, 2004). Prinsip kerja MFC mirip dengan hidrogen fuel
cell, yaitu terdapat aliran proton dari ruang anoda menuju ruang katoda melalui
membran elektrolit dan aliran elektron yang bergerak ke arah yang sama melalui
kabel konduksi (Holmes et al, 2004).
Reaksi yang terjadi pada sistem MFC dengan contoh substrat asetat adalah
sebagai berikut :
Reaksi pada anoda : CH3COO- + 2H2O 2CO2 + 7H+ + 8e-
Reaksi pada katoda : O2 + 4e- + 4H+ 2H2O
Keseluruhan reaksi yang terjadi merupakan degradasi substrat menjadi
karbondioksida, air dan pada saat yang bersamaan dihasilkan listrik. Berdasarkan
reaksi pada elektroda, bioreaktor MFC dapat menghasilkan listrik dari aliran
elektron di anoda ke katoda melalui rangkaian eksternal (Dhu Zhuei, 2007).

Gambar 2.1 : Prinsip Kerja


MFC
Sumber : (Bullen et al. 2006)
5

2.2 Substrat Mikrobia Fuel Cell (MFC)


Substrat merupakan sumber untuk produksi listrik dalam sistem MFC
sebagai material organik sederhana sampai campuran kompleks misalnya terdapat
pada limbah cair. Substrat kaya dengan kandungan organik untuk membantu
pertumbuhan beragam mikroba aktif, namun dianggap lebih baik untuk produksi
dalam waktu singkat. Beberapa substrat yang telah digunakan contohnya asetat,
glukosa, biomassa lignoselulosa dari sampah pertanian, limbah cair industri bir,
limbah pati, selulosa, dan kitin (Das, 2010). Optimasi komunitas mikroba aktif
bisa menghasilkan peningkatan efisiensi transfer elektron dan degradasi substrat
Berbagai bentuk bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai substrat dalam
microbial fuel cell, misalnya: glukosa, pati, asam lemak, asam amino, protein, dan
air limbah dari manusia atau hewan. Percobaan MFC pada berbagai jenis substrat
dan bakteri sebagai biokatalisnya dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 2.1 Jenis substrat dengan biokatalisnya
No Jenis Substrat Biokatalis Referensi
Galaktosa, Proteus vulgaris Kim et al. (2000)
1.
maltosa,sukrosa,trehalose
2. Pati Clostridium Niessen et al.(2004)
butyricumatau
C. Beijerinckii
3. Asetat E. coli Park et al. (2000)
4. Endapan kotoran E.coli K12 Liu et al. (2004)
5. Glukosa Rhodoferax Chaudhuri dan Lovley
ferrireduncens (2003)
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan di laboratorium Basic Science
UNIB.

3.1 Alat dan Bahan Penelitian


Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tang, multi meter
digital, gergaji pipa, ampere meter , spatula , batang pengaduk , pompa peristaltik
digital, wadah plastik, blender, pisau, dan lem tembak.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah cair sawit
,gula, aquades, KOH, HCL 37 %, batu baterai besar , batu baterai kecil , monomer
niline 250 ml, larutan H2SO4, kabel tembaga, pipa PVC diameter 9,68 cm , etanol
,alkohol, dan aseton

3.3 Prosedur Penelitian


1. Modifikasi grafit mesopori dengan pelapisan nanoserat polianilin
Adapun langkah-langkah dalam melakukan modifikasi grafit mesopori
dengan pelapisan nanoserat polianilin adalah sebagai berikut ;
a) Membuat struktur mesopori dari bahan batang grafit baterai menggunakan
proses aktivasi. Metode yang digunakan chemical treatment dengan proses
aktivasi berupa aktivasi kimia.
b) Kemudian pisahkan batang grafit baterai dan dicuci dengan alkohol 70%
dan aseton.
c) Lalu, bahan batang grafit direndam pada larutan basa kuat KOH dengan
perbandingan massa 1:1 selama 24 jam.
d) Proses dilanjutkan dengan dikeringkan pada suhu 60oC selama ±5 jam.
Batang grafit kemudian direndam pada larutan HCl 10% selama 2 jam dan
dicuci dengan aquades sampai diperoleh pH normal (pH=7). Tahapan
berikutnya pelapisan polianilin pada grafit dihasilkan dari polimerisasi
elektrokimia anilin. Metode polimerisasi yang digunakan adalah
polimerisasi elektrokimia potensiostatik dengan alat AMEL Instruments
Model 2053. Preparasi bahan mencakup monomer anilin 0.2 M dalam
larutan 100 ml HCL 1.2 M. Pelapisan grafit ini dilakukan dengan variasi
sampel yaitu grafit kontrol, grafit KOH (1:3), dan grafit KOH (1:6).
Pelapisan metode potensiostatik ini dengan tegangan yang diberikan
sebesar +1 Volt, rentang arus auto 1 Ampere, serta waktu pelapisan selama
± 30 menit.
7

2. Penyiapan substrat, Inokulasi, dan Aklimasi Microbial Fuel Cell


Adapun langkah-langkah dalam persiapan Microbial Fuel Cell adalah
sebagai berikut
a) Limbah sawit yang digunakan berasal dari beberapa Pabrik Crude Palm
Oil (CPO) di sekitar Kota Bengkulu. Limbah diolah terlebih dahulu
menjadi substrat sehingga siap untuk digunakan. Limbah sawit dicampur
dengan lumpur dengan perbandingan (1:1) dengan menggunakan blender
kemudian dibiarkan semalaman.
b) Kemudian ditambahkan bahan tambahan yaitu gula 1 M sebesar 10% dari
jumlah substrat setiap jam. Kemudian ditambahkan bakteri Microbial
Fuell Cell kedalam substrat. Pembiakan ini dilakukan selama 14 hari untuk
mendapatkan bakteri yang aktif.

3. Konstruksi Reaktor dan Rangkaian Percobaan


Prototipe reaktor biofuel cell spiral berbentuk silider yang terbuat dari
PVC berdiameter dalam 9,68 cm dengan tinggi 24,47 cm yang.mempunyai
volume 1800 mL. Reaktor ini merupakan jenis MFC ruang tunggal (single-
chamber microbial fuel cell) yang dilengkapi anoda serat karbon dan katoda
karbon grafit dari baterai. Lalu dimasukkan substrat yang telah dibuat ke dalam
reator silinder. Gambar rangkaian anoda serat karbon dan rangkaian percobaan
reaktor biofuel cell silinder yang digunakan ditunjukan pada gambar berikut :

Keterangan :
1. Multimeter 1
2. Katoda 2
3. Substrat (Limbah Sawit & lumpur)
4. PVC
5. Pomba Peristaltik 3
6. Anoda 4
7. Kabel Tembaga 5
6
7

Gambar 3.1 : Desain


Reaktor Single-chamber
Silinder
Sumber : Dokumen
4. Pengujian kinerja MFC Pribadi
Pengukuran tegangan dan arus luaran menggunakan multimeter.
Multimeter dihubungkan pada anoda dan katoda. Data yang diperoleh dari
pencatatan yang ditampilkan Multimeter Digital (DT 830D) untuk mengetahui
kerja reaktor bifuel cell silinder. Tegangan lisrik dan arus listrik yang terukur
8

dicatat setiap jam. Pencatatan dihentikan setelah diperoleh kondisi tegangan listrik
yang stabil. Selama proses kinerja rector tersebut, maka reaktor akan dialirkan
substrat gula menggunakan pompa pristaltik. Proses ini dilakukan sekitar 2 bulan
sampai diperkirakan telah terbentuknya kumunitas bakteri yang tertambat pada
anoda serat karbon.

5. Pemanfaatan/ Uji Implementasi Energi Listrik MFC (Microbial Fuel Cell)


Pemanfaatan/implemetasi dari reaktor Fuel Cell yang berbasis Single-
chamber Silinder ini akan diujicobakan pada satu lampu LED kecil dengan
kapasitas 1,8 Volt. Reaktor akan disusun secara seri yang akan dihubungkan pada
lampu LED. Sebelum diketahui jumlah reaktor yang dibutuhkan untuk
menghidupkan satu LED, maka diperlukan terlebih dahulu pengujian kinerja MFC
dengan menggunakan Multimeter Digital untuk mengukur besar energi listrik
yang dihasilkan pada satu reaktor. Reaktor akan disusun secara seri seperti
gambar berikut,

Gambar 3.2 : Desain Implementasi


Energi
Listrik MFC
(Microbial Fuel Cell)
pada Lampu LED 1,8
3.4 Teknik Analisa
V Data
Data yang Sumber
diperoleh dalam penelitian
: Dokumen Pribadi ini dianalisis dengan menggunakan
metode eksperimen dan tinjauan pustaka, dimana pustaka yang digunakan
diperoleh dari internet, buku-buku, laporan hasil penelitian, jurnal, dan sumber
lain yang relevan. Dari permasalahan yang ada, kemudian penulis mengumpulkan
data dengan melakukan eksperimen. Dari hasil pencatatan dan pengolahan data
yang dihasilkan oleh reaktor biofuel cell silinder ini diperoleh nilai-nilai daya
listrik (P), densitas daya (power density) (P), kuat arus (I) dan densitas arus (C).
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh, kemudian dibuat grafik perbandingan
antara waktu inkubasi terhadap tegangan listrik yang dihasilkan.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Adapaun ringkasan anggaran biaya dalam pelaksanaan penelitian ini
disajikan dalam tabel berikut,
Jumlah
No Jenis Biaya
(Rp)
1. Biaya Peralatan Penunjang 2.322.000
2. Biaya Habis Pakai 3.651.000
3. Biaya Perjalana 1.240.000
4. Lain-lain 3.120.000
TOTAL 10.333.000

Rincian biaya dari tabel diatas dapat dilihat pada tabel justifikasi anggaran.
Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dibtuhkan dana sejumlah
Rp 10.333.000
10

4.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ini disajikan dalam tabel
berikut,
Tabel 4.2 : Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4


No
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penelusuran
literature dan
jurnal
2. Pengumpulan
limbah cair
kelapa sawit dari
berbagai CPO.
3. Persiapan dan
pembuatan
rektor MFC
4. Pengujian
kinerja MFC
5. Pelaksanaan dan
pengambilan
data eksperimen
6. Pengolahan data
eksperimen dan
evaluasi
7. Penyusunan dan
penyerahan
laporan akhir
11

DAFTAR PUSTAKA

1. Bullen RA, Arnot TC, Lakeman JB, dan Walsh FC. 2006. Biofuel cell and
their development. J. Biosensors and Bioelectronics 21: 2015-2045.

2. Das and Mangwani. Recent developments in microbial fuel cells : a review.


Scientific & Industrial Research . 2010. 69: 727-731.

3. Du, Zhuwei, H. Li, and T. Gu. A State Of The Art Review on Microbial Fuel
Cell; A Promising Technology for Wastewater Treatment and Bioenergy.
Journal Biotechnology Advances 2007. 25: 464-482

4. Holmes DE, Bond DR, O’Neil RA, Reimers CE, Tender LM, dan Lovley DR.
2004. Microbial community associates with electrodes harvesting
electricity from a variety of aquatic sediments. J. Microbial Ecol. 48:
178-190.

5. Liu H dan Logan BE. 2004. Electricity generation using an air cathode single
chamber microbial fuel cell in the presence and absence of proton
exchange membrane. J. Environmental Science Technology.. 38: 4040

6. Lovley DR. The microbe electric: conversion of organic matter to electricity.


Curr Opin Biotechnol 19: 564–571

7. Maddu. A, Wahyudi, S. T.,Kurniati,M. (2008). Sintesis dan karakterisasi


nanoserat polianilin. Jurnal Nanosains &Nanoteknologi . 2008. 1(2),
74-78.

8. Mench MW. 2008. Fuel Cell Engines. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

9. Rittmann BE. 2008. Opportunities for renewable bioenergy using


microorganisms. J. Biotechnology and Bioengineering 100: 203-212.

10. Shukla AK, Suresh P, Berchmans S, dan Rajendran A. 2004. Biological fuel
cells and their applications. J. Current Science 87: 455-468.
12

Lampiran 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Biaya Peralatan Penunjang

Harga Jumlah
Justifikasi
No Nama Bahan Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
1. Tang Sebagai alat 3 buah 20.000 60.000
pembuatan
reaktor
2. Multi meter digital Sebagai alat 1 buah 600.000 600.000
pengukuran
3. Gergaji Pipa Pemotong 1 buah 90.000 90.000
PVC
4. Ampere meter Sebagai 1 buah 120.000 120.000
pengukur
arus listrik
5. Spatula Sebagai 2 buah 25.000 50.000
pengaduk
substrat
6. Batang pengaduk Sebagai 2 buah 7.500 15.000
pengaduk
substrat
7. Pompa peristaltik Sebagai 2 buah 215.000 530.000
digital pompa gula
ke dalam
reaktor
8. Wadah plastik Sebagai 4 buah 15.000 60.000
wadah
glukosa
9. Blender Sebagai 2 buah 250.000 500.000
pencampur
substrat
5 Pisau Sebagai alat 6 buah 12.000 72.000
pemotong
6. Lem Tembak Sebagai alat 3 buah 75.000 225.000
pembuatan
reaktor
Jumlah Biaya 2.322.000
13

2. Biaya Habis Pakai

Harga Jumlah
Justifikasi
No Nama Bahan Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
1. Limbah Cair Sawit Sebagai 20 liter 3.000 120.000
bahan baku
pembuatan
substrat
2. Gula Sebagai 5 Kg 15.000 75.000
Nutrisi pada
substrat
3. Aquades Sebagai 20 liter 7.000 140.000
pelarut
sbustrat
4. Masker Sebagai 4 pack 10.000 40.000
pelindung
pernafasan
5. Tissue Sebagai 4 pack 20.000 80.000
pembersih
6. Sarung tangan Sebagai 2 pack 25.000 50.000
pelindung
tangan dari
zat kimia
7. KOH Sebagai 2 kg 35.000 70.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
8. HCL 37 % Sebagai 2,5 liter 481.000 481.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
9. Batu Baterai Besar Sebagai 40 7.000 280.000
bahan untuk
pembuatan
karbon grafit
10 Batu Baterai Kecil Sebagai 40 3.000 120.000
bahan untuk
pembuatan
karbon grafit
14

11. Monomer niline Sebagai 1 botol 1.000.000 1.000.000


250 mL bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
12 Larutan H2SO4 Sebagai 1 botol 350.000 350.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
13. Kabel tembaga Sebagai 5 meter 6.000 30.000
bahan
pembuatan
reaktor
14. Pipa PVC diameter Sebagai 4 meter 60.000 240.000
9,68 cm bahan
pembuatan
reaktor
15 Etanol Sebagai 2 botol 15.000 30.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
16. Alkohol Sebagai 4 liter 40.000 160.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
17. Aseton Sebagai 4 liter 75.000 300.000
bahan untuk
modifikasi
grafit
mesopori
18. Isi Lem Tembak Sebagaia 15 buah 5.000 75.000
bahan
pembuatan
reaktor
19. Lampu LED 1,8 V Sebagaia 2 buah 5.000 10.000
bahan uji
coba
Jumlah Biaya 3.651.000
15

3. Biaya Perjalanan

Harga Jumlah
Justifikasi
No Nama Perjalana Volume Satuan Biaya
Perjalanan
(Rp) (Rp)
1. Bengkulu- Manna Pengambilan 3 Peneliti x 75.000 450.000
limbah cair 2 kali PP
kelapa sawit
di CPO
2. Bengkulu-Seluma Pengambilan 3 Peneliti x 40.000 240.000
limbah cair 2 kali PP
kelapa sawit
di CPO
3. Bengkulu- Pengambilan 3 Peneliti x 75.000 450.000
Argamakmur limbah cair 2 kali PP
kelapa sawit
di CPO
4. Perjalanan Sebagai uang 10 kali 10.000 100.000
membeli bahan transportasi pergi
perjalanan
membeli
bahan
Jumlah Biaya 1.240.000

4. Biaya Lain-lain

Harga Jumlah
Justifikasi
No Nama Pemakaian Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
1. Pembuatan Laporan Biaya 1 100.000 100.000
pembuatan
laporan
2. Pembuatan Biaya 1 100.000 100.000
Proposal pembuatan
proposal
3. Log book Print dan 4 rangkap 15.000 60.000
fotokopi
Logbook
4. Dokumentasi Sewa 1 kali 150.000 150.000
Kamera dan
16

Print Foto
5. Flashdisk 16 GB Untuk 1 90.000 90.000
penyimpanan
berbagai file
dokumen
6. Compile CD Untuk 4 CD 10.000 40.000
Penyimpanan
Softcopy dari
proposal dan
laporan
7. Biaya ATK Untuk 1 Paket 50.000 50.000
Perlengkapan
alat tulis
8. Biaya fotokopi Untuk 10 rangkap 35.000 350.000
proposal dan fotokopi
laporan proposal dan
kemajuan. laporan
kemajuan.
9. Fotokopi Fotokopi 200 lembar 400 80.000
berbagai
berkas
lainnya
10. Insentif Teknisi Sebagai upah 10 hari 50.000 100.000
LAB (2 orang) bagi asisten
lab dalam
membantu
penelitian
11. Seminar Penelitian Sebagai uang 1 kali 1000.000 2.000.000
Skala Nasional operasional
seminar
Penelitian
Jumlah Biaya 3.120.000

Total Biaya Penelitian


Jumlah
No Jenis Biaya
(Rp)
1. Biaya Peralatan Penunjang 2.322.000
2. Biaya Habis Pakai 3.651.000
3. Biaya Perjalana 1.240.000
4. Lain-lain 3.120.000
TOTAL 10.333.000
17

Anda mungkin juga menyukai