Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Trauma tumpul abdomen adalah cedera atau perlukaan pada abdomen tanpa
penetrasi ke dalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan,
deselarasi (perlambatan), atau kompresi. Trauma tumpul kadang tidak memberikan
kelainan yang jelas pada permukaan tubuh tetapi dapat mengakibatkan kontusi atau laserasi
jaringan atau organ di bawahnya. Benturan pada trauma tumpul abdomen dapat
menimbulkan cedera pada organ berongga berupa perforasi atau pada organ padat berupa
perdarahan. Cedera deselerasi sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas karena setelah
tabrakan badan masih melaju dan tertahan suatu benda keras sedangkan bagian tubuh yang
relatif tidak terpancang bergerak terus dan mengakibatkan robekan pada organ tersebut.
Pada intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering menciderai organ limpa (40-
55%), hati (35-45%), dan usus halus (5-10%). Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang
paling sering cedera adalah ginjal, dan organ yang paling jarang cedera adalah pankreas
dan ureter. 11

ANATOMI
Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara
diaphragma di bagian atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah. Untuk kepentingan
klinik, biasanya abdomen dibagi dalam sembilan regio oleh dua garis vertikal, dan dua
garis horizontal. Masing-masing garis vertikal melalui pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan symphisis pubis. Garis horizontal yang atas merupakan bidang
subcostalis, yang mana menghubungkan titik terbawah pinggir costa satu sama lain. Garis
horizontal yang bawah merupakan bidang intertubercularis, yang menghubungkan
tuberculum pada crista iliaca. Bidang ini terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
Pembagian regio pada abdomen yaitu : pada abdomen bagian atas : regio hypochondrium
kanan, regio epigastrium dan regio hypocondrium kiri. Pada abdomen bagian tengah : regio
lumbalis kanan, regio umbilicalis dan regio lumbalis kiri. Pada abdomen bagian bawah :
regio iliaca kanan, regio hypogastrium dan regio iliaca kiri. 9

Gambar 1. Pembagian regio abdomen

Sedangkan pembagian abdomen juga dipermudah menjadi empat kuadran dengan


menggunakan satu garis vertikal dan satu garis horisontal yang saling berpotongan pada
umbilicus. Kuadran tersebut adalah kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan
bawah dan kuadran kiri bawah. 9
Gambar 2 . Pembagian abdomen menjadi empat kuadran

Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di


bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan
di bagian bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu
dari luar ke dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis; lemak subkutan dan fasia
superfisial (fasia Scarpa); kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis
eksternus, m. oblikus abdominis internus, dan m. tranversus abdominis; dan akhirnya
lapisan preperitoneal, dan peritoneum. Otot di bagian depan terdiri atas sepasang otot
rektus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba. 9

Gambar 3. Otot-otot abdomen

Tabel 1. Otot-otot dinding anterior dan lateral abdomen


Nama otot Origo Insertio Persarafan Kerja

Nama otot Origo Insertio Persarafan Kerja


M. obliqus externus abdominis 8 costa bagian bawah Processus Xiphoideus, linea alba, crista
pubica, tuberculum pubikum, dan crista iliaca.
6 N. Thoracalis bagian bawah, N. Iliohypogastricus dan N. Ilioinguinalis. Melindungi isi
abdomen, menekan isi abdomen, membantu fleksio dan rotasio tubuh. Membantu ekspirasi kuat,
miksi, defekasi, partus dan refleks muntah.
M. obliqus internus abdominis Fascia lumbalis, ⅔ lateral ligamentum inguinale.
3costa bagian bawah, processus xiphoideus, linea alba dan symphisis pubis.
Persarafan sama dengan m. Obliqus externus abdominis.
Cara Kerja sama dengan m. Obliqus externus abdominis.

Tabel 2. Otot-otot dinding posterior abdomen


Nama otot Origo Insertio Persarafan Kerja

Nama otot Origo Insertio Persarafan Kerja


M. psoas Processus transversus, corpus dan discus intervertebralis vertebra thoracica 12 dan
vertebra lumbalis.
Bersama m. Iliacus ke trochanter minor femur. Flexus lumbalis Fleksio paha pada tubuh, bila
paha difiksasi, otot mengfleksio tubuh pada paha seperti dari posisis berbaring ke posisi duduk.
M. quadratus lumborum Ligamentum iliolumbalis, crista iliaca, ujung processus transversus
vertebrae lumbalis bagian bawah.
Costa 12 Plexus lumbalis Fiksasi costa 12 selama inspirasi, menekan costa 12 selama ekspirasi
kuat.

M. iliacus
Fossa iliaca Bersama m. Psoas ke trochanter minor femur. N. femoralis Sama dengan kerja m.
Psoas

Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut.
Perdarahan dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranikaudal diperoleh
pendarahan dari cabang aa.interkostales VI s/d XII dan a.epigastrika superior. Dari kaudal,
a.iliaka sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna, dan a.epigastrica inferior.
Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horizontal maupun vertikal tanpa
menimbulkan gangguan pendarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara segmental
oleh n.torakalis VI s/d XII dan n.lumbalis I.9
Rongga perut (cavitas abdominalis) dibatasi oleh membran serosa yang tipis
mengkilap yang juga melipat untuk meliputi organ-organ di dalam rongga abdominal.
Lapisan membran yang membatasi dinding abdomen dinamakan peritoneum parietale,
sedangkan bagian yang meliputi organ dinamakan peritoneum viscerale. Di sekitar dan
sekeliling organ ada lapisan ganda peritoneum yang membatasi dan menyangga organ,
menjaganya agar tetap berada di tempatnya, serta membawa pembuluh darah, pembuluh
limfe, dan saraf. Bagian-bagian peritoneum sekitar masing-masing organ diberi nama-
nama khusus. 9
Mesenterium ialah bangunan peritoneal yang berlapis ganda, bentuknya seperti
kipas, pangkalnya melekat pada dinding belakang perut dan ujungnya yang mengembang
melekat pada usus halus. Di antara dua lapisan membran yang membentuk mesenterium
terdapat pembuluh darah, saraf dan bangunan lainnya yang memasok usus. Bagian
mesenterium di sekitar usus besar dinamakan mesokolon. Lapisan ganda peritoneum yang
berisi lemak, menggantung seperti celemek di sebelah atas depan usus bernama omentum
majus. Bangunan ini memanjang dari tepi lambung sebelah bawah ke dalam bagian pelvik
abdomen dan kemudian melipat kembali dan melekat pada colon tranversum. Ada juga
membran yang lebih kecil bernama omentum minus yang terentang antara lambung dan
liver.2
Organ dalam rongga abdomen dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Organ Intraperitoneal

Gambar 4. Intraperitoneal stuctures


1. Hati
Merupakan kelenjar terbesar dan mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu : (1)
pembentukan dan sekresi empedu yang dimasukkan ke dalam usus halus; (2) berperan pada
aktivitas metabolisme yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein; (3) menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk
dalam darah dari lumen usus.
Hati bersifat lunak dan lentur dan menduduki regio hypochondrium kanan, meluas
sampai regio epigastrium. Permukaan atas hati cembung melengkung pada permukaan
bawah diaphragma. Permukaan postero-inferior atau permukaan viseral membentuk
cetakan visera yang berdekatan, permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis
oesophagus, lambung, duodenum, flexura coli dextra, ginjal kanan, kelenjar suprarenalis,
dan kandung empedu.
Dibagi dalam lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang dipisahkan oleh
perlekatan peritonium ligamentum falciforme. Lobus kanan terbagi menjadi lobus
quadratus dan lobus caudatus oleh adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum
teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau
hilus hati ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas
omentum majus melekat pada pinggirnya. Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang
membentuk lobulus hati. Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal, yang
mengandung cabang arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga portal). 9

2. Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya berbentuk
oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri, dengan sumbu
panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke depan sampai linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas anterior limpa adalah
lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada diaphragma, pleura
kiri ( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri. 9

3. Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi
utama: (1) menyimpan makanan dengan kapasitas ± 1500 ml pada orang dewasa; (2)
mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah
padat, dan (3) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan
dan absorbsi yang efisien dapat berlangsung.
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio
epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,
pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung
adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri,
arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar
lambung berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum, dua curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan
anterior dan posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus
berbentuk kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya
fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum merupakan bagian
bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya membentuk sphincter
pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran isi lambung ke duodenum.
Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri dari
banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal, serabut
sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan paling
banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi fundus
lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Sedangkan
serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus berjalan
sepanjang anterior dan posterior. 9

4. Kantung Empedu ( Vesica Fella)


Vesica Fellia adalah kantong seperti buah pear yang terletak pada permukaan
viseral hati. Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus, corpus dan collum.
Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hati; dimana
fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX
kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan viseral hati dana arahnya keatas, belakang
dan kiri. Sedangkan collum dilanjutkan sebagai ductus cysticus yang berjalan dalam
omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus communis membentuk
ductus choledochus. Batas anterior vesica fellia pada dinding anterior abdomen dan bagian
pertama dan kedua duodenum. Batas posterior pada colon tranversum dan bagian pertama
dan kedua duodenum.
Vesica Fellia berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas ± 50 ml. Vesica Fellia
mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk membantu proses ini, maka
mukosanya mempunyai lipatan-lipatan permanen yang satu sama lain saling berhubungan
seperti sarang tawon. Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi dan
pengosongan parsial kandung empedu. Mekanisme ini diawali dengan masuknya makanan
berlemak ke dalam duodenum . lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin
dari mukosa duodenum; hormon kemudian masuk ke dalam darah menyebabkan kandung
empedu berkontraksi. Pada saat yang sama otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
choledochus dan ampula relaksasi sehingga memungkinkan masuknya empedu yang kental
ke dalam duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan empedu penting untuk
emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan serta absorbsi lemak. 9
5. Usus Halus
Usus halus merupakan bagian pencernaan yang paling panjang, dibagi menjadi 3
bagian : duodenum, jejunum, dan ileum. Fungsi utama usus halus adalah pencernaan dan
absorpsi hasil-hasil pencernaan.
 Duodenum berbentuk huruf C yang panjangnya sekitar 25 cm, melengkung
sekitar caput pankreas, dan menghubungkan lambung dengan jejunum. Di
dalam duodenum terdapat muara saluran empedu dan saluran pankreas.
Sebagian duodenum diliputi peritonium, dan sisanya terletak retroperitonial.
Duodenum terletak pada regio epigastrium dan regio umbilikalis. Dibagi
menjadi 4 bagian :
1. Bagian pertama duodenum.
Panjangnya 5 cm, mulai pada pylorus dan berjalan keatas dan ke belakang
pada sisi kanan vertebra lumbalis pertama. Bagian ini terletak pada bidang
transpilorica. Batas anterior pada lobus quadratus hati dan kandung empedu.
Batas posterior pada bursa omentalis ( 2,5 cm pertama), arteri
gastroduodenalis, ductus choledochus dan vena porta, serta vena cava
inferior. Batas superior pada foramen epiploicum Winslow dan batas inferior
pada caput pankreas.
2. Bagian kedua duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan ke bawah di depan hilus ginjal kanan di sebelah
vertebra lumbalis kedua dan ketiga. Batas anterior pada fundus kandung
empedu dan lobus kanan hati, colon tranversum, dan lekukan- lekukan usus
halus. Batas posterior pada hilus ginjal kanan dan ureter kanan. Batas lateral
pada colon ascenden, flexura coli dextra, dan lobus kanan hati. Batas medial
pada caput pancreas.
3. Bagian ketiga duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan horisontal ke kiri pada bidang subcostalis,
mengikuti pinggir bawah caput pankreas. Batas anterior pada pangkal
mesenterium usus halus, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada
ureter kanan, muskulus psoas kanan, vena cava inferior, dan aorta. Batas
superior pada caput pankreas, dan batas inferior pada lekukan-lekukan
jejunum.
4. Bagian keempat duodenum
Panjangnya 5 cm, berjalan ke atas dan kiri, kemudian memutar ke depan pada
perbatasan duodenum dan jejunum. Terdapat ligamentum Treitz yang
menahan junctura duodeno-jejunalis. Batas anterior pada permulaan pangkal
mesenterium dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada pinggir kiri
aorta dan pinggir medial muskulus psoas kiri. 9
 Jejunum dan Ileum panjangnya ± 6 m, dua perlima bagian atas merupakan
jejunum. Jejunum mulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir
pada junctura ileocaecalis. Dalam keadaan hidup, jejunum dan ileum
dibedakan dengan gambaran berikut :
1. Lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga peritonium di bawah sisi
kiri mesocolon tranversum, ileum terletak pada bagian bawah rongga
peritonium dan dalam pelvis.
2. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dari ileum.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan
kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium membentuk satu atau dua arkade dengan
cabang-cabang yang panjang dan jarang, sedangkan ileum menerima banyak
pembuluh darah pendek, berasal dari tiga atau lebih arkade.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal,
sedangkan pada mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian.
6. Kelompokan jaringan limfoid ( agmen Peyer ) terdapat pada mukosa ileum
bagian bawah sepanjang pinggir antimesentrik. 9

6. Usus Besar
Usus besar dibagi dalam caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon
tranversum, colon descenden, dan colon sigmoideum, rectum dan anus. Fungsi utama usus
besar adalah absorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicernakan
sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.
 Caecum terletak pada fossa iliaca, panjang ± 6 cm, dan diliputi oleh
peritonium. Batas anterior pada lekukan-lekukan usus halus, sebagian
omentum majus, dan dinding anterior abdomen regio iliaca kanan. Batas
posterior pada m. psoas dan m. iliacus, n. femoralis, dan n. cutaneus femoralis
lateralis. Batas medial pada appendix vermiformis.
 Appendix vermiformis panjangnya 8 – 13 cm, terletak pada regio iliaca
kanan. Ujung appendix dapat ditemukan pada tempat berikut : (1) tergantung
dalam pelvis berhadapan dengan dinding kanan pelvis; (2) melekuk di
belakang caecum pada fossa retrocaecalis; (3) menonjol ke atas sepanjang
pinggir lateral caecum; (4) di depan atau di belakang bagian terminal ileum.
 Colon ascenden terletak pada regio iliaca kanan dengan panjang ± 13 cm.
Berjalan ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus kanan hati, di
mana colon ascenden secara tajam ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan
dilanjutkan sebagai colon tranversum. Peritonium menutupi pinggir dan
permukaan depan colon ascenden dan menghubungkannya dengan dinding
posterior abdomen. Batas anterior pada lekukan-lekukan usus halus,
omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada m.
Iliacus, crista iliaca, m. Quadratus lumborum, origo m. Tranversus abdominis,
dan kutub bawah ginjal kanan.
 Colon tranversum panjangnya ± 38 cm dan berjalan menyilang abdomen,
menduduki regio umbilikalis dan hipogastrikum. Batas anterior pada
omentum majus dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada bagian
kedua duodenum, caput pankreas, dan lekukan-lekukan jejunum dan ileum.
 Colon descenden terletak pada regio iliaca kiri, dengan panjang ± 25 cm.
Berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis. Batas
anterior pada lekukan-lekukan usus halus, omentum majus, dan dinding
anterior abdomen. Batas posterior pada pinggir lateral ginjal kiri, origo m.
Tranversus abdominis, m. Quadratus lumborum, crista iliaca, m. Iliacus, dan
m. Psoas kiri. 9

b. Organ Retroperitoneal
7. Ginjal
Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Kedua ginjal berfungsi mengekskresi
sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin. Ginjal berwarna coklat-
kemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian besar ditutupi oleh
tulang iga. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, dikarenakan adanya
lobus kanan hati yang besar.
Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal. Di luar
capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal. Fascia renalis
mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis
merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia
tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak pararenal.
Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua duodenum,
flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura,
costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis.
Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung, pankreas,
flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada diaphragma, recessus
costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.
Tranversus abdominis. 9
8. Ureter
Mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria, dengan didorong sepanjang ureter
oleh kontraksi peristaltik selubung otot, dibantu tekanan filtrasi glomerulus. Panjang ureter
± 25 cm dan memiliki tiga penyempitan : (1) di mana piala ginjal berhubungan dengan
ureter;(2) waktu ureter menjadi kaku ketika melewati pinggir pelvis;(3) waktu ureter
menembus dinding vesica urinaria. Ureter keluar dari hilus ginjal dan berjalan vertikal ke
bawah di belakang peritonium parietal pada m. Psoas, memisahkannya dari ujung
processus tranversus vertebra lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang
bifurcatio a. Iliaca comunis di depan articulatio sacroiliaca, kemudian berjalan ke bawah
pada dinding lateral pelvis menuju regio ischiospinalis dan memutar menuju angulus lateral
vesica urinaria.
Pada ureter kanan, batas anterior pada duodenum, bagian terminal ileum, av. Colica dextra,
av. Iliocolica, av. Testicularis atau ovarica dextra, dan pangkal mesenterium usus halus.
Batas posterior pada m. Psoas dextra.
Batas anterior ginjal kiri pada colon sigmoideum, mesocolon sigmoideum, av. Colica
sinistra, dan av. Testicularis atau ovarica sinistra. Batas posterior pada m. Psoas sinistra. 9
9. Pankreas
Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak
pada dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian eksokrin kelenjer
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak,
dan karbohirat. Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon
insulin dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas
menyilang bidang transpilorica.
Dibagi menjadi empat bagian, yaitu : (1) caput pankreas berbentuki seperti cakram, terletak
pada bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang av. Mesenterica
superior dan dinamakan processus uncinatus; (2) collum pancreas merupakan bagian yang
mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus pankreas. Terletak di depan pangkal
vena porta dan pangkal arteri mesenterica superior dari aorta; (3) corpus berjalan ke atas
dan kiri menyilang garis tengah; (4) cauda berjalan menuju ke ligamentum lienorenalis dan
berhubungan dengan hilus limpa.
Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan mesocolon
tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior pankreas dari kanan
ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal
arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis kiri, ginjal kiri, dan hilus
limpa. 9

Anda mungkin juga menyukai