Cpob 2012 Dan 2006 PDF
Cpob 2012 Dan 2006 PDF
Bambang Priyambodo
SISTEMATIKA
CPOB: 2012 merupakan penyempurnaan dari CPOB: 2006, mencakup
revisi terhadap :
Pedoman CPOB: 2006
Suplemen I Pedoman CPOB: 2006 tahun 2009
Aneks 8 : Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik
(CPBBAOB), tahun 2011
Tambahan - Aneks 14 : Manajemen Resiko Mutu
Semua terangkum menjadi 1 buku, yaitu Pedoman CPOB: 2012
Terdiri dari 12 Bab dan 14 Aneks
Istilah “Pembuatan” mencakup seluruh kegiatan penerimaan bahan,
produksi, pengemasan ulang, pelabelan, pelabelan ulang, pengawasan
mutu, pelulusan, penyimpanan dan distribusi obat serta pengawasan
terkait
Sertifikasi CPOB: 2012, berupa :
Sertifikat CPOB
Sertifikat CPBBAOB
Bab 1. Manajemen Mutu
PRINSIP
Pemastian Mutu didesain secara menyeluruh dan
diterapkan secara benar serta menginkorporasi CPOB
termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen Resiko
Mutu. Hal ini HENDAKLAH didokumentasikan dan
dimonitor efektivitasnya.
PENGKAJIAN MUTU PRODUK
Industri farmasi dan Pemegang izin edar dihilangkan,
hanya industri farmasi (yang berhak memperoleh
pemegang izin edar HANYA industri farmasi)
MANAJEMEN RESIKO MUTU
Aneks 14. Manajemen Resiko Mutu
Bab 2. Personalia
OPO (Otoritas Pengawasan Obat) Badan POM
ORGANISASI, KUALIFIKASI DAN TANGGUNG JAWAB
Persyaratan Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Seseorang yang terkualifikasi dan lebih diutamakan seorang
Apoteker harus APOTEKER terkualifikasi
Bab 3. Bangunan & Fasilitas
AREA PRODUKSI
CPOB: 2006
Sarana Khusus & Self-contained :
Obat tertentu, seperti produk yang dapat menimbulkan sensititasi tinggi
Bangunan Terpisah :
Antibiotik tertentu (misal : penisilin), Produk hormon sex, Produk sitotoksik,
Produk tertentu dengan bahan aktif berpotensi tinggi, Produk biologi (misal
: yg berasal dari mikroorganisme hidup), Produk Non obat
CPOB : 2012
Sarana khusus & Self-contained
Obat tertentu, seperti produk yg dapat menimbulkan sensitisasi tinggi
(misal golongan penisilin), Preparat biologis (misal Mikroorganisme hidup)
Bangunan Terpisah :
Antibiotik tertentu, hormon tertentu (misal hormon sex), sitotoksik tertentu,
produk mengandung bahan aktif tertentu berpotensi tinggi, dan produk non
obat.
Pengecualian : Prinsip memproduksi bets produk secara “campaign” di dalam
fasilitas yang sama DAPAT DIBENARKAN asal telah mengambil tindakan
pencegahan yg spesifik dan VALIDASI yg diperlukan telah dilakukan
Bab 3. Bangunan & Fasilitas
KLAUSUL TAMBAHAN: KLASIFIKASI KEBERSIHAN RUANG
PEMBUATAN OBAT
Kelas A, B, C dan D untuk kelas kebersihan ruang untuk pembuatan
produk steril
Kelas E untuk kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produk
nonsteril
Ruangan lain : hendaklah dilindungi sesuai tingkat perlindungan
yang diperlukan
(ruang kelas F dan G dihilangkan)
Area di mana dilakukan kegiatan yg menimbulkan debu (misalnya
pada saat pengambilan sampel, penimbangan bahan atau produk,
pencampuran dan pengolahan bahan atau produk, pengemasan
produk kering) HARUS dilengkapi dengan Sarana Penunjang
Khusus (dust collector) untuk mencegah pencemaran silang dan
memudahkan pembersihan
Bab 3. Bangunan & Fasilitas
AREA PENYIMPANAN
Area PENERIMAAN dan PENGIRIMAN BARANG hendaklah
dapat memberikan perlindungan bahan dan produk terhadap
cuaca.
Area Penerimaan hendaklah didesain dan dilengkapi dengan
peralatan yang sesuai untuk kebutuhan PEMBERSIHAN WADAH
BARANG sebelum dipindahkan ke tempat penyimpanan
Apabila status karantina dipastikan dengan cara penyimpanan di
area terpisah, maka area tersebut hendaklah DIBERI
PENANDAAN yang jelas dan AKSES ke area tersebut TERBATAS
bagi personil yang berwenang
Bab 4. PERALATAN
DESAIN & KONSTRUKSI
Hendaklah tersedia ALAT TIMBANG dan ALAT UKUR dengan rentang
dan ketelitian yang TEPAT untuk proses produksi dan pengawasan
PERAWATAN
Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu alat utama HENDAKLAH
dicatat dalam buku log (log book) yang menunjukan : Tanggal, waktu,
produk, kekuatan, dan nomor setiap bets atau lot yang diolah
Peralatan dan alat bantu hendaklah dibersihkan, disimpan dan bila
perlu disanitasi dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa
bahan sebelumnya
Bila peralatan digunakan untuk produksi produk dan produk antara
yang sama secara berurutan atau secara campaign, peralatan hendaklah
dibersihkan dalam tenggat waktu yang sesuai
Log book untuk peralatan utama dan kritis hendaklah dibuat untuk
pencatatan Validasi pembersihan dan pembersihan, termasuk tanggal
dan personil yang melakukan kegiatan tsb.
Bab 5. SANITASI & HIGIENE
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN SANITAS
Prosedur tertulis hendaklah ditetapkan untuk pembersihan alat dan
persetujuan untuk penggunaan bagi produksi obat, termasuk produk
antara. Prosedur pembersihan hendaklah rinci supaya operator dapat
melakukan pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif
Prosedur hendaklah mencantumkan :
Penanggung jawab untuk pembersihan alat
Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, jika perlu
Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang
digunakan, termasuk PENGENCERAN bahan pembersih
Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat, bila perlu,
untuk memastikan pembersihan yg benar
Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets sebelumnya
Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi
sebelum digunakan
Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan
Penetapan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan
pembersihan alat setelah selesai digunakan produksi
Bab 5. SANITASI & HIGIENE
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN SANITAS
Tanpa terkecuali, prosedur pembersihan, sanitasi dan higiene
hendaklah divalidasi dan dievaluasi SECARA BERKALA untuk
memastikan efektifitasnya
Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan pelaksanaan tindakan
dan bila perlu, kesimpulan yang dicapai untuk pembersihan dan
sanitasi, hal-hal tentang personel termasuk pelatihan, seragam kerja,
higiene, pemantauan lingkungan dan pengendalian hama
Bab 6. PRODUKSI
BAHAN AWAL
Pembelian bahan awal hendaklah melibatkan staf yang mempunyai
pengetahuan khusus dan menyeluruh perihal pemasok
Pembelian bahan awal, bila memungkinkan LANGSUNG dari
PRODUSEN. Dianjurkan agar spesifikasi yang dibuat oleh pabrik
pembuat bahan awal dibicarakan dengan pemasok
Sangat dianjurkan semua aspek produksi dan pengawasan bahan awal
termasuk persyaratan penanganan, pemberian label dan pengemasan,
juga prosedur penanganan keluhan dan penolakan, dibicarakan dengan
pabrik pembuat dan pemasok
Untuk menjamin identitas isi bahan awal dari tiap wadah hendaklah
dibuat prosedur atau dilakukan tindakan yang tepat. Wadah bahan awal
yang telah diambil sampelnya hendaklah diidentifikasi
Bab 6. PRODUKSI
OPERASI PENGOLAHAN-PRODUK ANTARA & PRODUK
RUAHAN
Penyimpangan yang signifikan dari hasil standar hendaklah dicatat dan
diinvestigasi
PRODUK CAIR, KRIM DAN SALEP (Non STERIL)
Produk cair, krim dan salep mudah terkena kontaminasi terutama
terhadap mikroba atau cemaran lain selama proses pembuatan. Oleh
karena itu, tindakan khusus harus diambil untuk mencegah
kontaminasi
Penggunaan SISTEM TERTUTUP untuk produksi dan transfer sangat
dianjurkan.
Mutu bahan yang diterima dalam tangki oleh pemasok hendaklah
diperiksa sebelum dipindahkan ke dalam tangki penyimpanan
Bab 6. PRODUKSI
KEGIATAN PENGEMASAN
Pada umumnya, proses pengisian dan penutupan hendaklah segera
disertai dengan pemberian label. Bila tidak, hendaklah diterapkan
prosedur yang tepat untuk memastikan agar tidak terjadi
kecampurbauran atau salah pemberian label
Perhatian khusus hendaklah diberikan bila memakai label potong dan
ketika proses prakodifikasi dilakukan diluar jalur pengemasan
Alat pemindai kode electronic, alat penghitung dan peralatan lain yang
serupa, hendaklah diperiksa untuk memastikan alat-alat tersebut
bekerja dengan baik.
Pengawasan jalur pengemasan selama proses pengemasan hendaklah
meliputi paling sedikit hal-hal sbb :
Tampilan kemasan secara umum, apakah kemasan sudah lengkap, apakah
produk dan bahan pengemas yang dipakai sudah benar, apakah prakodifikasi
sudah benar dan apakah monitor pada jalur sudah berfungsi dengan benar
SAMPEL yang sudah diambil dari jalur pengemasan hendaklah TIDAK
DIKEMBALIKAN
Bab 6. PRODUKSI
PRODUK KEMBALIAN
Industri hendaklah menyiapkan prosedur untuk penahanan,
penyelidikan dan pengujian produk kembalian serta pengambilan
keputusan apakah produk kembalian dapat diproses ulang atau harus
dimusnahkan setelah dilakukan evaluasi secara kritis. Berdasarkan
hasil evaluasi, produk kembalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat
dikembalikan ke dalam persediaan;
produk kembalian yang dapat diproses ulang; dan
produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses
ulang.
Bab 6. PRODUKSI
PRODUK KEMBALIAN
Prosedur hendaklah mencakup:
identifikasi dan catatan mutu produk kembalian;
penyimpanan produk kembalian dalam karantina;
penyelidikan, pengujian dan analisis produk kembalian oleh bagian Pengawasan
Mutu;
evaluasi yang kritis sebelum manajemen mengambil keputusan apakah
produk dapat diproses ulang atau tidak; dan
pengujian tambahan terhadap persyaratan dari produk hasil pengolahan
ulang.
Bab 6. PRODUKSI
PRODUK KEMBALIAN
Produk kembalian yang tidak dapat diolah ulang hendaklah
dimusnahkan. Prosedur pemusnahan bahan atau pemusnahan produk
yang ditolak hendaklah disiapkan. Prosedur ini hendaklah
mencakup tindakan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan
dan penyalahgunaan bahan atau produk oleh orang yang tidak
mempunyai wewenang.
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
Catatan : Terdapat banyak perubahan pada Bab ini
UMUM
Tugas utama kepala bagian Pengawasan Mutu dijelaskan pada Bab
2 Personalia. Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga
mempunyai tanggung jawab, antara lain adalah:
membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan
mutu,
menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk,
memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk,
memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari produk,
Ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk,
dll.
Semua kegiatan tersebut hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur
tertulis, dan dicatat di mana perlu.
Klausul 7.4 dan 7.5 (CPOB: 2006) dihilangkan
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
CARA BERLABORATORIUM PENGAWASAN MUTU YANG BAIK
Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan laboratorium
hendaklah sesuai untuk jenis tugas yang ditentukan dan skala
kegiatan pembuatan obat. Penggunaan laboratorium luar sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Bab 11, Pembuatan dan
Analisis Berdasarkan Kontrak, dapat diterima untuk hal tertentu
Bangunan dan fasilitas Laboratorium Pengawasan Mutu memenuhi
persyaratan umum dan khusus untuk Pengawasan Mutu yang
disebutkan pada Bab 3 Bangunan dan Fasilitas.
Personil Pengawasan Mutu hendaklah memenuhi persyaratan
umum yang diuraikan pada Bab 2 Personalia.
Peralatan Pengawasan Mutu hendaklah memenuhi persyaratan umum
yang diuraikan pada Bab 4 Peralatan.
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
DOKUMENTASI
Klausul Tambahan :
Revisi berkala terhadap spesifikasi diperlukan untuk memenuhi
persyaratan yang diuraikan di dalam edisi farmakope nasional terakhir
atau kompendial resmi lain.
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
PENGAMBILAN SAMPEL
Klausul Tambahan
Pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur tertulis yang telah disetujui yang menguraikan:
metode pengambilan sampel;
peralatan yang digunakan;
jumlah sampel yang harus diambil;
instruksi untuk semua pembagian sampel yang diperlukan;
tipe dan kondisi wadah sampel yang digunakan;
penandaan wadah yang disampling;
semua tindakan khusus yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan
dengan pengambilan sampel bahan steril atau berbahaya;
kondisi penyimpanan;
instruksi pembersihan dan penyimpanan alat pengambil sampel.
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
Wadah sampel hendaklah diberi label yang menjelaskan isinya,
disertai nomor bets, tanggal pengambilan sampel dan wadah yang
diambil sampelnya.
Sampel pembanding hendaklah mewakili bets bahan atau produk
yang sampelnya diambil. Sampel lain dapat diambil untuk memantau
bagian proses dengan kondisi yang terberat (misalnya, awal atau
akhir suatu proses).
Sampel pembanding tiap bets produk akhir hendaklah disimpan
sampai satu tahun pasca tanggal daluwarsa. Produk akhir
hendaklah disimpan dalam kemasan akhir dan dalam kondisi
yang direkomendasikan. Sampel bahan awal (di luar bahan pelarut,
gas dan air) hendaklah disimpan selama paling sedikit dua tahun
pasca pelulusan produk terkait bila stabilitasnya mengizinkan.
Periode waktu ini dapat diperpendek apabila stabilitasnya lebih
singkat, sesuai spesifikasinya yang relevan. Jumlah sampel
pertinggal bahan dan produk hendaklah cukup untuk
memungkinkan pelaksanaan minimal satu pengujian ulang lengkap.
(Lihat juga Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal)
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
Bahan Awal
Klausul Tambahan
Validasi tersebut hendaklah mencakup minimal aspek – aspek
berikut:
sifat dan status industri pembuat dan pemasok serta pemahaman mereka
tentang ketentuan CPOB pada industri farmasi;
sistem Pemastian Mutu industri pembuat bahan awal;
kondisi pembuatan pada saat bahan awal tersebut diproduksi dan
diperiksa;
sifat bahan awal dan produk jadi yang akan menggunakan bahan awal
tersebut.
Dengan pengaturan seperti pada kondisi di atas, dimungkinkan suatu
prosedur tervalidasi yang mengecualikan keharusan pengujian identitas bagi tiap
wadah bahan awal dapat diterima untuk:
bahan awal yang berasal dari industri yang hanya membuat satu bahan;
bahan awal diterima langsung dari industri pembuat atau dalam wadah
tertutup asli dari industri pembuat yang telah dibuktikan kehandalannya
dan telah diaudit secara berkala oleh Sistem
Pemastian Mutu dari industri farmasi atau suatu badan terakreditasi.
Bab 7. PENGAWASAN MUTU
Bahan Awal
Klausul Tambahan (lanjutan)
AIR
Tambahan Klausul 77 (Suplemen I), dibagi menjadi 2, yaitu
klausul 78 dan 79.
Aneks 1. PEMBUATAN PRODUK STERIL
PENGOLAHAN
Klausul 83 (Suplemen I), dibagi menjadi Klausul 85 – 88.
Klausul tambahan (98): Tahap pengolahan komponen, wadah
produk ruahan dan peralatan hendaklah diberi identitas yang
benar.
Filter sterilisasi filter penyaring mikroba
Aneks 1. PEMBUATAN PRODUK STERIL
Bioburden :
Bioburden hendaklah dipantau sebelum proses sterilisasi. Hendaklah
ditetapkan batas bioburden segera sebelum proses sterilisasi yang
dikaitkan dengan efisiensi metode sterilisasi yang digunakan.
Penentuan bioburden hendaklah dilakukan terhadap tiap bets produk,
baik yang diproses dengan sterilisasi akhir maupun secara aseptis. Bila
parameter sterilisasi overkill ditetapkan untuk produk dengan sterilisasi
akhir, pemantauan bioburden boleh hanya secara berkala dengan
interval menurut jadwal yang sesuai. Untuk sistem pelulusan
parametris, penentuan bioburden hendaklah dilakukan terhadap tiap
bets dan dikategorikan sebagai pengujian selama-proses. Bila
dipersyaratkan, hendaklah dilakukan pemantauan terhadap cemaran
endotoksin. Semua sediaan cair, khususnya larutan infus volume besar,
hendaklah dilewatkan melalui filter mikroba yang, jika mungkin,
dipasang dekat sebelum proses pengisian.
Bilamana larutan dalam air disimpan dalam tangki tertutup rapat,
semua katup pelepas tekanan hendaklah dilindungi misal dengan filter
udara mikroba hidrofobik.
Aneks 1. PEMBUATAN PRODUK STERIL
STERILISASI
Sterilisasi Cara Radiasi
Produk yang peka terhadap panas peka terhadap radiasi
Klausul 123 s/d 127 (Suplemen I) dihilangkan