Chapter4 PDF
Chapter4 PDF
antara tradisional dan modern, pada bagian ini akan dibahas lebih dalam lagi tentang
penggabungan anatara dua unsur tersebut yang nantinya akan menjadi konsep utama
dalam perancangan proyek ini. Unsur modern yang dominan pada site ini menjadi
latar belakang dari konsep ini. Bangunan yang ada pada sekitar site ini merupakan
bangunan – bangunan yang menjadi citra kota Bandung, bangunan yang paling kuat
citra Bandungnya adalah Gedung Sate, dan tidak jauh dari proyek perancangan
tetapi tetap mempertahankan karakter unsur - unsur tersebut. Konsep hybrid sendiri
baru mulai dikenal oleh masyarakat umum sejak diterapkannya pada konsep mobil
hybrid. Konsep mobil ini adalah konsep yang menggabungkan dua sistem bahan
bakar, yaitu listrik dan bahan bakar minyak. Konsep hybrid ini tidak hanya bisa
diterapkan pada mobil saja, namun bisa juga diterapkan dalam arsitektur, interior,
berbagai belahan dunia ini. Namun perkembangan hybrid di Indonesia sendiri masih
Berikut ini adalah gambar – gambar yang merupakan perwujudan dari konsep
seimbang.
97
Gambar diatas ini merupakan penerapan konsep hybrid dalam interior,
kesatuan.
berlawanan disini adalah unsur dari modern dan tradisional. Bisa kita lihat pada
bagan di bawah ini bahwa bangunan kolonial Belanda secara exterior yang mewakili
sisi modern, dan budaya Sunda secara interior mewakili sisi tradisional. Dan
98
Gambar 46. Modern vs tradisional
(Sumber dokumentasi pribadi)
Gambar diatas ini merupakan gambar yang mewakili modern secara exterior,
dan tradisional secara interior. Bila kita lihat pada gambar di atas, penggabungan
antara modern dan tradisional memang sulit untuk dilakukan, tetapi dalam proyek ini
penggabungan modern dan tradisional sendiri nantinya bisa mewakili kota Bandung
sebagai kota budaya yang kental dengan budaya modern dan tradisionalnya. Dan
secara fungsi bangunan ini juga nantinya akan mendukung untuk menjadikan kota
kolonial yang sangat kental. Bisa kita lihat pada denahnya yang berbentuk simetris,
Begitu juga dengan keadaan kolom dan bukaan pada bangunan ini yang
secara fisik juga masih mencitrakan bangunan kolonial. Maka dari itu perlu
satunya adalah dengan menggabungkan kolom yang ada dengan bambu yang
100
Gambar 55. Aplikasi bambu pada interior modern
(Sumber : http://hitdecors.com/decors/bamboo-
interior-popular-choice/)
101
Konsep bentuk lantai pada perencanaan proyek sekolah ini menggunakan
pola – pola alam. Ada percampuran antara bentuk geometris dan organik.
Konsep pola pada perencanaan lantai ini menggunakan pola – pola geometrik
linear, dan mengadopsi dari bentuk – bentuk alami yang ada pada alam.
Konsep tekstur pada perencanaan lantai ini menggunakan tekstur yang sedikit
Konsep warna disini menggunakan warna – warna yang alami, mulai dari
sebagai sumber penerangan pada saat siang hari. Hal ini bisa juga membuat efek
lantai lebih terlihat hidup karena terkena sinar matahari. Dan pada malam hari akan
Konsep material yang akan digunakan adalah material – material yang sesuai
dengan filosofi kehidupan Sunda itu sendiri. Material utama adalah bambu,
sedangkan material pendukung berupa stainless steel yang akan digunakan sebagai
detail.
Konsep pola pada dinding ini akan memakai pola yang linear juga. Pola
linear pun didapatkan dari penggunaan material.
102
Tabel 3. Konsep dinding
mencegah orang untuk bersender ke dinding. Selain untuk melindungi alat musik
sebagai display dinding, dan juga untuk mencegah user supaya tidak berkumpul dan
Konsep warna disini akan menggunakan warna yang tidak terlalu berbeda
Konsep cahaya yang akan digunakan pun masih sama, alami dan buatan.
Tetapi pencahayaan pada dinding akan menggunakan spot light sebagai pencahayaan
103
Konsep material disini akan menggunakan bambu juga, dan tetap
konsep bentuk yang akan digunakan pada ceiling adalah bentuk – bentuk
yang linear tetapi diberi unsur organik seperti gambar disamping ini.
Konsep pola ceilingnya pun masih sama dengan pola dinding dan lantai.
Konsep tekstur akan menggunakan tekstur yang halus dan shiny sehingga
akan membuat kesan bersih.
104
Konsep warna pun tetap akan lebih dominan ke warna coklat, tapi tetap ada
warna hijau dan kuning sebagai detailnya.
P L T d
3 Gesek Tarawangsa - 25 90 -
Rebab - 35 80 -
4 Tiup Suling 70 - - 2
Toleat 40 - - 2
Suling Kumbang 40 - - 2
5 Tiup Bangsing 60 - - 2
Tarompet 52,5 - - 10
105
Karinding 10 2 - -
6 Pukul Celempung 90 - - 35
Angklung 60 35 - -
9 Pukul Dogdog 30 - - 7
Tarebang/Rebana - - - 35
Saron 45 20 23 -
1 Tari Kupu-kupu
2 Tari Sulintang
4 Tari Tenun
5 Tari Tayub
106
Tari Topeng Cirebon Pamindo
10 Tari Jaipong
Lokasi site yang strategis, mendukung fungsi utama dari proyek perancangan
ini sendiri yang dimana fungsinya lebih ke arah pendidikan melalui budaya
tradisional. Bangunan pada lokasi ini keberadaannya sangat mendukung dari proyek
107
Bentuk layout yang simetris memudahkan untuk mengaplikasikan sense
Sunda itu sendiri. Setiap lantai pada proyek ini dirancang untuk merangkul
masyarakat luas baik lokal maupun mancanegara. Pada denah lantai 1, fungsi yang
disediakan lebih ke arah melayani publik, mulai dari concert hall, perpustakaan,
lounge, dan sanggar musik serta tari. Sebagian besar untuk proyek ini menggunakan
bambu sebagai material utama yang mengacu kepada konsep hybrid. Perpaduan
modern dan tradisional yang mempunyai karakter masing – masing yang kuat. Bisa
diperhatikan, pembagian ruangnya lebih ke arah simetris, ini mengacu juga kepada
budaya tradisional Sunda yang teratur. Dengan penggunaan bambu pada interior
akan lebih mendukung suasana Sunda yang memang sedari dulu sudah memakai
berbeda – beda dan terkadang tidak simetris, tetapi bila bisa diolah dengan baik akan
secara layout.
108
Pada lantai 2, ruangannya difungsikan sebagai museum alat musik dan tari
bendanya, dibagi menjadi 2 yaitu museum alat musik tradisional dan museum tari
tradisional. Kedua – duanya mempunyai unsur yang erat kaitannya dan saling
membutuhkan satu sama lain. Bentuk layout yang simetris membuat ruangan ini
109
Keadaan interior pada ruangan ini juga didukung dengan material utama
yaitu bambu. Hampir seluruh ruangan ini didominasi oleh bambu. Mood yang
Pada potongan general pun tampak bahwa ritme yang ada pada
rumah Sunda yang bernama julang ngampak. Dari bentuk rumah tersebut,
diambil salah satu ciri khasnya yang sangat mencolok, yaitu pada bagian
atapnya ada bambu atau kayu yang berbentuk huruf “X”. Dan dari ciri khas
Bentuk bambu yang kaku tidak membuat perancangan interior ini terasa
kaku. Bisa dilihat pada ruangan concert hall bahwa pengaplikasian bentuk
110
Gambar 60. Concert hall
Sumber : pribadi
tempat ini merupakan tempat pertunjukan dari musik dan tari tradisional
dilengkapi dengan fasilitas kursi yang terbuat dari material bambu dan besi,
yang dimana dari kedua material ini merupakan karakter modern dan karakter
111
Gambar 61. Concert hall floor plan
Sumber : pribadi
baik bisa meredam suara, dan didukung juga dengan memakai acoustic board yang
diletakan dibelakang bambu. Selain itu dipakai juga material parquete yang berwarna
coklat yang mendukung untuk akustik ruang maupun kenyamanan pada saat
berjalan. yang Ligthing pada ruangan inin juga didominasi oleh lampu yang
112
Gambar 62. Concert hall ceiling plan
Sumber : pribadi
Bila kita lihat pada gambar diatas, bentuk dinamis itu dihasilkan oleh bentuk
– bentuk kaku dari bambu dan dengan mengadopsi bentuk dari atap rumah Sunda
yang telah dibahas sebelumnya, yaitu julang ngampak. Sebelum masuk ke ruangan
ini terdapat suatu ruangan lounge sebagai ruang antara dari concert hall terhadap
ruangan yang lainnya. Di lounge ini pun material bambu tetap menjadi pilihan
utama, di lounge ini terdapat saung yang mengadopsi juga dari bentuk julang
ngampak.
114