Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KECERDASAN EMOSI

TERHADAP KESULITAN BELAJAR ANAK USIA DINI


(Studi Korelasi Pada Siswa SDN Guntur 08 dan SDN Guntur 09,
Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, tahun 2012)

DEWI INDRIAWATI

PAUD PPS Universitas Negeri Jakarta


Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur, E-mail: paud.ppsunj@gmail.com

Abstract: The objective of this research was to determine wether there was a correlation between
nutritional status and the emotional intelligence with learning disabilities in early childhood. The
data were collected through 30 students aged seven to eight years in the Guntur 08 and Guntur 09
Setiabudi Jakarta Selatan. The data analysis and interpretation indicates that children with
learning disablities have a bad nutritional status and have a low value of emotional intelligence.
This research concludes that there are negative correlation between: (1) Nutritional status (X1)
with learning disabilities in early childhood (Y) with ry1=0,573 and Ŷ = 113,66 – 4,05X1, (2)
Emotional Intelligence (X2) with learning disabilities in early childhood (Y) with ry2=0,562 and Ŷ
= 89,05 – 1,13X2, (3) furthermore between both independent variables with learning disabilities
in early childhood with Ry12 =0,765 and Ŷ = 139,43 – 3,70X1 – 1,03X2. The results of this
research can provide an overview of the factors that may influence the occurrence of learning
disabilities of early childhood.

Keywords: learning disabilities, nutritional status, and emotional intelligence.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan cuaca ada hubungan antara status
gizi dan kecerdasan emosional dengan ketidakmampuan belajar pada anak usia dini. Data
dikumpulkan melalui 30 siswa berusia tujuh samapi delapan tahun di Guntur 08 dan 09 Guntur
Setiabudi Jakarta Selatan. Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa anak-anak dengan
cacat belajar memiliki status gizi buruk dan memiliki nilai yang rendah dari kecerdasan emosional.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada korelasi negatif antara: (1) Status gizi (X1) dengan
ketidakmampuan belajar pada anak usia dini (Y) dengan ry1 = 0.573 dan ŷ = 113,66- 4,05 X1, (2)
Kecerdasan Emosional (X2) dengan ketidakmampuan belajar pada anak usia dini (Y) dengan ry2
= 0,562 dan ŷ = 0, 89,05-1,13 X2, (3) lebih lanjut antara kedua variabel independen dengan
ketidakmampuan belajar pada anak usia dini dengan ryt12 = 0, 765 dan ŷ = 139,43 – 3, 70X1 –
1,03 X2, Hasil penelitian ini dapat memebrikan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat
mempengarhi terjadinya cacat dari anak usia dini belajar.

Kata Kunci: cacat. Status Gizi, Kecerdasan Emosional

Anak adalah tunas, potensi, kelangsungan eksistensi bangsa dan


dan generasi muda penerus cita-cita negara pada masa depannya. Periode
perjuangan bangsa, memiliki peran dini dalam perjalanan usia manusia
strategis dan mempunyai ciri dan merupakan periode penting bagi
sifat khusus yang menjamin pembentukan otak, inteligensi,

133
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

kepribadian, memori, dan aspek di bawah Angka Kecukupan Gizi


perkembangan lainnya. Pada masa (AKG). Anak yang memiliki status
usia dini itu, kualitas hidup seorang gizi kurang atau buruk
manusia memiliki makna dan (underweight) berdasarkan
pengaruh yang luar biasa pada hidup pengukuran berat badan terhadap
selanjutnya, pun setelah anak umur (BB/U) dan pendek atau sangat
dewasa. Oleh karena itu tidak pendek (stunting) berdasarkan
berlebihan jika masa ini disebut pengukuran tinggi badan terhadap
sebagai masa the golden age. umur (TB/U) yang sangat rendah
Ironisnya, perhatian terhadap terhadap standar WHO mempunyai
pentingnya periode usia dini sebagai resiko kehilangan kecerdasan atau
masa kritis bagi tumbuh kembang intelligence quotient (IQ) sebesar 10-
anak khususnya fase kritis 15 point (Anonim, 2011:10).
perkembangan emosi di Indonesia Anak yang kekurangan gizi
belum optimal (Mashar, 2011:4). mudah mengantuk dan kurang
Dengan adanya emosi, anak dapat bergairah yang dapat menganggu
merasakan cinta, kasih sayang, benci, proses belajar di sekolah dan
aman, cemburu, rasa takut, dan menurun prestasi belajarnya, daya
semangat. Emosi inilah yang akan pikir anak juga akan kurang, karena
membantu mempercepat proses pertumbuhan otaknya tidak optimal.
pembelajaran. Terganggunya proses belajar pada
Status gizi baik atau status gizi anak inilah yang dapat menimbulkan
optimal terjadi bila tubuh hambatan-hambatan tertentu dalam
memperoleh cukup zat-zat gizi yang proses belajar berupa kesulitan
digunakan secara efisien (Almatsier, belajar. Kesulitan belajar ini sangat
2010:9). Berdasarkan data riset erat dengan pencapaian hasil
kesehatan dasar (Riskesdas) akademik dan aktivitas sehari-hari
Kementerian Kesehatan tahun karena anak akan mengalami
2007dan 2010 secara konsisten kesulitan dalam menyerap materi-
menunjukkan bahwa rata-rata asupan materi belajar sehingga terjadi
kalori dan protein anak balita masih
134
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

penurunan nilai belajar dan prestasi karena mereka mengalami kesulitan


belajar rendah (Subini, 2011:15). belajar secara akademis.
Prevalensi anak yang Hakikat Kesulitan Belajar Anak
mengalami kesulitan belajar di Usia Dini
Amerika diperkirakan 5% dari anak- Kirk dalam Fletcher, et.al
anak usia sekolah. Pada (2007:15) mendefinisikan kesulitan
kenyataannya, diperkirakan lebih belajar sebagai istilah untuk
dari 20% anak usia sekolah menggambarkan sekelompok anak -
mengalami tantangan dalam belajar, anak yang memiliki gangguan dalam
namun tidak teridentifikasi perkembangan bahasa, bicara,
mengalami kesulitan belajar membaca dan keterampilan
(Wallace, 2002). Hasil penelitian di komunikasi yang diperlukan untuk
Indonesia yang dilakukan oleh interaksi sosial. tidak termasuk anak-
Mulyono Abdurrahman dan Ibrahim anak yang memiliki cacat sensorik
pada tahun 1994 menunjukkan seperti kebutaan dan anak dengan
bahwa dari 3.215 murid kelas satu keterbelakangan mental. Pemerintah
hingga kelas enam SD di DKI Amerika Serikat, berdasarkan
Jakarta, terdapat 16,52% siswa yang Amandemen IDEA tahun 1997,
dinyatakan oleh guru sebagai murid mendefinisikan kesulitan belajar
berkesulitan belajar karena nilai sebagai sebuah gangguan pada satu
belajar mereka di bawah enam atau lebih dari proses psikologi dasar
(Abdurrahman, 2009:10). yang terlibat dalam pemahaman atau
Kecenderungan meningkatnya penggunaan bahasa lisan maupun
prevalensi anak dengan kesulitan tertulis, yang dapat bermanifestasi
belajar, dapat berdampak pada sebagai ketidakmampuan dalam
terhambatnya kemampuan siswa mendengarkan, berpikir, berbicara,
dalam menguasai tujuan belajar yang membaca, menulis, mengeja atau
harus dicapainya, yang pada melakukan perhitungan matematis.
akhirnya akan berpengaruh terhadap Gangguan ini termasuk didalamnya
kualitas hasil belajarnya Banyak kondisi kecacatan perceptual, cidera
siswa yang mengulang disebabkan otak, disfungsi otak minimal,
135
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

disleksia dan perkembangan afasia, kecacatan lain (seperti kerusakan


namun tidak termasuk untuk siswa sensori, retardasi mental, gangguan
dengan gangguan belajar yang emosi serius), atau disertai dengan
disebabkan karena kecacatan visual, pengaruh ekstrinsik (seperti
pendengaran ataupun motorik , perbedaan budaya, instruksi yang
retardasi mental, gangguan emosi tidak cukup atau tidak memadai),
atau kekurangan akibat lingkungan hal-hal tersebut bukan merupakan
ataupun budaya (Salkind, 2002:241). hasil dari kondisi atau pengaruh dari
Sedangkan menurut NJCLD kesulitan belajar.
(National Joint Committee On Menurut Gaddes, Johnson dan
Learning Disabilities) pengertian Myklebust, Njiokitjien, penyebab
kesulitan belajar adalah istilah umum utama kesulitan belajar adalah
yang merujuk pada sekelompok fisiologis; psikologis dan psikiatris;
gangguan yang heterogen, yang sosiologis atau lingkungan.
bermanifestasi sebagai kesulitan Penyebab fisiologis adalah disfungsi
signifikan pada pemrolehan dan neurologis yang dapat disebabkan
penggunaan pendengaran, bicara, oleh faktor genetik, biokimiawi,
membaca, menulis, reasoning, kurang gizi, cedera yang terjadi pada
ataupun kemampuan matematika. periode pranatal atau perinatal atau
Gangguan ini berasal dari faktor pascanatal (Gades et.al dalam
intrinsik indvidu, diduga terjadi Sidiarto, 2007:36). Istilah kesulitan
karena disfungsi system saraf pusat belajar tidak digunakan DSM-IV-
dan dapat terjadi sepanjang hidup. TR (Diagnostic and Statistical
Masalah perilaku regulasi diri, Manual of Mental Disorders, fourth
persepsi sosial, dan interaksi sosial edition, Text Revision). Adapun tiga
dapat tampak bersamaan dengan gangguan yang tercantum dalam
kesulitan belajar namun tidak dengan DSM; gangguan perkembangan
sendirinya merupakan suatu belajar, gangguan berkomunikasi,
kesulitan belajar. Selain itu, dan gangguan keterampilan motorik.
walaupun kesulitan belajar dapat DSM-IV-TR membagi gangguan
terjadi bersamaan dengan kondisi
136
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

perkembangan belajar menjadi 3 kesulitan belajar ada yang tidak


kategori, yaitu: diketahui pasti penyebabnya, Kirk
1. Gangguan membaca dan Gallagher mengklasifikasikan
Dikenal dengan disleksia, kesulitan belajar dalam tiga
merupakan ketidakmampuan klasifikasi. Klasifikasi pertama
dalam mengenali kata, berkaitan dengan aspek-aspek yang
memahami bacaan, serta menyangkut kesulitan dalam
umumnya juga menulis ejaan. mempelajari tugas-tugas
2. Gangguan menulis perkembangan atau developmental
Merupakan hendaya dalam learning disabilities yang mencakup
kemampuan untuk menyusun kesulitan dalam memusatkan
kata tertulis (termasuk kesalahan perhatian, kesulitan dalam mengingat
ejaan, kesalahan tata bahasa, informasi, kesulitan dalam persepsi
atau tanda baca, atau tulisan dan perseptual motori, kesulitan
tangan yang sangat buruk) yang proses berpikir dan kesulitan dalam
cukup parah sehingga dapat perkembangan bahsas. Menurut Lee
menghambat prestasi akademik Harris dan Graham, klasifikasi kedua
atau aktivitas sehari-hari yang mencakup aspek pengolahan
memerlukan keterampilan informasi (Lee, Karen & Steve
menulis. dalam Jamaris, 2009:41) dan
3. Gangguan berhitung kesulitan belajar yang ketiga adalah
Merupakan ketidakmampuan kesulitan belajar di bidang akademik
dalam mengingat fakta-fakta (academic learning disabilities),
secara cepat dan akurat, yang mencakup kesulitan membaca,
menghitung objek dengan benar kesulitan menulis dan kesulitan
dan cepat, atau mengurutkan matematika, dan kesulitan bidang
angka-angka dalam kolom- akademik lainnya serta kesulitan
kolom (Davison, 2009:698). perilaku (Jamaris, 2009:41). Pada
penelitian ini yang diteliti adalah
Sehubungan dengan berbagai
kesulitan belajar di bidang akademik,
kasus yang berkaitan dengan

137
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

yang terdiri dari kesulitan belajar tertentu. Sedangkan menurut


membaca, menulis dan matematika. Almatsier (2010:3), status gizi adalah
Berdasarkan uraiain diatas keadaan tubuh sebagai akibat
dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi makanan dan penggunaan
kesulitan belajar merupakan zat-zat gizi. Status gizi ini dibedakan
gangguan yang heterogen, yang antara status gizi buruk, kurang,
bermanifestasi sebagai baik, dan lebih. Menuru Badrian
ketidakmampuan belajar membaca, (2011:79), Pada anak-anak usia
menulis, ataupun kemampuan sekolah (6-12 tahun) laju dan
matematika. Gangguan ini berasal kecepatan pertumbuhan relatif tetap,
dari faktor intrinsik karena disfungsi akan tetapi mengalami
sistem saraf pusat. Pada penelitian perkembangan luar biasa secara
ini anak dapat diidentifikasi kognitif, emosional dan sosial.
mengalami kesulitan belajar dengan Kehidupan anak pada periode ini
melakukan analisa terhadap merupakan persiapan bagi kebutuhan
kekeliruan yang dilakukan siswa, fisik dan emosional yang timbul
yang mencakup kekeliruan dalam akibat dorongan pertumbuhan remaja
belajar membaca, menulis dan (adolescent). Selama masa ini,
matematika. kebutuhan gizi adalah sama untuk
anak laki-laki dan perempuan, hanya
Hakikat Status Gizi
meningkat sedikit antara usia yang
Komsumsi makanan
lebih muda (4-6 tahun) dan usia yang
berpengaruh terhadap status gizi
lebih tua yaitu pada usia 7-10 tahun
seseorang. Menurut Riyadi
(Barasi, 2007:84). Status gizi pada
(2001:14), status gizi adalah keadaan
masa anak-anak ini akan
kesehatan tubuh seseorang atau
mempengaruhi status gizi pada
sekelompok orang yang diakibatkan
waktu dewasa nantinya.
oleh komsumsi, penyerapan
Menurut Gibson dalam
(absorbsi), dan penggunaan
bukunya Nutritional Status penilaian
(utilization) zat gizi makanan yang
status gizi adalah upaya
ditentukan berdasarkan ukuran
menginterpretasikan semua
138
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

informasi yang diperoleh melalui Menurut Barasi (2007:74),


penilaian antropometri, komsumsi masa pertumbuhan otak tercepat
makanan, biokimia dan klinik berlangsung dari pertengahan masa
(Almatsier, et.al, 2011:82). kehamilan sampai 18 bulan setelah
Antropometri merupakan cara yang lahir. Meskipun perkembangan otak
paling sederhana dan praktis untuk selama janin dapat dilindungi sampai
penilaian status gizi (WHO, batas tertentu dengan membelokkan
1995:224). Untuk mengukur status suplai gizi ke otak, mekanisme ini
gizi anak usia sekolah digunakan mungkin menimbulkan dampak
pengukuran Indeks Masa Tubuh jangka panjang terhadap fungsi otak.
(IMT) menurut umur, akan diketahui Adapun hubungan antara otak dan
apakah berat badan seseorang anak kecukupan gizi antara lain:
dikatakan kurus, normal atau 1. Gizi yang adekuat
berlebih. Setelah hasil penghitungan diperlukan otak untuk
IMT diketahui, gunakan tabel atau perkembangan,
grafik standar IMT berdasarkan pemeliharaan, dan
standar WHO 2007 terhadap umur fungsinya.
(Anonim, 2011:21). Berdasarkan 2. Otak juga memiliki peran
pendapat di atas, dapat disimpulkan esensial dalam
bahwa bahwa status gizi adalah pengendalian asupan
keadaan kesehatan tubuh seseorang makanan, yang dapat
yang terjadi karena komsumsi menentukan status gizi
makanan yang diserap dan seseorang
dimanfaatkan tubuh. Dalam 3. Perilaku juga dapat
penelitian ini, status gizi anak usia dikaitkan dengan suplai
sekolah dinilai berdasarkan gizi ke otak.
pengukuran IMT menurut umur,
Berdasarkan uraian di atas
yang dibedakan antara anak
dapat disimpulkan bahwa asupan gizi
perempuan dan laki-laki.
yang adekuat sejak janin diperlukan
Gizi dan Perkembangan Otak otak untuk perkembangan,

139
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

pemeliharaan, dan fungsinya. Status organism, yang meliputi perubahan


gizi kurus ataupun sangat kurus badaniah dalam bernapas, detak
dapat berdampak pada hubungan jantung, perubahan kelenjar dan
neuron mungkin tidak sebanyak yang kondisi mental, seperti keadaan
seharusnya, sehingga dapat menggembirakan yang ditandai
mempengaruhi perkembangan dengan perasaan yang kuat dan
kognitif dan menimbulkan masalah biasanya disertai dengan dorongan
perilaku. Kekurangan asupan zat gizi yang mengacu pada suatu bentuk
dapat menghambat pertumbuhan perilaku. Jika emosi terjadi sangat
myelin, menurunkan kecerdasan intens, biasanya akan menganggu
sehingga dapat menyebabkan fungsi intelektual (Larazus,
gangguan belajar. 1991:36).
William James meyakini
Hakikat Kecerdasan Emosi
bahwa faktor penting dalam emosi
Menurut Goleman (2006:7)
yang kita rasakan adalah umpan
emosi pada dasarnya adalah
balik dari perubahan badani yang
dorongan untuk bertindak dan
terjadi sebagai respon terhadap
rencana seketika untuk mengatasi
situasi yang menakutkan atau
masalah. Emosi berasal dari bahasa
membingungkan, dan persepsi
latin “movere”, yang berarti
terhadap perubahan fisiologis ini
“menggerakkan, bergerak”, ditambah
merupakan emosi. Pendapat yang
awalan “e” untuk memberi arti
sama juga dikemukan oleh Carl
“”bergerak menjauh”, menyiratkan
Lange, sehingga teori ini disebut
bahwa kecenderungan bertindak
sebagai teori James-Lange. Namun,
merupakan hal mutlak dalam emosi.
pendapat ini ditentang oleh Walter
Emosi dapat berupa perasaan
Cannon yang menyatakan bahwa
amarah, ketakutan, kebahagiaan,
peranan emosi berada di thalamus,
cinta, rasa terkejut, jijik dan rasa
yang merupakan bagian dari inti
sedih.Drever di dalam Dictionary of
pusat otak. Canon berpendapat
Psychology, emosi adalah suatu
bahwa talamus memberikan respon
keadaan yang kompleks pada diri
terhadap terhadap stimulus yang
140
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

membangkitkan emosi dengan perkembangan, yaitu saat-saat ketika


mengirimkan impuls secara serentak anak siap menerima sesuatu dari
ke korteks cerebral dan ke bagian luar. Sedangkan menurut
tubuh yang lain; perasaan emosional Patmonodewo dalam Mashar
merupakan akibat keterbangkitan (2011:19), kematangan yang telah
korteks dan sistem saraf simpatis. dicapai dapat dioptimalkan dengan
Teori yang dikembangkan oleh Bard pemberian stimulasi yang tepat.
ini dikenal dengan teori Cannon- Menurut Hurlock, (1980: 154-
Bard (Atkinson,et.al.,1983:83). 155) aaat anak memasuki usia pra
Pendapat senada disampaikan sekolah, emosi anak berkembang
oleh Markam (2009:266) bahwa lebih kompleks dan mulai muncul
emosi adalah reaksi yang bersifat perasaan bangga, malu, bersalah, dan
tenang terangsang atau tertekan empati. Sedangkan umumnya,
terhadap stimulus dari dalam atau ungkapan emosional pada akhir masa
luar tubuh yang bermanifestasi kanak-kanak merupakan ungkapan
dalam perubahan fungsi sistem saraf yang menyenangkan. Anak tertawa
otonom, perilaku dan pengalaman genit atau tertawa terbahak-bahak,
yang disadari. Namun, menurut menggeliat-geliat, mengejangkan
Hurlock (1980:266) walaupun emosi tubuh atau berguling-guling di lantai;
telah ada sejak lahir, perkembangan dan pada umumnya menunjukkan
emosi dipengaruhi oleh kematangan pelepasan dorongan-dorongan yang
dan faktor belajar, dan tidak dapat tertahan. Pola emosi yang umum
berdiri sendiri-sendiri dan dari kedua pada akhir masa kanak-kanak sama
faktor ini yang lebih penting adalah dengan pola pada awal masa kanak-
pengaruh belajar untuk kanak, seperti amarah, takut,
perkembangan emosi anak usia dini, cemburu, ingin tahu, iri hati,
karena belajar merupakan faktor gembira, sedih, dan kasih sayang.
yang dapat dikendalikan.Faktor Namun ada dua hal yang
kematangan juga tetap dipandang membedakan, pertama, jenis situasi
penting pada masa kanak-kanak yang membangkitkan emosi dan
terkait dengan masa kritis kedua, bentuk ungkapannya.
141
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

Perubahan tersebut lebih merupakan menganggap hal-hal di bawah ini


akibat dari meluasnya pengalaman adalah benar:
dan belajarnya daripada proses 1. Emosi berada di otak
pematangan diri. Selain itu, terdapat membuat emosi benar-benar
perbedaan pada anak-anak yang berbasis otak.
lebih muda, ada sejumlah perbedaan 2. Terdapat hubungan saraf
emosi-emosi pada anak yang lebih yang terjalin antara emosi
besar dan dalam cara mereka dan kecerdasan kita.
mengungkapkan emosi, dimana ada 3. Emosi kita mempengaruhi
waktu di mana anak sering kemampuan untuk belajar
mengalami emosi yang hebat. dan membuat suatu
Karena emosi cenderung kurang keputusan.
menyenangkan, maka dalam periode 4. Emosi tidak terpisah dari
ini meningginya emosi menjadi belajar - mengajar tapi
periode ketidakseimbangan, yaitu merupakan hal yang
saat di mana anak menjadi sulit terintegrasi (Connel,
dihadapi. Meningginya emosi ini 2005:140).
hampir selalu dialami oleh semua
Kecerdasan Emosi.
anak pada saat masuk sekolah.
Cooper dalam Cooper dan
Emosi dan Pembelajaran
Ayman Syawaf (1997:38),
Menurut Ledoux (1996:24),
mengatakan bahwa kecerdasan emosi
secara historis emosi telah
adalah kemampuan untuk
disamakan dengan dosa dan godaan
merasakan, memahami, dan
untuk menolak dengan alasan dan
mengimplementasikan kepekaan
kemauan. Sedangkan menurut
tenaga dan emosional secara aktif
beberapa peneliti, termasuk Antonio
sebagai sumber energi, informasi,
Damasio, Daniel Goleman, dan
hubungan, dan pengaruh yang
James Zull, emosi sangat
manusiawi. Sedangkan Goleman
berhubungan dengan pikiran dan
(2006:34) berpendapat bahwa
dapat saja memulai lebih dulu
kecerdasan emosi adalah
sebelum kita menyadarinya. Mereka
142
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

kemampuan untuk mengenali emosi emosional, yaitu: empati,


diri, mengelola emosi, memotivasi mengungkapkan dan memahami
diri, mengenali emosi orang lain, dan perasaan, mengendalikan amarah,
membina hubungan dengan kemandirian, kemampuan
berinteraksi dengan orang lain. menyesuaikan diri, disukai,
Kecerdasan emosi juga didefinisikan kemampuan memecahkan masalah
oleh Weisinger (1998: xvi) sebagai pribadi, ketekunan, kesetiakawanan,
penggunaan emosi: dengan sengaja keramahan, dan sikap hormat.
membuat emosi bekerja yang Demikian juga Weisinger
membantu untuk menuntut perilaku membaginya menjadi lima elemen,
dan berfikir dalam cara-cara yang yaitu: kesadaran diri, pengelolaan
dapat dicapai. Seseorang yang emosi, memotivasi diri,
memiliki keinginan untuk memberi berkomunikasi dan menolong orang
dan kesadaran diri (sebuah lain. Oleh karena itulah, berdasarkan
komponen kecerdasan emosional) uraian tentang kecerdasan emosi,
menunjukkan bahwa seseorang dapat dirangkum lima dimensi utama
betul-betul memiliki perasaan yang dari kecerdasan emosional yang
sangat cemas. mengacu kepada pendapat Goleman
Mayer, Salovey dan Caruso dan Salovey-Mayer dalam Goleman
dalam Sternberg dan Kauffman (2006:86), yaitu:
(2011:528) mengatakan bahwa 1. Kemampuan untuk
kecerdasan emosi merupakan mengenali emosi diri
kemampuan untuk menerima dan Kesadaran diri merupakan
mengekspresikan emosi, menyatukan kemampuan mengenali perasaan
emosi dalam pikiran, pemahaman sewaktu perasaan itu terjadi, yang
dan alasan dengan emosi dan merupakan dasar kecerdasan
mengatur emosi diri sendiri dan emosional. Ketidakmampuan untuk
dengan orang lain.Salovey dan mencermati perasaan kita yang
Mayer dalam Mashar (2011:61) sesungguhnya membuat kita berada
menerapkan tentang aspek-aspek dalam kekuasaan perasaan.
yang terdapat dalam kecerdasan
143
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

2. Kemampuan mengelola dibutuhkan atau dikehendaki orang


emosi lain.
Kemampuan mengelola emosi 5. Kemampuan membina
merupakan kemampuan yang hubungan baik
bergantung pada kesadaran diri, Sebagian besar seni membina
termasuk kemampuan untuk hubungan merupakan keterampilan
menghibur diri sendiri, melepaskan mengelola emosi orang lain.
kecemasan, kemurungan atau Kemampuan ini merupakan
ketersinggungan dan akibat-akibat kemampuan sosial untuk beradaptasi
yang timbul karena gagalnya dengan orang lain. Berdasarkan lima
keterampilan emosional dasar ini. dimensi kecerdasan emosional
3. Kemampuan memotivasi diatas, Goleman percaya bahwa
diri sendiri kecerdasan emosional setidaknya
Kemampuan ini merupakan sama pentingnya dengan kepintaran
kecakapan dalam menata emosi akademik, bahkan pada
sebagai alat untuk mencapai tujuan kenyataannya lebih berharga. Teori
dengan memberi perhatian, untuk kecerdasan emosional ini dapat
memotivasi diri sendiri dan digunakan sebagai dasar dalam
menguasai diri sendiri, dan untuk menilai kecerdasan emosional kita
berkreasi. untuk mencapai emosi positif siswa.
4. Kemampuan untuk
METODE PENELITIAN
mengenali emosi orang lain
Penelitian ini dilakukan di
atau empati
SDN Guntur 08 dan SDN Guntur 09,
Empati merupakan
kecamatan Setiabudi, kota Jakarta
kemampuan yang juga bergantung
Selatan, Propinsi DKI Jakarta, 26
pada kesadaran diri emosional, yang
Juni sampai dengan 29 Juni 2012.
merupakan kemampuan dasar
Metode penelitian yang akan
bergaul. Orang yang empatik lebih
digunakan dalam penelitian ini
mampu menangkap sinyal-sinyal
adalah metode survei dengan teknik
sosial tersembunyi yang
korelasional dan ini merupakan salah
mengisyaratkan apa-apa yang
144
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

satu jenis penelitian yang dirancang seseorang atau sekelompok orang


untuk mencari hubungan antara yang diakibatkan oleh komsumsi,
variabel terikat (Y) dengan variabel penyerapan, dan penggunaan zat gizi
bebas (X1, X2). makanan yang ditentukan
berdasarkan ukuran tertentu.
Teknik Pengumpulan Data
Definisi Operasional status
Teknik pengumpulan data yang
gizi merupakan skor yang diperoleh
digunakan dalam penelitian ini
dari pengukuran Indeks Masa Tubuh
adalah dengan menggunakan
(IMT) berdasarkan umur dan
kuesioner untuk variabel kesulitan
hasilnya dibandingkan dengan
belajar dan kecerdasan emosional,
standar yang berlaku, yaitu standar
sedangkan untuk variabel status gizi
IMT WHO terhadap umur (WHO
pengukurannya menggunakan
2007).
antropometri.
Variabel Kecerdasan Emosi
Variabel Kesulitan Belajar
Definisi Konseptual
Definisi konseptual kesulitan
kecerdasan Emosi adalah
belajar adalah gangguan yang
kemampuan seseorang untuk
heterogen, yang bermanifestasi
mengenali emosi diri, mengelola
sebagai ketidakmampuan belajar
emosi, memotivasi diri, mengenali
membaca, menulis, ataupun
emosi orang lain (empati), dan
kemampuan matematika.
membina hubungan baik dengan
Definisi Opersional kesulitan
orang lain.
belajar merupakan perubahan skor
Definisi Operasional
yang diperoleh siswa dengan
kecerdasan emosi adalah perubahan
ditunjukkan dengan indikator
skor yang diperoleh siswa dalam
kekeliruan yang dilakukan siswa,
menjawab butir-butir instrumen
mencakup kekeliruan dalam belajar
berdasarkan lima aspek yang
membaca, menulis dan matematika.
meliputi kemampuan untuk
Variabel Status Gizi
mengenali emosi diri, mengelola
Definisi Konseptual status
emosi, memotivasi diri, mengenali
gizi adalah keadaan kesehatan tubuh
145
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

emosi orang lain (empati), dan Perhitungan Koefisien Determinasi;


membina hubungan baik dengan Uji Keberartian Korelasi Parsial
orang lain.
Deskripsi Hasil Penelitian
Teknik Analisa Data Kesulitan Belajar (Y)
Analisis data dalam penelitian Kesulitan belajar, skor
ini dilakukan dengan statistik empiris antara 19 sampai dengan 90,
deskriptif dan statistik inferensial. sehingga rentang skor sebesar 71.
Pengujian Persyaratan Analisis. Hasil perhitungan data diperoleh
Pengujian persyaratan analisis yang rata-rata sebesar 55,07, simpangan
digunakan yaitu: baku sebesar 18,12; varians sebesar
a. Uji normalitas dengan 328,4092, median sebesar 52,10 dan
menggunakan Liliefors modus sebesar 49,50. Dari nilai rata-
b. Uji homogenitas rata, median dan modus ternyata
menggunakan uji Barlett mempunyai angka absolut hampir
c. Uji linearitas dan sama, hal ini menyebabkan kurvanya
keberartian regresi. mendekati kurva normal.

Pengujian hipotesis dengan Status Gizi (X1)


statistik inferensial menggunakan Status Gizi, skor empiris
teknik analisis korelasi sederhana antara 11,26 sampai dengan 20,00,
dan regeresi. Hipotesis pertama dan sehingga rentang skor sebesar 8,74.
kedua diuji dengan teknik analisis Hasil perhitungan data diperoleh
korelasi dan regresi sederhana. rata-rata sebesar 14,45; simpangan
Sedangkan hipotesis ke tiga diuji baku sebesar 2,56; varians sebesar
dengan teknik analisis multiple 6,5511; median sebesar 13,90; dan
korelasi dengan regresi ganda. modus sebesar 13,36. Dari nilai rata-
Langkah-langkah pengujian hipotesis rata, median dan modus ternyata
ini menggunakan beberapa analisis mempunyai angka absolut hampir
antara lain Uji Korelasi sama, hal ini menyebabkan kurvanya
Sederhana; Uji Korelasi Ganda; mendekati kurva normal.

146
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

Kecerdasan Emosi (X2) memastikan hubungan antar variabel


Kecerdasan Emosi, skor dan menguji hipotesis ketiga dengan
empiris antara 19 sampai dengan 46, teknik korelasi ganda serta diuji
sehingga rentang skor sebesar 27. dengan korelasi parsial.
Hasil perhitungan data diperoleh
Hubungan Status Gizi (X1) dengan
rata-rata sebesar 30,00; simpangan
Kesulitan Belajar (Y)
baku sebesar 8,96; varians sebesar
Hipotesis yang diuji adalah;
80,2759; median sebesar 27,39; dan
Ho : ρy1 > 0
modus sebesar 24,06. Dari nilai rata-
H1 : ρy1 < 0
rata, median dan modus ternyata
Analisis regresi linier
mempunyai angka absolut hampir
sederhana antara Status Gizi (X1)
sama, hal ini menyebabkan kurvanya
dengan Kesulitan Belajar (Y)
mendekati kurva normal.
menghasilkan koefisien regresi b = -
Uji Persyaratan Analisis 4,05 dan konstanta a = 113,66.
Berdasarkan uji normalitas, Dengan demikian bentuk hubungan
data variabel kesulitan belajar, status antara status gizi (X1) dengan
gizi dan kecerdasan emosi dengan kesulitan belajar (Y) ditunjukkan
menggunakan uji Liliefors adalah oleh persamaan analisis regresi linear
berdistribusi normal. adalah: Ŷ = 113,66 – 4,05X1.
Berdasarkan uji homogenitas, Analisis varians untuk uji linearitas
data variabel kesulitan belajar, status regresi menghasilkan Fhitung adalah
gizi dan kecerdasan emosi dengan 1,66 < Ftabel = 3,86. Dengan
menggunakan uji Barlett berasal dari demikian persamaan regresi
data yang homogen. Ŷ =113,66–4,05X1 bersifat linear.
Dengan demikian persamaan regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dapat digunakan untuk
Pengujian ketiga hipotesis memprediksi hubungan variabel
yang diajukan dengan korelasi terikat Y dengan mempergunakan
product moment dan kemudian variabel bebas X1. Persamaan ini
dilanjutkan dengan uji-t untuk mengandung arti bahwa setiap

147
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

kenaikan 1 satuan X1, akan diikuti proporsi varians kesulitan belajar (Y)
kenaikan Y sebesar 4,05 pada dapat dijelaskan oleh status gizi (X1)
konstanta sebesar 113,66. dengan persamaan regresi
Analisis varians untuk menguji Ŷ = 113,66 – 4,05X1.
keberartian regresi menghasilkan Hubungan Kecerdasan Emosi (X2)
nilai Fhitung untuk regresi adalah dengan Kesulitan Belajar (Y)
13,66 > Ftabel = 4,20 pada taraf Hipotesis yang diuji adalah;
signifikasi α= 0,05. Dengan Ho : ρy1 > 0
demikian karena Fhitung > Ftabel, H1 : ρy1 < 0
maka dapat disimpulkan bahwa Analisis regresi linear
koefisien arah Y atas X1 adalah sederhana antara Kecerdasan Emosi
sangat signifikan.Analisis korelasi (X2) dengan Kesulitan Belajar (Y)
sederhana dengan menggunakan menghasilkan koefisien regresi b = -
teknik korelasi product moment 1,13 dan konstanta a = 89,05.
diperoleh nilai koefisien korelasi Dengan demikian bentuk hubungan
yang menunjukkan hubungan antara antara kecerdasan emosi (X2)
status gizi dengan kesulitan belajar dengan kesulitan belajar (Y)
sebesar ry1 = - 0,573 dengan taraf ditunjukkan oleh persamaan analisis
signifikansi 0,05. Selanjutnya hasil regresi linier adalah : Ŷ= 89,05–
analisis diuji dengan menggunakan 1,13X2.Analisis varians untuk uji
uji-t diperoleh harga thitung = -3,70 linearitas regresi menghasilkan
lebih kecil dari ttabel = -1,70. Fhitung adalah 0,86 < Ftabel = 2,46.
Berdasarkan hasil di atas, maka Dengan demikian persamaan
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak regresi Ŷ = 89,05–1,13X2 bersifat
dan menerima H1. Dengan demikian linear. Dengan demikian persamaan
hipotesis penelitian yang diajukan regresi tersebut dapat digunakan
(H1: y1 <untuk
0), yaitu “terdapat
memprediksi hubungan
hubungan negatif antara status gizi variabel terikat Y dengan
dengan kesulitan belajar” diterima. mempergunakan variabel bebas X2.
Koefisien determinasi (r2y1) Persamaan ini mengandung arti
=0,3283; yang berarti bahwa 32,83% bahwa setiap kenaikan 1 satuan X2,
148
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

akan diikuti kenaikan Y sebesar 1,13 belajar (Y) dapat dijelaskan oleh
pada konstanta sebesar 89,05. kecerdasan emosi (X2) dengan
Analisis varians untuk menguji persamaan regresi Ŷ= 89,05–
keberartian regresi menghasilkan 1,13X2.
nilai Fhitung untuk regresi adalah
Hubungan Status gizi (X1) dan
12,79 > Ftabel = 4,20 pada taraf
Kecerdasan Emosi (X2) secara
signifikasi α= 0,05. Dengan
bersama-sama dengan Kesulitan
demikian karena Fhitung > Ftabel,
Belajar (Y)
maka dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis yang diuji
koefisien arah Y atas X2 adalah
adalah:Ho: ρy12 < 0 H1:
sangat signifikan.Analisis korelasi
ρy12 > 0
sederhana dengan menggunakan
Analisis regresi ganda antara
teknik korelasi product moment
status gizi (X1) dan kecerdasan
diperoleh nilai koefisien korelasi
emosi (X2) dengan kesulitan belajar
yang menunjukkan hubungan antara
(Y) diperoleh koefisien regresi ganda
status gizi dengan kesulitan belajar
b1 = -3,70 dan b2 = -1,03 dengan
sebesar ry2 = -0,560 dengan taraf
konstanta sebesar 139,43. Dengan
signifikansi 0,05. Selanjutnya hasil
demikian bentuk hubungan antara
analisis diuji dengan menggunakan
kedua variabel bebas dengan
uji-t diperoleh harga thitung = -3,58
kesulitan belajar ditunjukkan
lebih kecil dari ttabel = -1,70.
oleh persamaan regresi ganda
Berdasarkan hasil di atas, maka
melalui persamaanŶ= 139,43–
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
3,70X1–1,03X2. Untuk menguji
dan menerima H1. Dengan demikian
keberartian regresi ganda digunakan
hipotesis penelitian yang diajukan
statistik uji F.Hasil perhitungan
(H1: y2 < 0), yaitu “terdapat
menunjukkan bahwa harga Fhitung =
hubungan negatif antara kecerdasan
18,89 > Ftabel = 3,36 pada taraf
emosi dengan kesulitan belajar”
signifikansi α= 0,05. Dengan
diterima. Koefisien determinasi
demikian dapat disimpulkan bahwa
(r2y2) =0,3136; yang berarti bahwa
persamaan regresi Ŷ=139,43–
31,36% proporsi varians kesulitan
149
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

3,70X1–1,03X2 adalah signifikan. negatif antara status gizi dan


Uji keberartian koefisien korelasi kecerdasan emosi secara bersama-
dengan uji F, diperoleh Fhitung = sama dengan kesulitan belajar”
18,89, sedangkan Ftabel = 3,36 pada diterima.
taraf signifikansi α= 0,05 maka dapat Koefisien determinasi (r2)
dinyatakan bahwa hubungan Y atas hasil perhitungan regresi ganda
X1 dan X2 adalah linear dan berarti sebesar R2y.12 = 0,5847 hal ini
pada taraf signifikasi 0,05. menunjukkan bahwa 58,47%
Analisis korelasi ganda antara proporsi varians kesulitan belajar (Y)
status gizi dan kecerdasan emosi dapat dijelaskan secara bersama-
dengan kesulitan belajar sama oleh status gizi (X1) dan
menghasilkan koefisien korelasi kecerdasan emosi (X2) melalui
Ry.12 sebesar 0,765. Hasil uji persamaan regresi Ŷ=139,43–
signifikannya diperoleh harga 3,70X1–1,03X2. Dengan kata lain
Fhitung = 18,89 > Ftabel = 3,36. skor status gizi dan kecerdasan emosi
Berdasarkan hasil tersebut berarti secara bersama-sama dapat
persamaan regresi Ŷ=139,43– memprediksi skor kesulitan belajar
3,70X1–1,03X2 dapat sebesar 58,47%, sedangkan sisanya
dipertanggungjawabkan untuk 41,53% berasal dari variabel lain
menarik kesimpulan mengenai yang tidak turut diungkap dalam
hubungan antara status gizi dan penelitian ini.
kecerdasan emosi secara bersama-
Korelasi Parsial
sama dengan kesulitan belajar.
Untuk melihat hubungan antara
Perhitungan korelasi ganda antara
variabel bebas dan variabel terikat
X1 dan X2 dengan Y memberikan
dengan mengontrol salah satu
korelasi dengan Ry.12 sebesar
variabel bebas lainnya digunakan
0,765. Dari perhitungan ini dapat
statistik korelasi parsial. Apabila
disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan
kecerdasan emosi dikontrol maka
H1 diterima. Dengan demikian
koefisien korelasi parsial antara
penelitian (H1 : ρy12 > 0) yang
status gizi dengan kesulitan belajar
diajukan, yaitu “terdapat hubungan
150
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

adalah sebesar ry.12= -0,573. Harga sebesar ry1 = -0,573. Dan koefisien
thitung = -4,20 < ttabel -2,05 pada determinasinya sebesar 0,3283. Hal
taraf signifikansi α= 0,05 yang ini menunjukkan bahwa kontribusi
menunjukkan bahwa hubungan status gizi terhadap kesulitan belajar
kedua variabel signifikan. Oleh anak usia dini sebesar 32,83%. Hasil
karena itu dapat disimpulkan bahwa analisis ini memberikan petunjuk
status gizi mempunyai hubungan bahwa status gizi merupakan salah
negatif dan signifikan dengan satu faktor yang berkonstribusi
kesulitan belajar meskipun pengaruh terhadap kesulitan belajar. Sehingga
variabel kecerdasan emosi dikontrol dapat disimpulkan bahwa semakin
atau tetap. Dan apabila status gizi tinggi status gizi, akan semakin
dikontrol maka koefisien korelasi kesulitan belajar akan
parsial antara kecerdasan emosi menurun.Apabila kecerdasan emosi
dengan kesulitan belajar adalah dikontrol maka koefisien korelasi
sebesar ry2.1 = -0,617. Harga thitung parsial antara status gizi dan
-4,08 < ttabel -2,05 pada taraf kesulitan belajar adalah sebesar
signifikansi α = 0,05 yang ry.12= -0,573 pada taraf signifikansi
menunjukkan bahwa hubungan α = 0,05. Dari hasil itu pula dapat
kedua variabel signifikan. Oleh diinterpretasikan bahwa peningkatan
karena itu dapat disimpulkan bahwa status gizi akan memberikan
kecerdasan emosi mempunyai konstribusi yang berarti terhadap
hubungan negatif dan signifikan kesulitan belajar walaupun varibel
dengan kesulitan belajar meskipun kecerdasan emosi diabaikan.
pengaruh variabel status gizi
dikontrol atau tetap. Hubungan kecerdasan emosi
dengan kesulitan belajar
Hubungan status gizi dengan
Hasil penelitian diperoleh
kesulitan belajar
koefisien korelasi antara kecerdasan
Hasil penelitian menunjukkan
emosi siswa dengan kesulitan belajar
bahwa koefisien korelasi antara
sebesar ry2 = -0,560. Dan koefisien
status gizi dengan kesulitan belajar
determinasinya sebesar 0,3136 yang
151
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

menunjukkan bahwa kontribusi antara kedua variabel bebas dengan


kecerdasan emosi terhadap kesulitan variabel terikat (Ry12) sebesar
belajar siswa sebesar 31,36%. Hasil 0,765. Dari koefisien korelasi
analisis ini memberikan petunjuk tersebut, dapat dihitung koefisien
bahwa kecerdasan emosi merupakan determinasi (R2y12) sebesar 0,5847
faktor lain yang berkonstribusi berarti bahwa 58% proporsi varaians
terhadap kesulitan belajar. Sehingga kesulitan belajar dapat dijelaskan
dapat disimpulkan bahwa semakin secara bersama-sama oleh status gizi
tinggi kecerdasan emosi, maka serta kecerdasan emosi. Dengan kata
kesulitan belajar akan semakin lain skor status gizi dan kecerdasan
menurun. Apabila kecerdasan emosi emosi secara bersama-sama dapat
dikontrol maka koefisien korelasi memprediksi skor kesulitan belajar
parsial antara status gizi dan sebesar 58%, sedangkan sisanya 42%
kesulitan belajar adalah sebesar berasal dari variabel lain yang tidak
ry.12= -0,560 pada taraf signifikansi turut diungkap dalam penelitian ini.
α = 0,05. Dari hasil itu pula dapat Hal ini menunjukkan bahwa
diinterpretasikan bahwa peningkatan semakin tinggi status gizi dan
kecerdasan emosi akan memberikan kecerdasan emosi siswa SDN Guntur
konstribusi yang berarti terhadap 08 dan 09, Setiabudi, Jakarta Selatan,
kesulitan belajar walaupun varibel maka kesulitan belajar siswa akan
status gizi diabaikan. semakin menurun. Sehingga kedua
variabel tersebut menjadi faktor
Hubungan status gizi dan
penting untuk diperhatikan dalam
kecerdasan emosi secara bersama-
menurunkan kesulitan belajar siswa
sama dengan kesulitan belajar
di sekolah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua variabel bebas, status
gizi (X1) dan kecerdasan emosi (X2) SIMPULAN
secara bersama-sama mempunyai Status gizi memberikan
hubungan negatif dengan kesulitan kontribusi terhadap kesulitan belajar
belajar. Koefisien korelasi ganda sebesar 32,83%.Kecerdasan emosi

152
Hubungan Antara…
Dewi Indriawati

memberikan kontribusu terhadap SARAN


kesulitan belajar sebesar 31,36%. Peningkatan peran orang tua
Semakin tinggi kecerdasan emosi dan peran sekolah dalam
maka kesulitan belajar semakin memberikan asupan gizi yang
menurun.Status gizi dan kecerdasan adekuat sesuai dengan kebutuhan
emosi bersama-sama memberikan anak bagi anak agar status gizinya
kontribusi terhadap kesulitan belajar menjadi baik dengan memberikan
sebesar 58%. Dengan nilai tersebut pengetahuan kepada orang tua dan
menunjukkan bahwa status gizi dan guru tentang menu gizi seimbang
kecerdasan emosi secara bersama- melalui pertemuan orang tua murid
sama dapat memberikan sumbangan di sekolah, sehingga dapat
yang berarti terhadap kesulitan mempengaruhi kecerdasannya dan
belajar. dapat menunjang proses
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran.Pihak sekolah
ditemukan bahwa terdapat hubungan diharapkan dapat melakukan suatu
negatif yang sangat signifikan antara kebijakan untuk menangani anak
status gizi dengan kesulitan belajar. dengan kesulitan belajar karena
Artinya dengan status gizi yang baik masalah gizi melalui kerja sama
maka kesulitan belajar akan dengan pihak terkait, dalam hal ini
menurun. Oleh sebab itu, upaya adalah Puskesmas, dengan
untuk meningkatkan status gizi mengaktifkan kembali peran UKS di
merupakan hal penting untuk sekolah, karena selama ini di SDN
menurunkan kesulitan belajaroleh Guntur 08 dan 09 kegiatan UKS
karena itu perlu dilakukan upaya belum berjalan dengan optimal.
untuk menurunkan kesulitan belajar Melakukan sosialisasi tentang
pada siswa belajar melalui masalah gizi dan akibat-akibat
peningkatan status gizi dan kekurangan gizi pada orang tua
kecerdasan emosi. murid dan guru-guru agar dapat
mendukung upaya peningkatan status
gizi pada anak.

153
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 7, Edisi 1 April 2013

DAFTAR PUSTAKA Penanggulangannya. Jakarta:


Yayasan Penamas Murni, 2009
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan
Markam, Soemarmo. Dasar-dasar
Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Neuropsikologi Klinis. Jakarta:
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009
CV. Sagung Seto, 2009
Aisyah, Siti, et.al. Perkembangan dan
Mashar, Riana. Emosi Anak Usia Dini
Konsep Dasar Perkembangan
dan Strategi Pengembangannya.
Anak Usia Dini. Jakarta:
Jakarta: Kencana Prenada Media
Univesitas Terbuka, 2008
Group, 2011
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu
Mitayani dan Wiwi Sartika. Buku
Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka
Saku Ilmu Gizi (Jakarta: CV.
Utama, 2010
Trans Info Media, 2010
Almatsier, Sunita, Susirah S, dan
Raharjo, Trubus & Ahyani, Latifah
Moesijanti S. Gizi Seimbang
Nur. Identifikasi Kesulitan
dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Belajar Pada Anak Usia
Gramedia Pustaka Utama, 2011
Dini.Fakultas Psikologi
Al-Qudsy, Muhaimin & Nurhidayah,
Universitas Muria Kudus, 2007
Ulfah.Mendidik Anak Lewat
Santrock, John W., Perkembangan
Dongeng. Yogyakarta: Madania,
Anak, Terjemahan, Jakarta:
2010
Penerbit Erlangga, 2007
Anonim, Modul Pelatihan Pelayanan
Schunk, Dale H., Learning Theories.
Kesehatan Peduli Remaja
An Education Perspective.
Kementerian Kesehatan RI,
Terjemahan, Yogyakarta: Pustaka
Jakarta, 2011
Pelajar, 2012
Anonim. Rencana Aksi Nasional
Sidiarto, Lily Djokosetio,
Pangan dan Gizi 2011-2015,
Perkembangan Otak Dan
Jakarta: Badan Perencanaan
Kesulitan Belajar Pada Anak,
Pembangunan Nasional, 2011
Jakarta: Penerbit Universitas
Badriah, Dewi Lailatul. Gizi dalam
Indonesia, 2007
Kesehatan Reproduksi. Bandung:
Solso, Robert L., Otto H. Maclin, dan
PT. Refika Adita, 2011
M. Kimberly Maclin, Psikologi
Davison, Gerald C. et.al. Psikologi
Kognitif, terjemahan , Jakarta:
Abnormal (terjemahan). Edisi ke-
Penerbit Erlangga, 2008
9.Jakarta: PT. Rajagrafindo
Sternberg , Robert J. & Kaufman,
Persada, 2010
Scott Barry, The Cambridge
Fletcher, Jack M, et.al, Learning
Handbook Of Intelligence, New
Disabilitiies; From Identification
York: Cambridge University
to Intervention, Guilford Press,
Press, 2011
2007
Subini, Nini, Mengatasi Kesulitan
Friend, Marilyn. Special
Belajar Pada Anak. Jakarta, PT.
Education.Comtemorary
Buku Kita: 2011
Perspectives For School
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode
Professionals. USA: Pearson
Penelitian Pendidikan, Bandung :
Education, 2005
PT. Remaja Rosdayakarya, 2012
Jamaris, Martini. Kesulitan Belajar:
Perspektif Assesmen dan

154

Anda mungkin juga menyukai