Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BANGUNAN HOTEL ZODIAK


PURWOKERTO

Yogyakarta 2018
DAFTAR ISI

BAB 1 LANDASAN TEORI


1.1 Latar Belakang 3
1.2 Fungsi Bangunan 4
1.3 Garis Besar Proyek 4

BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN 5


2.1 Standard dan Referensi 5
2.2 Sistem Struktur 5
2.3 Sistem Satuan 5
2.4 Program Komputer 6
2.5 Material 6

BAB 3 ANALISIS STRUKTUR DAN PEMBEBANAN 7


3.1 Analisis Struktur 7
3.2 Spesifikasi Bangunan 7
3.3 Desain Pembebanan 8
3.4 Analisis Dinamis Beban Gempa 10

BAB 5 KESIMPULAN 11
5.1 Hasil output analisis struktur 11

2
BAB 1
LANDASAN TEORI

1.1 RUANG LINGKUP


Menurut kamus Wikipedia, Kos-kosan bisa juga disebut rumah

penginapan. Itu adalah rumah yang digunakan orang umtuk menginap

selama 1 hari atau lebih, dan kadang-kadang untuk periode waktu yang

lebih lama misalnya: minggu, bulan atau tahunan. Dahulunya, para

penginapnya biasanya menggunakan sarana kamar mandi atau cuci,

pantry dan ruang makan secara bersama-sama. Namun tahun-tahun

belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang

mempunyai ruang cuci dan fasilitas kamar mandi atau pantry sendiri dan

dihuni dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan.

Selain itu, menurut DINAS PERUMAHAN PROPINSI DKI

JAKARTA pengertian tentang Rumah Kost adalah Perumahan

pemondokan/rumah kost adalah rumah yang penggunaannya sebagian

atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan

jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan dengan

memungut uang pemondokan.

3
1.2 FUNGSI BANGUNAN
Kos-kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang

bersifat sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa

dan pelajar yang berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak

sedikit pula, kos-kosan ditempati oleh masyarakat umum yang tidak

memiliki rumah pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasi

beraktifitas.

1.3 GARIS BESAR STRUKTUR


Nama proyek : Pembangunan Kost Ekslusif Mahasiswa
Lokasi : Jalan Pandanaran-UII, Bonjotan,
Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman DIY
Sistem Struktur : Struktur Baja

4
BAB 2
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 STANDARDS & REFERENCES


Peraturan yang digunakan adalah peraturan yang sesuai dengan standar
peraturan terbaru seperti berikut :

A. Standar Nasional Indonesia (Indonesian Standards)


- SNI 03-1726-2012 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung”
- SKBI-1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah Dan Gedung
- SNI 1729:2015 – Spesifikasi untuk bangunan gedung baja structural
- SNI 2847 : 2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung

B. ACI 318 : 2011 “ Building Code Requirements for Structural Concrete


and Commentary”

2.2 SISTEM STRUKTUR


- Struktur terdiri dari struktur rangka baja konvensional (Hot-rolled)
- Struktur dianalisis dengan model 3D melalui aplikasi SAP2000 v.14

2.3 SISTEM SATUAN


Sistem Satuan yang digunakan dalam analisis sebagai berikut :
Panjang : Meter, Centimeter, and milimeter
Gaya dan Momen : Ton-m, KN-m or Kgf-cm
Masses : Kg
Stress : Kg/cm2 or MPa
Angle : Degree
5
2.4 PROGRAM KOMPUTER
Aplikasi (Software) yang digunakan dalam analisis dan desain :
- MS-Excel
- MS-Word
- SAP2000 V.14
- Autocad

2.5 MATERIAL PROPERTI


- Baja profil (Hot-rolled) : 𝑓𝑦 = 240 MPa = 2447,32 kg/cm2
𝑓𝑢 = 370 MPa = 3772,95 kg/cm2
- Beton : 𝑓𝑐 ′ = 25 MPa
= 30 MPa (khusus fondasi)
- Berat jenis baja : 7850 kg/m3
- Modulus elastisitas baja : 200.000 MPa
- Modulus Geser baja : 88.000 MPa

6
BAB 3
ANALISIS STRUKTUR DAN PEMBEBANAN

3.1 ANALISIS STRUKTUR


Struktur dimodelkan secara 3D dengan ketentuan yang diterapkan
pada bagian pendukung struktur sebagai Dukungan Pin. Pemodelan
terdiri dari beberapa item sebagai berikut :
- Spesifikasi Bahan
- Penampang Baja ringan yang digunakan
- Pemodelan struktur 3D sesuai dengan geometri yang direncanakan
- Penginputan beban dan kombinasi pembebanan

3.2 SPESIFIKASI BANGUNAN


- Fungsi bangunan : Kost - kostsan
- Sistem struktur : Struktur baja
- Tinggi bangunan : ± 12 meter

7
3.3 DESAIN PEMBEBANAN

3.3.1 BEBAN MATI


Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan
gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga,
dan komponen arsitektural lainnya serta peralatan layan terpasang lain
termasuk berat keran (SNI 03 1727 : 2013)

Beban mati pada balok


Tinggi dinding = 4 – ( ½ × 0,5 + ½ × 0,5 ) = 3,5 m
Beban dinding = 250 kg/m2
ADL = 3,5 × 250
= 875 kg/m

Beban mati pada pelat

Tabel 3. 1 Beban mati pada lantai

No. Komponen Beban Satuan Beban Keterangan

1. Kramik 24 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

2. Spacy 0.02 m 2100 kg/m3 42 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

3. Pasir 0.05 m 1600 kg/m3 80 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

ΣDL 146 kg/m2

Tabel 3. 2 Beban mati pada tangga

No. Komponen Beban Satuan Beban Keterangan

1. Berat tangga 214.8 kg/m2

2. Kramik 24 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

2100 PPPURG 1987 Tabel.1


3. Spacy 0.02 m 42 kg/m2
kg/m3
ΣDL 280,8 kg/m2

Berat tangga = Bj. Beton × t’ × 0.5


= 2400 kg/m3 × 0,179 m × 0.5 = 214,8 kg/m2

8
Tabel 4. 3 Beban mati pada plat bordes

No. Komponen Beban Satuan Beban Keterangan

1. Kramik 24 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

2. Spacy 0.02 m 2100 kg/m3 42 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

3. Pasir 0.05 m 1600 kg/m3 80 kg/m2 PPPURG 1987 Tabel.1

146 /
ΣQ m
2

3.3.2 BEBAN HIDUP


Beban Hidup adalah beban yang berubah ubah pada struktur dan
tidak tetap. Termasuk beban berat manusia dan perabotnya atau beban
menurut fungsinya. Menurut PPPURG 1987 Tabel.2 beban hidup
pada bangunan kost-kostan adalah sebesar 200 kg/m2

3.4 KOMBINASI PEMBEBANAN


Kombinasi Pembebanan mengacu pada Ketentuan LRFD melalui SNI
03-1727-2013 berikut yang menghasilkan nilai beban terbesar.
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 R
3. 1,2D + 1,6 R + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 R
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E

Keterangan :
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
R = Beban Hujan
W = Beban Angin
E = Beban Gempa

9
3.5 ANALISIS DINAMIS BEBAN GEMPA
Peninjauan beban gempa pada perencanaan struktur bangunan ini ditinjau
secara analisa dinamis 3 dimensi. Fungsi respon spektrum ditetapkan sesuai peta
wilayah gempa untuk daerah Kota Cirebon. Berdasarkan SNI 1726-2012, zonasi
peta gempa menggunakan peta gempa untuk probabilitas 2% terlampaui dalam
50 tahun atau memiliki periode ulang 2500 tahun. Untuk wilayah gempa
berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 14, ditetapkan berdasarkan parameter Ss
(percepatan batuan dasar pada periode pendek 0.2 detik) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada peride 1 detik). Faktor keutamaan dari gedung ini yang
merupakan bangunan pabrik memiliki faktor keutamaan gempa (Ie) = 1, karena
sesuai tabel 1 SNI 1726-2012 bangunan pabrik termasuk kategori resiko I.
Respon spektrum merupakan konsep pendekatan yang digunakan untuk
keperluan perencanaan bangunan tahan gempa. Respon spektrum
menggambarkan respon maksimum dari suatu sistembaik berupa percepatan (a),
kecepatan (v) maupun perpindahan (d) untuk periode natural tertentu akibat
beban gempa. Absis dari respon spektrum adalah periode alami sistem struktur
dan ordinat dari respon spektrum adalah respon maksimum yang dikehendaki.
Absis dan ordinat kurva respon spektrum dapat dinyatakan dalam spektra
perpindahan (Sd) dan spektra percepatan (Sa).
Data-data yang dibutuhkan dan prosedur untuk pembuatan respon
spektrum berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 6.4 adalah:

3.5.1 PARAMETER PERCEPATAN BATUAN DASAR


Parameter SS (percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1
(percepatan batuan dasar pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-
masing dari respons spektral percepatan 0.2 detik dan 1 detik dalam peta
gempa untuk periode ulang 2500 tahun.

10
3.5.2 PARAMETER KELAS SITUS
Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka situs harus
diklasifikasikan sebagai kelas situs SA, SB, SC, SD, SE, dan, SF
berdasarkan pasal 5.3 SNI 1726-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.1 bahwa
tanah pada struktur yang akan dibangun termasuk dalam kelas situs SD
(tanah lunak).

3.5.3 PARAMETER PERCEPATAN GEMPA


Parameter spektrum respon percepatan pada periode pendek (SMS)
dan periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi
situs harus ditentukan dengan perumusan berikut:

𝑆𝑀𝑆 = 𝐹𝐴 × 𝑆𝑠
= 1.270 × 0.715 = 0.908

𝑆𝑀1 = 𝐹𝑣 × 𝑆1
= 2.837 × 0.291 = 0.826

Dimana:
𝑆𝑠 = Parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode pendek (𝑆𝑠 = 0.715).
𝑆1 = Parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode 1 detik (𝑆1 = 0.291)
𝐹𝐴 = Koefisien situs pada tabel 4 SNI 1726-2012 untuk periode
pendek (𝐹𝐴 = 1.270).
𝐹𝑣 = Koefisien situs pada tabel 5 SNI 1726-2012 untuk periode 1 detik
(𝐹𝑣 = 2.837).

11
3.5.4 PARAMETER PERCEPATAN Spektral Rencana
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek (SDS)
dan periode 1 detik (SD1) harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:

2
𝑆𝐷𝑆 = SMS
3
2
𝑆𝐷1 = SM1
3

Dimana:
𝑆𝐷𝑆 = Parameter respons spektral percepatan rencana pada
periode pendek
𝑆𝐷𝑆 = Parameter respons spektral percepatan rencana pada
periode 1 detik

Semua parameter respon rencana diplot dalam grafik dan menghasilkan


respons spektral rencana. Prosedur pembuatan respons spektral desain
berdasarkan SNI 1726-2012 Untuk nilai T0 dan TS , dapat digunakan rumus
berikut:

𝑆
𝑇𝑜 = 0,2 𝑆𝐷1
𝐷𝑠

𝑆𝐷1
𝑇𝑆 = 𝑆𝐷𝑠

Menghitung nilai spektrum respon desain (Sa), mempunyai 3 kondisi


terhadap T (peiode getar fundamental struktur) sebagai berikut:
- Untuk periode yang lebih kecil dari T0 (0 ≤ T ≤ T0)

𝑇
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑠 (0,4 + 0,6 )
𝑇𝑜

- Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan Ts (T0 ≤ T ≤ Ts)

𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑠

- Untuk periode lebih besar dari Ts (T0 ≥ Ts)


𝑆𝐷1
𝑆𝑎 = 𝑇

12
BAB 5
LANDASAN TEORI

5.1 PERHITUNGAN STRUKTUR (TERLAMPIR)

13

Anda mungkin juga menyukai