Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permintaan pasar akan komoditas tanaman hortikultura seperti bawang

merah merupakan daya komersial yang cukup tinggi sesuai dengan meningkatnya

jumlah penduduk, ini dikarenakan bawang merah merupakan salah satu

komoditas sayuran yang mempunyai nilai jual tinggi dan mempengaruhi

konsumsi pasar setelah cabai merah. Sebagai komoditas hortikultura yang banyak

dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah dapat memberikan

peluang yang baik bagi petani khususnya di Provinsi Riau.

Pemenuhan bawang merah di daerah Riau masih bergantung pada daerah

lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jawa. Sementara peran bawang

merah sebagai kebutuhan rumah tangga masih belum bisa digantikan oleh

rempah-rempah lainnya. Ketika terjadi bencana alam atau terjadinya gangguan

transportasi dari sumber- sumber penghasil bawang merah yang akan masuk ke

Riau, akan berdampak terjadinya kenaikan harga bawang merah di pasaran.

Tindakan yang tepat untuk mengurangi kebergantungan masyarakat dari

momoditas bawang, perlu diadakannya pengembangan tanaman bawang merah

melalui teknik budidaya yang optimal.

Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mendukung pengembangan

dan pertumbuhan tanaman bawang merah khususnya di daerah Riau adalah

dengan pengembangan secara intensif dengan menggunakan bibit unggul dan

meningkatkan ketersediaan unsur hara yang terkandung didalam tanah. Berbagai


upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman adalah dengan

penggunaan pupuk baik organic maupun an-organik.

Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara yang sangat bervariasi

tergantung pada waktu dan cara penyimpanannya, jenis hewan dan kesehatan

hewan. Selain dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dan pupuk kandang

dapat juga membantu memperbaiki struktur tanah dan aktivitas hewan dan

mikroba tanah. Pupuk kandang merupakan suatu sumber bahan organik tanah,

kandungannya dapat mempengaruhi keseimbangan populasi mikroba tanah.

Dengan demikian dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat meningkatkan pH

tanah.

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang

ayam memiliki kandungan unsur hara paling tinggi dibandingkan dengan jenis

pupuk kandang lainnya sehingga mampu memberi pengaruh yang lebih baik bagi

tanah dan tanaman dalam mensuplai ketersediaan hara dan memperbaiki kualitas

sifat tanah, karena kotoran ayam banyak mengandung zat-zat makanan tumbuhan-

tumbuhan, ini disebabkan oleh karena susunan makanannya yang banyak

mengandung protein. Kotoran ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih banyak

dari pupuk organik lainnya.

Karya tulis yang berjudul “Peningkatan Produksi Bawang Merah (Allium

ascalonicum. L) dengan Penambahan Pupuk Kandang Ayam.”


B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian yang telah dilaksanakan ini adalah untuk

mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dengan

penambahan pupuk kandang ayam.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum. L) berasal dari Asia Tengah sekitar India,

Pakistan sampai Palestina. Tanaman ini telah dikenal sejak 2700-3200 tahun sebelum masehi di

Mesir, dan 1500 tahun sebelum masehi di Israel. Penyebaran bawang merah ke berbagai negara

berhubungan dengan perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah timur, yang

berlanjut kemudian dengan pendudukan colonial Belanda di wilayah Indonesia. Didalam dunia

tumbuhan bawang merah diklasifikasikan ke dalam : kingdom: Plantae, Subkingdom:

Tracheobionta, Superdevision: Spermathopyta, Divisi: Magnoliophyta, Class: Liliopsida,

Subclass: Liliidae, Order: Liliaes, Family: Liliaceae, Genus: Allium L, Species: Allium

ascalonicum. L (BBP2TP Bogor, 2010)

Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai

tinggi kurang lebih 1.100 m (ideal 0-800 m) diatas permukaan laut, tetapi produksi terbaik

dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim meliputi suhu udara antara 25-32 C

dan iklim kering, tempat terbuka dengan pencahayaan kurang lebih 70% karena bawang merah

termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang, tiuapan angin sepoi-sepoi

berpengaruh baik bagi tanaman terhadap laju fotosintesis pembentukan umbinya akan tinggi

(BPPT, 2007)

Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataram rendah maupun dataran tinggi, yaitu

pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian optimalnya adalah 0-400 m dpl

saja, secara umum tanah yang dapat ditanami bawang merah adalah tanah yang bertekstur remah

sedang sampai liat, drainase yang baik, penyinaran matahari 70%. Bawang merah tumbuh baik
pada tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan jenis tanah

lempung berpasir atau lempung berdebu, drajad kemasaman tanah (pH) tanah untuk bawang

merah antara 5,5 – 6,5, tata air (drainase) dan tata udara (Aerasi) dalam tanah berjalan baik, tidak

boleh ada genangan (BPPT, 2007)

Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan bawang merah adalah antara 300-2500

mm/tahun. Kelembaban udara (nisbi) untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta

hasil produksi yang optimal, bawang merah menghendaki kelembaban udara nisbi antara 80-90

persen. Intensitas sinar matahari penuh lebih dari 14 jam/hari, oleh sebab itu tanaman ini tidak

memerlukan naungan/pohon peneduh (Deptan, 2007).

Pusat produksi bawang merah tidak hanya terdapat di pulau jawa dan sumatera, tetapi

juga dihasilkan oleh pulau pulau lain. Pada tahun 2011, daerah penghasil terbesar adalah maluku,

Papua Barat dan disusul oleh Jawa Tengah, masing-masing 867 ton, 680 ton, dan 421 ton. BPS

melaporkan produksi bawang merah pada tahun 2011 mencapai 823.124.000 ton dengan luas

areal 93.667.000 ha (BPA Indonesia, 2011). Tetapi pada tahun 2010, penghasil bawang merah

terbesar adalah pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah (BPS Indonesia, 2010).

Badan pusat statistic (BPS) dan direktorat Jenderal Hortikultura (DJH) menyebutkan

bahwa produksi bawang merah di Indonesia dari tahun 2006-2010 selalu mengalami peningkatan

yaitu sebesar 794.929 ton, 802.810 ton, 853.615 ton, 965.164 ton, 1.048.934 ton. Akan tetapi,

sepanjang tahun 2010 impor bawang merah di Indonesia tercatat sebesar 73.864 ton dan dalam 3

bulan pertama tahun 2011, impor bawang merah di Indonesia mencapai 85.730 ton. Hal itu

dibuktikan bahwa kebutuhan akan bawang merah di dalam negeri masih tinggi dibandingkan
ketersediaannya. Dengan demikian, produktivitas bawang merah dalam negeri perlu ditingkatkan

(BPS Indonesia, 2011).

Di Indonesia daerah yang merupakan sentra produksi bawang merah adalah Cirebon,

Brebes, Tegal, Kuningan, Wates (Yogyakarta), Lombok Timur dan Samosir (Sunarjono dan

Soedomo 1989). Pada tahun 2003, total pertanaman bawang merah petani Indonesia sekitar

88.029 hektar dengan rata-rata hasil 8,7 ton/ha (Biro Pusat Statistik, 2003). Produktivitas hasil

bawang merah tersebut dipandang masih rendah, karena potensi hasil yang dapat dicapai sekitar

20 ton/ha.

Salah satu varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia adalah varietas Bima.

Varietas ini berasal dari daerah brebes dan cocok ditanam didaerah dataran rendah. Varietas

bima mempunyai nama lokal Bima Curut dan memiliki karakteristik, yaitu tinggi tanaman

berkisar antara 25-44 cm, jumlah anakan antara 712, daun tanaman berbentuk silindris

berlubang, warna daun hijau, jumlah daun 14-50 helai dan umur panen kurang lebih 60 hari

setelah tanam (Pitojo, 2000).

Bawang merah varietas Bima mempunyai susut bobot umbi 22% dari bobot panen basah.

Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong, dan bercincin kecil ada leher cakramnya.

Varietas Bima tahan terhadap penyakit busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk daun

(Phytophtora porii) (Nur, 2004).

Hasil penelitian purnomo, dkk (2012) menunjukkan bahwa bawang merah varietas bima

yang ditanam pada bulan Mei-Juli hanya mampu berbunga sebesar 20%. Selanjutnya dijelaskan

bahwa uji botani bawang merah mengalami masa dormansi. Hal ini ditunjukkan dari biji botani

hasil panen yang langsung dikecambahkan, biji baru mulai berkecambah pada hari ke-17.
Perkecambahan biji tidak seragam hingga hari ke-30 biji hanya mampu berkecambah sebesar

8%.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak

dikonsumsi manusia manusia sebagai campuran bumbu masak setelah cabe. Selain sebagai

campuran bumbu masak, bawang merah juga dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang

merah, bubuk, minyak atsiri, bawang goring bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar

kolesterol, gula darah mecegah pengumpalan darah, menurunkan tekanan darah serta

memperlancar aliran darah.

Sebagaimana hal dengan tanaman hortikultura lainnya, produksi bawang merah

dipengaruhi oleh iklim (musim) setempat, karena bawang merah sangat peka terhadap hujan dan

kekeringan. Di Berebes, Jawa Tengah sebagai pusat bawang merah, dilaporkan bahwa produksi

bawang merah dipengaruhi oleh bibit dan iklim. Didaerah lain di Jawa, produksi juga

dipengaruhi oleh teknologi budidaya (penggunaan pupuk, pestisida atau obat-obatan).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan

ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Serapan unsur hara dibatasi oleh unsur hara yang berada

dalam keadaan minimum (Hukum Minimum Leibig). Dengan demikian status hara terendah

akan mengendalikan proses pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai pertumbuhan optimal,

seluruh unsur hara harus dalam keadaan seimbang, artinya tidak boleh ada satu unsur hara pun

yang menjadi faktor pembatas (Pahan, 2008).

Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi

maupun di hancurkan. Logam berat dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan

minuman dan udara. Logam berat berarti tembaga dan seng dibutuhkan tubuh manusia untuk
membantu kinerja metabolism tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika

konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem

bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia di dalam tubuh makhluk hidup

(Anonimious, 2008).

Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi di dalam tanah dapat meningkatkan ketesediaan

unsur hara dan air didalam tanah. Penggunaan bahan organik dapat meningkatkan hal tersebut

sehingga meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap hara dan air. Produk pertanian

merupakan kebutuhan bahan pangan terbesar dikonsumsi manusia dan dari hasil berbagai

penelitian telah terkontaminasi oleh bahan kimia sintesia yang sangat membahayakan kesehatan

manusia. Pengomposan pada dasarnya merupaka upaya mengaktifkan kegaiatan mikroba agar

mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Penggunaan pupuk organik dalam

jangka panjang dapat meningkatkan produktifitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Struktur tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, dimana struktur tanah yang baik

memungkinkan suatu hubungan baik antara udara dan air dalam tanah. Dalam hubungan

demikian, maka akar tanaman akan dapat tumbuh Dengan sempurna, sehat dan kuat serta tanaman

dapat menyerap zat makanan dengan cukup (Dinata, 2003).

Pupuk organic adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan

manusia. Penting fungsi dan peranan bahan organic bagi tanah serta makin intensifnya penggunaan pupuk

kimia oleh petani maka sangatlah penting untuk mulai memperhatikan usaha pengembelian bahan organi

ketanah sehingga produktifitas tanah tetap terjaga dengan baik (Musnamar,2003).

Salah satu pupuk organic yaitu pupuk kandang, pupuk kandang merupakan produk buangan dari

binatang peliharaan seperti ayam, kambing, sapi dan kerbau yang dapat digunakan untuk menambah hara,

memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kualitas pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap respon
tanaman. Pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam kecepatan penyerapan hara,

komposisi hara seperti N, P, K dan Ca dibandingkan pupuk kandang sapid an kambing (wifowati, dkk,

2004).

Selain itu penambahan masukan organic tanah sama halnya dengan penambahan frkasi fosfor

organic yang juga merupakan salah satu fraksi fosofr yang akan diserai tanaman. Peningkatan kandungan

asam humat dan sam fulvat akan meninggalkan jumlah muatan pada tapak pertukaran sehingga

memungkinkan pertukaran hara lebih baik, berpengaruh langsung meningkatkan perkembangan akar dan

bahan kering tanaman (Bertham, 2002).

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai

daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk

pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan

tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah,

wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk

kandang belum siap digunakan. Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha memberikan hasil terbaik pada

tanaman mentimun dan pemberian pupuk kandang kotoran 20 ton/ha memberikan pertumbuhan dan hasil

cabai rawit yang baik (simanungkalit, dkk, 2012).

Pupuk kandang merupakan pupuk alam yang berasal dari kotoran padat cair dari hewan yang

tercampur dengan sisa-sisa makanan maupun alas kandang. Pupuk kandang mempunyai kemampuan yang

dapat mengkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah melalui perbaikan fisik, kimia dan biologi

tanah. Pupuk kandang banyak mengandung unsur hara makro seperti Ca, Mg, dan S, namun pengaruh

yang cepat dan nyata dari pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman adalah adanya penambahan

unsur N, P dan K (Junita, dkk, 2002)

Pupuk kandang juga dapat membentuk senyawa kompleks dengan Al dan Fe sehngga hara P lebih

tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang pada berbagai dosis mampu menurunkan Al-dd
sekaligus meningkatkan Ph tanah. Bahan organic seperti pupuk kandang kotoran ayam merupakan

sumber unsur hara, yaitu dengan adanya dekomposisi bahahn organic oleh mikroorganisme tanah yang

berlangsung secara lamban, akan tetapi terus-menrus. Pupuk organic sangat baik untuk memperbaiki

kesuburan tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organic yang kaya

unsur hara makro dan mikro adalah pupuk kandang ayam.

Akan tetapi, kandungan protein yang tinggi didalam pupuk kandang ayam dapat memicu

munculnya pathogen-patogen penyebab penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas

tanaman. Berdasarkan hasil analisis terhadap unsur hara dalam pupuk kototan ayam, dikatuhui bahwa

secara umum pupuk kandang dari kotoran ayam memiliki kandungan 1,25% Air, 2,71 % N, 6,31 % P dan

2,31 % K. (Jedeng, 2011)

Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda karena masing-masing ternak

mempunyai sifat khusus tersendiri yang ditentukan oleh jenis makanan dan usia ternak tersebut. Seperti

unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sapi yakni N 2,33 %, K20 1,58%, Ca 1,04 % , Mg 0,33 %,

Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N 3,21 % P205 3,21 %, K2O

1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm (Wiryanta dan bernardinus, 2002).

Unsur hara dalam pupuk kandang kambing N 2,10 %, P202 0,66 %, K2O 1,97 %, Ca 1,64 %, Mg

0,60 %, Mn 233 ppm dan Zn 90,8 ppm (Semekto, 2006). Sedangkan unsur hara pupuk kadang jangkrik

adalah N 3,80 %, P205 2,30 %, K2O 2,70%, Ca 2,00 %, Mg 0,66 %, Mn 197 ppm dan 197 dan Zn 506

ppm (Analisa Labrotium Universitas Mulawarman).

Kandungan unsur hara pada pupuk kandang berbeda-beda, tapi pada prinsipnya, semua jenis

kandang sangat baik untuk tenaman cabai keriting yang terpeting pupuk tersebut harus benar-benar

matang, karena pupuk kandang yang tidak matang akan berbahaya bagi tanaman sebab masih

mengerluarkan gas selama proses pembusukannya (Prajnata, 2009)

Anda mungkin juga menyukai