Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Di Masyarakat
Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Di Masyarakat
Latar Belakang
Rasa ingin tahu manusia terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya sangatlah besar. Dari zaman ke
zaman dapat terlihat perubahan dalam suatu sistem sosial yang terdapat di masyarakat akibat dari
rasa ingin tahu manusia yang besar. Diawali dari rasa ingin tahu itulah, manusia selalu
mengeksplor apa yang ada di sekitarnya, baik itu yang baik atau bahkan yang buruk, kemudian
ingin menyampaikan hasil pengeksplorasiannya selama ini kepada orang lain. Bertahap dari
komunikasi yang tadinya hanya bersifat personal, kemudian dapat berkembang menjadi proses
penyampaian pesan yang bersifat masal, sehingga informasinya menjadi lebih luas jangkauannya
serta dapat merubah suatu pola kehidupan masyarakat yang lebih luas lagi.
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya
dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode,
gaya hidup dan norma-norma. (Dennis McQuil, 1987:1).
Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari
suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting.
Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat
menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai
jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-
perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga
pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat.
Menurut survei JWTintelligence, sekitar 40 persen orang usia 13-67 mengatakan bahwa jejaring
sosial telah meningkatkan rasa cemas terhadap kehidupan pribadinya. Kecemasan atau yang
biasa disebut “galau” ini dipicu oleh update berkala dari apa yang teman kita lakukan serta tren
yang dengan cepat berubah.
Pernah merasa sebal ketika membaca status update teman kamu? Pernah menganggap orang lain
mempunyai kehidupan yang lebih baik dari kamu karena album foto ataupun tweet mereka?
Dari pelajar SMP hingga dewasa, pengguna jejaring sosial menyaksikan kawannya bersenang-
senang dan memamerkan kehidupan pribadinya. Hal ini membuat pengguna jejaring sosial,
terutama pria, merasa gerah dan sebal dengan tingkah kawan-kawannya.
Dampak dari kegalauan di jejaring sosial ini lebih dirasakan oleh remaja. Beberapa gejala dari
“galau” yang dialami remaja dapat disinyalir dari perilakunya yang tidak dapat berhenti menatap
layar smartphone untuk melihat update tweet dan status terbaru kawan-kawannya. Hal ini kerap
dilakukan tidak hanya di saat sedang sendiri, bahkan pada saat berkumpul dengan kawan-
kawannya, ia sibuk chatting dengan kawan yang tidak berada dengannya.
Kita benar-benar tidak bisa dijauhkan dari jejaring sosial. Dua puluh empat persen dari
responden mengaku telah melewatkan momen penting, karena ia justru sibuk berfoto dan berbagi
informasi di internet. Hampir setengah responden di usia remaja menghabiskan lebih banyak
waktu bersosialisasi dengan kawannya melalui jejaring sosial dibandingkan hubungan tatap
muka. Sepertiganya bahkan lebih menyukai mengenal teman baru melalui jejaring sosial
dibandingkan bertemu langsung.
Tapi apakah teman online bisa menggantikan teman “di dunia nyata”? Studi di Hong Kong
menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pertemanan online, pertemanan di dunia nyata
melibatkan lebih banyak: Rasa saling ketergantungan, kedalaman hubungan, saling toleransi dan
komitmen.
Jika tidak dapat menggantikan teman “di dunia nyata”, lalu apa manfaat pertemanan online?
Teknologi mempermudah kita untuk menjaga hubungan dengan teman yang berlokasi jauh dari
tempat kita, selain itu juga membantu orang yang pemalu dan kesepian untuk bertemu teman
baru.
Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi rasa “galau” yang kita alami pada saat berjejaring sosial?
ComScore, sebuah lembaga riset internet terkemuka memberikan alternatif yakni, “log out – go
outside!”. Kegiatan yang kita gunakan dalam mengakses Facebook, Twitter, Tumblr, dapat
digantikan dengan aktivitas di luar rumah yang tidak kalah menyenangkan seperti menonton
konser musik, menonton pertunjukan teater atau berolah raga, yang membuat kita bertemu dan
mengenal teman baru secara tatap muka (Ridho Irawan | @ridirawan – wirausahawan muda,
konsultan di bidang media digital, pendiri eXo Digital).