Anda di halaman 1dari 9

TAKE HOME

MK. TM Irigasi dan Drainase/TEP321


FATETA UNIVERSITAS JAMBI 2018
Dosen: Dr. Ir. H. Aswandi, M.Si

Nama : Juli Helena Pandiangan


NIM : J1B115049
Jurusan/Kleas : Teknik Pertanian/R001

1. Kenapa irigasi diperlukan, jelaskan (untuk keperluan pertanian) dan apa


bedanya dengan drainase. Kenapa pula drainase/kanalisasi yang dilakukan
di lahan gambut telah menimbulkan bencana kebakaran besar (seperti
kebakaran besar tahun 2015 yang lalu) pada lahan gambut itu sendiri?
Jawab :
Irigasi penting untuk keperluan pertanian karena sistem irigasi merupakan
faktor penunjang dalam meningkatkan produksi produk pertanian terutama produk
pangan, dengan adanya irigasi maka dapat membasahi tanah yang berkaitan dengan
kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi
yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman dan mencukupi lengas lapang
dari tanah agar tetap dalam prosentase yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
terutama pada musim kering, serta untuk meningkatkan kesuburan tanah, yaitu
dengan mengalirkan air dan lumpur yang mengandung unsur hara terlarut yang
dibutuhkan tanaman yang mengakibatkan peninggian muka tanah dengan
mengendapkan lumpur dari air irigasi sehingga dengan demikian diperoleh tambahan
unsur-unsur hara dan suatu lapisan permukaan tanah yang subur.
Sedangkan drainase untuk keperluan pertanian adalah suatu usaha untuk
mengurangi/membuang “kelebihan air” secara alamiah atau buatan dari permukaan
tanah atau dari dalam tanah sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal untuk
menghindari pengaruh yang merugikan terhadap pertumbuhan tanaman. Drainase
pertanian juga berfungsi untuk mengontrol kualitas air tanah, untuk reklamasi
(pembukaan) lahan dan pengawetan tanah untuk pertanian, serta untuk menaikkan
produktivitas tanaman dan produktivitas lahan (menaikkan intensitas tanam dan
memungkinkan diversifikasi tanamanan). Pada lahan bergelombang drainase lebih
berkaitan dengan pengendalian erosi, sedangkan pada lahan rendah (datar) lebih
berkaitan dengan pengendalian banjir (flood control).
Drainase/kanalisasi yang dilakukan di lahan gambut menimbulkan bencana
kebakaran karena kanalisasi yang dibangun di lahan gambut dapat menyebabkan
keringnya muka air gambut sehingga lahan menjadi mudah terbakar dan tata kelola
air yang salah untuk perkebunan juga dapat menyebabkan berkurangnya kandungan
air di lahan gambut. Termasuk pula jenis tanaman tertentu yang banyak menghisap air
juga dapat menyebabkan lahan gambut menjadi lebih kering. Seperti yang kita
ketahui lahan gambut terbentuk dari material organik yang terbentuk dari akumulasi
pembusukan bahan-bahan organik yang tertumpuk selama ribuan tahun. Gambut
terjadi karena pembusukan tidak sempurna dari bahan organik, sehingga ketika
keadaan lahan yang mengandung bahan organik/substrat ini mengering dapat
menimbulkan kebakaran dan cenderung akan lebih mudah untuk terbakar.

2. Jelaskan peranan sumur resapan dan biopori dalam mengendalikan aliran


permukaan atau banjir?
Jawab :
Peranan sumur resapan adalah sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh
di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur
resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah dan mengurangi aliran permukaan sehingga
dapat mencegah/mengurangi terjadinya banjir dan genangan airdan mencegah
penurunan tanah (land subsidance) serta dapat menekan erosi. Dengan adanya
penurunan aliran pcrmukaan maka laju erosi pun akan menurun. Apabila aliran
permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang.
Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan sumur resapan air di
antaranya adalah
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
2. Dapat menambah potensi air tanah karena disamping menampung dan
mengalirkan, dapat pula meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah,
sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan tata air dan menyelamatkan
sumberdaya air untuk jangka panjang.
3. Dapat membantu mengurangi genangan banjir dan meluasnya penyusupan air
laut ke arah darata
4. mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah
yang berlebihan, dan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah

Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan faktor iklim,


kondisi air tanah, kondisi tanah, tata guna tanah, dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Faktor Iklim yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya curah hujan,
semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin besar sumur resapan
yang diperlukan. Kondisi permukaan air tanah yang dalam, memerlukan pembuatan
sumur resapan secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air
melalui sumur resapan.
Peranan lubang resapan biopori dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam
meresapkan air. Air tersebut meresap melalui biopori yang menembus permukaan
dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang sehingga dapat mencegah/mengurangi
terjadinya banjir dan genangan air dan mencegah penurunan tanah (land subsidance)
serta dapat menekan erosi. Dengan demikian, akan menambah cadangan air dalam
tanah serta menghindari terjadinya aliran air di permukaan tanah.

3. Ada 2 tahapan pekerjaan pokok bila anda menyusun perencanaan irigasi,


yaitu menentukan ketersediaan air dan menghitung kebutuhan air irigasi.
Kepada anda diminta bagaimana menentukan ketersediaan air dan menghitung
kebutuhan air irigasi.
Jawab :
1) Ketersediaan Air
Analisis ketersediaan air (water availability) bertujuan untuk menentukan
besarnya air yang tersedia atau debit andalan. Debit andalan sendiri adalah debit
dari sungai atau waduk yang bisa diandalkan dapat terjadi pada waktu-waktu
tertentu. Debit andalan dipakai sebagai debit rencana untuk memenuhi
kebutuhan air dari suatu kegiatan seperti pertanian, air minum, pembangkit
listrik tenaga air, industri, dan lain-lain. Ketersediaan air tanah merupakan
hasil perkalian antara base flow dan luas daerah. Sedangkan untuk
medapatkan base flow, harus dihitung dahulu parameter berikut berdasarkan
metode F. J Mock (1973) :
 Evaporasi potensial
 Water balance (neraca air)
 Analisa Groundwater
Perhitungan diatas didasarkan pada perhitungan nilai limited eavaporation
dan besarnya curah hujan dengan data tambahan berupa faktor infitrasi, lengas
tanah (soil moisture) dan faktor penyusutan bulanan. Sedangkan output yanr
dipcroleh berupa water surplus, infiltrasi, base flow (aliran bawah
permukaan), direct dan run off. Sedangkan luas daerah merupakan suatu
kawasan dimana curah hujan terjadi. Hasil perkalian antara luas daerah dan
base flow menghasilkan ketersediaan air tanah.

2) Kebutuhan Air Irigasi


Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman
dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan
kontribusi air tanah (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Kebutuhan air sawah
untuk padi ditentukan oleh factor-faktor berikut :
a. Penyiapan lahan
Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan,
digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha
(1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt/ha
selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :
IR = Mek / (ek-1) (1)
M = Eo + p (2)
K = M x T/S (3)
Dengan :
IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan
perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ETo selama
penyiapan lahan
(mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan
air 50mm
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan
lahan adalah 1,5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama dilakukan dengan
peralatan mesin, jangka waktu satu bulan dapat dipertimbangkan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah (puddling) bisa diambil 200
mm. Ini meliputi penjenuhan (presaturation) dan penggenangan sawah,
pada awal transplantasi akan ditambahkan lapisan air 50 mm lagi. Angka
200 mm di atas mengandaikan bahwa tanah itu “bertekstur berat”cocok
digenangi dan bahwa lahan itu belum bera (tidak ditanami) selama lebih
dari 2,5 bulan. Jika tanah itu dibiarkan bera lebih lamalagi, ambillah 250
mm sebagai kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Kebutuhan air untuk
penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk persemaian (KP-01 2010).

b. Penggunaan konsumtif
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk
proses fotosintesis dari tanaman tersebut. Penggunaan konsumtif dihitung
dengan rumus berikut :
ETc = Kc x ETo (4)
Dengan :
Kc = Koefisien tanaman
ETo = Evapotranspirasi potensial (Penmann modifikasi) (mm/hari)

c. Perkolasi dan rembesan


Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh, yang tertekan
di antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh).
Daya perkolasi (P) adalah laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan,
yang besarnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh yang
terletak antara permukaan tanah dengan permukaan air tanah. Pada tanah-
tanah lempung berat dengan karakteristik pengelolahan (puddling) yang
baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/ hari. Pada tanah-tanah yang
lebih ringan laju perkolasi bisa lebih tinggi. Harga Perkolasi dari berbagai
Jenis Tanah disajikan pada tabel 1.

d. Pergantian lapisan air


Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan. Penggantian lapisan
air dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu,
lakukan penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3
mm/hari selama 1/2 bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah
transplantasi.
e. Curah hujan efektif.
Curah hujan efektif ditentukan besarnya R80 yang merupakan curah hujan
yang besarnya dapat dilampaui sebanyak 80% atau dengan kata lain
dilampauinya 8 kali kejadian dari 10 kali kejadian. Dengan kata lain bahwa
besarnya curah hujan yang lebih kecil dari R 80 mempunyai kemungkinan
hanya 20%. Bila dinyatakan dengan rumus adalah sebagai berikut :
R80 = m/(n+1) => m = R80 x (n+1) (5)
Dengan :
R80 = Curah hujan sebesar 80%
n = Jumlah data
m = Rangking curah hujan yang dipilih

Curah hujan efektif untuk padi adalah 70% dari curah hujan tengah
bulanan yang terlampaui 80% dari waktu periode tersebut. Untuk curah
hujan efektif untuk palawija ditentukan dengan periode bulanan (terpenuhi
50%) dikaitkan dengan tabel ET tanaman rata-rata bulanan dan curah hujan
rata-rata bulanan (USDA(SCS),1696).
Untuk padi : Re padi = (R80 x 0,7)/ periode
pengamatan(7)
Untuk palawija : Re palawija = (R80x 0,5)/ periode
pengamatan(8)
Dengan :
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
R80 = curah hujan dengan kemungkinan terjadi sebesar 80%

4. Debit banjir dengan periode ulang 100 tahun di stasiun pengamatan Sei Duren
Muaro Jambi adalah sebesar 8444 m3/detik. Jelaskan apa pengertiannya jika
anda mau menjelaskan kepada orang awam?
Jawab :
Misalkan debit banjir 10 tahun adalah sebesar 1997m 3/dtk, dengan demikian arti
sebenarnya menurut teori probabilitas adalah bahwa rata-rata dalam kurun waktu 10
tahun akan terjadi satu kali debit yang lebih besar atau sama dengan 1997m 3/dtk dan
peluang ini kemungkinan 10% akan terjadi dalam setiap tahun. Demikian pula debit
banjir untuk kala ulangan 100 tahun sebesar 8444m3/dtk adalah identik dengan setiap
tahun akan terdapat 1% kemungkinan terjadi debit banjir yang sama atau lebih besar
dari 8444m3/dtk.

5. Bagaimana pola kecepatan aliran (velocity) air pada penamang sungai/saluran


irigasi, dari bagian atas ke bawah, samping kiri, tengah dan kanan, dengan
asumsi penampang sungai seragam dan lurus. Untuk menjawab pertanyaan ini
silakan memprediksi (isi sel yang kosong) kecepatan air berdasarkan hasil
pengukuran (angka pada sel yang sudah diisi) berikut:
Measerement time (s): 30
Ticks / 30s
125- 175- 225- 275- 325-
0-25 25-75 75-125
175 225 275 325 375
0-20 91 153 190 169 155 149
20-40
40-60 114 151 154 135 102 63
60-80
80-100
100=1
20
120-
140
140-
160

Anda mungkin juga menyukai