TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Definisi
4.2. Etiologi
4.3. Epidemiologi
Berdasarkan laporan dari Word Health Organization (2012), prevalensi
penderita dari tahun 2011 dan awal tahun 2012 berjumlah 181.941 (0,34 per
10.000 penduduk), paling banyak terdapat di regional Asia Tenggara
mencapai 117.147 (0,64 per 10.000 penduduk). Pada tahun 2011, Indonesia
merupakan negara dengan kasus kusta terbanyak ketiga di dunia yaitu 20.032
penderita, setelah India (105.295 penderita) dan Brazil (33.955 penderita).2
22
23
4.4. Klasifikasi
Ridley dan Jopling memperkenalkan istilah spectrum determinate pada
penyakit lepra yang terdiri atas berbagai tipe, yaitu:
TT adalah tipe tuberkuloid polar, yakni tuberkuloid 100%, tipe yang stabil.
Jadi tidak mungkin berubah tipe. Begitu juga LL adalah tipe lepromatosa polar,
yakni lepromatosa 100%. Sedangkan tipe antara Ti dan Li disebut tipe
borderline atau campuran, berarti campuran antara tuberkuloid dan
lepromatosa. BB adalah tipe campuran 50% tuberkuloid dan 50% lepromatosa.
Kusta tipe neural murni atau disebut juga pure neural leprosy atau primary
neuritic leprosy merupakan infeksi M. Leprae yang menyerang saraf perifer
disertai hilangnya fungsi saraf sensoris pada area distribusi dermatomal saraf
tersebut, dengan atau tanpa keterlibatan fungsi motoris, dan tidak ditemukan
lesi pada kulit6.
4.5. Patogenesis
Cara penularan belum diketahui secara pasti hanya beranggapan dari
anggapan klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat.
Anggapan kedua adalah secara inhalasi, sebab M. Leprae dapat hidup
beberapa hari didalam droplet. Masa tunasnya sangat bervariasi, antara 40 hari
sampai 40 tahun, rata-rata 3,5 tahun.
Pada kusta tipe LL, terjadi kelumpuhan sistem imunitas selular, dengan
demikian makrofag tidak mampu menghancurkan kuman sehingga kuman
bermultiplikasi dengan bebas dan merusak jaringan. Pada kusta tipe TT terjadi
sebaliknya, kemampuan imunitas selular tinggi, sehingga makrofag mampu
menghancurkan kuman. Namun setelah kuman difagositosis, makrofag
berubah menjadi sel epiteloid dan kadang bersatu membentuk sel datia
Langhans. Massa epiteloid dapat menimbulkan kerusakan saraf dan jaringan
di sekitarnya.6
Terdapat juga raksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada kusta tipe
lepromatosa non-nodular difus, yang disebut fenomena Lucio. Reaksi lucio
merupakan rekasi yang terjadi pada individu dengan LL yang meluas.
Gambaran klinis dapat berupa plak atau infiltrat difus, berwarna merah muda,
berbentuk tidak teratur dan nyeri. Lesi terutama di ekstremitas, kemudian
meluas ke seluruh tubuh. Lesi yang berat tampak lebih eritematosa, disertai
purpura, dan bula kemudian dengan cepat terjadi nekrosis serta ulserasi yang
nyeri. Lesi lambat menyembuh dan akhirna terbentuk jaringan parut. 6,8
yang jaringannya tidak patologik. Bisa dijumpai sel virchow dengan banyak
basil. Pada tipe borderline terdapat campuran unsur – unsur tersebut. Sel
virchow adalah histiosit yang dijadikan M. Leprae sebagai tempat
berkembangbiak dan sebagai alat pengangkut penyebarluasan.
Tes lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra
tapi tidak untuk diagnosis. Tes ini berguna untuk menunjukkan sistem imun
penderita terhadap M. Leprae. 0,1 ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil
organisme, disuntikkan intradermal. Kemudian dibaca setelah 48 jam/ 2hari
(reaksi Fernandez) atau 3 – 4 minggu (reaksi Mitsuda). Reaksi Fernandez
positif bila terdapat indurasi dan eritema yang menunjukkan kalau penderita
bereaksi terhadap M. Leprae, yaitu respon imun tipe lambat ini seperti
mantoux test (PPD) pada tuberkolosis6.
4.9. Penatalaksanaan
A. Nonmedikamentosa
32
MB (BB, BL, LL) dengan lesi > 5, ama pengobatan 12 dosis ini
bisa diselesaikan selama 12-18 bulan. Setelah selesai minum 12 dosis
obat ini, dinyatakan RFT/=Realease From Treatment yaitu berhenti
minum obat. Masa pengamatan setelah RFT dilakukan secara pasif
untuktipe PB selama 2 tahun dan tipe MB selama 5 tahun5.
C. EDUKASI
1. Saat Mulai MDT
- Kusta, disebabkan oleh kuman kusta dan dapat
disembuhkan dengan MDT, bila diminum teratur tiap
hari sesuai dosis dan lama terapi yang ditentukan.
- Penjelasan tentang efek samping obat MDT seperti urin
berwarna merah, bercak kulit gatal, berwarna
kekuningan dan perubahan warna kulit.
- Penjelasan tentang gejala dan tanda reaksi kusta.
34