Anda di halaman 1dari 44

Pemeriksaan Khusus Jembatan

Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan


Puslitbang Jalan dan Jembatan

SPECIFIC INSPECTION 1
SPECIFIC INSPECTION
Non-Destructive Test (NDT)
• Hammer Test
• Rebar identification (Cover meter)
• Crack depth and concrete homogenity (UPV)
• Concrete carbonation
• Concrete resistivity

Destructive Test
• Core drill
• Concrete quality (Windsore Probe)

Bridge Test
• Static load test
• Vibration test

SPECIFIC INSPECTION 2
Schmidt Rebound Hammer (Concrete Hammer Test)

SPECIFIC INSPECTION 3
SCHMIDT HAMMER

Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengetahui


estimasi kuat tekan suatu struktur beton tanpa
merusak struktur

SPECIFIC INSPECTION 4
Pemilihan Permukaan Uji

n Pemilihan permukaan beton yang akan diuji harus memiliki tebal


minimum 100 mm dan menyatu dengan struktur.
n Pengujian tidak boleh dilakukan pada daerah yang menunjukkan
adanya cacat.
n Permukaan beton yang telah mengalami kabonasi juga akan
menghasilkan angka pantul yang lebih tinggi.
n Diameter bidang uji sedikitnya 150 mm.
n Permukaan dengan tekstur yang kasar, lunak atau kehilangan mortar
harus digosok dengan batu penggosok.
n Lakukan 10 pengujian pada setiap titik uji dengan jarak masing-
masing pengujian tidak boleh lebih kecil dari 25 mm.
n Perhatikan permukaan beton yang sudah dipalu, dan batalkan
pembacaan jika tumbukan memecahkan atau menghancurkan
rongga udara yang dekat ke permukaan

SPECIFIC INSPECTION 5
Menyiapkan bidang ukur.
Buat bidang ukur dengan diameter 15 cm, dengan sket :

15 cm

Pembacaan pada bidang ukur sebanyak minimum 10 titik

SPECIFIC INSPECTION 6
Penentuan jumlah sampel
n = 3√m
Contoh :
7 x 4 = 28 m2 à m = 28 m2
Jumlah data yang dibutuhkan :
3√m à n = 3,03

7m

4m

SPECIFIC INSPECTION 7
Jumlah data minimum : 30 titik atau data

SPECIFIC INSPECTION 8
P R O C E Q - D I G I S C H M I D T (4 . 2 , 8 4-2 21 9, N D 3 91 9)
T it le: P XXAI 0159 D a te: 27-May-2010 10:28 N ame :
R e m a rk s :

S e t pa ram ete rs
Impact direction
Eliminate outliers Mx
80
Conversion curve Portland Cement J
Form factor 1.00
Time factor 1.00
Carbonation depth d = 6 mm

60
S ta tis tic
Rebound value [R]

Number of measurements N = 10
46 46 45 Mean rebound value m = 43.2 R
44
42 43 42 42 42 Mean compressive strength fck = 320 kg/cm²
40
40 Standard deviation sa = 2.0 R
Maximum rebound value Max = 46 R
Minimum rebound value Min = 40 R
Span R = 6 R

20

SPECIFIC INSPECTION 9
ANALISIS DAN EVALUASI
Sebelum menganalisa dan mengevaluasi data rekaman,
perhatikan parameter yang mempengaruhi angka
pantul, yaitu
1. Arah tumbukan.
2. Kalibrasi alat.
Dalam pengambilan angka pantul diusahakan pada
bidang horizontal. Tetapi jika mengukur pada bidang
vertikal atau bidang miring, maka angka pantul pada
rekaman data harus dikoreksi.

SPECIFIC INSPECTION 10
Konversi Angka pantul ke Estimasi Kuat Tekan Kubus

SPECIFIC INSPECTION 11
KALIBRASI ALAT
• Landasan uji dipakai untuk memeriksa baik atau tidaknya kerja palu
penguji.
• Nilai pantul harus diantara 78 - 80 .
• Jika nilai pantul yang didapat lebih kecil dari 78, maka kemungkinan hanya
kotoranlah yang harus dibersihkan.
• Jika nilai pantul yang didapat lebih besar dari 80, maka angka pantul harus
dikoreksi dengan rumus :

S r 80
R= x
n Ra
Dimana :
n = Jumlah pengukuran pada beton.
Ra = Angka pantul yang didapat pada pemeriksaan dengan landasan
uji

SPECIFIC INSPECTION 12
Jumlah
titik uji
Jumlah
pukulan/
Contoh :
titik uji
Angka Pantul (min 10 pukulan) Rerata Nilai sb sb-sbm (sb-sbm)2
No. 1 2 3 4 5 Pantul kg/cm2 kg/cm2

1 43 40 40 42 40 41 432 -12.76 162.8176

2 47 46 40 42 42 43.4 476.6 31.84 1013.786

3 45 46 44 44 43 44.4 495.6 50.84 2584.706


4 40 38 38 36 42 38.8 391.4 -53.36 2847.29

5 42 41 41 40 40 40.8 428.2 -16.56 274.2336

Jumlah 2223.8 6882.8

Ss b 2223.8
Sb.m = = = 444.76 kg/cm2
n 5

S1n (sb -sb.m )2 6882.832


s= = = 1720.708 = 41.48142 kg/cm2
n -1 5 -1
s b.k = s b.m - 1.64.s = 444.76 - 68.02952 = 376.7305 kg/cm 2

SPECIFIC INSPECTION 13
Kriteria umum kualitas permukaan
beton dengan hammer test
Average of Concrete surface quality
rebound value
>40 Good
35-40 Fair
30-35 Less
20-30 Not good
<20 Crack /delamination

SPECIFIC INSPECTION 14
Pengujian Ketebalan Selimut dan Posisi Tulangan
Beton dengan Cover Meter

SPECIFIC INSPECTION 15
Pengujian Kedalaman Retak dan Homogenitas dengan
Pundit (Ultrasonic Pulse Velocity)

Cara Langsung Cara Semi Langsung

SPECIFIC INSPECTION 16
Ultrasonic Pulse Velocity (UPV)
Wave speed Concrete Distance (w/o crack)
(m/s) Quality Distance (with crack)
>4000 Very good
Time (w/o crack)
3500 – 4500 Good
3000 – 3500 Medium Time (with crack)
<3000 Not good Calculate crack depth :

Crack depth (hc) :

SPECIFIC INSPECTION 17
Crack width identification - CRACK METER

SPECIFIC INSPECTION 18
WINDSORE PROBE (PISTOL BETON)
(Pemeriksaan mutu beton)

SPECIFIC INSPECTION 19
Pengujian Mutu Beton dengan Windsor Probe

Kuat Tekan diperoleh dengan cara


korelasi bagian peluru/probe yang
terekpose dari permukaan beton
dengan menggunakan Tabel MOHS.

SPECIFIC INSPECTION 20
Tabel Mohs

SPECIFIC INSPECTION 21
PENGUJIAN KARBONASI
• Dilakukan dengan menyemprotkan larutan
phenolpthaline 5% terhadap benda uji hasil
pemboran.
• Warna beton setelah disemprot phenolpthaline
5% adalah violet atau ungu
• Ukur sampai kedalaman hingga muncul warna
ungu ketika disemprotkan phenolpthaline.
Kedalaman hingga beton berwarna ungu
merupakan kedalaman karbonasi.

SPECIFIC INSPECTION 22
Pengujian Kedalaman Penetrasi Karbon (Karbonasi)

SPECIFIC INSPECTION 23
1 2

3 4

SPECIFIC INSPECTION 24
PENGUJIAN TAHANAN BETON (RESISTIVITY meter)
TUJUAN :
Untuk mengetahui ketahanan beton jika ada serangan kimia dari
luar.
§ Semakin bagus kualitas beton, maka nilai tahanannya semakin
besar.
Resistivity Beton
Kemungkinan Laju Korosi
(ohm.cm)
> 20.000 Tidak terjadi
10.000 – 20.000 Rendah
5.000 – 10.000 Tinggi
< 5.000 Sangat Tinggi

SPECIFIC INSPECTION 25
ALAT RESISTIVITY METER

SPECIFIC INSPECTION 26
Contoh
Hasil Pengukuran (Ohm.cm) Rata-rata Kemungkinan terjadi
Daerah korosi
No
Pengukuran
1 2 3 4 5 (Ohm.cm)
1 P 109 WB 2200 1100 3000 2600 4800 2470 Sangat besar
2 P 154 450 700 1100 670 1000 784 Sangat besar
3 P 186 770 800 600 1100 910 836 Sangat besar
4 P 187 3500 1500 870 2200 1600 1840 Sangat besar
5 P 240 1800 2400 1700 2000 1300 1840 Sangat besar
6 Pile Slab 1900 2100 2500 1600 2000 2020 Sangat besar
7 P 2A Cawang 11000 9500 13000 11000 15000 11900 Rendah
(1990)

SPECIFIC INSPECTION 27
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI
PEMBORAN (SNI 03-2492-1991)

TUJUAN : Memperoleh Kuat Tekan Beton Aktual

PERSYARATAN :
• Diambil pada komponen struktur dg umur beton tidak boleh kurang dari
14 hari.
• Contoh benda uji yg cacat, tdk boleh digunakan
• Benda uji harus l/ ø lebih besar atau sama dg 0,95 dimana l = panjang
dan ø = diameter benda uji.
• Baja tulangan letaknya harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji
• Jumlah baja tulangan tidak boleh lebih dari dua batang

SPECIFIC INSPECTION 28
CORE DRILL

Coring Dimensioning

SPECIFIC INSPECTION 29
Concrete sampling and correction factor

Correction
No. Diameter( cm )
factor
1. 5 0.92
2. 7.5 0.94
3. 10 0.96
4. 12.5 0.98
5. 15 1.00
6. 17.5 1.02
7. 20 1.04
8. 25 1.07
9. 30 1.10
SPECIFIC INSPECTION 30
Evaluasi Kuat Tekan Beton

P
f =
c
'
CoC1C2
æ 1ö 2
ç 4 ÷p D
è ø

Keterangan :
f’c : kuat tekan beton (Mpa)
P : beban maksimum (N)
D : diameter rata-rata spesimen (mm)
Co : faktor koreksi pengambilan sampel
C1 : faktor koreksi (L/D)
C2 : faktor koreksi tulangan

SPECIFIC INSPECTION 31
Faktor koreksi (C0 dan C1)
Faktor C0
Pengambilan C0
sampel
Horizontal 1
Vertical 0,92

Faktor C1
L/D C1
1,75 0,98
1,30 0,96
1,25 0,93
1,00 0,87

C1 = ( -0,1067(L / D ) ) + (0,8(L / D )) - (2,233(L / D )) + (2,83(L / D )) - (0,42)


SPECIFIC INSPECTION 32
Correction Factor (C2 dan conversion)
C2 = 1 + 1,5
å (d ´ h )
(L ´ D )
Keterangan :
C2 : faktor koreksi tulangan
D : diameter spesimen (mm)
d : diameter tulangan (mm)
L : panjang spesimen sebelum dicapping (mm)
L’ : panjang spesimen setelah dicapping (mm)

D
s cube = s core
1
1,5 +
l
Keterangan:
D : 2,5 (horizontal core)
: 2,3 (vertical core)
λ : L/D ratio
σcube : kuat tekan kubus (kg/cm2)
σcore : kuat tekan silinder (MPa)
SPECIFIC INSPECTION 33
Example evaluation of concrete
compressive stress

SPECIME LENGTH
NDIAME BEFORE LENGTH
d (mm) h (mm) CONTACT CORRECTION FACTOR COMPRES CORRECTED CUBE
ABUT SAMPLING TER CAPPED AFTER FORCE SIVE COMPRESSIV COMPRESSI
TEST DATE (mm) (mm) L/D AREA
MENT DATE CAPPED 2 (Ton) STRESS E STRESS VE STRESS
(cm )
(mm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)

ave ave d1 d2 h1 h2 C0 C1 C2

A1 VERTICAL 15-2-10 95 143 16 66 143.4 1.51 70.88 10.3 0.92 0.961 1.12 145.31 143.42 152.54

A1 HORIZONTAL 15-2-10 98 150 16 16 50 50 145 1.48 75.43 10.5 1 0.958 1.16 139.20 155.14 163.99

A1 HORIZONTAL 15-2-10 96 96 16 30 96.4 1.00 72.38 11.2 1 0.871 1.08 154.73 145.37 133.96

A1 HORIZONTAL 15-2-10 96 96 16 35 96.4 1.00 72.38 12.1 1 0.871 1.09 167.17 158.95 146.47

A1 HORIZONTAL 15-2-10 96 143 16 45 143.4 1.49 72.38 13.4 1 0.959 1.08 185.13 191.57 203.10

A1 HORIZONTAL 15-2-10 97 105 16 60 105.4 1.09 73.90 13.5 1 0.896 1.14 182.68 186.79 177.51

SPECIFIC INSPECTION 34
SPECIFIC INSPECTION 35
Payload
Single Truck ~ 105 Ton

Double Truck ~ 164 Ton

SPECIFIC INSPECTION 36
Configuration
Asymetric Configuration
0%

100% Symetric Configuration

SPECIFIC INSPECTION 37
Deflection Result
Span 1 Span 2 Span 3
0%
mm mm mm
Initial 0 0 0
Unsimetris -0.23 -0.48 -0.23
Simetris -0.41 -1.64 -0.29
Unload 0 0 0

Loading Sequences 50%


Span 1 Span 2 Span 3
mm mm mm
Initial 0 0 0
Unsimetris -0.46 -1.79 -0.64
Simetris -0.77 -2.64 -0.71
Unload 0 0 0

Span 1 Span 2 Span 3


100%
mm mm mm
Initial 0 0 0
Unsimetris -1.01 -1.76 -0.61
Simetris -1.45 -3.59 -0.9
Unload 0 0 0

SPECIFIC INSPECTION 38
SPECIFIC INSPECTION 39
Dynamic Load Test
• Dynamic Amplification
• Natural Frequency
• Peak Acceleration

SPECIFIC INSPECTION 40
Test Setup

Single Truck Double Truck

Speed Rate à 0 – 30 km/hour


Payload à 0% - 100%

SPECIFIC INSPECTION 41
Natural Frequencies & Peak Acceleration

2nd Span
1st Span

Span 1 Span 2 Span 3


0%
Hz m/s2 Hz m/s2 Hz m/s2
1 10.25 0.15 5.37 0.35 15.63 0.13
2 10.25 0.22 5.37 0.41 10.74 0.19

Span 1 Span 2 Span 3


50%
Hz m/s2 Hz m/s2 Hz m/s2
1 10.25 0.07 5.37 0.21 10.25 0.11
2 10.25 0.1 5.37 0.3 10.74 0.11

Span 1 Span 2 Span 3


100%
Hz m/s2 Hz m/s2 Hz m/s2
3rd Span 1 10.25 0.05 5.37 0.09 15.14 0.07
2 10.25 0.05 5.37 0.11 15.14 0.06

SPECIFIC INSPECTION 42
Dynamic Amplification Factor (DAF)

Strain dynamic data

Span 1 Span 2 Span 3


0%
1.17 1.19 1.2

Span 1 Span 2 Span 3


50%
1.13 1.13 1.19

Span 1 Span 2 Span 3


100%
1.17 1.09 1.1

SPECIFIC INSPECTION 43
Disusun untuk kebutuhan materi internal Balai Jembatan

oleh:
Gatot Sukmara

SPECIFIC INSPECTION 44

Anda mungkin juga menyukai